Disusun Oleh:
Felia Maulida
2002020
Jantung adalah sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung adalah jaringan
istimewa saat dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi
cara kerja menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita. Jantung terlihat menyerupai
jantung pisang, bagian atas tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di
sebelah bawah terlihat runcing yang disebut apeks kordis. Jantung terletak di dalam
rongga dada di sebelah depan (kavum mediastinum anterior), disebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, di atas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri
antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada daerah ini teraba adanya
denyutan jantung disebut iktus kordis. Ukurannya kira-kira sebesar genggaman tangan
kanan dan beratnya mencapai 250-300 gram. Di antara dua lapisan jantung terdapat
lendir sebagai pelicin dalam menjaga supaya pergesekan antara pericardium pleura tidak
menimbulkan gangguan pada jantung (Arifin, 2013).
Fungsi jantung adalah memompa darah kejaringan, menyuplai oksigen dan zat
nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sisa hasil metabolisme. Terdapat dua
pompa jantung terletak sebelah kanan dan kiri.Hasil keluaran jantung kanan
didistribusikan seluruhnya keparu melalui arteri pulmonalis, dan hasil keluaran jantung
kiri seluruhnya di distribusikan keseluruh tubuh melalui aorta. Kedua pompa tersebut
menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja
pompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dan dinding otot.Selama
kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan
keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), bilik jantung akan terisi darah
sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normalnya 50-80
x/menit, menyemburkan darah sekitar 70 ml dari kedua ventrikel tiap detak, dan hasil
keluaran totalnya 5 L/menit.
a. Lapisan Selaput Jantung
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan pericardium, dimana
lapisan pericardium ini dibagi menjadi 3 lapisan. Lapisan Fibrosa, yaitu lapisan
paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami
overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung
dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa
ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang
menghubungkan dengan lapisan ini.Kedua, lapisan parietal yaitu bagian dalam
dinding lapisan fibrosa.Ketiga, lapisan visceral, lapisan perikardium yang
bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.Diantara lapisan
parietal dan visceral terdapat ruangan yang berisi cairan perikardium.Cairan ini
berfungsi untuk menahan gesekan. Banyaknya cairan pericardium ini antara 15-50
ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi kerja jantung.
b. Lapisan Otot
Jantung Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan jaringan yaitu epikardium,
miokardium, dan endocardium bagian dalam.Fungsi epikardium luar sebagai lapisan
pelindung terluar, yang mencakup kapiler darah, kapiler getah bening, dan serabut
saraf. Hal ini mirip dengan pericardium visceral, dan terdiri dari jaringan ikat
tertutup oleh epitel (jaringan membrane yang meliputi organ internal dan permukaan
internal lain dalam tubuh.Lapisan dalam yang disebut miokardium, yang merupakan
bagian utama dari dinding jantung, terdiri dari jaringan otot jantung.Jaringan ini
bertanggung jawab untuk kontraksi jantung, yang memfasilitasi memompa darah.Di
sini, serat otot dipisahkan dengan jaringan ikat yang kaya di sertakan dengan kapiler
darah dan serabut saraf.Lapisan dalam disebut endocardium, dibentuk dari jaringan
epitel dan ikat yang mengandung banyak serat elastis dan kolagen (kolagen adalah
protein utama jaringan ikat).Jaringan- jaringan ikat mengandung pembuluh darah
dan serat otot jantung khusus yang di sebut serabut purkinje.
c. Katup Jantung
Katup jantung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara
atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuker, sedangkan katup yang
menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup
seminular.Katup antrioventrikuler terdiri dari katup tricuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan
katup mitral atau bicuspid.Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal, katup
semilunar yang lain menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta
yaitu katup aorta. Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung
sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau
diastolic.Tiap bagian daun katup jantung di ikat oleh chordae tendinea sehingga pada
saat kontarksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang
bertekanan rendah.chordae tendineasendiri berikatan dengan otot yang disebut
muskulus papilaris.
d. Bilik Jantung
Jantung manusia memiliki 4 ruang, ruang atas dikenal sebagai atrium kiri dan kanan,
dan ruang bawah disebut ventrikel kiri dan kanan.Dua pembuluh darah yang disebut
vena kava superior dan vena kava inferior, masing-masing membawa darah
teroksigenasi ke atrium kanan dari bagian atas dan bagian bawah tubuh.Atrium
kanan memompa darah ini ke ventrikel kanan melalui katup tricuspid.Ventrikel
kanan memompa darah ini melalui katup pulminal ke arteri pulmonalis, yang
membawanya ke paru-paru (untuk mendapatkan kembali oksigen).Atrium kiri
menerima darah ini melalui katup bicuspid atau mitral.Ventrikel kiri memompa
darah ini melalui katup ke aorta ke berbagai bagian tubuh melalui aorta, yang
merupakan pembuluh darah terbesar dalam tubuh.Otot-otot jantung juga disertakan
dengan darah beroksigen melalui arteri coroner.Atrium dengan berdinding tipis,
dibandingkan dengan ventrikel.Ventrikel kiri adalah yang terbesar dari empat bilik
jantung dan dindingnya memiliki ketebalan setengah inci.
e. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung, karena darah
bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting agar jantung bisa
bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri coroner mengalami pengurangan
suplainya ke jantung atau yang disebut dengan iskemia, ini akan menyebabkan
terganggunya fungsi jantung. Apalagi arteri coroner mengalami sumbatan total atau
yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa
menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan
iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau miokardiac
infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana
muara arteri coroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava.
Arteri coroner dibagi dua, yaitu :
1) Arteri Koroner kiri
Arteri coroner kiri memiliki 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden) dan
LCX (left Cirkumplex). Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua letak
anatomis ekterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang
melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus
interventrikuler yangmemisahkan kedua ventrikel.Pertemuan kedua lekuk ini
dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang
sangat penting yaitu kruks jantung.Nodus AV berada pada titik ini.Arteri LAD
bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikuler kiri dan kanan,
serta bagian interventrikuler septum.Arteri LCX bertanggung jawab untuk
mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung
jawab mensuplai SA Node.
2) Arteri Koroner kanan Arteri coroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah
ke atrium kanan, ventrikel kanan, permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri,
90% mensuplai AV Node, dan 55% mensuplai SA Node.
f. Pembuluh Darah Besar jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu diketahui, yaitu :
1) Vena kava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.
2) Vena kava inferior, yaitu vena besar yang m embawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
3) Sinus coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
4) Pulmonary trunk, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
5) Artery pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
6) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7) Assending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ
tubuh bagian atas.
8) Desending aorta, yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.
2. Fisiologi jantung
Hemodinamika jantung Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena terbesar
(vena kava) menuju ke atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Darah dari
ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis
menuju ke paru- paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh darah yang sangat kecil
(pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara diparu-paru, menyerap oksigen,
melepaskan karbondiokasida dan selanjutnya di alirkan kembali kejantung. Darah yang
kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran
darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi
pulmoner karena darah di alirkan ke paru-paru. Darah dalam atrium kiri akan di dorong
menuju ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis/ mitral, yang selanjutnya akan
memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar
dalam tubuh). Darah kaya akan oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali
paru-paru.
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu terminologi yang digunakan dalam
menggambarkan suatu keadaan atau kumpulan proses penyakit yang meliputi angina
pektoris tidak stabil/APTS (unstable angina/UA) infark miokard gelombang nonQ
atau infark miokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial
infarction/ NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan
elevasi segmen ST (ST elevation myocardial infarction/STEMI) (Morton, 2012).
Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidak seimbangan
permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan oleh
arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan
(Sylvia, 2009).
2. Etiologi
NSTEMI disebabkan karena penurunan suplai oksigen dan peningkatan
kebutuhan oksigen miokard yang dialami oleh obstruksi Koroner. NSTEMI terjadi
akibat thrombosis akut atau prosesvasokonstrikai koroner, sehingga terjadi iskemia
miokard dapat menyebabkan jaringan nekrosis miokard dengan derajat lebih kecil,
biasanya terbatas pada sub endokardium.
Keadaan ini dapat menyebabkan elevasi segmen ST, namun penyebab pelepasan
penanda nekrosis. Penyebab paling umum yaitu penurunan perfusi miokard
penghhasil dari penyempitan arteri koroner disebabkan oleh thrombusnonocclusive
namun telah dikembangkan daerah plak aterosklerotik terganggu.
a. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah :
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Riwayat penyakit jantung
4) Hereditas
5) Ras
b. Faktor resiko yg dapat di ubah :
1) Mayor : hipertensi, merokok, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, diabetes,
kalori, hyperlipidemia,
2) Minor : emosional, agresif, inaktifitas fisik, stress psikologis berlebihan,
ambisius,
c. Faktor penyebab
1) Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
Penyebab yang sering SKA yaitu penurunan perfusi miokard karena
penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus pada plak
aterosklerosis yang robek atau pecah namun biasanya tidak sampai
menyumbat. Mikroemboli (emboli kecil) dari agregasi trombosit beserta
komponennya dari plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark di daerah
distal, Penyebab keluarnya tanda kerusakan miokard pada banyak pasien.
2) Obstruksi dinamik
Penyebab yang agak jarang adalah obstruksi dinamik, yang mungkin
diakibatkan oleh spasme fokal yang terus menerus pada segmen arteri koroner
epikardium (angina prinzmetal). Spasme ini disebabkan oleh
hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi
endotel. Obstruksi dinamik koroner juga mengakibatkan oleh konstriksi
abnormal pada pembuluh darah yang kecil.
3) Obstruksi mekanik yang progresif
Penyebab ke tiga SKA adalah penyempitan begitu hebat namun bukan karena
spasme atau trombus. Ini terjadi pada beberapa pasien dengan aterosklerosis
progresif dengan stenosis ulang setelah intervensi koroner perkutan (PCI).
4) Inflamasi dan infeksi
Penyebab ke empat yaitu inflamasi, disebabkan karena yang terhubung
dengan infeksi, dan mungkin menyebabkan sempitan arteri, destabilisasi
plak, ruptur dan trombogenesis. Makrofag pada limfosit-T di dinding plak
ditingkatkan ekspresi enzim seperti metaloproteinase, yang dapat berakibat
penipisan dan ruptur plak, sehingga bisa mengakibatkan SKA.
5) Faktor atau keadaan pencetus
Penyebab ke lima SKA yang merupakan akibat sekunder dari kondisi
pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada beberapa penyebab berupa
penyempitan arteri koroner dan mengakibatkan terbatasnya perfusi miokard,
namun mereka biasanya menderita angina stabil begitu kronik. SKA jenis ini
antara lain karena:
a) Peningkatan kebutuhan takikardi, oksigen miokard, seperti tirotoksikosis,
dan demam
b) Kurangnya aliran darah koroner
c) Kurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada hipoksemia dan
anemia
Kelima penyebab SKA di atas tidak sepenuhnya berdiri sendiri dan banyak
terjadi tumpang tindih. Yaitu kata lain tiap penderita mempunyai lebih dari
satu penyebab dan saling terkait.
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri di dada, berlangsung selama 30 menit sedangkan pada angina kurang.
Selain itu pada angina, nyeri akan hilang saat dibawa beristirahat namun lain
halnya dengan NSTEMI.
b. Sesak Nafas, disebabkan oleh adanya peningkatan mendadak antara tekanan
diastolik ventrikel kiri, disaat itu perasaan cemas juga menimbulkan
hipervenntilasi. Pada infark tanpa gejala nyeri ini, sesak nafas merupakan tanda
adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
c. Gejala gastrointestinal, meningkatkan aktivitas vagal di sebabkan muntah dan
mual, namun biasanya sering terjadi pada infark inferior,dan stimulasi diafragma
pada infak inferior bisa menyebabkan cegukan.
d. Gejala lain termasuk palpitasi, gelisah, rasa pusing, atau sinkop dan aritmia
ventrikel.
4. Patofisiologi
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan peningkatan kebutuhan
oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI dapat terjadi
karena trombosis akut atau proses vasokontriksi koroner. Trombosis akut pada arteri
koroner disebabkan dengan adanya ruptur plak yang tidak stabil. Plak yang tidak
stabil ini biasanya mempunyai lipid yang besar,densitas otot polos yang rendah,
fibrous cap yang tipis dan konsentrasifaktor jaringan yang tinggi. Inti lemak yang
cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam
lemak tak jenuh yang tinggi. Pada daerah ruptur plak dijumpai sel makrofag dan
limfosit T yang menunjukkan adanya proses inflamasi.Sel-sel ini akan mengeluarkan
sitokin proinflamasi seperti TNF α, dan IL-6. Selanjutnya IL-6 merangsang
pengeluaran hsCRP di hati.( Aru, 2010).
5. WOC
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)
Segmen ST merupakan hal penting untuk menentukan risiko terhadap pasien.
Pada Trombolisis Myocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi segmen ST
baru yaitu 0,05 mV merupkan predikat outcome yang buruk. Kauletal meningkat
secara progresif yaitu memberatnya depresi segmen ST maupun perubahan
troponin T keduanya memberikan tambahan informasi prognosis pasien dengan
NSTEMI.
7. Penatalaksanaan
Pasien yang mengalami NSTEMI di istirahat ditempat tidur atas pemantauan
EKG untuk memantau segmen ST dan irama jantung. Beberapa komponen utama
harus di berikan setiap pasien NSTEMI yaitu:
a. Istirahat
b. Diet jantung,rendah garam, makanan lunak.
c. Memberi digitalis untuk membantu kontraksi jantung atau memperlambat
frekuensi Pada jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung
menurun.
d. Vena dan volume darah peningkatan diuresis dapat mengurangi edema. Pada
pemberian ini pasien harus dipantau agar hilangnya ortopnea, dispnea,
berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan ditandai
dengan mual dan muntah, anoreksia, namun selanjutnya terjadi perubahan pada
irama, ventrikel premature, bradikardi kontrak, gemini (denyut normal dan
premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal.
1) Pemberian Diuretic, untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal.
jika sudah diresepkan harus diberikan pada waktu siang hari supaya tidak
terganggu istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien perlu
dicatat agar pasien tidak mengalami kehilangan cairan saat diberikan diuretic,
pasien juga perlu menimbang berat badan setiap hari, supaya tiadak terjadi
perubahan pada turgor kulit, perlu di perhatikan tanda-tanda dehidrasi.
2) Morfin, diberikan agar mengurangi nafas sesak pada asma cardial, namun
hati-hati depresi pada pernapasan.
3) Pemberian oksigen
4) Terapi natrium nitropurisida dan vasodilator, obat-obatan vasoaktif
merupakan pengobatan pertama pada pasien gagal jantung dalam mengurangi
impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.
8. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang terjadi akibat gagal jantung:
a. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik ditandai dengan gangguan fungsi ventrikel kiri yang berakibat
gangguan fungsi ventrikel kiri yang mengakibatkan gangguan pada perfusi
jaringan atau penghantaran oksigen pada jaringan yang khas pada syok
kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut adalah hilangnya 40 %
atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal di seluruh ventrikel
akibat tidak seimbang antara kebutuhan atau supply oksigen miokardium.
b. Edema paru
Edema paru terjadi di dalam tubuh dengan cara yang sama,. Faktor apapun yang
menyebabkan cairan interstitial paru meningkat dari negative menjadi batas
positif. Penyebab kelainan paru yang umum terjadi adalah:
1) Gagal jantung sebelah kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan
tekanan kapiler paru yang membanjiri ruang alveoli dan interstitial.
2) Kerusakan di membrane kapiler paru yaitu disebabkan oleh infeksi seperti
pneumonia atau terhirupnya bahan-bahan yang berbahaya seperti gas sulfur
dioksida dan gas klorin. Masing-masing di sebabkan kebocoran protein
plasma atau cairan secara cepat keluar dari kapiler.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian yaitu suatu pemikiran yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
maupun data dari klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah
kebutuhan kesehatan atau keperawatan klien baik secara mental, fisik, lingkungan
dan sosial dan (Arif Muttaqin, 2009). Terdiri dari :
a. Biodata Klien
Identitas klien meliputi : nama,umur,jeniskelamin, pendidikan,
pekerjaan,agama,suku/bangsa, waktu masuk rumah sakit, waktu pengkajian,
diagnosa medis, nomor MR dan alamat. Identitas penanggung jawab meliputi :
nama, umur, pekerjaan, agama, pendidikan, suku/bangsa, alamat, hubungan
dengan klien.
b. Pengkajian primary
1) Airway
Proses jalan nafas yaitu pemeriksaan obstruksi jalan nafas, adanya suara nafas
tambahan adanya benda asing.
2) Breathing
Frekuensi nafas, apa ada penggunaan otot bantu nafas, retraksi dada, adanya
sesak nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi suara nafas, kaji adanya
suara nafas tambahan.
3) Circulation
Pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output serta adanya
perdarahan. pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.
4) Disability
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran compos mentis (E4M6V5) GCS 15,
pupil isokor, muntah tidak ada, ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada
gangguan menelan.
5) Exsposure
Pengkajian meliputi untuk mengetahui adanya kemungkinan cidera yang lain,
dengan cara memeriksa semua tubuh pasien harus tetap dijaga dalam kondisi
hangat supaya untuk mencegah terjadinya hipotermi.
6) Foley Chateter
Pengkajian meliputi adanya komplikasi kecurigaan ruptur uretra jika ada
tidak dianjurkan untuk pemasangan kateter, kateter dipasang untuk memantau
produksi urin yang keluar.
7) Gastric tube
Pemeriksaan ini tujuan nya untuk mengurangi distensi pada lambung dan
mengurangi resiko untuk muntah.
8) Monitor EKG
Pemeriksaan ini di lakukan untuk melihat kondisi irama dan denyut jantung.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
c. Itoleransi aktivitas
d. Penurunan curah jantung
3. Intervensi keperawatan
3. Edukasi :
3.1 Anjurka asupan cairan
2000 ml/hari, jika
kontraindikasi
4. Kolaborasi :
4.1 Kolaborasi pemberian
dekstrose, jika perlu
4.2 Kolaborasi pemberian
glukagon, jika perlu
Penurunan curah Curah jantung Perawatan jantung
jantung. Setelah dilakukan Mengidentifikasi, merawat
Ditandai dengan : tindakan keperawatan dan membatasi komplikasi
diharapkan …×24 jam akibat ketidakseimbangan
Gejala dan tanda mayor ekspektasi curah jantung antara suplai dan konsumsi
Subjektif : meningkat. oksigen miokard.
a. Perubahan preload
1) Lelah Intervensi
Kriteria Hasil :
Objektif : 1. Observasi
a. Lelah
a. Perubahan preload 1.1 identifikasi tanda/gejala
Menurun (5)
1) Edema primer penurunan curah
b. Edema
2) Central venous jantung (meliputi
Menurun (5)
pressure (CVP) dyspnea, kelelahan,
c. Distensi vena jugularis
meningkat edema, ortopnea,
Menurun (5)
3) Hematomegali paroxysmal nocturnal
d. Pucat/sianosis
dyspnea, peningkatan
Menurun (5)
Gejala dan tanda minor (CVP)
e. Hepatomegaly
Subjektif : 1.2 Identifikasi
Menurun (5)
a. Perilaku/emosional tanda/gejala sekunder
f. Tekanan darah
1) Cemas penurunan curah
Membaik (5)
2) Gelisah jantung (meliputi
peningkatan berat
badan, hepatomegaly,
distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkji (basah,
oliguria, batuk, kulit
pucat)
1.3 Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan
darah ortostatik, jika
perlu)
1.4 Monitor intake dan
output cairan
1.5 Monitor saturasi
oksigen
1.6 Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
1.7 Monitor nilai
laboratorium jantung
(mis. Elektrolit, enzim
jantung, BNP, NTpro-
BNP)
1.8 Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas
2. Terapeutik
2.1 Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
2.2 Berikan diet jantung
yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol dan
makanan tinggi lemak)
2.3 Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
2.4 Berikan terapi relaksasi
untuk mngurangi stress,
jika perlu
2.5 Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
3.1 anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
3.2 anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahan
4. Kolaborasi
4.1 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Ditandai dengan : Setelah dilakukan Mengidentifikasi dan
tindakan keperawatan mengelola penggunaan
Gejala dan tanda mayor diharapkan 2×24 jam energi untuk mengatasi atau
Subjektif : ekspektasi toleransi mencegah kelelahan dan
a. Mengeluh lelah mengoptimalkan proses
aktivitas meningkat.
pemulihan.
Gejala dan tanda minor
Kriteria hasil :
Subjektif : Intervensi
a. Kemudahan dalam
a. Dispnea saat/setelah 1. Observasi
melakukan aktivitas
aktivitas 1.1 Identifikasi gangguan
sehari-hari
b. Merasa tidak nyaman fungsi tubuh yang
Meningkat (5)
setelah beraktivitas mengakibatkan
b. Keluhan lelah
c. Merasa lemah kelelahan
Menurun (5)
1.2 Moitor kelolahan fisik
c. Dispnea setelah
Objektif : dan emosional
aktivitas
a. Sianosis 1.3 Monitor lokasi dan
Menurun (5)
ketidak nyamanan
d. Sianosis
selama melakukan
Menurun (5)
aktivitas
e. Frekuensi napas
2. Terapeutik
Membaik (5)
2.1 Melakukan rentan
gerak pasif dan garing
atau aktif
2.2 Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
3. Edukasi
3.1 Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
3.2 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
3.3 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
D. Analisis Kasus
Tn. D,
usia: 54 th
4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan:
Tn. T mengalami diagnosa medis yaitu CAD N-STEMI
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Klien mengatakan sudah sejak lama mengetahui tentang masalah kesehatan yang
dialaminya saat ini.
Intake makanan:
Sebelum sakit :
Klien mengatakan asupan makan sebelum sakit baik, frekuensi makan 3x sehari dengan nasi
dan lauk pauk dan mampu menghabiskan satu porsi
Saat sakit :
Klien mengatakan asupan nutrisi saat sakit berkurang, frekuensi makan 3x sehari hanya
mampu makan 5 sendok saja
Intake cairan:
Sebelum sakit :
Klien mengatakan mengkonsumsi air putih 6-8 gelas perhari
Saat sakit:
Klien mengatakan hanya minum sedikit air putih dan sekarang klien mengkonsumsi air
putih sebanyak 4-5 gelas perhari
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit :
Klien mengatakan buang air besar 2×/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning, bau
yang khas.
Saat sakit :
Klien mengatakan saat sakit buang air besar 1×/hari dengan konsistensi lunak dan bau
yang khas.
b. Buang air kecil
Sebelum sakit :
Klien mengatakan Buang air kecil 5-6 kali, warna urine bening, bau khas urine, klien
melakukan buang air kecil secara mandiri serta pasien tidak mengalami gangguan
dalam buang air kecil
Saat sakit :
klien mengatakan BAK 4 kali perhari dan jika ke kamar mandi merasa kesusahan
karena terasa lemas.
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
a. Penglihatan : klien tidak mengalami gangguan penglihatan
b. Pendengaran : pendengaran klien baik dengan ditandai masih dapat menjawab apa yang
ditanyakan
c. Pengecap dan penciuman klien berfungsi dengan baik. Sensori klien masih mampu
membedakan rasa pedas, asam, manis, asin pahit, dan mampu membedakan rasa panas
dan dingin sakit dan nyeri, indra penciuman klien baik klien ampu mambedakan bau
balsem dam minyak gosok.
BB/TB : 60kg/165cm
Kepala :
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, rambut berwarna hitam dan ada sedikit uban, rambut tebal dan
tidak ada ketombe,
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, rambut kasar
b. Pendengaran
√ Berkurang Alat bantu
Normal Berdengung Tuli
Klien mengatakan masih bisa mendengar dengan jelas dan saat diberikan respon dengan
bisikan dengan rambut klien, dan nyambung ketika diajak berbicara, klien mendengar
dengan jelas.
Keluhan lain:
Klien mengatakan tidak memiliki keluhan lain pada pendengarannya.
c. Hidung:
Inspeksi : Simetris, tidak ada massa, bernapas dengan cuping hidung (+), tidak ada
sumbatan
Palpasi : Tidak ada benjolan atau benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
d. Mulut/Gigi/Lidah:
Inspeksi :
Mulut : Bersih tidak ada lesi, bibir simetris, tidak berbau, adanya sianosis, mukosa bibir
kering
Gigi : Gigi tampak bersih, tidak ada karies, kebiasaan gosok gigi selama dirumah 2x sehari.
Lidah : Berwarna kepink, tidak kotor dan berwarna putih.
Palpasi : Terdapat platum berwarna kepink menggunakan tongspatel, refleks muntah baik,
tidak ada tongsil atau amandel.
e. Leher :
Inspeksi : Tidak ada sianosis, saat minum air untuk melihat gerakan menelannya sama,
tidak ada gondok/ pembesaran kelenjar thyroid.
Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan pada vena jugularis (JVP), tidak ada pembesaran
kelenjar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
f. Respiratori
a. Dada : Simetris (pengembangan dada kanan dan kiri simetris), tidak ada memar pada dada
atau kemerahan, tidak ada nyeri tekan
b. Batuk : ya/tidak; produktif/tidak produktif
Karakteristik Sputum : tidak ada
c. Napas bunyi : vesikuler/lainnya, jelaskan
Sesak napas saat :
Ekspirasi Inspirasi Istirahat Aktivitas
Tipe pernapasan:
Perut Dada Biot
Kussmaul Cynestokes Lainnya
Frekuensi napas : 24 x/menit
Penggunaan otota sesoris : (ya/tidak), Napas Cuping Hidung : (+)
Fremitus : jika disuru memyebut 77 terasa vibrasi pada dada depan belakang
Sianosis : (ya/tidak)
Keluhan lain : adanya otot bantu dada ketika inspirasi dan ekspirasi.
g. Kardiovaskular
Riwayat Hipertensi: Tidak memiliki riwayat hippertensi. Masalah jantung : Klien memiliki
riwayat penyakit jantung sejak 5 tahun yang lalu.
Demam Rematik : Tidak ada
Bunyi jantung : S1 lub dan S2 dub
Frekuensi : norma
Irama : reguler
kualitas : bunyi jantung terdengar jelas
Murmur : Tidak terdapat murmur jantung
Pusing Cianosis
Capillary refill :
Riwayat Keluhan lainnya : P : karna memiliki penyakit jantung sebelumnya, Q : nyeri
yang terasa seperti ditusuk tusuk. R: nyeri terasa di ddada, leher dan bahu, S: skala nyeri 5,
T : nyeri datang secara tiba tiba ketika beraktivitas
h. Neurologis
Rasa ingin pingsan/pusing : Pusing
Sakit Kepla: Lokasi nyeri : Kepala Frekuensi :
GCS : Eye =4 Verbal =5 Motorik =6
Pupil : isokor/unisokor
Reflek cahaya : Reflek cayaha klien baik
Sinistra : +/- cepat/lambat
Dextra : +/- cepat/lambat
Bicara : Saat berbicara artikulasi klien jelas
√ Komunikatif Aphasia Pelo
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain.
Kesemutan Bingung Tremor √Gelisah Kejang
Keluhan lain : Klien mengatakan merasa gelisah.
Koordinasi ekastemitas
√ Normal Paralisis, Lokasi : Plegia, Lokasi :
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain.
i. Integumen
Warna kulit
Kemerahan √ Pucat Sianosis Jaundice Normal
Kelembaban :
Lembab √Kering
Turgor : elastis / tidak elastic
√ > 2 detik < 2 detik Keluhan lain : tidak ada keluhan lain
Keluahan yang lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain
j. Abdomen
Nyeri Tekan : Terdapat nyeri tekan bagian perut
Lunak/keras : Keras karena mengalami pembengkakan
Massa : Terdapat massa. Ukuran/Lingkar Perut : 80 cm
Bising usus : 8 x/menit
Asites : tidak ada asites
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain
k. Muskuloskeletal
Nyeri otot/tulang, lokasi : Tidak ada intensitas : Tidak ada
Kaku sendi, lokasi : Tidak ada
Bengkak sendi, lokasi : tidak ada
Fraktur (terbuka/tertutup), lokasi : Tidak ada
Alat bantu, jelaskan : Tidak ada
Pergerakan terbatas, jelaskan : Karena klien merasa lemas
Keluhan lain, jelaskan : Klien mengatakan lemas, mudah lelah dan sesak ketika
beraktivitas
l. Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : jarang
Penggunaan alat kontrasepsi : Klien mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi
Masalah/kesulitan seksual : Klien mengatakan tidak memiliki masalah seksual
Perubahan terakhir dalam frekuensi : Klien mengatakan tidak ada
Wanita :
Usia Menarche : Tidak ada Lamanya siklus : Tidak ada Durasi : Tidak ada
Periode menstruasi terakhir : Tidak ada.
Menopouse : Tidak ada
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri : Tidak ada
PAP smear terakhir : Tidak ada
Pria :
Rabas penis : Klien mengatakan tidak pernah
Gangguan prostat : Klien mengatakan tidak ada memiliki gangguan pada prostat
Sirkumsisi : Klien mengatakan saat kelas 5 SD melakukan sunat.
Vasektomi : Klien mengatakan tidak pernah
Impoten : Klien mengatakan tidak pernah
Ejakulasi dini : Kliem mengatakan di umur 18 tahun
V. Program terapi:
a. Injeksi arixtra 1 x 0,5 ml SC
b. ISDN 3 X 5 MG PO
c. ATORVASTATIN 0 – 0 – 20 MG PO
d. RAMIPRIL 0 – 0 – 2,5 MG
e. ASPILET 1 X 80 MG
f. BRILINTA 2 X 90 MG
a. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, cantumkan tanggal pemeriksaan, dan
kesimpulan hasilnya)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Unit
Hemoglobin 14 12.0 – 16.0 g/Dl
Hematokrit 37 37.0 – 54.0 %
Trigliserida 159 < 150 mg/dL
Kolesterol 210 < 200 mg/dL
HDL kolesterol 44 > 45 mg/dL
LDL kolesterol 137 < 130 mg/dL
SGOT 30 < 30 u/l
Troponin T 40 < 30 pg/ml
Pemeriksaan penunjang
EKG : T inversi lead, AVL V5, V6
VI. Analisa Data
-RR : 24X/menit
Sesak
3. Data Subjektif : Iskemi N-STEMI membuat Intoleransi aktivitas
Pasien berkata badannya terasa kebutuhan O2 menurun dan
lemas dan mudah lelah ketiak menyebabkan gangguan
berkativitas, klien berkata metabolisme
aktivitas dibantu istri dan
perawat
Penurunan kemampuan
Data Objektif : terbentuknya energi
-Kien terlihat lemas, terliat
lelah
-Klien berbaring ditempat tidur Kelemahan
-Aktivitas dibanti istri dan
perawat
3. Kolaborasi :
3.1 Kolaborasi pemberian
dekstrose, jika perlu
3.2 Kolaborasi pemberian
glukagon, jika perlu
2. Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
Deinisi : pegalaan Setelah dilakukan tindakan
sensoris atau emosional keperawatan diharapkan
1. Observasi :
yang berkaitan dengan 3×24 jam ekspektasi status
kerusakan jaringan aktual cairan membaik. 1.1 identifikasi lokasi,
atau fungsional, dengan karakteristik, durasi,
onset mendadak atau 1. Keluhan nyeri menurun
frekuensi, kualitas,
lambat dan berintensias 2. Meringis menurun
ringan hingga berat yang intensitas nyeri
3. Gelisah menurun
berlansung kurang dari 3 1.2 Identifikasi skala
bulan 4. Berfokus pada diri
nyeri
sendiri menurun
Data Subjektif :
5. Prilaku membaik
Klien mengatak nyeri 2. Terapeutik
pada dada kiri, menyebar
ke leher dan punggung, 2.1 Berikan tehnik
P : Karna penyakit nonfarmakologis untuk
jantung sebelunya
Q : . terasa seperti di mengurangi rasa nyeri
tusuk tusuk (mis, TENS, hipnosis,
R : nyeri pada dada , leher
dan punggung akupsure, terapi musik,
S : skala 5 biofeedback, terapi pijat,
T : nyri tiba tiba ketika
beraktivitas aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
Data Objektif :
kompres hanat/dingin,
-Pasien tampak meringis
-Pasien memegang daerah terapi bermain).
yang nyeri
3. Edukasi
3.1 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
3.2 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3.3 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
3.4 Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
4.1 Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
3. Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Definisi : ketidak cukupan Setelah dilakukan tindakan Mengidentifikasi dan
energi untuk melakukan keperawatan diharapkan mengelola penggunaan
aktivitas sehari-hari 2×24 jam ekspektasi energi untuk mengatasi
toleransi aktivitas atau mencegah kelelahan
Data Subjektif : meningkat. dan mengoptimalkan
Pasien berkata badannya proses pemulihan.
terasa lemas, klien berkata Kriteria hasil : Tindakan :
aktivitas dibantu istri dan -Kemudahan dalam
perawat 1. Observasi
melakukan aktivitas sehari-
1.1 Identifikasi gangguan
Data Objektif : hari Meningkat
fungsi tubuh yang
-Kien terlihat lemah -Keluhan lelah Menurun mengakibatkan kelelahan
-Klien berbaring ditempat -Dispnea setelah aktivitas 1.2 Monitor kelelahan
tidur Menurun fisik dab emosional
-Aktivitas dibanti istri dan -Frekuensi napas Membaik 1.3 Monitor lokasi dan
perawat ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
2. Edikasi
2.1 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Edukasi
-Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
AHA. (2017). High bood pressure clinical practice guideline for the
orevention,detection,evalution.A report of the Amerika college of cardiologt. America : J
Am Coll Cardiol.
Aru W, Sudoyo. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta: Interna
PublishingArifin, S., Yani, S. 2013. Atlas Anatomi Otot Manusia Untuk Fisioterapi. PT.
Sejahtera Bersama Yuk
Tussolihah. M. 2018. ANALISA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN
CORONARY ARTERY DISEASE (CAD) NON STEMI DENGAN INTERVENSI
INOVASI TERAPI PIJAT KAKI TERHADAP KUALITAS TIDUR DIRUANG
INTENSIVE CARDIAC CARE UNIT (ICCU) RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE.
Samarinda : Skripsi
Morton G.P. 2012, Keperawatan Kritis, Edisi 2, Jakarta: EGC
Gusti. N. 2018. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN NON-ST SEGMEN
ELEVATION MYOCARD INFARCTION (N-STEMI) MELALUI AROMA TERAPI
LAVENDER UNTUK MENGURANGI SKALA NYERI DADA DI RUANGAN ICCU
RSUD. ACHMAD MOCHTA. Padang : KTI
Sylvia. M, Lorraine. (2009). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC`