KEPERAWATAN JIWA
Disusun oleh :
LIA BARETA
2041312122
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
1. Definisi
Perasaan yang timbul akaibat evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri
negatif yang sudah berlangsung lama ( Towsend, 2009). Harga diri rendah adalah kemamuan
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan
diri, pengaruh genetik / herediter, riwayat penyakit/trauma dan adanya faktor hereditas
Psikologis : Adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, kegagalan, kurang
negatif pasien terhadap diri sendiri, krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
Sosial Budaya: Penialain negatif dan lingkungan, sosial ekonomi rendah, penolakan
b. Faktor Presipitasi
kehidupan
Ketegangan Peran : Berhubungan dengan peran/diharapkan dan individu mengalami
frustasi
Transisi Peran Perkembangan : Perubahan norma dengan nilai yang tidak sesuai dengan
diri
individu
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan
penilaian negatif tentang dirinya dan didukung dengan data hasil wawancara atau hasil
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Penurunan produktivitas
Menundukkan Kepala
c. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
4. Mekanisme
5. Pohon Masalah
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang merawat klien dengan harga
diri rendah
PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI :HALUSINASI
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar,
suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren
a. Jenis Halusinasi
Pendengaran : Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang, hewan,
barang kejadian alamiah dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun ( Maramis,
2005).
Penglihatan : Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gamar
Penciuman : Membaui bau'an tertentu, seperti bau darah, urin dan feses
b. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Biologis: Meliputi adanya faktor herediter gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri,
pada usia tumbuh kembang anak, tingkat pendidikan rendah dan kegagalan hubungan
d. Faktor presipitasi
Ditemukan adanya penyakit kronik atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga
e. Manifestasi Klinis
Bicara sendiri
Senyum sendiri
Ketawa sendiri
Ketakutan
3. Pohon Masalah
Diskusikan dengan keluarga (Pada saat berkunjung atau pada sat kunjungan rumah)
ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
1. Definisi
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan mengalami perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih menyukai berdiam diri,
mengurung diri, dan menghindar dari orang lain (Yosep, Sutini, 2014).
a. Faktor Predisposisi
Faktor biologis: Adanya faktor herediter mengalami gangguan jiwa, adanya risiko
memenuhi harapan
Faktor sosial dan budaya: Tingkat sosial ekonomi rendaah, rendahnya pedidikan
b. Faktor Presipitasi
Stresor psikologis: Berpisah dengan orang lain, misalnya dan memanjang disertai
3. Manifestasi Klinis
Afek tumpul
Menunjukan permusuhan
Ingin sendiri
Menunjukan perilaku yang tidak dapat diterima oleh kelompok kultural yang
dominan.
Tidak komunikatif
Menarik diri
4. Penatalaksanaan
Terapi Individu
Isolasi sosial
Isolasi sosial
Tanyakan pada klien tentang orang yng tinggal denganny, orang yang dekat dan kenapa
dia dekat
Observasi perilaku klien ketika berhubungan sosial
Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama,
warna, cara terapi dan efek samping penggunaan obat
RESIKO BUNUH DIRI
1. Definisi
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan.
Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi (Captain, 2008). Menciderai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri
dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari
a. Faktor Predisposisi
Faktor Biologis: Adanya faktor herediter, bunuh diri, riwayat penggunaan narkoba,
Faktor Psikologis : Memiliki riwayat kekerasan, riwayat keluarga bunuh diri, homoseksual
b. Faktor presipitasi: Perasaan terisolasi karena kehilangan hubungan interpersonal atau gagal
melakukan yang erarti dan kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress
c. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
pertumbuhan destruktif
3. Kategori Resiko Bunuh Diri
4. Manifestasi Klinik
Ekspresi murung
Tak bergairah
Banyak diam
Keterampilan koping yang terlihat adalah sikap berupa kehilanga batas realita, menarik
dan mengisolasikan diri, tidak memanfaatkan sistem pendukung, melihat dari sebagai orang
yang secara total tidak berdaya. Mekanisme pertahanan ego yang berhuungan dengan perilaku
perusakan diri tak langsung adalah pengingkaran diri (denial) sementara itu, mekanisme
7. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang muncul pada pasien
GANGGUAN PROSES PIKIR:WAHAM
1. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya”saya adalah nabi yang menciptakan biji mata
manusia”) atau bias pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak mungkin, contoh masyarakat di
surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi”) dan tetap dipertahankan meskipun telah
Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari
Fase kenyamanan
Fase peningkatan
b. Tipe-tepe waham
Waham kebesaran
Waham persekusi
Waham agama
Waham somatik
Waham nihilistik
Waham bizar
3. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
4. Manifestasi Klinis
Fungsi sosial : Kesepian atau stress, menarik diri dan harga diri rendah
5. Pohon Masalah
Resiko kerusakan
komunkasi verbal
Perubahan proses
fikir: waham
Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, efek samping
obat, dan akibat dari penghentian obat
DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. Definisi
Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kondisi kesehatannya (Sulastri, 2012). Menurut Herdman (2012), Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri
sendiri; mandi; berpakaian dan berhias untuk diri sendiri aktifitas makan sendiri; dan aktifitas
eliminasi sendiri. Herdman (2012) membagi Defisit perawatan diri menjadi 4 kegiatan; mandi,
a. Etiologi
Menurut potter dan perry (2009). Faktor-fakto yang menyebabkan defisit perawatan diri:
Citra Tubuh: Perubahan fisik akibat operasi bedah dapat memicu individu untuk tidak
Variabel kebudayaan
Kondisi fisik
Kebersihan diri
c. Batasan Karakteristik
Defisit perawatan diri: berhias atau berpakaian (dressing self- care defisit)
d. Rentang Respon
kadang tidak
e. Sumber Koping
3. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan
kesehatan
Resiko infeksi
Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu mengingatkan
1. Defenisi
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan, ditujukan pada diri sendiri atau orang
lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan (Depkes RI, 2006 dalam
Dermawan, 2013). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki
tujuan khusus, tetapi lebih merujuk pada suatu dengan perasaan marah (Berkowitz, 1993
a. Etiologi
Frustasi
Ketidakseimanagan neurotransmitter
Fisik: Mata meloto, wajah kemerahan, dan tegang, postur tubuh kaku
Verbal: Mengancam atau mengumpat dengan kata kasar, berbicara dengan kasar dan
ketus
Perilaku: Menyerang orang lain, menyukai orang lain atau diri sendiri mengamuk agresif,
merusak lingkungan
Emosi: Tidak adekuat, tidak aman, dan nyaman, merasa terganggu, jengkel, ingin
berkelahi
3. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
4. Faktor Predisposisi
Faktor risiko: Resko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, Resiko perilaku kekerasn
Perilaku Kekerasan
4 Mengepalkan tangan
5 Bicara kasar
7 Mondar mandir
Perilaku kekerasan
Diskuskan dengan klien seputar perilaku kekerasan yang dilakukannya selam ini
Diskusikan dengan klien akibat negatif atau kerugian dari caa arau tindakan
kekerasan yang dilakukan
a. Kondisi
Klien tampak menyendiri, tertawa dan berbicara tanpa lawan bicara, marah-
marah tanpa sebab, mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga.
b. Diagnosis Keperawatan
c. Tujuan
berikut.
halusinasi
d. Intervensi Keperawatan
klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
klien.
halusinasi
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
yang sesuai
e. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau
boleh Saya tahu nama Ibu siapa dan senang dipanggil dengan sebutan
apa?”
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
1) Topik
“Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut
ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol
tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan lihat
2) Waktu
3) Tempat
2. Kerja
“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”
saja?”
tersebut?”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi
Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya
sudah bisa.”
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba
cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
kegiatan harian klien, Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
1) Topik
muncul?”
2) Waktu
WIB, bisa?”
3) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya?
Wassalamualaikum,……………
a. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas
b. Diagnosa Keperawatan
c. Tujuan
orang lain.
d. Intervensi Keperawatan
1. Fase Orientasi :
Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Bagaimana kabarnya hari ini?
mas masih ingat dong dengan saya? Ibu sudah mandi belum? Apakah
massudah makan?
saya tntang isi suara-suara yang mas dengar dan apakah mas bisa
menghardik?”
Kontrak
: Topik :
ruamg tamu mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering mas dengar
dulu agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu
Waktu :
Tempat :
2. Fase kerja
”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan
membuat mas jengkel. Apa yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang
”cara yang kedua adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan pada
perawat bahwa mas mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak mas
3. Fase terminasi
Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama.
Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang mas katakan tadi, cara yang mas
Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, mas terus
praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak
Topik :
waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau besok jam ? mas setuju?”
tempat :
pagi.”
a. Kondisi klien
DO : Klien tenang
c. Tujuan
d. Intervensi Keperawatan
harian klien.
e. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih
Kontrak
Topik :
bincang tentang suara- suara yang sering mas dengar agar bisa
Tempat :
Waktu :
setuju?”
2. Fase Kerja
Topik:
patuh obat.”
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam 08.00? ibu setuju?”
Tempat :
a. Kondisi klien
DO : Klien tenang
d. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan
obat secara teratur (jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)
1. Fase Orientasi :
Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Masih ingat saya ???
hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ? masih ingat dengan
kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih mendengar suara- suara
Kontrak
Topik :
Tempat :
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih ..... menit, bagaimana mas
setuju?”
2. Fase Kerja
”ini obat yang harus diminum oleh mas setiap hari. Obat yang warnanya ini
Obat yang warnanya ini berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering mas
dengar sedangkan yang warnanya putih agar mas tidak merasa gelisah. Kedua
obat ini mempunyai efek samping diantaranya mulut kering, mual, mengantuk,
ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas mas? Tolong nanati mas
sampaikan ke dokter apa yang mas rasakan setelah minum obat ini. Obat ini
mas jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang
mas alami sekarang akan muncul lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan
oleh mas pada saat mionum obat yaitu beanr obat, benar dosis, benar cara, benar
Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi?
Tindak lanjut : ”tolong nanti mas minta obat ke perawat kalau saatnya
minum obat.”
Topik:
”bagaimana mas kalau kita akan mengikuti kegiatan TAK (Terapi Aktifitas
Waktu :
Tempat :
a. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Data subjektif
Data objektif :
3. Tujuan
orang lain.
lain.
4. Tindakan Keperawatan.
b. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Anwar, biasa dipanggil Ade . Saya mahasiswa Profesi Keperawatan Unand yang
akan merawat ibu ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00
sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan Bu…… hari ini? O.. jadi Bu merasa bosan dan tidak
berguna.
c. Kontrak.
Topik:
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
tamu?.
2. Fase kerja.
Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu?
Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang
lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
orang lain?
Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi? (sampai
menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.
Nah untuk memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita
sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. coba ibu
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!
Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang hal-hal yang
sebagainya,
Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman ibu.
3. Terminasi.
Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan
orang lain!
b. RTL
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada
jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
: Topik :
Waktu :
Tempat :
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu.
a.Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
4. Tindakan Keperawatan.
b. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai mana
c. Kontrak
: Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai
mana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar ibu semakin
Waktu :
Tempat :
2. Fase Kerja.
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga dinas di
ruangan Dewa Ruci, ibu bisa memulai berkenalan.. apakah ibu masih ingat
bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat, jika pasien
lupa, bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai
(fasilitasi perkenalan antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu,
selain nama,alamat, hobby apakah ada yang ingin ibu ketahui tetang perawat
sekali, Nah ibu apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Bagai mana
kalau kita menemani teman ibu yang sedang menyiapkan makan siang di
ruang makan sambil menolong teman ibu bisa bercakap-cakap dengan teman
yang lain. Mari bu.. (dampingi pasien ke ruang makan) apa yang ingin ibu
bincangkan dengan teman ibu. ooh tentang cara menyusun piring diatas meja
silahkan ibu( jika pasien diam dapat dibantu oleh perawat) coba ibu tanyakan
bagaimana cara menyusun piring di atas meja kepada teman ibu? apakah
harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu bincangkan..
silahkan.
Oke sekarang piringnya sudah rapi, bagai mana kalau ibu dengan teman ibu
ibu.
3. Terminasi.
b. RTL
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan
Mau jam berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi dan makan siang.
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu berkenalan
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya
akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum
Tempat :
tamu?
a. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Klien mengatakan masih sedikit malas ber interaksi dengan orang lain.
Data objektif :
3. Tujuan.
4. Tindakan Keperawatan.
b. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
c. Kontrak :
Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan
Waktu :
Tempat :
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru
disana. Bagaimana jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu sudah siap
pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-orang disana
senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu kita berangkat sekarang ya bu.
tempat tidur dan menyapu kamar, kemudian memotivasi pasien dan teman
sekamar bercakap-cakap.
3. Terminasi.
b. RTL :
Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau
ibu bisa ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk dimakan oleh
tempat tidur kita cantumkan dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu
akan berlatih? Baiklah pada pagi jam 08:00 dan sore jam 16:00.
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu dalam
Waktu :
Tempat :
tamu? Baiklah B besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
a. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Data objektif :
3. Tujuan.
4. Tindakan Keperawatan.
b. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu. Apakah ibu masih kenal dengan
saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? masih ada perasaan kesepia,
sudah berapa orang baru yang ibu kenal? Dengan teman kamar yang lain
ibu setelah melakukan semua kegiatan? Waah ibu memang luar biasa.
c. Kontrak :
Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan
Waktu :
Tempat :
2. Fase Kerja.
(sebaiknya sudah disipakan oleh perawat) baiklah ibu mari kita berangkat
Nah ibu caranya yang pertama adalah ibu ucapkan salam untuk ibu siti,
setelah itu ibu bertanya kepada ibu Siti apakah pakaian untuk ruangan
melati sudah ada? Jika ada pertanyaan dari ibu siti ibu jawab ya.. setelah
selesai, minta ibu siti menghitung total pakaian dan kemudian ibu ucapkan
terimakasih pada Ibu siti.. Nah sekarang coba ibu mulai ( perawat
mendampingi pasien)
3. Terminasi.
bu?
b. RTL :
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal
: Topik :
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
tamu? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
a. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
c. Tujuan
dimiliki
sudah dilatih
c. Tindakan Keperawatan
harian.
d. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum..................Boleh Saya kenalan
dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau
boleh Saya tahu nama Mas siapa dan senang dipanggil dengan sebutan
apa?”
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
mana yang masih dapat T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai
2. Kerja
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas
piring.............dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau
begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu
dari atas ya bagus! Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu
sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah
kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
3. Terminasi :
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur? Ya bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan
mencuci piring besok ya jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
a. Kondisi
c. Tujuan
d. Tindakan Keperawatan.
dimiliki.
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit
e. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi :
“ Bagaimana Mas, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin tadi
Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan
itu Mas “Ya benar kita akan latihan memcuci piring didapur ruangan ini”
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, Mas bisa
mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan lupa sediakan
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto, lalu
buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah,
yang sudah diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai disabuni bilas
dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di
piring tersebut, setelah itu Mas bisa mengkeringkan piring yang sudah
3. Terminasi :
sehari – hari Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus sekali
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar
sampai jumpa…Assalamu’alaikum
CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang
1. STRATEGI PELAKSANAAN 1
Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi
b. Diagnosa Keperawatan
c. Tujuan khusus
1. Fase Orientasi
“ Bagaimana kabar bapak hari ini? Aduh bapak hari ini tampak segar
sekali? Sudah makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi ?”
“ Kenalkan, nama saya ade ariani , biasa dipanggil Ade”. Nama bapak
siapa?, suka dipanggil siapa? O…nama bapak Don, suka dipanggil pak
selama 14 hari, saya akan merawat bapak selama saya bertugas di sini,
2. Fase Kerja
bincang?”
“ Pak nggak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya
dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Pak
parmin”
“Pak Doni, bisa saya tahu sekarang identitas Bapak, baik alamat,
“Wah terima kasih Pak Doni karena sudah mau berkenalan dengan saya
dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya, Pak Doni mau kan
mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman,
jadi Pak Doni tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan
3. Fase terminasi
“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Pak Doni dan Pak Doni
“Besok kita ketemu lagi ya? Dan bincang-bincang lagi tentang cara
“Baiklah, saya minta pamit dulu, terimakasih, sampai bertemu besok ya?”
2. STRATEGI PELAKSANAAN 2
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
3. Tujuan khusus
1. Fase Orientasi
2. Fase Kerja
“Penampilan pak Doni hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali pak
dipertahankan ya….?”
berkenalan dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang bapak praktikkan”
” pak Doni sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba
“Sekarang pak Doni berkenalan dengan perawat juga ya…ayo ini ada pak
perawat, silahkan berkenalan juga.” “Wah hebat pak Doni berani berkenalan
dengan pak perawat yang baru di lihat. Bagaimana senang kan mempunyai
kenalan banyak. Nah, coba sebutkan dengan siapa saja tadi yang sudah diajak
“pak Doni sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh
bapak. Kalau saya lihat selama di ruangan ini pak Doni jarang beraktivitas, Jadi
saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki oleh bapak apa saja?
Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll. Wah hebat
sekali. Selain itu apa lagi pak. Bagus sekali ternyata bapak pandai mengukir ya.
bapak kalau di rumah pekerjaannya mengukir ya? Tapi apakah ibu bisa
“Kalau dirumah aktivitas sehari-hari apa yang pak kerjakan? Oh ya, di sini
pak Doni bisa juga melakukan, bisa dianggap rumah sendiri jadi harus
dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus pak Doni bisa juga menonton
TV, melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi,
3. Fase Terminasi
“Saya senang bapak Doni mau mengobrol dengan saya. Tadi pak Doni sudah
pak Doni yang belum terpenuhi, bapak setuju?” Bagaimana kalau jam 10.00
“Baik, saya permisi dulu, bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
3. STRATEGI PELAKSANAAN 3
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk dengan teman (pasien) yang lain, tanpa ada
pembicaraan,
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan khusus
1. Fase Orientasi
bincang-bincang?”
“ sesuai dengan janji kita kemarin, kita kan akan berbincang-bincang tentang
kebutuhan bapak yang sudah terpenuhi dan kebutuhan bapak yang belum
“Selama di sini apa saja kebutuhan bapak yang sudah terpenuhi. Kebutuhan
tidak?”
“bapak pernah merasa sakit, cemas atau marah, kepada siapa? Lalu
“Jika kebutuhan tidak terpenuhi lalu apa yang bapak pikirkan? Merasa curiga
“pak Doni jika mau kita bisa membuat jadwal untuk kegiatan ibu sehingga
“Sekarang saya ingin tahu bapak merasa asing tidak di lingkungan yang
sekarang?”
“bapak mengenal tidak dengan semua teman-teman yang berada disini tidak
disini?”
“bapak kalau ada yang dikeluhkan, bapak bisa berbicara dengan saya ya.”
“ bapak kemarin kan sudah berkenalan dengan teman-teman yang ada di sini,
bapak bisa bekerja sama dengan mereka. Semua yang ada di sini adalah
teman bapak.”
“ Baiklah karena waktu kita sudah habis, kita lanjutkan besok pagi lagi
bagaimana?”
3. Fase Terminasi
“Saya senang pak Doni mau mngobrol dengan saya. Tadi pak Doni sudah
pertahankan ya….”
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang tentang ini lagi, o Iya boleh pak.”
“ Besok kita bertemu lagi di tempat seperti biasa di halaman, jam 10.00 WIB,
OK”.
“Baik, saya permisi dulu, bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
terimakasih ya?”
STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
1. STRATEGI PELAKSANAAN 1
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
diajukan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan
nafas dalam).
1. Fase Orientasi :
saya biaya dipanggil Ade. Saya perawat yang akan merawat ibu selama 2
minggu ini,. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi
2. Fase Kerja :
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan,
makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”“ apa yang ibu
lakukan selanjutnya”
“ Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
menimbulkan kerugian?
” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
“ begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu tarik
nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari
“ nah sebaiknya latihan ini ibu R lakukan secara rutin, sehingga bila
melakukannya”.
3. Fase Terminasi :
kemarahan ibu? ”
“ Coba ibu R sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan dan apa
“Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu
“baik Bu, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah
”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Bu?”
2. STRATEGI PELAKSANAAN 2
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawata
3. Tujuan khusus
kedua
4. Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
1. Fase Orientasi
Anwar” “sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.
“Bagaimana perasaan ibu saat ini, adakah hal yang menyebabkan ibu marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah dengan
2. Fase Kerja
“ Kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan kesal, selain nafas
dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.”“ Sekarang mari kita latihan memukul
bantal dan kasur mari ke kamar ibu? Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah, ibu
langsung kekamar dan lampiaskan marah ibu tersebut dengan memukul bantal dan
kasur.Nah coba ibu lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali ibu
melakukannya!”“ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”“ Coba
ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
“ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari ibu. Pukul berapa ibu
Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu
kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.“
sekarang ibu istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya Bu, kita akan belajar
Jumpa!” Assalamu’alaikum
3. STRATEGI PELAKSANAAN 3
a.Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak
tinggi.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan khusus
sosial/verbal
4. Tindakan Keperawatan
SP3 klien :
(evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku kekerasan,
latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta
1. Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Ibu R, masih ingat nama saya” bagus Ibu,,,ya saya Anwar”,
sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana bu, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”“Coba saya lihat jadual
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang
sama?”
2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah
lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga
caranya bu: 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta
marahnya karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba ibu minta
sediakan makan dengan baik:” bu, tolong sediakan makan dan bereskan rumah”
Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba
Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
Yang ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal ibu dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu
itu’Cobapraktekkan.Bagus.”
3. Fase Terminasi
“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.”“Bagus
sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari ibu mau
“ besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu
dengan cara ibadah, ibu setuju? Mau dimana bu? Disini lagi? Baik sampai nanti ya
Ibu…Assalamu’alaikum
4.STRATEGI PELAKSANAAN 4
a.PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan khusus
4. Tindakan Keperawatan
SP 4 klien :
sosial/verbal, latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
1. Fase Orientasi
“Bagaiman bu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
2. Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan! Bagus, yang mana
yang mau di coba?”“Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan
langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar
rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.“Ibu
“Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya?”
3. Fase terminasi
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga
ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa kali
ibu sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan ……(sesuai kesebuatan pasien).”
“Coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu sedang
marah”“Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat
tadi”
“ 2 jam lagi kita ketemu ya bu,nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
1. STATEGI PELAKSANAAN 1 :
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan.
4. Tindakan Keperawatan.
1. Fase Orentasi.
saya biaya dipanggil Ade . Saya perawat yang akan merawat ibu selama 2
minggu ini. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi
2. Fase kerja.
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa
alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat
diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut ibu yang bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk
menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa
saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa
Masalah berdandan
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan
bedandan? Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan?
Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau
minum sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja yang
disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan yang
baik menurut ibu? Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula yang
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan
minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara
gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.selanjutnya
mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan ke belakang.
Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu
sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya ibu bisa pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik
3. Terminasi.
kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri?
Sekarang coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat untuk
sekali ibu sudah menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan ibu setelah
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus
mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu. Nanti
ibu kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan
keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu.
2. STATEGI PELAKSANAAN 2 :
a.Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan sudah mandi
2. Diagnosa Keperawatan.
perawat.
(Berdandan)
4. Tindakan Keperawatan.
1. Fase Orentasi.
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mandi?.Tampak
bersih sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus
sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu
lakukan. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya.
Mandi 2 x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga
sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah
1 x seminggu, kalau ini masih dibantu kemaren ya bu. Yang masih dibantu
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan latihan
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus disiapkan? Ya benar
sekali sisir, bedak dan lipstik. Bagaimana cara ibu berdandan? Apakah
menyisir rmabut dulu? Bagaimana cara ibu menyisir? Sekarang sisir rambut
dulu ya. Bagus sekali coba lihat dikaca, sudah rapi? Apa kebiasaan ibu
berdandan apakah ibu memakai bedak? Lanjutka dengan merias muka, bagus .
ibu tampak cantik. Apakah ibu mau pakai lipstik? Iya pakainya tipis saja.
3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan? Lebih cantik
dan rapi ya? Bisa tina sebutkan lagi apa saja alat yang diperlukan untuk
jadwal ya. Berapa kali akan ibu lakukan? Dua kali sehari? Sehabis mandi
yaa? Jadi tina bisa tulis dijadwal harian setiap habis mandi, tina bisa
jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas
2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan
habis mandi
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang
kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang benar, apakah ibu
bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa
3. STATEGI PELAKSANAAN 3 :
a. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar
Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar.
2. Diagnosa Keperawatan.
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik dan
benar
c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan benar
d. Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik secara
mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih
ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting,
bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus
sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali
gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri,
gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi
tina sudah bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan makan pada
orang dewasa sepertin ibu dalam satu hari. Kebutuhan makan perhari dewasa
untuk perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk laku-laki antara 2400-
2800 kalori setiap hari. Biasanya pada orang dewasa membutuhkan semua itu
didapat dari makanan seperti makanan pokok untuk memberi rasa kenyang :
nasi, jagung, ubi jalar, singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk
hewani berupa daging ayam, ikan dll serta lauk nabati seperti kacang-
kacangan, hasil olahan tahu, dan tempe. Sayur diberikan untuk memberikan
buah dan susu sebagai pelengkap, akan lengkap ditinjau dari kecukupan gizi
serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana tina apakah sudah
mengerti?
Kalau kita mau makan alatnya apa saja tina? Jadi harus ada gelas piring dan
sendok yah, sekarang piring gunanya untuk apa? Ya benar sekali untuk
untuk apa? Bagus sekali tina sudah bisa menjawab dengan benar, bagaimana
kebiasaan sebelum , saat maupun sudah makan? Makan dimeja makan ya?
Sebelum makan kita harus cuci tangan pakai sabun. Ya mari kita
berdoa dulu. Silakan tina yang pimpn. Bagus. Mari kita makan. Saat makan
makan. Setelah kita mkan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul
3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum? Alat apa saja
yang kita gunakan untuk makan? Setelah makan pa saja yang kita lakuakan?.
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara makan dan minum kita
masukan kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu mau makan? tiga kali
sehari? Kalau pagi jam berapa? Sianbg? Malam? Jadi tina bisa tulis dijadwal
harian. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi
2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting
kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan habis mandi pagi dan sore.
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang BAB dan
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu.
BAIK.
a. Proses Keperawatan.
a. Kondisi Klien.
Klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
b. Diagnosa Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan
benar.
b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara
mandiri.
d. Tindakan Keperawatan.
1. Fase Orentasi.
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah
bersih ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah
dan minum hari ini? Jam berapa? Jam 8 ya. Coba saya lihat jadwalnya?
dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali
juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah
sekali. Kalau makan dan minum masih dibantu yah. Besok harus sudah
melakukannya sendiri yah. Ibu bisa kan ibu pasti bisa karea ibu hebat.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, ibu BAB dan BAK dikamar mandi yah? Hati-hati pakaian
jangan sampai kena ya. Lalu jongkok diwc? Bagaimana cara ibu cebok?
Bagus sebaiknya ibu cebok yang bersih setelah BAB dan BAK. yaitu
dengan menyiram air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya.
Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran /tinja yang
ada dianus kebagian kemaluan kita. Setelah tina selesei cebok, jangan
lupa tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air
membersihkan tinja/ air krncing seperti ini, berarti tina ikut mencegah
pakaian sebelum keluar dari wc. Pastikan resleting sudah tertutup dengan
rapi. Dan setelah itu jangan lupa cuci tangan pakai sabun ya bu.
3. Terminasi.
BAK? Apa saja yang dilakukan saat BAB Dan BAK? Bagus sekali bu.
Nahsekarang coba ibu sebutkan cara perawatan diri yang telah kita
jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas
2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan
2 kali sehari habis mandi pagi dan sore, makan 3 kali sehari dan minum 8-
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa
1. STRATEGI PELAKSANAAN 1
a. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung,
tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikassi beratnya masalah resiko bunuh diri.
c. Klien dapat mengidentifikasi benda benda berbahaya dan
mengamankannya.
d. Klien dapat melatih cara mengendalikan dari dorongan bunuh diri :
menyebutkan daftar aspek positif dan berlatih berpikir aspek positif.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri
b. Mengidentifikassi benda-benda yang dapat membahayakan pasien dan
mengamankannya
c. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
d. Melatih cara mengendalikan bunuh diri
e. Membantu pasien memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatannya.
b. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… perkenalkan nama saya
Mahasiswa Profesi Unand, saya senang dipanggil Ade. Saya mahasiswa
yang akan merawat Bapak selama 2 minggu. Nama Bapak siapa?
Senangnya dipanggil siapa?”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Apa ada masalah sampai Bapak
begini ?”
c. Kontrak
“Baiklah Pak bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah
Bapak ? Tujuananya agar saya dapat membantu mengatasi masalah
tersebut. Mau dimana kita berbincang – bincang ? Bagaimana kalau di
sini saja ? Berapa lama mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit ?”
2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan Bapak setelah bencana ini terjadi ? Apakah dengan
bencana ini Bapak merasa paling menderita di dunia ini ? Apakah Bapak
kehilangan kepercayaan diri ? Apakah Bapak merasa tak berharga atau
bahkan lebih rendah daripada orang lain ? Apakah Bapak merasa bersalah
atau mempersalahkan diri sendiri ? Apakah Bapak sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi ? Apakah Bapak berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin
bunuh diri atau berharap bahwa Bapak mati? Apakah Bapak pernah mencoba
untuk bunuh diri ? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang Bapak
rasakan ?”
“Baiklah, tampaknya Bapak membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya tidak akan membiarkan Bapak
sendiri. Saya akan memeriksa seluruh isi kamar Bapak ini untuk memastikan
tidak ada benda – benda yang membahayakan Bapak.”
“Bapak, apakah Bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri
bapak ? Coba sebutkan apa saja benda-benda tersebut. Bagus sekali Bapak,
Bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri Bapak. Apakah salah
satu benda tersebut ada dikamar Bapak ? Kalau ada benda tersebut jangan
Bapak dekati atau pegang ya Pak”
“Pak, apa yang Bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau
keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya Bapak harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang
sedang besuk. Jadi Bapak jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga
atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan. Paham Pak ? Saya
percaya Bapak dapat mengatasi masalah Bapak”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi ? Coba
Pak jelaskan lagi bagaimana jika Bapak mulai mempunyai keinginan untuk
mengakhiri hidup. Bagus, Bapak minta perawat atau orang lain untuk minta
bantuan yaa”
b. RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, bila Bapak melihat benda-benda yang
dapat membahayakan Bapak, segera jauhi, dan Bapak segera minta bantuan
pada orang orang disekitar jika keinginan untuk mengakhiri hidup mulai
muncul lagi”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang Bapak saya tinggal dulu. Bagaimana kalau besok
bertemu lagi untuk bercakap cakap tentang berpikir positif pada diri sendiri
? Tempatnya mau dimana Pak ? Bagaimana kalau di taman Pak? Jam
berapa Pak ? Bagaimana kalau jam 09.00 ? Baiklah Pak selamat
beristirahat”
2. STRATEGI PELAKSANAAN 2
a. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung,
tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berlatih mengendalikan diri dengan berpikir positif terhadap
diri sendiri.
b. Klien dapat memasukkan kegiatannya dalam jadwal hariannya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan berpikir
positif terhadap diri sendiri.
c. Membantu klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal harian.
2. Fase Kerja
“Apa yang Bapak tidak sukai dari anggota tubuh Bapak ? Oh tangan. Bisa
Bapak jelaskan alasan Bapak tidak suka dengan tangan Bapak ? Oh jadi
karena tangan Bapak tidak dapat menyelamatkan anak Bapak dari bencana ya
? Pak, semua bagian yang diciptakan oleh Tuhan itu semuanya bermanfaat
dan harus kita syukuri. Jadi sebaiknya kalau Bapak merasa anggota tubuh
tersebut tidak Bapak sukai, cobalah dari sekarang Bapak mulai mencoba
menyukainya dengan menggunakannya untuk hal hal yang Bapak sukai. Saya
dengar Bapak pandai melukis ya ? Bagus Pak, Bapak dapat memulai
menyukai tangan Bapak dengan cara melukis. Bagaimana kalau kita melukis
Pak ? Ayoo silahkan Pak. Wah bagus sekali yah Pak lukisannya, nanti Bapak
bisa melukis lagi ya kalau ada waktu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi ? Saya
senang jika Bapak mulai sekarang mencoba menyukai anggota tubuh
Bapak yang Bapak anggap tidak suka. Coba Pak jelaskan lagi apa yang
harus Bapak lakukan jika ada waktu luang ? Iya bagus”
b. RTL
“Pak, bagaimana kalau jadwal melukis ini kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian Bapak ? Mau dilakukan sehari berapa kali ? Sehari sekali
ya Pak”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu
lagi Pak? Bagaimana kalau besok ?Baiklah besok kita akan membahas
tentang cara melakukan hal yang baik ketika sedang mengalami
masalah. Mau dimana kita berbicara Pak ? Bagaimana kalau di sinilagi
Pak ?Mau jam berapa Pak ? Bagaimana kalau jam 10.00 ? Baik besok
kita bertemu lagi di taman jam 10.00 ya Pa ? Apakah Bapak setuju ?
Baiklah Pak selamat beristirahat. Wassalamualaikum”
3. STRATEGI PELAKSANAAN 3
a. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung,
tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat menggunakan pola kopingnya ketika ada massalah
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yang bisa dilakukan
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian
2. Fase Kerja
“Bapak, ketika Bapak sedang mangalami masalah, apa yang Bapak lakukan ?
Apalagi Pak ? Bagus sekali Bapak ini. Jadi kalau Bapak sedang mengalami
masalah seperti itu, Bapak bisa melakukan hal-hal yang membuat Bapak
sibuk, tapi sibuk dengan hal-hal yang positif, seperti apa yang bapak katakan
tadi, misalnya : melukis, main bola, menyapu halaman dan shalat. Sekarang
coba Bapak sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya ! Iya bagus Pak. Bagaimana
kalau kita melukis lagi Pak ? Wah lukisan Bapak bagus sekali ya, kapan kapan
saya bisa diajari ya ?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi ? Saya
senang jika Bapak melakukan kegiatan-kegiatan yang tadi kita bicarakan.
Sekarang coba Bapak sebutkan kembali apa yang sudah kita bicarakan
tadi. Bagus”
b. RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, Bapak bisa melakukan kegiatan-
kegiatan tadi, seperti main melukis, bola, menyapu, dan shalat. Kemudian
Bapak mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan harian Bapak ya”
c. Kontrak yang akan datang
“Bagaimana kalau besok kitabertemu lagi untuk membahas tentang
membuat rencana untuk masa depan. Dimana kita akan berbicara Pak ?
Bagaimana kalau di taman lagi Pak? Mau jam berapa Pak ? Bagaimana
kalau jam 10 lagi ? selamat beristirahat. Wassalamualaikum”
4. STRATEGI PELAKSANAAN 4
a. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung,
tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
4. Tindakan Keperawatan
a. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Mngidentifikasi cara mencapai masa depan yang realistis
c. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih
masa depan yang realistis
c. Kontrak
“Baiklah Pak sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang cara mencapai keinginan Bapak. Berapa lama mau bercakap ?
Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau bercakap Pak ? Bagaimana kalau
disini ?”
2. Fase Kerja
“Bapak, apa keinginan Bapak dari dulu sampai sekarang? Apalagi Pak?
Apakah masih ada ? Sampai saat ini sudah ada keinginan Bapak yang sudah
tercapai ? Wah hebat…..yang belum tercapai apa Pak ? Harapan Bapak sangat
bagus sekali, Bapak bisa berusaha semampu Bapak dengan cara yang sabar,
lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Kegagalan bukan akhir dari sebuah harapan
Pak, namun cobaan yang nantinya akan membawa Bapak ke arah yang bapak
harapkan selama ini. Jadi, selalu berusaha menjadi yang terbaik ya Pak, kejar
cita-cita Bapak sampai dapat dan ingat, kejar harapan itu sesuai kemampuan
Bapak”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah bercakap cakap ? Saya senang jika
Bapak melakukan apa yang sudah tadi kita bicarakan. Coba Bapak
sebutkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita
menginginkan sesuatu! Pintar sekali Bapak ini”
b. RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, Bapak bisa melakukan hal seperti tadi
untuk mencapai keinginan Bapak yang nyata, Bapak mesti lebih sabar,
lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Jangan sampai menyerah ya Pak”
c. Kontrak Yang Akan Datang
“Bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk melihat semua manfaat
dari yang sudah kita pelajari bersama Pak ?. Jam berapa Pak ? Bagaimana
kalau jam 9 ? Dimana ? Bagaimana kalau disini lagi ? Baiklah, sampai
jumpa”