Anda di halaman 1dari 27

BAB III

ANALISA KASUS

KASUS

Seorang perempuan usia 15 tahun kontrol ke poli endokrin RSUD AWS dengan keluhan
pertumbuhan terhambat yang dialami sejak ± 3 tahun lalu. Keluhan ini ditandai dengan tidak
bertambahnya tinggi pasien dan juga belum mengalami menstruasi hingga saat ini. Keluhan ini
juga disertai adanya gangguan penglihatan berupa kabur dan posisi bola mata kiri yang agak
tertarik kearah kiri sehingga membuat pasien tidak nyaman, pasien juga mengeluh sakit kepala
dan muntah proyektil. Pasien juga kadang sering merasa lemas dan kadang tidak
antusias/bertenaga dalam aktifitas. Nafsu makan sedikit berkurang sehingga berat badan tidak
pernah bertambah. Buang air kecil dikatakan tidak ada kelainan. Pasien mengatakan sebelumnya
tidak ada riwayat sakit kepala ataupun muntah proyektil hebat sebelumnya. Ibu dari An. S
mengatakan 6 bulan lalu An. S pernah kontrol dan pengobatan di RS SMC An.S diagnosa
adenoma hipofisis. Pada pemeriksaan fisik dijumpai penderita dengan kesadaran GCS E4 V5 M6
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
aksila 36,5oC. Status gizi cukup (berat badan 36 kg dengan tinggi badan 136,5 cm, Indeks Massa
Tubuh: 19,46 kg/m2 ). Pertumbuhan rambut ketiak, pubis, kaki, dan tangan terhambat. Kemudian
pasien dilakukan pemeriksaan MRI kepala + kontras menunjukan adanya massa di intersella
sampai supra sella. Pasien kemudian dilakukan tindakan operasi dan biopsi jaringan massa dan
didapatkan jaringan menyerupai adamantimoma tanpa ada sel-sel ganas, hingga disimpulkan
suatu kraniofaringioma.
Nama Mahasiswa : Santosius
Tempat Praktik : ITKES WHS
Tanggal : 13 Januari 2021

I. Identitas diri klien


Nama : An S Suku : Jawa
Umur : 15 Tahun Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan :-
Alamat : Jl.Suryanata RT 31 Lama Bekerja :-
Status pekerjaan : Belum berkerja Tanggal masuk RS : 25 januari 2021
Agama : Islam Tanggal Pengkajian : 25 Januari 2021
Sumber Informasi : Klien sendiri

II. Riwayat Penyakit


1. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengatakan sakit kepala
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang 25 januari 2021 datang 25 januari 2021 mengatakan dengan keluhan
pertumbuhan terhambat yang dialami sejak ± 3 tahun lalu. Keluhan ini ditandai dengan
tidak bertambahnya tinggi pasien dan juga belum mengalami menstruasi hingga saat ini,
adanya gangguan penglihatan berupa kabur dan posisi bola mata kiri yang agak tertarik
kearah kiri sehingga membuat pasien tidak nyaman, pasien juga mengeluh sakit kepala
dan muntah proyektil. Pasien juga kadang sering merasa lemas dan kadang tidak
antusias/bertenaga dalam aktifitas. Nafsu makan sedikit berkurang sehingga berat badan
tidak pernah bertambah.
3. Riwayat penyakit dahulu
Ibu dari An. S mengatakan tanggal 2 juli 2020 An. S pernah kontrol di RS SMC An.S
diagnosa adenoma hipofisis.

Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki : Garis pernikahan
: Perempuan : Garis keturunan
: Laki-laki meninggal ------ : Tinggal serumah
: Perempuan meninggal : Pasien

4. Diagnose medis pada saat masuk, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan
Tanggal Pemeriksaan An.S : 25 januari 2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Unit
Insulin Growth Factor-1 (IGF- 42 226-903 ng/ ml
1)
Kortisol 1,48 4,30 – 22,4 µg/d
Prolactin 3,00 4,90-19,10 ng/m
Thyroid Stimulating Hormone 0,06 0,25-5,00 µIU/ml
(TSH)
Free Tyroxine (FT4) 1,25 0,93-1,70 ng/dl
Luteinizing Hormone (LH) 0,01 0,7-2,0 mIU/m
Follicle Stimulating Hormone 0,14 0,38-3,6 mIU/m
(FSH)
Tanggal Pemeriksaan An.S : 25 januari 2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Unit
Hemoglobin 12,0 12.0 – 14.0 g/dL
Hematokrit 42 40-50 %
Leukosit 7.200 5.000 – 10.000
103/ L
Trombosit 200.000 150.000-400.000
103/ L
LED 8 0-20 mm/jam

III. Pengkajian saat ini (mulai Hari pertama sodara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Ibu Pasien dan Pasien mengatakan masih belum mengerti akan kondisi penyakitnya
2. Pola nutrisi/metabolisme
a. Intage makan
Sebelum sakit 3 x 1 hari, porsi makan 1 sendok nasi 1x makan habis
Setelah sakit : nafsu makan berkurang 1 x 1 hari porsi makan 1 sendok nasi 1 x
makan tidak habis
b. Intage cairan
Sebelum sakit minum air putih kira-kira <1,5 liter/hari,
Sesudah sakit sering mengkonsumsi air putih <1,5 liter/hari
3. Pola eliminasi
a. BAB
1x sehari BAB
b. BAK
a). Sebelum sakit : BAK 4-5x sehari
b). Sesudah sakit : BAK 4-5 x Sehari
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum √

Mandi √

Toileting √
Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi/ROM √

0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu ora ng lain dan alat, 4: tergantung total
5. Oksigen
a. Sebelum sakit
Tidak menggunakan alat bantu bernapas
b. Setelah sakit
Pasien tidak menggunakan alat bantu naps oksigen
6. Pola tidur dan istirahat (lamanya tidur, gangguan tidur, perawatan saat bangun tidur)
a. Sebelum sakit
Pasien tidur kurang lebih 8-9 jam, tidak sering terbangun malam hari, tidak
mengalami kesulitan untuk tidur, dan perasaan puas setelah tidur
b. Setelah sakit
Pasien tidur kurang lebih 6-7 jam, sering terbangun malam hari, mengalami kesulitan
untuk tidur, dan tidak puas setelah tidur
7. Pola persepsual (penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensasi)
a. Sebelum sakit
Penglihatan: pasien mengalami gangguan penglihatan
Pendengaran: klien tidak mengalami gangguan pendengaran
Pengecap: Klien mampu membedakan jenis rasa
Penciuman: klien mampu membedakan jenis bau
Peraba/perasa: klien mampu membedakan tekstur benda dengan kulitnya
b. Setelah sakit
Penglihatan: pasien mengalami gangguan penglihatan
Pendengaran: klien tidak mengalami gangguan pendengaran
Pengecap: Klien mampu membedakan jenis rasa
Penciuman: klien mampu membedakan jenis bau
Peraba/perasa: klien mampu membedakan tekstur benda dengan kulitnya
8. Pola persepsi diri
a. sebelum sakit
pasien tidak khawatir dengan kondisinya
b. setelah sakit
pasien kurang baik, pasien kawatir akan kondisi kesehatannya saat ini
9. Pola seksualitas dan reproduksi
a. Sebelum sakit
Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksualitas di karenakan pasien belum
menikah
b. Setelah sakit
Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksualitas di karenakan pasien belum
menikah
10. Pola peran dan hubungan
a. Sebelum sakit
Pasien anak dari Tn Y dan Ny M pasien memiliki hubungan dan komunikasi yang
baik ke orang lain maupun keluarga dan tidak memiliki masalah ekonomi dalam
keluarganya
b. Setelah sakit
Tidak bisa menjalankan perannya sebagai anak dan memiliki kominikasi yang baik
dalam keluarga
11. Pola management koping stress
Pasien dapat memanajemen stressor yang dimilikinya dan dapat meyelesaikannya
12. System nilai dan keyakinan
a. Sebelum sakit
Pasien taat beribadah atau sholat 5 waktu
b. Setelah sakit
Pasien masih bisa melalukan sholat dan selalu berdoa kepada tuhan agar sakit yang
diderita dapat sembuh
IV. Pemeriksaan fisik (Cephalocaudal) yang meliputi : inspeksi,palpasi, perkusi dan auskultasi
keseluruhan
TD : 120/90 mmhg RR : 20 x/menit
N : 90 x/menit S : 36,5 oC
BB/TB sebelum sakit : 36/137 BB/TB sesudah sakit : 36/137
1. Kepala :
Inspeksi Ada trauma luka oprasi di frontal
Palpasi ada nyeri tekan didaerah kepala sekitar luka
P : post oprasi
Q :pasien mengatakan rasanya seperti di tusuk tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di area kepala bekas oprasi
S : pasien mengatakan skala nyeri 5
T : pasien mgetakan nyeri sewaktu waktu

Mata dan telinga (penglihatan dan pendengaran


a. Penglihatan
Inspeksi 1. Mata kanan pasien jarak pandang klien menggunakan
snellen didapatkan hasil 6/12 sehingga dapat disimpulkan
bahwa klien dalam jarak dapat melihat huruf yang di
tentukan, lapang pandang normal, skleraikterik (-),
konjungtiva (-), Kornea jernih
2. Mata kiri pasien jarak pandang klien menggunakan snellen
pasien tidak dapat melihat huruf 6/24 dan 6/12, sehingga
dapat disimpulkan bahwa klien dalam jarak 6 meter tidak
dapat melihat yang huruf di tentukan, lapang pandang tidak
normal, skleraikterik (-), konjungtiva tampak anemis (-),
Kornea (-)
Palpasi Tidak diapatkan nyeri tekan pada system penglihatan klien
b. Pendengaran
System pendengaran klien dalam keadaan normal klien dapat mendengar suara yang
diberikan oleh perawat menggunakan garputala dan tidak ditemukan kelainan pada
system pendengaran seperti otitis media maupun eksterna (-)
2. Hidung
Inspeksi : Hidung Simentris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada coping hidung
Palpasi : hidung tidak ada bengkak dan tidak ada nyeri tekan

3. Mulut/Gigi/Lidah:
Inspeksi : warna mukosa mulut, bibir pink lembab tidak ada lesi, gigi lengkap tidak
berlubang, tidak ada pendarahan.
4. Leher :
Inspeksi : leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Respirasi
5. Dada
Inspeksi :bentuk dada simetris kanan-kiri, susunan ruas tulang
belakang normal, irama nafas teratur , retraksi otot bantu
nafas (-), alat bantu nafas (- ),tidak ada batuk (-), sputum
(-), nyeri dada (-).
Palpasi :vocal fremitus kanan-kiri sama.
Perkusi :thorax terdengar sonor
Auskultasi :suara napas vesikuler tidak ada suara napas tambahan

6. Kardiovaskuler
Inspeksi :nyeri dada (-),sianosis (-),clubbing finger (-), pembesaran
JVP (-).
Palpasi :ictus cordis kuat , (Posisi ICS V midclavikula sinistra,
ukuran : 1 Cm ).
Perkusi :terdengar suara redup / pekak, letak jantung dalam batas
normal
Auskultasi :Suara bunyi jantung lub dup

7. Neurologis
Klien dalam keadaan sadar penuh (alerd) dengan nilai GCS E4 V5 M6, refleks cahaya
sinistra dan dexstra (+), berbicara komunikaif, kordinasi ekstremtas normal

8. Intragumen
Inspeksi Warna kulit sawo, bersih dan tidak ada luka
Palpasi Tidak ada nyeri, CRT kurang dari 3 detik

9. Abdomen
Auskultasi Bising usus pada saat dilakukan pemeriksaan terdengan 20x
(normal)
Ispeksi Tidak ada distensi abdomen, abdomen terlihat simestris dan
tidak ada asites
Palpasi Pada saat dilakukan palpasi di 9 bagian kuadra abdomen
dibagian region suprapubik kandung kemih teraba

Perkusi Perkusi didaerah abdomen dan didapatkan suara tympani


(normal)

10. Musculoskeletal
Tidak terdapat kelainan pada system musculoskeletal pada klien dan kekuatan ekstremitas otot
klien
5 5
5 5

11. Seksualitas
V. Program terapi :
VI. Analisa data
No Data Penunjang Kemungkinan Penyebab Masalah
1. DS Nyeri akut
Luka Post oprasi
1. pasien mengeluh Nyeri
2. Pasien mengatakan nyeri di kepala depan
Kerusakan jaringan
dan samping
3. Pasien mengatakan nyeri di area bekas
Pelepasan mediator nyeri
oprasi
(histamine,
P : post oprasi
prostaglandin)
Q :pasien mengatakan rasanya seperti di
tusuk tusuk Diterima reseptor
R : pasien mengatakan nyeri di area kepala nyeri
bekas oprasi
S : pasien mengatakan skala nyeri 5 Neri akut
T : pasien mgetakan nyeri sewaktu waktu

DO
1. Pasien meringis
2. Pasien Gelisah
Pemeriksaan TTV : TD :120/90 mmHg,
RR : 20x/menit, N : 90x/menit
2 DS : - Resiko Infeksi
Luka oprasi
DO :
1.Terdapat Luka post op pada bagian kepala
2. Leukosit : 9.000
Terputusnya
3. Trombosit
kontinutias jaringan: 210.000
4. TD :120/90 mmHg,
5. RR : 20x/menit,
6. N : kontak
Jaringan 90x/menit
dengan dunia luar

Tempat masuknya
organisme

Tidak adekuat
pertahan system

Resiko infeksi

3 Data subjektif intoleransi aktivitas


1. PasienTSH
Def. hormone mengatakan lemah
2 Pasien mengeluh lelah

Penurunan
Data hormone
penghasilan Objektif
1. Pasien di bantu melakukan aktivitas
tiroid
Pemeriksaan TTV
Nadi : 120 x/menit
Penurunan
SPO2 : 95%
metabolism
HB : 12tubuh
g/dL
TSH : 0,06
Tubuh mudah lelah
dan lemas

Penurunan kekuatan
otot

Hambatan mobilitas
fisik

Intorelansi aktivitas
VII. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencederafisik luka post oprasi
2. Resiko Infeksi ditandai dengan kerusakan intergitas kulit
3. intoleransi aktivitas b.d
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Nyeri akut b.d agen pencederafisik luka Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
post oprasi Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
indikator dikaji Tujuan
Definisi : sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
Pengalaman sensorik atau emosional yang kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset
Keluhan nyeri 2 3
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual mendadak atau lambat dan berkontraksi ringan
atau fungsional, dengan onset mendadak hingga berat atau lambat
Meringis 3 4
atau lambat dan berintensitas ringan hingga Observasi
berat dan berlangsung kurang dari 3 bulan. Gelisah 3 4 1.1 Identifikasi skala nyeri
Gejala dan tanda mayor 1.2 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Subjektif Kesulitan tidur 3 4 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Mengeluh Nyeri 1.3 Identifikasi non verbal
Objektif Nafsu makan 3 4 1.4 mengidentifikasi faktor yang memperberat
1. Tampak meringis dan memperingan nyeri
2. Gelisah Pola tidur 3 4 Terapeutik
3. Sulit tidur 1.3 Berikan Teknik non farmakologis untuk
Gejala dan tanda minor mengurangi nyeri seperti
1. Nafsu makan berubah Kolaberasi
2. Proses berpikir terganggu 1.4 Kolaborasi pemberian analgetik
Pemberian Analgesik
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologi
untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri
Observasi
1.1 Identifikasi karakteristik (mis. Pecetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
1.2 Identifikasi riwayat alergi obat
1.3 identifikasi kesesuaian jenis analgesic (mis.
Narkotika, non-narkotika, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
1.4 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
1.5 Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
1.3 Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
1.4 Dokumentasikan respons terhadap terhadap
efek analgesic dan efek yang tidak di inginkan
Edukasi
1.4 jelaskan efek terapi dan efek samping obat
kolaborasi
1.5 kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic , sesuai indikasi
Pemberian Obat Intravena
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologi
melalui kateter intravena
Observasi
1.1 Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontraindikasi obat
1.2 Verifikasi order sesuai dengan indikasi
1.3 Periksa tanggal kadaluwarsa obat
1.4 Monitor efek terapeutik obat
1.5 Monitor efek samping, toksisitas, dan
interaksi obat
Terapeutik
1.1 Lakukan perinsip enam benar (pasien, obat,
dosis, waktu, rute, dokumentasi)
1.2 Pastikan ketetapan dan kepatenan kateter IV
1.3 Campurkan obat kedalam kantung, botol
atau buret, sesuai kebutuhan
1.4 Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
1.5 Tempelkan label keterangan nama obat dan
dosis pada wadah cairan IV
1.6 Gunakan mesin pompa untuk pemberian
oabt secara kontinu, jika perlu
Edukasi
1.1 Jelaskan jenis obat, alas an pemberian,
tindakan yang diharapkan , dan efek samping
sebelum pemberian
1.2 Jelaskan factor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
2 Resiko infeksi berkaitan dengan kerusakan Integritas kulit dan jaringan Pencegahan infeksi
intergitas kulit Definisi
indikator dikaji Tujuan Mengidentifikasi dan menurunkan risiko
Defenisi terserang or
Berisiko mengalami peningkatan terserang Kerusakan jaringan 2 3 2.2 pertahankan teknik aseptic pada pasien
organisme patogenik berisiko tinggi
Kerusakan lapisan 2 3 Edukasi
kulit 2.3 jelaskan tanda dan gejala infeksi
nyeri 2 3 2.4 ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
Kolaborasi
2.5 kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
3 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan Toleransi aktivitas Manajemen energy
Defenisi Indikator dikaji Tujuan Defenisi
Ketidak cukupan energy untuk melakukan Mengidentifikasi dan megelola penggunaan
aktivitas sehari-hari Kemudahan melakukan 2 3 energy untuk mengatasi dan mencegah
Gejal dan tanda mayor aktivitas sehari-hari kelelahan dan mengoptimalkan proses
Subjektif Kekuatan tubuh bagian 2 3 pemulihan
1 mengeluh lelah atas Tindakan
Gejala dan tanda minor Kekuatan tubuh bagian 2 3 3.1 identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
1. merasa tidak nyaman setelah beraktivitas bawah menyebabkan kelelahan
2. merasa lemah Perasaan lemah 2 4 3.2 monitor kelelahan fisik
3.3 monitor lokasi dan ketidak nyamanan
selama melakukan aktivitas
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn.S Umur : 35 tahun


No RM : - Ruang : Angsana

Hari/Tgl Jam No.Dx Implementasi Evaluasi


Rabu/27 10.00 1 1 .1 mengidentifikasi skala nyeri S : Pasien mengatakan nyeri di area bekas oprasi
Januari 2021 1.2 mengidentifikasi lokasi, karakteristik, O : pasien meringis
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri A:

1.3 mengidentifikasi non verbal


Indikator dikaji Pencapaia Tujuan
1.4 mengidentifikasi faktor yang memperberat
n
dan memperingan nyeri Keluhan nyeri 2 3 4

Meringis 3 4 5

Gelisah 3 4 5

Kesulitan tidur 3 4 5

Nafsu makan 3 4 5

Pola tidur 3 4 5

Keterangan
(1) Meningkat
(2) Cukup Menongkat
(3) Sedang
(4) Cukup Menurun
(5) Menurun
P : Lanjut intervensi
1. melakukan pemberian obat intervena

Rabu/27 11.30 1 1. melakukan Pemberian Obat Intravena S Pasien mengatakan nyeri dibagian kepala dengan
januari 2021 sekala nyeri 5
tidak lagi menggigil
O : Pasien meringis dan gelisah
A:
indikator dikaji Pencapaia Tujuan
n
Keluhan nyeri 2 4 4

Meringis 3 5 5

Gelisah 3 5 5

Kesulitan tidur 3 5 5

Nafsu makan 3 5 5

Pola tidur 3 5 5

Keterangan
(1) Meningkat
(2) Cukup Menongkat
(3) Sedang
(4) Cukup Menurun
P : Tujuan sudah tercapai
1. memonitor pasien terjadinya nyeri kembali

rabu/27 13.00 2 2.1 Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal S:-
Januari 2021 dan sismetik O : Terdapat Luka post op pada bagian kepala
A:
(1) Meningkat

Indikator dikaji pencapi Tujuan


an
Kerusakan jaringan 2 4 4

Kerusakan lapisan 2 4 4
kulit
Nyeri 2 4 4

(2) Cukup Menongkat


(3) Sedang
(4) Cukup Menurun
(5) Menurun

P : Tujuan sudah tercapai


1. memonitor tanda dan gejala infeksi

Rabu/27 13.30 3 3.1 mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S : Pasien mengatakan lelah
januari 2021 yang menyebabkan kelelahan O : Pasien di bantu melakukan aktivitas
3.2 memonitor kelelahan fisik A:
3.3 memonitor lokasi dan ketidak nyamanan
keterangan
selama melakukan aktivitas
Indikator dikaji pencapi Tujuan
an
Kemudahan 2 4 4
melakukan aktivitas
sehari-hari
Kekuatan tubuh 2 4 4
bagian atas
Kekuatan tubuh 2 4 4
bagian bawah
Perasaan lemah 2 4 4

(1) menurun
(2) cukup menurun
(3) sedang
(4) cukup meningkat
(5) Meningkat
P : tujuan tercapai
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)


Nama : Santosius Tanggal : 27 januari 2021
NIM : P2002053 Tempat : Itkes WHS

1 Tindakan keperawatan PEMBERIAN INJEKSI INTRA


yang dilakukan VENA LEWAT SALURAN INFUS
Memasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh
Nama Pasien : An. S
darah vena dengan melalui saluran infus
Diagnosa Medis :
hipopituitarisme
kraniofaringioma
Tanggal Tindakan : 11 januari
2021
2 Diagnosa keperawatan Hipopituitari
3 Tujuan tindakan Pemberian obat dengan bolus intravena bertujuan agarobat
yang diberikan dapar bereaksi dengan cepat, danuntuk
menghindari percampuran medikasi yang tidakcocok
4 Prinsip-prinsip tindakan dan - Perawat mencuci tangan
rasional - Memakai sarung tangan bersih
- Menyiapkan obat sesuai dengan dosis anjuran
- Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan
- Memasang perlak dan pengalasnya pada area
dibawah yang terpasang infus
- Mengecek kelancaran tetesan infuse sebelum obat
dimasukkan
- Memastikan tidak ada udara pada spuit disposibl
yang berisi obat
- Mematikan atau mengklame infuse
- Melakukan disinfektan pada area karet saluran infuse
set pada saluran infuse
- Menusukkan jarum ke bagian karet saluran infuse
dengan hati-hati degan kemiringan jarum 15-45
derajat
- Melakukan aspirasi atau menghisap spuit
disposable untuk memastikan bahwa obat masuk
ke saluran vena dengan baik. Jika saat aspirasi
terlihat darah keluar ke selang infuse maka obat
siap untuk dimasukkan
- Memasukkan obat secara perlahan dengan
mendorong pegangan disposable spuit sampai obat
habis
- Mencabut jarum dari bagian karet saluran infuse
dengan mendidih kapas pada lokasi tusukan jarum
tadi
- Membuka klem cairan infuse dan mengobservasi
kelancaran tetesan aliran infuse
- Membuang disposable spuit ke bengkok
- Menghitung tetesan infuse sesuai dengan
ketentuan program pemberian cairan

- Membereskan pasien
- Membereskan alat-alat
- Melepas sarung tangan
- Mencuci tangan
- Mengevaluasi respon klien
- Dokumentasi

5 Bahaya-bahaya yang mungkin Hematoma yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh
terjadi akibat tindakan akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena, plabitis atau
tersebut dan cara pencegahan bengkak
6 Hasil yang didapat dan makna Pasien merasa nyaman, mengurangi nyeri, kecemasan
pasien berkurang.
7 Identifikasi tindakan a. Monitor respon pasien
keperawatan lainnya yang b. Monitor TTV pasien
dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah/diagnosa
tersebut.
8 Evaluasi diri tentang Pastikan melakukan tindakan dengan benar seseuai SOP
pelaksanaan tindakan tersebut memperhatikan prinsip Tindakan, serta mengobservasi
pasien saat dilakukan Tindakan
9 Referensi

Anda mungkin juga menyukai