Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Praktik Klinik
Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Endah Sarwendah, S.Kep.,Ners

Disusun Oleh :
Paras Nur Tiyatna
20.088
2B

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI
2022
A. Kasus (Masalah Utama)
Harga Diri Rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam
segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun
negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti
bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap
kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan
jiwa (Keliat, 2011).
Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu, harga diri rendah situasional
dan harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana
individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah
situasional tidak ditangani segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga diri
rendah kronik.
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah.Individu yang memiliki harga diri tinggi
menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk
berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat,
2011).

2. Etiologi
Menurut Stuart, 2016 faktor- faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik
meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berkut:
a. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan 31 yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Faktor yang
mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakkepercayaan orang tua, tekanan
dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Yosep, 2019. Faktor presipitasi terjadi haga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum, ganguan konsep diri harga diri rendah
ini dapat terjadi secara stuasional atau kronik. Secara situasional karena trauma
yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan
atau dipenjara. Termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri
rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien
sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat dirawat. Masalah khusus tentang harga diri rendah kronis
disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan ia tak mampu
menyelesaikan masalah yang di hadapi . Situasi atas stressor ini dapat
mempengaruhi terjadinya harga diri rendah kronis (Hendramawan, 2018).

c. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang
objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam 32 diri klien
sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah salah satunya
mengkritik diri sendiri, sedangkan keracuan identitasseperti sifat kepribadian yang
bertentangan serta depersonalisasi Stuart, 2016.

3. Rentang Respon

4. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah


Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping jangka pendek dan
jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberikan hasil yang telah
diharapkan individu, maka individu dapat Harga Diri Rendah Kronis 9 mengembangkan
mekanis koping jangka panjang (Maryatun & Ningsing,2019). Mekanisme tersebut
mencakup sebagai berikut :
1. Jangka Pendek
a) Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu : pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus.
b) Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara,
misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik)
c) Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan.
2. Jangka Panjang
a) Penutupan identitas : terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang
disukai dari orang-orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan
atau potensi diri sendiri.
b) Identitas Negatif : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilainilai
dan harapan masyarakat
a) Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Harga Diri
Rendah adalah sebagai berikut:
1) Gangguan citra tubuh
2) Kesiapan meningkatkan konsep diri
3) Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
4) Ketidakefektifan performa peran
5) Gangguan identitas pribadi

Pohon masalah

b) Data Yang Perlu Di kaji (DS/DO) menurut SDKI


Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Menilai diri negatif (mis,tidak 1. Enggan mencoba hal baru
berguna, tidak tertolong) 2. Berjalan menunduk
2. Merasa malu/ bersalah 3. Postur tubuh menunduk
3. Merasa tidak mampu melakukan
apapun
4. Meremehkan kemampuan mengatasi
masalah
5. Merasa tidak memiliki kelebihan atau
kemampuan positif
6. melebih-lebihkan penilaian negatif
tentang diri sendiri
7. menolak penilaian positif tentang diri
sendiri

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Merasa sulit konsentrasi 1. Kontak mata berkurang
2. Sulit tidur 2. Lesu dan tidak bergairah
3. Mengungkapkan keputusasaan 3. Berbicara pelan pelan dan lirih
4. Pasif
5. Perilaku tidak asertif
6. Mencari penguatan secara
berlebihan tujuh bergantung pada
pendapat orang lain 8 sulit
membuat keputusan

C. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

D. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan Kriteria Intervensi
Pasien mampu : Setelah ....x pertemuan SP1
1. Mengidentifikasi klien mampu : 1. Identifikasi kemampuan positif
kemampuan dan aspek 1. Mengientifikasi yang dimiliki
positif yang dimiliki. kemampuan - Diskusikan bahwa pasien
2. Memiliki kemampuan aspek yang positif masih memiliki sejumlah
yang dapat digunakan. yang dimilik. kemampuan dan aspek positif
3. Menetapkan/memilih 2. Memiliki seperti kegiatan pasien
kegiatan yang sesuai kemampuan yang dirumah adanya keluarga dan
dengan kemampuan. dapat digunakan. ingkungan terdekat pasien.
4. Melatih kegiatan yang 3. Memilih kegiatan - Beri pujianyang realitis dan
sudah dipilih, sesuai sesuai hindarkan dari setiap kali
kemmapuan. kemampuan. bertemu dengan pasien
5. Merencanakan 4. Memilih kegiatan penilaian yang negatif.
kegiatan yang sudah yang sudah 2. Nilai kemampuan yang dapat
dilatihnya. dipilih. dilakukan saat ini.
5. Merencanakan - Diskusikan dengan pasien
kegiatan yang kemampuan yang masih
sudah dilatih. digunakan saat ini.
- Bantu pasien
menyebutkannya dan
memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang di
ungkapkan pasien.
- Perhatikan responyang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif.
3. Pilih kemampuan yang akan
dilatih.
- Diskusikan dengan pasien
beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
- Bantu pasien menetapkan
aktivitas yang mana yang
dapat pasien lakukan secara
mandiri.
4. Nilai kemampuan pertama yang
telah dipilih.
- Diskusikan dnegan pasien
untuk menetapkan urutn
kegiatan (yang sudah dipilih
pasien) yang akan dilatihkan.
- Bersama pasien dengan
keluarga memperagakan
beberapa kegiatan yang akan
dilakukan pasien.
- Berikan dukungan atau pujian
yang nyata sesuai kemajuan
yang diperlihatkan pasien.
5. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien.
- Bei kesempatan pada pasien
untuk mencoba kegiatan.
- Beri pujian atas
aktivitas/kegiatan yang dapat
diakukan pasien setiap hari.
- Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi dan
perubahan sikap.
- Susun daftar aktivitas yang
sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga.
- Berikan kesempatan
mengungkapkan peasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.
Yakinan bahwa keluarga
mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan pasien.
SP2
- Evaluasi kegitan yang lalu
(SP1 dan 2).
- Pilih kemempuan kedua yang
dapat dilakukan.
- Latih kemampuan yang
dipilih.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan.
SP3
- Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1 dan 2).
- Memilih kemampuan ketiga
yang dapat dilakukan.
- Masukan dalam jawal kegatan
pasien.

Keluarga mampu : Setelah ....x pertemuan SP1


Merawat pasien dengan harga keluarga mampu : - Identifikasi masalah yang
diri rendah dirumah dan - Mengidentifikasi dirasakan dalam merawat
menjadi sistem pendukung kemampuan yang pasien.
yang efektif bagi pasien . dimiliki pasien. - Jelaskan proses terjadinya
- Menyediakan HDR.
fasilitas untuk - Jelaskan tentang cara
pasien melakukan merawat pasien.
kegiatan. - Main peran dalam merawat
- Mendorong pasien.
pasien melakukan - Susun RTL keluarga / jadwal
kegiatan. kelurga untuk merawat
- Memuji pasien pasien.
saat pasien dapat SP 2
melakukan - Evaluasi kemampuan SP 1.
kegiatan. - Latih keluarga langsung ke
- Membantu pasien.
melatih pasien. - Menyusun RTL keluarga/
- Membantu jadwal keluarga untuk
menyusun jadwal merawat pasien.
kegiatan pasien. SP3
- Membantu - Evaluasi kemampuan
perkembangan keluarga.
pasien. - Evaluasi kemampuan pasien .
- RTL keluarga :
- follow up
- Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Harga Diri Rendah Pada Pasien
Diagnosis Medis F. 20.5 Skizofrenia Residual (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Idaiani, S., & Riyadi, E. I. (2018). Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia: Tantangan untuk Memenuhi
Kebutuhan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(2), 70–80.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.134Fitria, N. (2012). Prinsip dasar dan aplikasi
penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP)
untuk 7 diagnosis keperawatan jiwa berat. Jakarta: Salemba Medika.

Jalil, A. (2015). Faktor Yang Mempengaruh Penurunan Kemampuan Pasien Skizofrenia Dalam
Melakukan Perawatan Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Keperawatan Jiwa, 70-77.

Yosep, (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Penderita Skizofrenia Dengan Gangguan Konsep
DIiri: Harga Diri Rendah Kronis (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).

Struart, (2016 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI
RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SA’ANIN PADANG. Padang: Poltekkes
Kemenkes Padang.

Herman. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai