Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA : BERDUKA ANTISIPASI

1. MASALAH UTAMA
Berduka disfungsional

Pengertian :

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan
adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang
responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke
tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.(NANDA,
Berduka disfungsional adalah sesuatu respon terhadap kehilangan yang nyata maupun yang
dirasakan dimana individu tetap terfiksasi dalam satu tahap proses berduka untuk suatu
periode waktu yang terlalu lama, atau gejala berduka yang normal menjadi berlebih-lebihan
untuk suatu tingkat yang mengganggu fungsi kehidupan.(Townsend,1998)

2. PROSES TERJADINYA
Predisposing Factors
Biological Psikologis Sosio cultural

Precipitating Stressors
Nature Origin Timing Number

Appraisal Of Stressor
Cognitive Affective Physiological Behavioral Social

Coping Resources
Personal abilities Social Support Material Assets Positive Beliefs

Coping Mechanisms

Constructive Destructive

Continuum of coping Responses

Adaptive Responses Maladaptive Responses


3. DATA YANG HARUS DIKAJI
a. Faktor Predisposisi
1) Biologi
 Riwayat keluarga : diturunkan melalui kromosom orangtua, ada depresi
 Riwayat janin : prenatal dan perinatal
 Kondisi fisik : neurotransmiter dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar
serotonin
 Status nutrisi : KEP dan malnutrisi, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa
 Status kesehatan secara umum : adanya keluhan fisik (nyeri perut, nyeri dada, nafas
pendek, rasa tercekik, konstipasi, impotensi,infertilitas, kelemahan, penurunan
aktivitas, cacat fisik, penyakit terminal dan keganasan), kurang tidur, gangguan
irama sirkadian dan jam biologis, masa menopause, amputasi
 Riwayat penggunaan zat : intoksikasi obat,aspirin, kafein, kokain, halusinogen
 Riwayat putus zat :alkohol,narkotik,sedatif-hipnotik
 Sensitivitas biologi : Secara anatomi (ggn pd sistem limbik, talamus, korteks
frontal), sistem neurokimiawi : ketidakseimbangan GABA, norephineprin dan
serotonin, riwayat infeksi dan trauma, radiasi dan pengobatan lainnya
 Paparan terhadap Racun : riwayat keracunan CO, asbestosis
2) Psikologi
 Intelegensi : Riwayat kerusakan pada otak lobus frontal, pasokan oksigen dan
glukosa kurang
 Kemampuan Verbal : Gangguan ketrampilan verbal akibat faktor komunikasi
keluarga, gagap pelo, lokasi tempat tinggal yg terisolasi
 Moral : lingkungan keluarga broken home, daerah konflik, LAPAS, terlibat tindak
kriminal, konflik dg norma atau peraturan
 Kepribadian : depresif, mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, introvert
 Pengalaman Masa lalu : pengalaman kehilangan, anak yg diasuh orgtua pencemas,
penolakan atau tindak kekerasan dlm rentang hidup klien, penganiayaan seksual baik
sebagai pelaku atau korban
 Konsep diri : Ideal diri tdk realistis, harga diri rendah, krisis identitas, krisis peran,
gambaran diri negatif
 Motivasi : riwayat kegagalan, motivasi rendah, kurangnya penghargaan
 Pertahanan Psikologi : ambang toleransi terhdap stress rendah, riwayat gangguan
perkembangan, tidak mampu menahan diri terhdp dorongan yg kurang positif
3) Sosial
 Usia Remaja, dewasa awal, lansia
 Gender : riwayat ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran gender
 Pendidikan : rendah, riwayat pustus sekolah, kurikulum pendidikan terlalu ketat
 Penghasilan rendah
 Pekerjaan : pengangguran, pekerjaan stressfull, pekerjaan resiko tinggi
 Status sosial : tunawisma, kehidupan terisolasi, dengan label negatif (PSK,
transeksualisme, homoseksualisme)
 Latar belakang : tuntutan sosial budaya, stigma masyarakat negatif
 Agama dan Keyakinan : Riwayat tdk bisa menjalankan aktivitas keagamaan secara
rutin, kesalahan persepsi terhadap ajaran tertentu, pengikut aliran sesat
 Riwayat kegagalan dalam aktivitas politik
 Perubahan kehidupan karena adanya bencana, perang, kerusuhan, kesulitan dalam
mencari pekerjaan, memperoleh anak, riwayat berulang kegagalan
 Stereotip
b. Faktor Presipitasi
1) Nature
 Biologi : ada lesi daerah frontal, gangguan nutrisi, kurang tidur, intoksikasi obat dan
sering terpapar zat radiasi, keracunan Co2, asbesitosis
 Psikologi : kerusakan kemampuan verbal, tinggal dilingkungan yg mempengaruhi
moral. Kepribadian mudah kecewa, pesimistis, depresif introvert
 Sosial Budaya : ketidaksesuaian tgs perkembangan dengan usia, isolasi sosial,
diskriminasi
2) Origin
 Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang diyakini
 Keluarga dan masyarakat mengalami kegagalan dalam merespon sesuatu yang
diyakini
3) Timing
 Waktu terjadinya stresor padsa saat yang tidak tepat
 Stressor tjd secara tiba-tiba / bertahap
 Stresor terjadi berulang kali dan berdekatan
 Lama terpapar stress
4) Number
 Sumber stress lebih dari satu (banyak)
 Stress dirasakan sebagai masalah yang berat
c. Penilaian Terhadap Stresor
 Kognitif : Tidak logis, konsentrasi rendah, tidak mampu mengambil keputusan,
gangguan bicara, flight of idea, ambivalen, pesimis, menyalahkan diri sendiri,
kehilangan rasa tertarik, bingung, tidak mampu mengendalikan emosi
 Afektif : cemas, euphoria, kesedihan berlarut, marah, curiga berlebihan, defensive,
kesepian, bersedih, HDR, putus asa, merasa bersalah, menyangkal perasaan
 Fisiologis : ketidakseimbangan : GH,prolaktin, ACTH, Lh,FSH,TSH,Insulin,
katekolamin, epinefrin, norepinefrin, dopamin, oksitosin
 Perilaku :mondarmandir, insight kurang, tidak bisa kontrol diri, penampilan tidak
sesuai, perilaku diulang-ulang, geliusah, negativism, melakukan pekerjaan tidak
tuntas, kataton, agitasi
 Sosial : komunikasi kurang, acuh dengan lingkungan, kemampuan sosial menurun,
paranoid, personal hygiene kutrang, sulit interaksi, penyimpangan seksual, menarik
diri
d. Sumber Koping
 Personal abilty
Ketidakmampuan pemecahan masalah, gangguan kesehatan, kemampuan
berhubungan dg orla tdk adekuat, pengetahuan dan intelegensi rendah, identitas egi
tidak adekuat, tidak mampu memecahkan masalah
 Sosial support : hubungan antar individu klg, msyarakat tidak adekuat, komitment
jaringan sosial tidak adekuat
 Material assets : tidak mampu mengelola kekayaan, tidak mempunyai uang utk
berobat, tdak ada kebiasaan menabung, tidak memiliki barang berharga, tdak
mempunyai sumber penghasilan tetap
 Possitive belief : distress spiritual, motivasi tidak ada, penilaian negatif terhadap
pelayanan kesehatan, tidak menganggap itu suatu ganggiuan
e. Mekanisme Koping
 Denial, introyeksi, represi, disosiasi, supresi
4. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan


defisit perawatan diri

Perilaku kekerasan
Menurun motivasi

Menarik diri

CP Berduka disfungsional kegagalan

Kehilangan status kesehatan menurun harga diri rendah ketidakberdayaan

5. INTERVENSI GENERALIS
a. Tujuan Khusus
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Pasien mengenali peristiwa kehilangan yang dialaminya
3) Pasien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan
dirinya
4) Pasien dapat mengidentifikasi cara – cara mengatasi berduka yang dialaminya
5) Pasien dapat memanfaatkan faktor pendukung

b. Tindakan keperawatan:
Pertemuan perawat pasien lebih kurang 12 kali.
1) Bina hubungan saling percaya dengan pasien :
a) Perkenalkan diri
b) Buat kontrak asuhan dengan pasien
c) Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
d) Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi tentang pasien
e) Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan pasien
f) Diskusikan dengan pasien kehilangan yang dialaminya : Kondisi fikiran,
perasaan, fisik, sosial dan spiritual.
2) Diskusikan dengan pasien keadaan saat ini :
a) Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual pasien sebelum
mengalami kehilangan terjadi
b) Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial dan spiritual pasien sesudah peristiwa
kehilangan terjadi
c) Hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi
3) Diskusikan cara – cara pengatasi berduka yang dialaminya
a) Cara verbal (ventilasi perasaan)
b) Cara fisik (beri kesempatan aktifitas fisik)
c) Cara sosial (sharing dengan rekan senasib melalui ”self help group”)
d) Cara spiritual (berdo’a, berserah)
4) Diskusikan kegiatan yang biasa dilakukan
5) Diskusikan kegiatan baru yang akan dimulai.

6) Diskusi tentang sumber bantuan yang ada dimasyarakat yang dapat dimanfaatkan
oleh pasien:
a) Bantu mengidentifikasi potensi yang dimiliki dan sumber yang dimiliki
b) Eksplorasi sistem pendukung yang tersedia
c) Bantu berhubungan dengan sistem pendukung
d) Bantu membuat rangkuman aktivitas lama dan memulai aktivitas yang baru
7) Bantu dan latih melakukan kegiatan dan memasukkan dalam jadual kegiatan.
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa (GP+) di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai