ISOLASI SOSIAL
Penyusun
ii
ISOLASI SOSIAL
1. Definisi Isolasi Sosial
2. Etiologi
3
Namun, hal tersebut akan sulit dilakukan bagi individu yang
memiliki gangguan isolasi sosial (Sutejo, 2017).
1. Faktor Predisposisi
4
otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
2. Stressor Presipitasi
5
dapat membiarkan orang lain tergantung atau mandiri tanpa perlu
mengontrol perilaku orang tersebut.
6
Stuart (2016), respon individu menyelesaikan suatu hal dengan
cara yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat. Respon ini
meliputi:
a. Menyendiri (Solitude)
b. Otonomi
c. Kebersamaan (Mutualisme)
e. Kesepian
f. Isolasi sosial
g. Ketergantungan (Dependen)
7
Dependen terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa
percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
Pada gangguan hubungan sosial jenis ini orang lain diperlukan
sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang
lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau
tujuan, bukan pada orang lain.
a. Manipulasi
b. Impulsif
c. Narsisme
8
a. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif
2) Objektif
a) Menarik diri
1) Subjektif
2) Objektif
a) Afek datar
b) Afek sedih
c) Riwayat ditolak
d) Menunjukkan permusuhan
f) Kondisi difabel
i) Perkembangan terhambat
j) Tidak bergairah/lesu.
9
c. Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit Alzheimer
2) AIDS
3) Tuberkolosis
5. Penatalaksanaan
Menurut Eko Prabowo (2014) penatalaksanaan untuk klien dengan
isolasi sosial terbagi menjadi:
a. Penatalaksanaan Medis
Pada penatalaksanaan medis, klien akan mendapatkan
terapi somatik/ organobiologi. Terapi somatik/
organobiologi merupakan terapi yang diberikan pada
pasien gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku
yang maladaptive menjadi perilaku yang adaptive.
Terapi somatik/ organobiologi terbagi menjadi:
1) Terapi Farmakologi
Dalam terapi ini ada tiga jenis obat yang
digunakan untuk klien isolasi sosial yaitu :
a) Clorpromazine (CPZ)
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri
terganggu, daya nilai norma sosial bercaya berat
dalam fungsi mental: waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh atau tidak
terkendali.
b) Haloperidol (HP)
10
Untuk sindrom psikosis berdaya berat dalam
fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-
hari.
c) Trihexy Phenidyl (THP)
Untuk segala jenis penyakit parkinson,
termasuk paksa ensepalitis dan idiopatik, sindrom
parkinson akibat obat misalnya reserpin dan
fenotiazine.
2) Electri Convulsive Theraphy (ECT)
Menurut Dermawan, dkk (2013) menyebutkan
bahwa Electro Convulsif Therapy (ECT) atau yang
lebih dikenal dengan elektroshock adalah suatu terapi
psikiatri yang menggunakan energi shock listrik
dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan
untuk terapi pasien gangguan jiwa yang tidak
berespon kepada obat psikitari pada dosis terapinya.
ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologist
Italia Ugo Cerletti dan Lucio Bini pada tahun 1930.
Diperkirakan hampir 1 juta orang didunia mendapat
terapi ECT setiap tahunnya dengan intensitas antara 2-3
kali seminggu.
ECT bertujuan untuk menginduksi suatu kejang
klonik yang dapat memberi efek terapi (Therapeutic
Clonic Seizure) setidaknya selama 15 detik. Kejang
yang dimaksud adalah suatu kejang dimana seseorang
kehilangan kesadarannya dan mengalami rejatan.
Tentang mekanisme pasti dari kerja ECT sampai saat
ini masih belum dapat dijelaskan dengan memuaskan.
Namun beberapa penelitian menunjukkan kalau ECT
dapat meningkatkan kadar serum Brain-Derived
11
Neurotrophic Factor (BDNF) pada pasien depresi
yang tidak responsif terhadap terapi farmakologis.
3) Terapi Okupasi
Terapi okupasi adalah bentuk layanan
kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang
mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan
menggunakan latihan atau aktivitas mengerjakan
sasaran yang terseleksi (okupasi).
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Psikoterapi
Upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa
aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa
adanya, memotivasi klien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah,
sopan dan jujur kepada klien.
2) Rehabilitasi
a) Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi
yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau
petugas kesehatan jiwa. Terapi ini bertujuan
memberikan stimulus bagi klien dengan gangguan
interpersonal .
Menurut Keliat (2016) Terapi aktivitas
kelompok dibagi empat :
(1) Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau
persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
stimulasi persepsi dilaksanakan dengan melatih
12
klien mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Aktivitas yang dilaksanakan berupa stimulus:
membaca artikel/ majalah/ buku/ puisi,
menonton acara TV (merupakan stimulus yang
disediakan), stimulus dari pengalaman
masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi klien yang maladaptif atau
destruktif (misalnya kemarahan, kebencian,
putus hubungan, pandangan negatif terhadap
orang lain, dan halusinasi).
(2) Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris
TAK stimulasi sensori adalah TAK
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus
pada sensoris klien. Biasanya klien yang tidak
mau mengungkapkan komunikasi verbal
akan terstimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respon. Aktivitas yang
digunakan sebagai stimulus adalah:
mendengarkan musik, melukis, menyanyi,
menari.
(3) Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
TAK orientasi realitas klien
diorientasikan pada kenyataan yang ada di
sekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang
ada di sekeliling klien atau orang yang dekat
dengan klien, dan lingkungan yang pernah
mempunyai hubungan dengan klien. Aktivitas
dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat,
benda yang ada di sekitar, dan semua kondisi
nyata.
13
(4) Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
TAK sosialisasi dilaksanakan dengan
membantu klien melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi
dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan
massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi
dalam kelompok.
b) Terapi Lingkungan
Manusia tidak dapat dipastikan dari
lingkungan sehingga aspek lingkungan harus
mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya untuk
menjaga dan memelihara kesehatan manusia.
Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus
psikologi seseorang yang akan berdampak pada
kesembuhan, karena lingkungan tersebut akan
memberikan dampak baik pada kondisi fisik
maupun kondisi psikologis seseorang.
14
A. KONSEP ASUHAN KEPETAWATAN ISOLASI SOSIAL
a. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa factor
presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien.
Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat
isi pengkajian meliputi:
1. Identitas Klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tanggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat
klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi
dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari – hari , dependen
3. Faktor predisposisi
Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang
tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi ,kecelakaan, dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba – tiba)
perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
1) Citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan
terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatif tentang
tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan
keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
2) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan .
3) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit ,
proses menua , putus sekolah, PHK.
4) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
5) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai
diri,dan kurang percaya diri.
c. Hubungan Sosial
Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga
social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti
dalam masyarakat.
d. Spiritual
Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah
6. Status Mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata ,kurang dapat
memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan
orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
7. Kebutuhan persiapan pulang.
a. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, membersikan
dan merapikan pakaian.
c. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
d. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan diluar
rumah
e. Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar
8. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi (Clorpromazine,
Haloperidol, Trihexy Phenidyl), ECT, Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan
rehabilitas.
b. Masalah Keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri
c. Rencana Keperawatan
Pasien
SP I p
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
2
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada psien isolasi social
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
d. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dari standar asuhan yang keperawatan profesioal
yangdilakukan oleh perawat, implementasi dilakukan klien,keluarga, dan komunitas
berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat. Dalam melakukan implementasi
intervensi, perawat dapat menggunakan intervensi yang dirancang luas untuk
mencegah penyakit, meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan
fisik dan mental (Damaiyanti & Iskandar, 2014).
e. Evaluasi
3
Proses untuk mengetahui apakah tindakan terhadap klien mengalami
keberhasilan/ peningkatan. Evaluasi dapat yang dapat kita ambil pada klien isolasi
sosial menurut Damaiyanti & Iskandar (2014) sebagai berikut :
1. Klien mampu menyebutkan apa yang dialami.
2. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian mempunyai teman.
3. Klien mampu menyebutkan cara berkenalan.
4. Klien mampu memperagakan cara berkenalan denganperawat lain.
4
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, lynda Juall. 1998. Buku saku buku kedokteran EGC : jakarta.
www.scribd.com/doc/99585850/Presentasi-Jiwa-Poltekkes-Surakarta