Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


Dosen pembimbing : Arlina Dhian Sulistyowati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
Yolanda Hera Puspita Buana
1902077

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN AJAR 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan jiwa ,
disusun oleh :
Nama : Yolanda Hera Puspita Buana
Nim : 1902077
Prodi : DIII Keperawatan
Laporan Pendahuluan ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari / Tanggal :
Tempat :

Klaten,
Pembimbing Klinik Mahasiswa,

(Sri Sat Titi H,S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Yolanda Hera Puspita Buana)

Pembimbing Akademik

(Arlina Dhian Sulistyowati, S.Kep.,Ns.,M.Kep)


1. PENGERTIAN
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang
menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2018). Harga
diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai
respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami. (Wilkinson, 2019).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
dalam mencapai keinginan (Herdman, 2017). Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri
seseorang karena merasa tidak mampu dalam mencapai keinginan. (Fitria, 2016).
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapet terjadi secara :
a. Situasional, yaitu adanya suatu hal yang terjadi secara tiba tiba. Misalnya
kecelakaan, putus sekolah, perasaan malu (dituduh KKN, dipenjara, korban
kejahatan seksual)
b. Kronik, perasaan negatf terhadap diri sendiri yang berlangsung lama, yaitu sebelum
klien dirawat. Cara berfikir klien negatif, kejadian sakit dan dirawat akan menamah
persepsi negatif tentang dirinya.

2. ETIOLOGI
Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
diluar kemampuannya (Yoseph, 2009). Faktor yang mengakibatkan harga diri rendah
meliputi :
Faktor Predisposisi
Faktor yang menunjang terjadinya perubahan dalam harga diri seseorang meliputi :
(Stuart, 2006)
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri : Penolakan orang tua, Harapan orang tua tidak
realistis, kegagalan berulang
b) Faktor yang mempengaruhi performa peran : Tuntutan peran kerja, sterotipe peran
gender, harapan peran budaya
c) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sebsys, dan perubahan struktur sosial
Faktor Presipitasi
Stressor mungkin ditimbulkan dari internal dan eksternal :
a) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan
b) Kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, produktivitas
menurun
c) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan, dimana
individu mengalami frustasi.

3. RENTANG RESPON

1. Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya secara umum berlaku dalam masyarakat aktualisasi dan konsep diri positif,
seperti cara bergaul.
2. Respon mal adaptif yang menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan yang
secara umum berlaku dalam masyarakat yang terdiri dari harga diri rendah, kerancuan
identitas dan depersionalisasi. Harga diri merupakan transisi antara respon adaptif dan
maladaptif.
Respon adaptif antara lain :
a. Aktualisasi diri adadlah penampakan diri sendiri dalam kehidupan di masyarakat.
b. Konsep Diripositif adalah kepribadian seseorang yang dapat menjadi pedoman
diwaktu nanti.
Respon mal adaptif antara lain :
a. Harga diri rendah adalah suatu komponen dari konsep diri selain citra tubuh, ideal
diri, penampilan, peran, dan identitas diri.
b. Kerancuan identitas adalah kekacauan identitas dalam pemenuhan jati diri.
c. Depresonalisasi adalah keadaan personalisasi yang dimiliki seseorang yang akan
menjadi konsep diri.

4. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR


Mekanisme koping digunakan pasien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Antara lain :
a) Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan
mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial, keagamaan dan
politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti
identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan.
b) Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan
individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain
adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau
potensi diri sendiri. Identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan
nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering
digunakan adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan
marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

5. PSIKODINAMIKA
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah
situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah
mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin
kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong individu
menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada
pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan
krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa
gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena
kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika
lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi
secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
(Keliat, 2017)

6. SUMBER KOPING
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain diluar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekspresif
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal

7. PENATALAKSANAAN
Pada gangguan harga diri rendah penatalaksanaan tindakan tidak terlepas
penatalaksanaan tindakan pada gangguan konsep diri secara keseluruhan. Secara
penyelesaian masalah yang berhubungan dengan konsep diri ini memerlukan tindakan
intervensi yang progresif , meliputi :
a. Memperluas kesadaran diri ( Expanded self awarennes )
1) Bina hubungan saling percaya
2) Hubungan berfokus pada kemampuan/perhatian pasien
3) Memaksimalkan partisipasi pasien dalam hubungan
b. Eksplorasi diri ( Self eksploration )
1) Membantu pasien mengenali dirinya
2) Membantu pasien meneriam perasaannya
c. Evaluasi diri ( Self evaluation )
1) Membantu pasien menetapkan masalahnya
2) Mengidentifikasi mekanisme koping pasien
d. Perencanaan yang realistic ( realistic planning )
1) Membantu pasien mengidentifikasi problem solving
2) Membantu pasien mengkonseptualkan tujuan yang real
e. Tanggung jawab ( Comitment of action )
1) Membantu pasien mengkonseptualkan rencana yang telah ditetapkan
2) Mendukung kekuatan, ketrampilan, dan aspek yang positif dalam pribadi pasien.

8. POHON MASALAH

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Harga Diri Rendah Kronik
b. Koping Individu Tidak Efektif
c. Isolasi Sosial

10. INTERVENSI
Pasien Keluarga
No
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi kemampuan dan Mendiskusikan masalah yang dirasakan
aspek positif yang dimiliki klien. keluarga dalam merawat klien di rumah.

2. Membantu klienmenilai kemampuan Menjelaskan pengetrian, tanda dan


klienyang masih dapat digunakan gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya
3. Membantu klien memilih atau Menjelaskan cara-cara merawat klien
menetapkan kegiatan yang akan dengan harga diri rendah
dilatih sesuai dengan kemampuan
klien
4. Mendemonstrasikan cara merawat
Melatih klien sesuai dengan kliendengan harga diri rendah
kemampuan yang dipilih
5. Memberi kesempatan kepada keluarga
Memberikan pujian yang wajar untuk mempraktikkan cara merawat
terhadap keberhasilan klien klien dengan harga diri rendah
6. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikkan cara
harian klien merawat langsung kepada klienharga
diri rendah
2. Melatih klien melakukan kegiatan
lain yang sesuai dengan kemampuan
klien

3. Menganjurkan klienmemasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP3P SP3K
1. Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga dan membuat jadwal aktifitas
dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2.
Menjelaskan follow up klien setelah
pulang
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti dan Iskandar.2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama


Dermawan Deden, Rusti. 2019. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan. Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen
DepKes,R. 2017. Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes RI
Fitria, Nita,dkk. 2016. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta : Salemba
Medika
Herdman,T.H. 2016. Internasional Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Townsend.M.C. 2017. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan & Medikasi
Psikotropic. Edisi 5. Jakarta : Penerbit Buku Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai