Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

Yuni Purnama Sari 2014401099

Sukma Aprilia 2014401091

Wayan Intan Kartini 2014401097

Rizky Hanafi Munazir 2014401087

Ketut Sutrisnawati 2014401064

Henisa Wahyuni 2014401060

Putri Naura Sakhi 2014401076

Rola Sintia Putri 2014401089

Tara Pebri Dinanti 2014401093

Roby Diansyah 2014401088

Resty Oktapia Elvatama 2014401082

Nena Melinda 2014401071

Repka pirmanda Sr 2014401081


TINGKAT 2 REGULER 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

A. Kasus/ Masalah Utama

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

1. Pengertian Harga diri rendah

1. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep,2009)
2. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. ( Towsend,2008)
3. Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat BA,2006)

2. Jenis – jenis harga diri rendah

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa
sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai
oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)

3. Rentang respon

3. Rentang Respon
Respon Maladaptif

a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)
B. Proses Terjadinya Masalah

1. Faktor Predisposisi

 Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri
yang tidak realistis.
 Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
 Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
(Stuart & Sundeen, 2006)

2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian
tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau produktivitas yang
menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
secara emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul
secaratiba-tiba,misalnyaharus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara,
termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum
sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat
saat dirawat.( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal.(Townsend,2008)

Penilaian Terhadap Stressor

Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, soisologis,
atau fisiologis,.Elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.
Sumber Koping

Semua orang, tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai beberapa


bidan kelebihan personal yang meliputi :

a) Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah


b) Hobi dan kerajinan tangan
c) Seni dan ekspresif
d) Kesehatan dan perawatan diri
e) Pendidikan atau pelatihan
f) Pekerjaan, vokasi atau posisi
g) Bakat tertentu
h) Kecerdasan
i) Imajinasi dan kreativitas
j) Hubungan interpersonal

3. Mekanisme Kopping

Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek


atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri
( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang
tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik,
kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka panjang
mencakup berikut ini :

1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh


orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri
individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik marah
terhadap diri sendiri, dan amuk ). (Stuart,2006)
A. POHON MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Pohon masalah

Isolasi Sosial
Effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif


Causa

B. Diagnosis Keperawatan

a. Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah


b. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu inefektif

C. Rencana Tindakan Keperawatan

TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : Bina hubungan saling percaya dengan
Pasien memiliki konsep diri yang mengungkapkan prinsip komumikasi
positif terapeutik:
Tujuan khusus : 1. Sapa pasien dengan ramah baik
TUK 1 : verbal maupun non verbal
Pasian dapat membina hubungan 2. Perkenalkan diri dengan sopan
saling percaya dengan perawat 3. Tanyakan nama lengkap pasien dan
kriteria hasil: nama panggilan yang disukai
setelah…..x interaksi,pasien pasien
menunjukkan ekspresi wajah 4. Jelaskan tujuan pertemuan
bersahabat ,menunjukkan rasa 5. Jujur dan menepati janji
senang,ada kontak mata,mau 6. Tunjukkan sikap empati dan
berjabat tangan,mau menyebut menerima pasien apa adanya
nama,mau menjawab salam,pasien 7. Beri perhatian kepada pasien dan
mau duduk,berdampingan dengan perhatikan kebutuhan dasar pasien
perawat,mau mengutarakan masa-
lah yang dihadapi

TUK 2 : 1. Diskusikan kemampuan aspek


Pasien dapat mengidentifikasi positif , keluarga dan lingkungan
kemampuan dan aspek positif yang yang dimiliki pasien
dimiliki 2. Bersama pasien membuat daftar
Kriteria hasil: tentang :
Setelah.….x interaksi pasien dapat a. Aspek positif pasien,
menyebutkan: keluarga, dan lingkungan
a. Kemampuan yang dimiliki b. Kemampuan yang dimiliki
pasien pasien
b. Aspek positif keluarga 3. Utamakan memberi pujian yang
c. Aspek positif lingkungan realistik dan hindarkan penilaian
negatif

TUK 3 : 1. Diskusikan dengan pasien


Pasien dapat menilai kemampuan kemampuan yang masih dapat
yang dimiiki untuk digunakan dilaksanakan dan digunakan selama
Kriteria hasil: sakit
Setelah…..x interaksi pasien dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat
menyebutkan kemampuan yang dilanjutkan penggunaannya
dapat digunakan

TUK 4 : 1. Rencanakan bersama pasien


Pasien dapat (menetapkan) aktivitas yang dapat dilakukan
merencanakan kegiatan sesuai setiap hari sesuai kemampuan
dengan kemampuan yang dimiliki a. Kegiatan mandiri
Kriteria hasil: b. Kegiatan dengan bantuan
Setelah…..x interaksi, pasien c. Kegiatan yang
mampu membuat rencana kegiatan membutuhkan bantuan total
harian 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi pasien
3. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh pasien lakukan

TUK 5 : 1. Beri kesempatan pada pasien untuk


Pasien dapat melakukan kegiatan mencoba kegiatan yang telah
sesuai dengan rencana yang telah direncanakan
dibuat 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan
Kriteria hasil: pasien
Setelah…..x pertemuan,pasien 3. Beri pujian atas keberhasilan
dapat melakukan kegiatan jadwal pasien
yang telah dibuat 4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pasien
pulang

TUK 6 : 1. Beri pendidikan kesehatan pada


Pasien dapat memanfaatkan system keluarga tentang cara merawat
pendukung yang ada pasien dengan harga diri rendah
Kriteria hasil: 2. Bantu keluarga memberikan
Setela…..x pertemuan,pasien dukungan selama pasien dirawat
memanfaatkan system pendukung 3. Bantu keluaga menyiapkan
yang ada di keluarga lingkungan rumah

TUK 7 : Diskusikan dengan pasien dan keluarga


Pasien dapat memanfaatkan obat tentang dosis ,frekuensi dan manfaat obat
dengan baik 1. Anjurkan pasien meminta sendiri
Kriteria hasil: obat pada perawat, dan merasakan
Setelah….. pertemuan manfaatnya
1. Pasien dan keluarga dapat 2. Anjurkan pasien dengan bertanya
menyebutkan manfaat,dosis kepada dokter tentang efek dan
dan efek samping obat efek samping obat yang dirasakan.
2. Pasien dapat 3. Diskusikan akibat berhentinya
mendemonstrasikan tanpa konsultasi
penggunaan obat 4. Bantu pasien menggunakan obat
3. Pasien termotivasi untuk dengan prinsip 5 benar
berbicara dengan perawat
apabila dirasakan ada efek
samping obat
4. Pasien memahami akibat
berhentinya obat
5. Pasien dapat menyebutkan
prinip 5 benar penggunaan
obat
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosis


Keperawatan Indonesia ; dan definisi indicator diagnostic. Jakarta
Selatan ; DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standart Intervensi


Keperawatan Indonesia ; definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta
Selatan ; DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standart Luaran Keperawatan


Indonesia ; definisi dan kriteria hasil keperawatan Jakarta Selatan ; DPP
PPNI

Sari, Kartika. (2018).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.

Jakarta: CV.Trans Info Media

Herdman. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai