ISOLASI SOSIAL
Dosen pembimbing : Arlina Dhian Sulistyowati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun oleh :
Yolanda Hera Puspita Buana
1902077
Laporan Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan jiwa ,
disusun oleh :
Nim : 1902077
Hari / Tanggal :
Tempat :
Klaten,
Pembimbing Klinik Mahasiswa,
Pembimbing Akademik
Kegagalan pada masa ini dapat menyebabkan individu merasa tidk berguna, tidak
dihargai dan hal ini dapat menyebabkan individu menarik diri dan rendah diri.
4. Etiologi
Berbgai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptive. Menurut Stuart & Sudden
(2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik mengenai penyebab gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang mungkin mempengaruhi antara
lain yaitu :
a. Faktor Prediposisi
1) Faktor Perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi,
akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempat
pertama yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan
dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat
menghambat terbentuknya rasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut
dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan
di kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar
anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
2) Faktor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden
tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarganya ada
yang menderita skizofrenia.
3) Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh
karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga seperti anggota
tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
Kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak serta perubahan struktur limbik, diduga dapat
menyebabkan skizofrenia.
b. Faktor Pesipitasi
1) Strssor Sosial Budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya
penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang
dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat di rumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi
sosial.
2) Stressor Biokimia
a) Teori dopamine : Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik
serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
b) Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan
meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO adalah
sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya frenia. MAO
juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia
c) Faktor endokrin : Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada klien
skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena
dihambat
6. Batasan Karakteristik
Batasan Karakteristik klien dengan isolasi sosial menurut Nanda-I, (2012), dibagi
menjadi dua, yaitu Objektif dan Subjektif:
a. Objektif
Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting,
Perilaku yang tidak sesuai dengan perkembangan,
Afek tumpul,
Bukti Kecacatan,
Ada di dalam subkultur,
Sakit,
Tindakan tidak berarti,
Tidak ada kontak mata,
Dipenuhi dengan pikiran sendiri,
Menujukkan permusuhan,
Tindakan berulang,
Afek sedih,
Ingin sendirian,
Tidak komunikatif
Menarik diri.
b. Subjektif
Minat yang tidak sesuai dengan perkembangan.
Mengalami perasaan berbeda dari orang lain.
Ketidakmampuan memenuhi harapan orang lain.
Tidak pecaya diri saat berhadapan dengan publik.
Mengungkapkan perasaan yang didorong oleh orang lain.
Mengungkapkan perasaan penolakan.
Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat.
Mengungkapkan nilai yang tidak dapat diterima oleh kelompok kultural yang
dominan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah
a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah kronik
c. Risiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi
3. Renacana Keperawatan
Pasien Keluarga
No
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi Mendiskusikan masalah yang dirasakan
sosial pasien. keluarga dalam merawat pasien.
2. Berdiskusi dengan klien tentang Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
keuntungan berinteraksi dengan isolasi sosial yang dialami klien beserta
orang lain. proses terjadinya.
3. Berdiskusi dengan klien tentang Menjelaskan cara-cara merawat klien
kerugian berinteraksi dengan orang dengan isolasi sosial
lain.
4.
Mengajarkan klien cara berkenalan
dengan satu orang.
5.
Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan
harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikkan cara
harian pasien. merawat klien dengan isolasi sosial.
2. Memberikan kesempatan kepada Melatih keluarga mempraktikkan cara
klien mempraktikkan cara merawat langsung kepada klienisolasi
berkenalan dengan satu orang. sosial
3. Membantu klien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Membantu keluarga membuat jadwal
harian pasien. aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Memberikan kesempatan kepada (discharge planning).
klien mempraktikkan cara Menjelaskan follow up klien setelah
berkenalan dengan dua orang atau pulang.
lebih.
3.
Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
DAFTAR PUSTAKA