PADA KESEHATAN
NAMA KELOMPOK :
1. MARETA KURNIA TETRA I ( C2019067 )
2. MAYANG QOLBUNA A ( C2019068 )
3. MEI RENAWATI ( C2019069 )
4. MUNA SEPTIANINGRUM ( C2019071 )
5. NABILA NUR ANISYA ( C2019072 )
6. NADIA SULISTI AZIZAH ( C2019073 )
7. NATASHA SHELLA ALFGA ( C2019075 )
8. NAVALINE AULIA H ( C2019076 )
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang
membawa banyak perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan
pola hidup maupun tatanan sosial termasuk juga dalam bidang kesehatan yang sering
dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya
yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga
kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka
mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan
keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
2. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan?
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi, sedangkan
golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner, kanker, dan lain- lain.
2. Jenis Kelamin
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi
1. Self concept
Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan
diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima
apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita, begitu pula
sebaliknya.
2. Image kelompok
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang
dapat berpengaruh negatif juga positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan
cincin ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan
kematian jika cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian
perempuan Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah
menciptakan seksual atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu,
perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat sekaligus
indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh :
beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik) sakit atau
mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada
beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras
merah daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin pada
makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu
menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan
vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun
singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena
status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak
mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter
yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku
kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor- faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk memprediksi tentang apa
yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit
untuk dihilangkan dan itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang. Sebagai
seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat seharusnya kita menuntun mereka menuju
perubahan lebih baik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris. Maka
dengan itu, dampak dari sosial budaya yang buruk dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Hubungan aspek sosial budaya.(Online)
http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/hubungan-aspek-sosial-budaya-
dan.html diakses tanggal 3 September 2014.
Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of Malaria, Prevention behavior and Nutritional Status:
Analysis Of Factors That Cause Malaria Diseases In Umalor Village District Of West Malacca.
Indonesian Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(1), 11-20.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media Publishing.
Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati, Y. (2018). Dental health child
with retardation mental and parents behavior. Indian Journal of Physiotherapy and Occupational Therapy- An
International Journal, 12(4), 278-282.