Abstrak
Keywords :
Pendahuluan tahun 2013 menyebutkan bahwa terdapat
87 % dari anak-anak usia sekolah yang ada
Karies gigi adalah penyakit yang
di seluruh dunia dan sebagian besarnya
terjadi pada gigi, biasanya ditandai dengan
adalah orang dewasa pernah menderita
kerusakan jaringan (demineralisasi mineral
karies gigi (Windarti, 2016). Adapun
email dan dentin serta diikuti oleh
prevalensi karies gigi yang paling tinggi
disentegrisasi bagian organiknya)
terdapat di daerah Asia dan Amerika Latin,
diakibatkan oleh mikroorganisme pada
dan terendah terdapat di Afrika. Menurut
karbohidrat yang dapat difermentasikan
penelitian yang dilakukan pada tahun 2013
sehingga terbentuk asam dan menurunkan
di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia
pH di bawah pH kritis (Sumawinata,
terdapat 80-95 % anak-anak dibawah usia
2004). Karies gigi dapat berpengaruh pada
18 tahun terserang karies gigi (Maulani,
kesehatan tubuh lainnya, dan berpengaruh
2014). Sedangkan di Indonesia
pada kualitas hidup seseorang. Selain
berdasarkan Hasil Riskesdas Tahun 2013
dapat merusak struktur gigi dan
terjadi peningkatan persentase penduduk
menyebabkan terjadinya gigi berlubang,
yang mempunyai masalah gigi dan mulut
penyakit ini juga menyebabkan nyeri, gigi
salah satunya diakibatkan oleh karies gigi
tanggal, infeksi berbahaya serta kematian
dalam 12 bulan terakhir dikali persentase
(Sumini dkk, 2014).
yang menerima perawatan ataupun
Prevalensi karies gigi sangat tinggi, pengobatan gigi meningkat dari tahun
dan menjadi masalah besar di seluruh 2007 (6,9%) menjadi 8,1 % pada tahun
dunia. Penyakit periodontal ini dapat 2013 (Kemenkes, 2013).
menyerang seluruh lapisan masyarakat
Berdasarkan kelompok umur karies
baik laki-laki maupun perempuan dari usia
gigi banyak terjadi pada anak-anak,
anak-anak hingga hingga dewasa serta usia
khususnya anak usia sekolah dasar (SD).
lanjut. WHO (World Health Organzation)
Prevalensi karies gigi akan semakin
meningkat seiring bertambahnya usia. cross sectional menunjukan prevalensi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh karies gigi pada anak usia 4-6 SD di SDN
Oktavilia dkk Tahun 2013 anak usia 6 Cireundeu cukup tinggi,yaitu sebanyak 37
tahun telah mengalami karies gigi anak (52,9 %) memiliki karies gigi.
sebanyak 20 %, kemudian meningkat 60 % Adapun responden yang mengkonsumsi
pada usia 8 tahun, 85 % pada usia 10 tahun makanan manis dengan kategori tinggi
dan 90 % pada usia 12 tahun (Ningsih dkk, sebanyak 40 anak (57,1 %), sedangkan
2016). Adapun penelitian yang dilakukan responden kategori sedang sebanyak 29
secara purposive random sampling pada responden (41,4 %) dan kategori ringan
usia 7 sampai 12 tahun sebanyak 68 orang yaitu sebanyak 1 orang (1,4 %). Hasil
didapatkan prevalensi karies gigi yang tersebut menunjukan bahwa anak dengan
cukup tinggi yaitu sekitar 58,8 % (Ningsih kategori tinggi dalam mengkonsumsi
dkk, 2013). makanan manis lebih beresiko mengalami
karies gigi dibandingkan responden
Karies gigi yang terjadi pada anak
dengan tingkat konsumsi yang sedang dan
dipengaruhi oleh host (gigi dan saliva),
jarang (Fauzi, 2016).
substrat (makanan), mikroorganisme
penyebab karies dan waktu. Karies gigi Selain itu dari hasil penelitian yang
hanya akan terbentuk apabila terjadi dilakukan di Surakarta dengan jumlah
interaksi antara keempat faktor tersebut. responden sebanyak 30 anak usia SD yang
Faktor-faktor lain yang turut mengambil dipilih berdasarkan random sampling
bagian dalam pembentukan karies adalah menunjukkan bahwa sebagian besar anak
kurangnya perhatian terhadap kebersihan 70 % mengkonsumsi makanan kariogenik
mulut yang dapat mempermudah (manis), dan terdapat 66,7 % anak yang
perkembangan karies, konsumsi makanan memiliki karies gigi. Hasil analisi dengan
yang banyak mengandung karbohidrat dan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada
jarang memakan makanan yang berserat hubungan antara konsumsi makanan
yang dapat membersihkan gigi (Pinkhan kariogenik dengan karies gigi (p:0,001)
JR dan Millet D, Welbury R dalam (Arista, 2016). Penelitian lain juga
Fajriani, 2011). Konsumsi makanan manis mendukung adanya hubungan bermakna
yang terlalu berlebih juga menjadi faktor konsumsi makanan manis dengan kejadian
terjadinya karies gigi. Telah ditemukan karies gigi. Hasil analisis menunjukkan
bahwa 90 % anak-anak pada fase-fase ada sebanyak 40 (69%) responden yang
awal kehidupan mereka banyak terserang suka makan makanan kariogenik manis
karies pada gigi yang disebabkan oleh mempunyai status karies gigi tinggi, dan
konsumsi gula dan makanan manis terlalu 27 (41,5%) responden yang tidak suka
banyak yang menyebabkan pengasaman makan makanan kariogenik mempunyai
mulut dan karies pada gigi (as-Sayyid, karies gigi tinggi. Uji statistik
2006). menunjukkan p value 0,004. Diperoleh
nilai OR 3,128 (95% CI: 1,487-6,578),
Hasil penelitian menyatakan bahwa
responden dengan perilaku suka makan
responden yang memiliki kebiasaan
makanan manis beresiko terjadi status
konsumsi makanan manis dengan kategori
karies gigi tinggi 3,13 dibanding
tinggi yaitu sebanyak 55% dan 77,5%
responden dengan perilaku tidak suka
responden didapatkan menderita karies
makan makanan yang manis (Noviani,
gigi (Lestari dan Tara, 2016). penelitian
2010). Berdasarkan banyaknya penelitian
lain dengan menggunakan pendekatan
yang mengatakan bahwa adanya hubungan
konsumsi makanan manis dengan karies
gigi pada anak usia sekolah dasar, maka
peneliti tertarik untuk membuktikan
apakah ada hubungan konsumsi makanan
manis dengan kejadia karies gigi pada
anak Sekolah Dasar di MI Al-Barokah
Situhiang Desa Puraseda Leuwiliang
Kabupaten Bogor.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain studi analitik dengan pendekatan
cross sectional, dimana variabel yang diteliti adalah tingkat konsumsi makanan manis
sebagai variabel bebas dan kejadian karies gigi sebagai variabel terikat.
HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara konsumsi
makanan manis dengan kejadian karies gigi pada anak seni tari di MI Al-Barokah Situhiang,
sebagai respondennya adalah sejumlah 45 anak yang bersekolah di MI Al-Barokah
Situhiang.
Table. 4
Distribusi Responden menurut Makan coklat manis gula
Table. 5
Distribusi Responden menurut Makan permen manis gula
Table. 6
Distribusi Responden menurut Makan roti manis gula
Table. 7
Distribusi Responden menurut Minum minuman manis gula
Table. 8
Distribusi Responden menurut Konsumsi makanan manis dimalam hari
10. Analisis univariate untuk variable Konsumsi makanan manis di siang hari
Table. 10
Distribusi Responden menurut Konsumsi makanan manis di siang hari
11. Analisis univariate untuk variable Konsumsi makanan manis saat istirahat sekolah.
Table. 11
Distribusi Responden menurut Konsumsi makanan manis saat istirahat sekolah.
UJI HIPOTESIS
ANOVA
1. Hipotesis
Ho > Tidak ada hubungan antara usia Responden dengan Caries Gigi
Ha > Ada hubungan antara usia Responden dengan Caries Gigi
2. Analisis Data > Uji Anova
Descriptives
usia responden
ANOVA
usia responden
Rata rata usia responden pada mereka yang mengalami caries gigi tinggi
adalah 9,88 dengan standar deviasi 0,835. Pada mereka yang mengalami caries gigi sedang
adalah 10,04 dengan standar deviasi1,138. Pada mereka yang tidak mengalami caries gigi
adalah 10,33 dengan standar deviasi0,866.
Hasil uji statistik didapat nila p=0,647 yang berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan Usia responden menurut tingkat Caries gigi
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi makanan manis sebelum
tidur dengan status karies gigi
1) Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan manis sebelum tidur
dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan konsumsi makanan manis sebelum tidur dengan status
karies gigi
Uji > Uji Chi Square
1) Interpretasi
% within konsumsi
makanan manis 9.7% 71.0% 19.4% 100.0%
sebelum tidur
Total Count 8 28 9 45
% within konsumsi
makanan manis 17.8% 62.2% 20.0% 100.0%
sebelum tidur
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi permen saat istirahat sekolah
dengan status karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi permen saat istirahat sekolah
dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi permen saat istirahat sekolah
dengan status karies gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
sering Count 4 9 2 15
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Hasil analisis hubungan antara konsumsi permen saat istirahat sekolah dengan
kejadian karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 1 (33,3 %) anak sering
mengkonsumsi permen saat istirahat sekolah memiliki status karies gigi tinggi, dan 2
(66,7%) tidak karies gigi. 4 (26,7 %) anak sering mengkonsumsi permen memiliki
karies gig tinggi, 9 (60,0 %) karies sedang dan 2 (13,3 %) tidak karies. 3 (15,0%)
anak yang jarang mengkonsumsi permen memiliki status karies tinggi, 14 (70,0 %)
karies gigi sedang dan 3 (15,0 %) tidak karies. Sedangkan terdapat 5 (71,4%) anak
yang tidak pernah mengkonsumsi permen saat istirahat sekolah memiliki status karies
gigi sedang, dan 2 (28,6 %) lainnya tidak karies.. Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,192 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi permen
saat istirahat sekolah dengan status karies gigi.
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi kue manis dengan status
karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi kue manis dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi kue manis dengan status karies
gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
Crosstab
jarang Count 0 12 7 19
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Hasil analisis hubungan antara konsumsi kue manis dengan kejadian karies
gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 1 (33,3 %) anak selalu mengkonsumsi kue manis
memiliki status karies gigi tinggi, dan 2 (66,7%)karies sedang, dan 7 (36,8%) anak
sering mengkonsumsi kue manis memiliki karies gig tinggi, 10 (52,6 %) karies sedang
dan 2 (10,5 %) tidak karies. Sedangkan terdapat 12 (63,2 %) anak yang jarang
mengkonsumsi kue manis memiliki status karies sedang, 7 (36,8 %) tidak karies gigi.
Dan 4 (100,0 %) anak yang tidak pernah konsumsi kue manis memiliki karies gigi
sedang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,024 maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara konsumsi kue manis dengan status karies gigi).
Kesimpulan : Ho ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi cokelat manis dengan status
karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi cokelat manis dengan status karies
gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi cokelat manis dengan status karies
gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
makan coklat manis gula * status karies responden
Crosstab
sering Count 7 5 0 12
jarang Count 0 18 6 24
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .18.
Hasil analisis hubungan antara konsumsi cokelat manis dengan kejadian karies
gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 1 (100,0 %) anak selalu mengkonsumsi cokelat
manis memiliki status karies gigi tinggi. 7 (58,3%) anak sering mengkonsumsi
cokelat manis memiliki karies gigi tinggi, 5 (41,7%) anak yang sering mengkonsumsi
coklat manis memiliki karies sedang. Sedangkan terdapat 18 (75,0 %) anak yang
jarang mengkonsumsi cokelat manis memiliki status karies sedang, 6 (25,0 %) tidak
karies gigi. Dan 5 (62,5 %) anak yang tidak pernah konsumsi cokelat manis memiliki
karies gigi sedang, dan 3 (37,5%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi coklat manis
ttidak memiliki karies gigi. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi kue manis dengan status karies
gigi).
Kesimpulan : Ho ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi permen manis dengan status
karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi permen manis dengan status karies
gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi permen manis dengan status karies
gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
sering Count 5 10 3 18
jarang Count 1 12 2 15
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Hasil analisis hubungan antara konsumsi permen manis gula dengan kejadian
karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 2 (50%) anak yang selalu mengkonsumsi
permen manis memiliki status karies gigi tinggi. 5 (27,8%) anak sering
mengkonsumsi permen manis memiliki karies gigi tinggi, 1 (6,7%) anak yang jarang
mengkonsumsi permen manis memiliki karies sedang. Sedangkan terdapat 2 (50%)
anak yang selalu mengkonsumsi permen manis memiliki status karies sedang, 10
(55,6 % )anak yang sering mengkonsumsi permen manis memilki status karies gigi
sedang, 12 (80,6%) anak yang jarang mengkonsumsi permen manis memiliki karies
gigi sedang, 4 (50%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi permen manis memilki
karies gigi sedang. Dan 3 (16,7 %) anak yang sering mengkonsumsi permen manis
tidak memiliki karies, 2 (13,3%) anak yang jarang mengkonsumsi permen manis tidak
memiliki karies gigi, 4 (50%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi permen manis
tidak memilki karies gigi. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,066 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi permen manis dengan status
karies gigi).
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi roti manis dengan status
karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi roti manis dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi roti manis dengan status karies
gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
Sering Count 5 6 3 14
Jarang Count 3 15 4 22
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Hasil analisis hubungan antara konsumsi roti manis gula dengan kejadian
karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 5 (35,7%) anak yang sering mengkonsumsi
roti manis memiliki status karies gigi tinggi, 3 (13,6%) anak jarang mengkonsumsi
roti manis memiliki karies gigi tinggi, sementara 2 (100%) anak yang selalu
mengkonsumsi roti manis memiliki karies sedang, 5 (42,9%) anak yang sering
mengkonsumsi roti manis memiliki status karies sedang, 15 (68,2 %) anak yang
jarang mengkonsumsi roti manis memilki status karies gigi sedang, 5 (71,4%) anak
yang tidak pernah mengkonsumsi roti manis memiliki karies gigi sedang, dan 3
(21,4%) anak yang sering mengkonsumsi roti manis tidak memilki karies gigi, 4 (18,2
%) anak yang jarang mengkonsumsi roti manis tidak memiliki karies, 2 (13,3%) anak
yang jarang mengkonsumsi permen manis tidak memiliki karies gigi, 2 (28,6%) anak
yang tidak pernah mengkonsumsi roti manis tidak memilki karies gigi. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p=0,362 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara konsumsi roti manis dengan status karies gigi.
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi minuman manis (gula)
dengan status karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi minuman manis dengan status
karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi minuman manis dengan status
karies gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
sering Count 3 7 2 12
% within minum
25.0% 58.3% 16.7% 100.0%
minuman manis gula
jarang Count 2 16 4 22
% within minum
9.1% 72.7% 18.2% 100.0%
minuman manis gula
% within minum
0.0% 83.3% 16.7% 100.0%
minuman manis gula
Total Count 8 28 9 45
% within minum
17.8% 62.2% 20.0% 100.0%
minuman manis gula
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .89.
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada malam
hari dengan status karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada malam hari
dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi makanan manis pada malam hari
dengan status karies gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
jarang Count 4 7 4 15
% within konsumsi
makanan manis di 26.7% 46.7% 26.7% 100.0%
malam hari
% within konsumsi
makanan manis di 7.4% 74.1% 18.5% 100.0%
malam hari
Total Count 8 28 9 45
% within konsumsi
makanan manis di 17.8% 62.2% 20.0% 100.0%
malam hari
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.892a 4 .064
Likelihood Ratio 8.259 4 .083
Linear-by-Linear Association 3.006 1 .083
N of Valid Cases 45
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .53.
Hasil analisis hubungan antara konsumsi makanaan manis pada malam hari
dengan kejadian karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 2 (66,7%) anak yang
sering mengkonsumsi makanan manis pada malam hari memiliki status karies gigi
tinggi. 4 (46,7%) anak jarang mengkonsumsi makanan manis pada malam hari
memiliki karies gigi tinggi, 2 (7,4%) anak yang tidak mengkonsumsi makanan manis
pada malam hari memiliki karies tinggi, dan 1 (33,3%) anak yang sering
mengkonsumsi makanan manis pada malam hari memiliki status karies sedang, 7
(46,7%) anak yang jarang mengkonsumsi makanan manis pada malam hari memilki
status karies gigi sedang, 20 (83,3%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi makanan
manis pada malam memiliki karies gigi sedang, sementara 4 (26,7%) anak yang
jarang mengkonsumsi makanan manis tidak memilki karies gigi, 5 (18,5%) anak yang
tidak pernah mengkonsumsi makaan manis tidak memiliki karies. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0,064 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
mengkonsumsi makanan manis pada malam hari dengan status karies gigi.
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada saat
pulang sekolah dengan status karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada saat pulang
sekolah dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi makanan manis pada saat pulang
sekolah dengan status karies gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
jarang Count 2 22 3 27
% within konsumsi
makanan manis pulang 7.4% 81.5% 11.1% 100.0%
sekolah
tidak pernah Count 0 3 5 8
% within konsumsi
makanan manis pulang 0.0% 37.5% 62.5% 100.0%
sekolah
Total Count 8 28 9 45
% within konsumsi
makanan manis pulang 17.8% 62.2% 20.0% 100.0%
sekolah
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.42.
Hasil analisis hubungan antara konsumsi makanan manis pada saat pulang
sekolah dengan kejadian karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 6 (60%) anak yang
sering mengkonsumsi makanan manis pada saat pulang sekolah memiliki status karies
gigi tinggi. 2 (7,4%) anak jarang mengkonsumsi makanan manis pada saat pulang
sekolah memiliki karies gigi tinggi, dan 3 (30%) anak yang sering mengkonsumsi
makanan manis pada saat pulang sekolah memiliki karies sedang, 22 (81,5%) anak
yang jarang mengkonsumsi makanan manis pada saat pulang sekolah memiliki status
karies sedang, 3 (37,5%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi makanan manis saat
pulang sekolah memilki status karies gigi sedang, sementara 1 (10%) anak yang
sering mengkonsumsi makanan manis saat pulang sekolah tidak memiliki karies gigi,
3 (11,1%) anak yang jarang mengkonsumsi makanan manis pada saat pulang sekolah
tidak memilki karies gigi, 5 (62,5%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi makanan
manis pada saat pulang sekolah tidak memiliki karies. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p=0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan
manis pada saat pulang sekolah dengan status karies gigi.
Kesimpulan : Ho ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada siang
hari dengan status karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada siang hari
dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi makanan manis pada siang hari
dengan status karies gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
sering Count 4 8 2 14
% within konsumsi
makanan manis di siang 28.6% 57.1% 14.3% 100.0%
hari
jarang Count 2 14 4 20
% within konsumsi
makanan manis di siang 10.0% 70.0% 20.0% 100.0%
hari
% within konsumsi
makanan manis di siang 0.0% 57.1% 42.9% 100.0%
hari
Total Count 8 28 9 45
% within konsumsi
makanan manis di siang 17.8% 62.2% 20.0% 100.0%
hari
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .71.
Hasil analisis hubungan antara konsumsi makanan manis pada siang hari
dengan kejadian karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 2 (50%) anak yang selalu
mengkonsumsi makanan manis pada siang hari memiliki status karies gigi tinggi. 4
(28,5%) anak sering mengkonsumsi makanan manis pada siang hari memiliki karies
gigi tinggi, 2 (10%) anak yang jarang mengkonsumsi makanan manis pada siang hari
memiliki karies tinggi, dan 2 (50%) anak yang selalu mengkonsumsi makanan manis
pada siang hari memiliki status karies sedang, 8 (57,1%) anak yang sering
mengkonsumsi makanan manis pada siang hari memilki status karies gigi sedang, 14
(70%) anak yang jarang mengkonsumsi makanan manis pada siang hari memiliki
karies gigi sedang, 4 (57,1%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi makanan manis
pada siang hari memilki karies gigi sedang, sementara 2 (14,3%) anak yang sering
mengkonsumsi makanan manis pada siang hari tidak memiliki karies, 5 (20%) anak
yang jarang mengkonsumsi makanan manis pada siang hari tidak memiliki karies gigi,
3 (42,9%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi maknan manis pada siang hari tidak
memiliki karies gigi. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,209 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada saiang
hari dengan status karies gigi.
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
UJI Chi-Square
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada saat
istirahat sekolah dengan status karies gigi
Hipotesis
a. Ho : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan manis pada saat istirahat
sekolah dengan status karies gigi
b. Ha : Ada hubungan antara antara konsumsi makanan manis pada saat istirahat
sekolah dengan status karies gigi
Uji > Uji Chi Square
Interpretasi
sering Count 3 5 2 10
% within konsumsi
makanan manis saat 30.0% 50.0% 20.0% 100.0%
istirahat sekolah
jarang Count 4 19 4 27
% within konsumsi
makanan manis saat 14.8% 70.4% 14.8% 100.0%
istirahat sekolah
% within konsumsi
makanan manis saat 0.0% 50.0% 50.0% 100.0%
istirahat sekolah
Total Count 8 28 9 45
% within konsumsi
makanan manis saat 17.8% 62.2% 20.0% 100.0%
istirahat sekolah
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .36.
Hasil analisis hubungan antara konsumsi makanan manis pada saat istirahat
sekolah dengan kejadian karies gigi diperoleh bahwa ada sebanyak 1 (50%) anak yang
selalu mengkonsumsi makanan manis pada saat istirahat sekolah memiliki status
karies gigi tinggi. 3 (30.4%) anak yang sering mengkonsumsi makanan manis pada
saat istirahat sekolah memiliki karies gigi tinggi, 4 (14,8%) anak yang jarang
mengkonsumsi makanan manis pada saat istirahat sekolah memiliki karies tinggi, dan
1 (50%) anak yang selalu mengkonsumsi makanan manis pada saat istirahat sekolah
memiliki status karies sedang, 5 (50%) anak yang sering mengkonsumsi makanan
manis saat istirahat sekolah memilki status karies gigi sedang, 19 (70,4%) anak yang
jarang mengkonsumsi makanan manis saat istirahat sekolah memiliki karies gigi
sedang, 3 (50%) anak yang tidak pernah mengkonsumsi makanan manis pada saat
istirahat sekolah memilki karies gigi sedang, sementara 2 (20%) anak yang sering
pernah mengkonsumsi makanan manis pada saat istirahat sekolah tidak memiliki
karies, 4 (14,8%) anak yang jarang mengkonsumsi makanan manis saat istirahat
sekolah tidak memiliki karies gigi, 3 (50%) anak yang tidak mengkonsumsi makanan
manis pada saat istirahat sekolah tidak memilki karies gigi . Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0,286 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
konsumsi makanan manis pada saat istirahat sekolah dengan status karies gigi.
Kesimpulan : Ho gagal ditolak
Dari uji hipotesis yang kami lakukan terdapat 45 responden dan terdapat 3
menggunakan uji Annova dan uji perilaku konsumsi makanan manis yang
Chisquare. Diperolehnya hasil bahwa berhubungan dengan kejadian karies gigi.
terdapat 3 perilaku konsumsi makanan
Karies adalah suatu penyakit infeksi yang
manis yang berhubungan dengan kejadian
karies gigi pada anak seni tari di MI Al- dihasilkan dari interaksi bakteri. Bakteri
Barokah SITUHIANG – Leuwiliyang. bersifat asam sehingga dalam periode
Tiga perilaku tersebut adalah: waktu tertentu, asam akan merusak email
Makan kue yang mengandung gua gigi dan menyebabkan gigi menjadi
(manis), denga P value 0,024. berlubang. Sedangkan terdapat 9 anak
Yang diartikan bahwa perilaku ini yang tidak memiliki karies gigi, 28 anak
berhubungan dengan karies gigi
memiliki karies gigi sedang, dan 8 anak
karena P value lebih kecil 0,05
(0,024<0,05) yang memiliki karies gigi tinggi. Terbukti
Makan coklat yang mengandung bahwa perilaku pola makan sehat dan
gula (manis), dengan P value kesekatan gigi-mulut di lingkungan seni
0,000. Yang diartikan bahwa tari tradisional MI Al-Barokah Situhiang
perilaku ini berhubungan dengan Desa Purwaseda – Leuwiliyang masih
karies gigi karena P value lebih cukup rendah, karena dilihat dari
kecil 0,05 (0,000<0,05) hubungan perilaku konsumsi makanan
Makan makanan manis saat pulang
manis dan status karies pada responden.
sekolah, dengan P value 0,000.
Yang diartikan bahwa perilaku ini
berhubungan dengan karies gigi DAFTAR PUSTAKA
karena P value lebih kecil 0,05
(0,000<0,05) DAFTAR PUSTAKA
Arista, Eka. 2016. Hubungan Konsumsi
perilaku yang paling berpengaruh pada Karies Gigi Dan Status Gizi Anak Tk
Ningsih Susan Utari, Tuti Restuastuti, Rita Suwelo, Ismu Suharsono. 1992. Karies
Endriani. 2016. Gambaran Pengetahuan Gigi Pada Anak dengan Berbagai
dan Sikap Menyikat Gigi pada Faktor Etiologi; Kajian pada Anak
Siswa-Siswi dalam Mencegah Karies di Usia Sekolah. Jakarta: EGC.
SDN 005 Bukit Kapur Dumai. Riau:
W.Allan Walker, M.D.2006. Makanan
Jom FK
Sehat, Untuk Bayi & Anak.
Noviani, Nita. 2010. Faktor Faktor Yang Jakarta:PT. Bhuana Ilmu Populer.
Berhubungan Dengan Status Karies Gigi
Warni, L, 2009. Hubungan Perilaku Murid
(Dmft) Santri Pesantren Al Ashriyyah
SD kelas V dan VI pada kesehatan
Nurul Iman Parung Bogor Tahun 2010.
Gigi dan Mulut Terhadap Status
Depok: FKM UI
Karies Gigi di Wilayah Kecamatan
Pratiwi, D. 2009. Gigi Sehat dan Cantik. Delitua Kabupaten Deli Serdang
Jakarta: PT Kompas Medha Tahun 2009. Tesis. Medan: USU.
Nusantara.
Windarti. 2016. Hubungan Perilaku
Schuurs, A.H.B, dkk. 2007. Patologi Gigi- Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies
Geligi; Kelainan- kelainan Gigi pada Anak Usia 6-12 Tahun di
JARINGAN Keras Gigi. SD Negeri 1 TamanWinangun Kebumen
Yogyakarta: Gadjah Mada Tahun 2016. Kebumen:Sekolah Tinggi
Universitas. Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
Sumawinata, Narlan. 2004. Senarai Istilah
Kedokteran Gigi, Inggris-Indonesia.
Jakarta:EGC