Oleh:
Siti Hoeriah
E.0105.18.036
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan ałau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
(Damaiyanti, 2008).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan
saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau
mengancam (Nanda-l, 2012).
a. Menyendiri (Solitude)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan
langkah selanjutnya. Solitude umumnya dilakukan setelah melakukan kegiatan.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan (Mutualisme)
Mutualisme adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan (Intedependen)
Intedependen merupakan kondisi saling ketergantungan antar individu dengan
orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
e. Kesepian
Merupakan kondisi di mana individu merasa sendiri dan teransing dari lingkungannya.
f. Isolasi Sosial
Merupakan suatu keadaan di mana seseorang menemukan kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
g. Ketergantungan (Dependen)
Dependen terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. Pada gangguan hubungan sosial jenis ini
orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian
orang lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada
orang lain.
h. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan
sosial secara mendalam.
i. Impulsif
Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar
pengalaman, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang buruk.
j. Narkisisme
Pada individu narsisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus
berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentrik, pencemburu, marah
jika orang lain tidak mendukung.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan isolasi sosial (keliat dan akemat, 2009)
Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti bagi
klien:...........................................................................................
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau
masyarakat:............................................................
c. Hambatan berhubungan dengan orang
lain:...............................................................................
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial
Masalah keperawatan
Pohon Masalah
effect
Isolasi Sosial
core problem
Causa
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial.
b. Harga Diri Rendah Kronik.
c. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi.
d. 3. Rencana Keperawatan Isolasi Sosial
e. Nama klien :_______________ Diagnosa Medis :_______________
f. Ruangan :_______________ No. CM :_______________
6. Klien dapat 6.1 Keluarga dapat: 6.1.1 Bisa berhubungan saling Keterlibatan keluarga
memberdayakan - Menjelaskan percaya dengan keluarga: sangat mendukung
sistem pendukung perasaannya. - Salam, perkenalkan diri terhadap proses
atau keluarga - Menjelaskan cara - Sampaikan tujuan perubahan perilaku klien
mampu merawat klien - Buat kontrak
mengembangkan menarik diri. - Eksplorasi perasaan keluarga
kemampuan klien - Mendemonstrasikan 6.1.2 Diskusikan dengan
untuk berhubungan cara perawatan klien anggota keluarga tentang:
dengan orang lain. menarik diri. - Perilaku menarik diri
- Berpartisipasi dalam - Penyebab prilaku menarik
perawatan klien diri
menarik diri. - Akibat yang akan terjadi jika
prilaku menarik diri tidak
ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi
klien menarik diri
6.1.3 Dorong anggota
keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang
lain.
6.1.4 Anjurkan anggota
keluarga secara rutin dan
pergantian menjenguk klien
minimal satu minggu sekali.
6.1.5 Beri reinforcement atas
hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
Contoh Rencana Keperawatan Isolasi Sosial
No Pasien Keluarga
SP1P SP2K
1 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien Mendiskusikan maslah yang
2 Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dirasakan keluarga merawata
dengan orang lain pasien.
3 Berdiskusi dengan klien tentang kerugian berinteraksi dengan Menjelaskan pengertian, tanda
orang lain dan gejala isolasi sosial yang
4 Mengajarkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang dialami klien beserta proses
-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian terjadinya.
5 Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang- Menjelaskan cara-cara merawta
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian klien dengan isolasi sosial
SP2P SP2K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien Melatih keluarga mempraktikan
2 Memberikan kesempatan pada klien mempraktikan cara cara merawat klien isolasi
berkenalan dengan satu orang sosial. Melatih keluarga
3 Membantu klien memasukan kegiatan latihan berbincang- mempraktikan cara merawat
bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian langsung kepada klien isolasi
sosial
SP3P SP3K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien Membantu keluarga membuat
2 Memberikan kesempatan kepada klien jadwal aktifitas dirumah
Mempraktikan cara berkenalan dengan 2 orang lebih termasuk minum obat
3 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian (discharge planning).
Menjelaskan follow up klien
setelah pulang.
REFRENSI
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Damayanti Mukhripah, dkk. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa., Bandung : PT. Reflika Aditama
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Dewan