Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASEIN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA Ny. R
DENGAN ANEMIA DIRUANG PENYAKIT DALAM RS.
BHAYANGKARA POLDA LAMPUNG

DOSEN PEMBIMBING:
Kodri,S.kp.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
IRMA ANISA
NIM : 2014401021

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK IDONESIA


POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASEIN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA Ny. R
DENGAN ANEMIA DIRUANG PENYAKIT DALAM

A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Pada
umumnya tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ
dan pergerakan badan. Ketika energi tunuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada
makanan. Ketika energy tubuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka
berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat
seseorang akan bertambah, begitu juga sebaliknya. (Potter Perry, 1997).
Makanan terkadang digambarkan menurut kepadatan nutrient. Proporsi nutrient
penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrient tinggi menyediakan
sejumlah besar nutrient yang berhubungan dengan kalori. (A. Aziz Alimul, 2006)

2. JENIS NUTRISI
Nutrisi yang terkandung dalam suatu makan sebagian besar terdiri dari enam
kategori, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat diperoleh terutama dari
tumbuhan, kecuali laktosa.
Tanaman menyimpan karbohidrat seperti tepung. Zat tepung dibuat dari biji
yang tertutup oleh dinding sel. Karbohidrat sendiri punya peranan dalam nutrisi
manusia karena bias menambah serat untuk diet. Serat berguna pada pencegahan
dan penyembuhan penyakit ketika pemberian makanan melalui selang.
b. Protein
Protein berfungsi pada tubuh untuk mensitesis jaringan tubuh dalam
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Protein yang lengkap terdiri dari
semua asam amino essensial dalam kualitas yang cukup untuk pertumbuhan dan
mempertahankan keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Ketika tubuh dalam
keadaan nitrogen lebih, maka maka tubuh dalam keseimbangan nitrogen positive.
Nitrogen yang berlebih akan digunakan untuk pembangunan, perbaikan, dan
penempatan kembali jaringan tubuh.
c. Lipid
Lipid merupakan bentuk penghasul energy tubuh utama. Monogliserida dari
porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dalam proses
glukoneogenesis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat
mengoksidasi asam lemak dari energy.
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh karena
fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60 % - 70 % dari
seluruh berat badan. Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih
dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa hari di lingkungan yang sangat
terlindungi.
Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang
tinggi kadar air, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Orang yang sakit
mengalami peningkatan kebutuhan cairan seperti penderita demam.
e. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
essensial untuk metabolisme normal. Vitamin terbagi menjadi 2 jenis yaitu
vitamin larut air yang terdiri dari vitamin C dan B, sedang vitamin yang lainnya
masuk kedalam klasifikasi vitamin larut lemak seperti vitamin A,D,E, dan K.
f. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganic pada tubuh sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Kenutuhan mineral sehari-hari adalah 100 mg. ketika berkurang
maka elemen renik juga akan berkurang dari kadar kebutuhan sehari-hari.

3. GANGGUAN NUTRISI
Gangguan nutrisi seperti mal nutrisi biasanya terjadi pada klien-klien yang
mengalami gangguan dalam saluran gastrointestinalnya. Klien yang dianjurkan untuk
tidak mengkonsumsi melalui mulut biasanya beresiko mempunyai gangguan pada
nutrisinya. Asupan makanan terkadang berubah pada pasien operatif. Persiapan
operasi biasanya melibatkan pembersihan perut minimal 8 jam berpuasa. Permulaan
asupan makanan pascaoperasi bergantung pada pengembalian fungsi perut, tingkat
prosedur bedah, keberadaaan komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk
mengawali pemberian makanan.

4. TANDA DAN GEJALA KEKURANGAN NUTRISI


Tanda-tanda subjektif dari pasien biasanya pasien mengeluh seperti :
 Mual
 Anoreksia
 Lemas
 Lesu
Sedangkan tanda-tanda obyektif yang muncul akibat gangguan nutrisi biasanya
seperti :
 Rambut berserabut, kusam ,kusut, kering tipis, dan kasar
 Kulit kasar, kering, pucat, bersisik
 Wajah mengalami diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi dan di bawah
mata
 Konjungtiva pucat, konjungtiva serosis
 Bibir kering, lesi anguler pada sudut mulut

5. PATHWAYS
Malnutrisi Kerusakan saluran pencernaan

Kurangnya nutrisi masuk Gangguan makanan yg dicerna


ke sel

Sel kekurangan nutrisi Terjadinya mual dan refluks

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Lemah Lemas Gangguan aktifitas Berat badan turun

6. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
 Fisiologis (intake nutrient)
- Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
- Pengetahuan
- Gangguan menelan
- Perasaan tidak nyaman setelah makan
- Anoreksia
- Nausea dan vomitus
- Intake kalori dan lemak yang berlebih

 Kemampuan mencerna nutrient


- Obstruksi saluran cerna
- Malaborbsi nutrient
- DM
 Kebutuhan metabolism
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
- Kanker
 Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
 Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
 Sumber ekonomi
 Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya.
 Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.

 Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
 Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
 Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
 Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
 Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI)


a. Pengkajian keperawatan

1. Aspek biologis

Aspek biologis
Usia. Faktor usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan aktifitas, terkait dengan
kekuatan muskuloskeletal. Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah postur tubuh yang sesuai
dengan tahap pekembangan individu.
Riwayat keperawatan. Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat adanya gangguan
pada sistem muskuloskeletal, ketergantungan terhadap orang lain dalam melakukan
aktivitas, jenis latihan atau olahraga yang sering dilakukan klien dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik, meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan dampak
imobilisasi terhadap sistem tubuh.
Aspek psikologis

Aspek psikologis yang perlu dikaji di antaranya adalah bagaimana respons


psikologis klien terhadap masalah gangguan aktivitas yang dialaminya, mekanisme
koping yang digunakan klien dalam menghadapi gangguan aktivitas dan lain-lain.

Aspek sosial kultural

Pengkajian pada aspek sosial kultural ini dilakukan untuk mengidentifikasi


dampak yang terjadi akibat gangguan aktifitas yang dialami klien terhadap
kehidupan sosialnya, misalnya bagaimana 8pengaruhnya terhadap pekerjaan, peran
diri baik dirumah, kantor maupun sosial dan lain-lain

Aspek spiritual

Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan dan nilai
yang dianut klien dengan kondisi kesehatan yang dialaminya sekarang, seperti
apakah klien menunjukan keputusasaannya? Bagaimana pelaksanaan ibadah klien
dengan keterbatasan kemampuan fisiknya? Dan lain-lain (Asmadi, 2008).

b. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

c. Intervensi keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan keperawatan Intervensi


1. Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Iintervensj utama :
keperawatan selama 3×24 1. Manajemen gangguan
jam resiko defisit nutrisi makan
membaik dengan kriteria 2. Manajemen nutrisi
hasil :

1) porsi makanan yang


Intervensi pendukung :
dihabiskan meningkat
1. Edukasi nutrisi
2) kekuatan otot
pengunyah meningkat 2. Manajemen energi

3) kekuatan otot menelan


meningkat

4) perasaan cepat
kenyang menurun0
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan Intervensi utama :
keperawatan selama 3×24 1. Dukungan tidur
jam gangguan pola tidur
2. Edukasi
membaik dengan kriteria
aktivitas/istirahat
hasil :

1) keluhan sulit tidur


meningkat Intervensi pendukung :

2) keluhan sering terjaga 1. Menejemen energi


meningkat 2. Manajemen nutrisi
3) keluhan tidak puas
tidur meningkat

4) keluhan pola tidur


berubah meningkat

5) keluhan istirahat tidak


cukup meningkat
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Intervensi utama :
keperawatan selama 3×24 1. Manajemen energj
jam Intoleransi aktivitas
2. Terapi aktivitas
meningkat dengan
kriteria hasil :
1) kemudahan dalam Intervensi pendukung:
melakukan aktivitas 1. Dukungan tidur
sehari-hari meningkat
2. Terapi aktivitas
2) kecepatan berjalan
meningkat

3) jarak berjalan
meningkat

4) kekuatan tubuh bagian


atas meningkat

5) kekuatan tubuh bagian


bawah meningkat

6) keluhan lelah menurun

7) Perasaan lemah
menurun

8) frekuensi nafas
membaik
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Perry, Potter. (1997). Fundamental of Nursing. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Johnson. M. Moorhead. S. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). Philadelpia.


Mosby.

Anda mungkin juga menyukai