Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

DISUSUN OLEH :
SANTOSIUS
P2002053

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
TAHUN 2021
A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang bsebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas,
2010).
2. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011), perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
a. Data Subjectif : mengkritik diri sendiri atau orang lain perasaan tidak mampu,
pandangan hidup yang pemsimis, perasaan lemah dan takut, penolakan terhadap
kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/ mengejek diri sendiri, hidup yang
berpolarisasi, ketidak mapuan menentukan tujuan mengungkapkan kegagalan
pribadi, merasionalkan penolakan.
b. Data Objektif, produktivitas menurun, perilaku destruktiv pada diri sendiri dan
orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan social, ekspresi wajah
malu dan rasa bermasalah, menunjukkan tanda depresi (sukarr tidur sukar makan),
tampak mudah tersinggung/mudah marah. (Eko, 2014 :106)
Ciri khas dari harga diri rendah menurut Damainyanti (2008), tanda geja dan
gejala harga diri rendah kronik adalah sebagai berikut :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Persaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang peseimis
4) Penurunan produktivitas
5) Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga
diri rendah, terlihat darikurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapi, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebbih banyak
menunduk, bicara lambat dengan suara nada lemah. (Iskandar, 2014: 40)

3. Rentang Respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah Identitas

a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya. (Eko, 2014: 102)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika dia tidakmampu
lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain. (Eko, 2014:102)
4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tangguang jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan idial diri yang
tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social. (Iskandar,
2014:39)

b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan
atau produktifitas yang menuurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-
tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakan, perkosaan atau dipenjara, termasuk
dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit
fisik atau pemasanagan alat bantu yang mebuat yang mebuat klien tidak nyaman.
Harga diri rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkt saat dirawat. (Iskandar,
2014:39-40)

5. Sumber Koping
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekpresif
d. Kesehatan dan kerawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. Kegiatan mengganti identitas
sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan politik. Kegiatan yang
memberi dukungan sementara, seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes
popularitas, kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyaahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi
hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang. (Eko, 2014:106)

7. Pohon Masalah
Effect / Akibat
isolasi sosial

Core/ Problem Harga diri rendah Kronik


kronik

Causa koping individ tidak


efektif

8. Penatalaksanaan
Menurut Eko, 2014 terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah dikembangkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi
dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh dengan resep
dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)
dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama
misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang
termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine,
Glanzapine, Zotatine, dan Ariprprazole.
b. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi engan
orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya pasien tidak
mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik diri dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan untuk
menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan melewatkan aliran listrik
melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik
diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau
injeksi, dosis terapi listrik 5-5 joule/ detik.
d. Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia dan
kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan ketrampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan
praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4 yaitu
terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi.
e. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut Kaplan &
Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang dibutuhkan pada pasien
dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi tingkah
laku, dan terapi keluarga. Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri 25
rendah bisa secara individu, terapi keluarga, kelompok dan penanganan
dikomunikasi baik generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan
harga diri rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu dengan
menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah

C. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah kronik
3. Koping individu tidak efektif

D. Data yang perlu dikaji


1. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif :
a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
b. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
c. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
e. Mengkritik diri sendiri
Data obyektif :
a. Merusak diri sendiri
b. Merusak orang lain
c. Menarik diri dari hubungan sosial
d. Tampak mudah tersinggung
e. Tidak mau makan dan tidak tidur
2. Masalah keperawatan :
Penyebab gangguan citra tubuh
Data subyektif :

a. Mengkritik diri sendiri


b. Mengungkapkan perasaan main terhadap diri sendiri
c. Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu
d. Perasaan tidak mampu
e. Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri
Data obyektif :
a. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan
b. Wajah tampak murung
c. Klien terlihat lebih suka sendiri
d. Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
3. Masalah keperawatan
Akibat Isolasi sosial : menarik diri
Data subyektif :
a. Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
b. Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
c. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
Data obyektif :
a. Ekspresi wajah kosong
b. Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
c. Suara pelan dan tidak jelas
E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kurang pengakuan dari orang lain.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidak percayaan terhadap
kemampuan diri mengatasi masalah.
3. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental.

F. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
.
Dx
1 Harga diri rendah kronik Harga diri (L. 09069)
Promosi Koping (I. 13494)
(D. 0086) berhubungan Setelah dilakukan…..x
dengan kurang pengakuan pertemuan diharapkan pasien observasi
dari orang lain mampu memenuhi kriteria
hasil: 1.1 Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan panjang sesuai

1. Penilaian diri positif (5) tujuan

2. Perasaan memiliki 1.2 Identifikasi kemampuan

kelebihan atau yang dimiliki

kemampuan positif (5) 1.3 Identifikasi sumber daya

3. Penerimaan penilaian yang tersedia untuk

positif terhadap diri memenuhi tujuan

sendiri (5) 1.4 Identifikasi pemahaman

4. Minta mencoba hal baru proses penyakit

(5) 1.5 Identifikasi dampak situasi

5. Berjalan mencampakkan terhadap peran dan

wajah (5) hubungan

6. Postur tubuh 1.6 Identifikasi metode

menampakkan wajah (5) penyelesaian masalah

7. Konsentrasi (5) 1.7 Identifikasi kebutuhan dan

8. Tidur (5) keinginan terhadap


dukungan sosial
9. Kontak mata (5)
Teraupetik
10. Gairah aktivitas (5)
11. Aktif (5) 1.8 Diskusikan perubahan
12. Percaya diri berbicara (5) peran yang dialami
13. Perilaku asertif (5) 1.9 Gunakan pendekatan yang
14. Kemampuan membuat tenang dan meyakinkan
keputusan (5) 1.10Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
Skala Outcome:
1.11Diskusikan untuk
1 : Menurun
mengklarifikasi
2 : Cukup Menurun
kesalahpahaman dan
3 : Sedang
mengevaluasi perilaku
4 : Cukup meningkat
sendiri
5 : Meningkat
1.12Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu

edukasi

1.13 Anjurkan menjalin


hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.14 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi

2 Koping tidak efektif Status koping (L.09086) Dukungan pengambilan


(D. 0096) berhubungan Setelah dilakukan…..x keputusan (I. 09265)
dengan ketidak percayaan pertemuan diharapkan pasien Observasi
terhadap kemampuan diri mampu memenuhi kriteria 1.1 Identifikasi persepsi menge
mengatasi masalah hasil: nai masalah dan informasi yang
1. Kemampuan memenuhi memicu konflik
peran sesuai usia (5) Terapeutik
2. Perilaku koping adaptif 1.2 Fasilitasi mengklarifikasi nil
(5) ai dan harapan yang membantu
3. Verbalisasi pengakuan membuat pilihan
masalah (5) 1.3 Diskusikan kelebihan dan k
4. Verbalilasasi kelemahan ekurangan dari setiap solusi
diri (5) 1.4 Fasilitasi pengambilan kepu
5. Perilaku asertif (5) tusan secara kolaboratif
6. Partisipasi sosial (5) Edukasi
7. Tanggung jawab diri (5) 1.5 Informasikan alternatif solu
8. Orientasi realitas (5) si secara jelas
9. Minat mengikuti Kolaborasi
perawatan/pengobatan (5) 1.6 Kolaborasi dengan tenaga k
10. Kemampuan membina esehatan lain dalam menfasilitas
hubungan (5) i pengambilan keputusan.

Skala Outcome:
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat

3 Isolasi sosial (D. 0121) Keterlibatan sosial (L. Promosi sosialisasi (I.13498)
berhubungan dengan 13115) Observasi
perubahan status mental Setelah dilakukan…..x 1.1 Identifikasi kemampuan mel
pertemuan diharapkan pasien akukan interaksi dengan orang l
mampu memenuhi kriteria ain
hasil: 1.2 Identifikasi hambatan melak
ukan melakukan interaksi denga
1. Verbalisasi isolasi (5) n orang lain.
2. Verbalisasi ketidak Terapeutik
nyamanan di tempat 1.3 Diskusikan kekuatan dan ke
umum (5) terbatasan dalam berkomunikasi
3. Perilaku menarik diri (5) dengan orang lain
4. Verbalisasi perasaan 1.4 Berikan umpan balik positif
berbeda dengan orang pada setiap peningkatan kemam
lain (5) puan
5. Perilaku bermusuhan (5) Edukasi
1.5 Anjurkan berinteraksi denga
Skala Outcome: n orang lain secara bertahap
1 : Menurun 1.6 Anjurkan berbagi pengalam
2 : Cukup menurun an dengan orang lain
3 : Sedang 1.7 Latih bermain peran untuk
4 : Cukup meningkat meningkatkan keterampilan ko
5 : Meningkat munikasi

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.

b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari pasien.
d. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
2) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan ( latihan fase orientasi, kerja dan
terminasi
setiap SP)
SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian
ORIENTASI : salam teraupetik, evaluasi/validasi,kontrak
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung, saya
mahasiswa keperawattan UKSW yang sedang praktik diruangan ini., Bagaimana keadaan
ibu hari ini ?
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu
lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah
kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20
menit ?
KERJA :
” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki “.
” ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang
masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini.
”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O
yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah
rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu ibu (tidak) melakukan.
TERMINASI : evaluasi, rencana tindak lanjut, kontrak pertemuan selanjutnya
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat tidur ?
Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah
kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari merapikan
tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu
begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan
pagi Sampai jumpa ya”

DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha
Medika Press.
2017. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Masalah HDR (Harga
Diri Rendah).
Akademi Kesehatan Rustida Prodi D-Iii Keperawatan Krikilan-Glenmore Banyuwangi.
Digilib.Unimus.ac.id/download.php?id=1429. Diakses pada tanggal 14 maret 2021.
Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah.
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com. Diakses tanggal 14 maret 2021

Anda mungkin juga menyukai