Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

HARGA DIRI RENDAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Uji Laboratorium Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Ruti Wiyati S.Kep. Ns.

Disusun Oleh :

Annisa Rahmah Dewi

P1337420221074

Tingkat 2B

PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2023
LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. Masalah Utama (Kasus)


Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. (Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai
respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA,2018).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu
mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang
dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang
berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi harga diri rendah terdiri dari
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen,
2006)
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian
tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau produktivitas yang
menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
secara emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara
tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk
dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena
penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat. (
Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal. (Townsend,2008)
c. Jenis-jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi
merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D &
Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D
& Iskandar, 2012).
d. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracunan Depersona


rendah identitas lisasi

1. Respon Adaptif

Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah


yang dihadapinya.

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.(Eko P. 2014)
2. Respon Maladaptif

Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain.(Eko P,2014)

e. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau
jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertaahanan tersebut
mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri ( misalnya,
konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas)
Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu
2. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,
pengalihan ( displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk ).
(Stuart.2006)
III.Pohon Masalah
a. Pohon masalah

Isolasi Sosial
effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif


Causa
Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

b. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji


Data Masalah

Data Subyektif: Harga diri rendah kronis


 Pasien mengatakan “saya
gagal menjadi ibu dan tidak
bisa memberikan yang terbaik”
Data Obyektif:k
 Kehilangan anaknya 1 th
yanglalu, sering menyendiri,
kontak matakurang

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Harga diri Rendah
V. Rencana Tindakan

Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Harga Diri TUM : a. Setelah 2 x SP I p
Rendah pertemuan pasien
Pasien mampu mampu 1. Mengidentifikasi
mengatasi rendah menyebutkan kemampuan dan
yang dialaminya kemampuan dan aspek positif yang di
aspek positif miliki pasien
yang di miliki 2. Membantu pasien menilai
b. Setelah 2 x kemampuan pasien yang
TUK 1 :
pertemuan pasien masih dapat digunakan
Mengidentifikasi mampu 3. Membantu pasien
kemampuan dan menyebutkan memilih kegiatan yang
aspek positif yang kemampuan yang akan di latih sesuai
dimiliki dimiliki dan dengan kemampuan
dapat digunakan pasien
c. Setelah 1 x 4. Melatih pasien sesuai
pertemuan pasien kemampuan yang
TUK 2 : dipilih
mampu
Menilai merencanakan 5. Memberikan pujian
kemampuan yang kegiatan yang yang wajar terhadap
dapat di gunakan sesuai dengan keberhasilan pasien
kemampuan yang 6. Menganjurkan pasien
dimilikinya memasukkan dalam
d. Setelah 1 x jadwal kegiatan
pertemuan pasien harian
mampu melakukan SP II p
kegiatan sesuai 1. Mengevaluasi jadwal
TUK 3 :
jadwal yang sudah kegiatan harian
Memilih kegiatan dibuat pasien
yang sesuai 2. Melatih kemampuan
dengan kedua
kemampuan 3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian
TUK 4 : SP III p
Melatih kegiatan 1. Mengevaluasi jadwal
yang sudah di pilih kegiatan harian
pasien
2. Melatih kemampuan
TUK 5 : ketiga
3. Menganjurkan pasien
Merencanakan memasukkan dalam
kegiatan yang jadwal kegiatan
sudah di pilihnya harian

TUM : Setelah 2 x SP I k
pertemuan keluarga
Keluarga mampu 1. Mendiskusikan masalah
mampu
mengatasi harga yang dirasakan
diri rendah yang a. Mengidentifikasi keluarga dalam
dialami pasien kemampuan yang merawat pasien
dimiliki pasien 2. Menjelaskan pengertian,
TUK I : b. Menyediakan tanda dan gejala harga
fasilitas untuk diri rendah yang dialami
Keluarga mampu pasien beserta proses
pasien melakukan
merawat pasien terjadinya
kegiatan
dengan harga diri 3. Menjelaskan cara-cara
c. Membantu melatih
rendah di rumah pasien merawat pasien harga
d. Memberikan diri rendah
reinforcement saat
TUK II : SP II k
pasien melakukan
kegiatan 1. Melatih keluarga
Keluarga menjadi
e. Membantu mempraktekkan cara
menyusun jadwal
sistem pendukung kegiatan pasien merawat pasien dengan
yang efektif bagi harga diri rendah
pasien Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung
kepada pasien harga diri
rendah
SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk minum
obat (discharge planning.
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang

VI. Daftar Pustaka


1. Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
2. Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN -
Basic Course). Jakarta: EGC
3. Townsend, M. C. (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri. Jakarta:
EGC.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Hari : Senin, 22 Mei 2023


Pertemuan 1
Sp/Dx : 1 / Harga Diri
Rendah Nama Klien : Ny.W

A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Pasien mengatakan selama pasien berada di Rumah Sakit Jiwa pasien hanya menjadi
beban keluarga
- Pasien mengatakan merasa malu semenjak pasien di berentikan dari pekerjaannya
- Pasien mengatakan merasa belum bisa bersikap dewasa
- Pasien mengatakan ingin segera cepat pulang
b. Data Objektif
- Kontak mata kurang
- Bicara lambat dengan nada suara yang lemah
- Tidak dapat memulai pembicaraan
2) Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah
3) Tujuan Tindakan Keperawatan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
- Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
- Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
4) Tindakan Keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
- Menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
- Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

B. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, perkenalkan saya Perawat Annisa Rahmah Dewi, ibu bisa panggil
saya annisa, saya perawat yang dinas pagi pada hari ini dari pukul 08.00 sampai 14.00
siang yang akan merawat ibu di Rumah Sakit ini. Nama ibu siapa ? Senangnya dipanggil
apa ?”
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini ? apa keluhan ibu hari ini?
c. Kontrak
- Topik : “Baik lah bagaimana kalau kita berdiskusi tentang kemampuan-kemampuan
yang ibu miliki dan kita akan melatih kemampuan tersebut, Setelah itu kita akan
nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih
beberapa kegiatan untuk kita latih .
- Waktu : Mau berapa lama kita berdiskusi bu? bagaimana kalau 20 menit?
- Tempat : Dimana Ibu mau berdiskusi? Bagaimana kalau disini saja.”
2) Fase Kerja
“baik ibu kita mulai membuat table dimana isi dari tabel ini yang pertama aspek positif,
artinya kelebihan atau kebisaan – kebisaan yang ibu miliki?”
“baik bu sebelum kita memasuki kolom ke 2 bisa ibu bacakan lagi kelebihan-kelebihan
aspek positif yang ibu miliki”
“ baik dari yang sudah ibu bacakan ini, menurut ibu mana yang bisa di laksanakan atau
di kerjakan selama ibu dirawat?” (pasien memilih kegiatannya)
“baik bu untuk selanjutnya memilih kegiatan yang akan dilatih, dari kegiatan yang sudah
ibu pilih mana yang mau kita latih sekarang?”
“baik bu sebelum kita latihan, ibu bisa coba jelaskan terlebih dahulu merapihkan tempat
tidur caranya seperti apa yang biasa ibu lakukan sehari – hari?”
“bagus sekali ya bu, bagaimana kalo kita langsung latihan”
“ “baik bu, ibu sudah bagus sekali”
“ibu saya ingin memberitahu ibu supaya lebih rapih lagi tempat tidurnya, kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan sudut kasur kita ikat lalu
kita masukan kebawah kasur ”
“Bagimana ibu terlihat lebih rapih tidak?”
“baik bu, ibu sudah bagus ya mengerjakannya, dengan yang saya latih juga ibu dapat
mengerjakannya, tambah bagus”
“Baik bu kita kembali lagi ketempat kita berdiskusi”
“ibu saya punya jadwal,bagaimana kalo kegiatan yang barusan kita lakukan tadi kita
masukan ke dalam jadwal, artinya kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin yang akan
dilakukan oleh ibu, agar terjadwal.”
“ibu mau berapa kali di lakukannya?”
“mau di jam berapa saja ibu melakukannya?”
“jika ibu melakukanya secara mandiri tidak dibantu perawat dan yang lain ibu bisa tulis
(M), tetapi jika ibu masih dibantu ibu tulis (B) , dan jika ibu tidak melakukannya sama
sekali ibu tulis (T).”
“ibu bisa isi, besok kita evaluasi ya bu, jangan sampai hilang, jika ibu ingin mengisi ibu
bisa meminjam pulpen ke pada perawat ya bu, dan kertas jadwal ini lipat yang rapih ya
kalo bisa ditaro di bawah bantal jangan sampai hilang ya bu.”

Fase Terminasi
a. Evaluasi
- subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?”
- objektif
“Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur?
Bagus.”
b. Rencana tindak lanjut
“selanjutnya, diharapkan ibu dapat terus mempraktekan cara merapihkan tempat
tidur ya bu, selalu berlatih meskipun sedang tidak bersama saya ya bu.”
Jangan lupa jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tetapi
jika ibu merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B dan
kalau ibu tidak melakukannya ibu beri tanda T.
”ibu bisa isi, besok kita evaluasi ya bu, jangan sampai hilang, jika ibu ingin mengisi ibu
bisa meminjam ke pada perawat ya, dan kertas jadwal ini lipat yang rapih ya bu kalo
bisa ditaro di bawah bantal jangan sampai hilang ya bu.”
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang
kedua.
- Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
- Tempatnya :Tempatnya bu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya. Assalamualaikum ibu.”

Anda mungkin juga menyukai