Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SOSIO-ANTROPOLOGI KESEHATAN
HIV/AIDS DALAM SEGI SOSIAL-BUDAYA
MASYARAKAT

Disusun oleh:
Putri Risa Sonia
2016710023
A – PSKM
Dosen Mata Kuliah:
Bpk. Luqman Effendi S.sos, M.kes

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penyusun panjatkan ke hadirat ALLAH SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Di dalam proses penulisan makalah ini, penyusun banyak menemui berbagai kesulitan
baik dalam penggunaan bahasa, teknik penyusunan, maupun dalam penyediaan materi.
Berkat ketekunan dan kesabarab penyusun serta dorongan, bantuan, dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga kesulitan ini dapat diatasi. Olehnya itu, penyusun menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Sosio-Antropologi Kesehatan Bpk. Luqman Effendi S.sos, M. Kes
2. Teman-teman dan Kaka Tingkat atas dorongan serta bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah ini
Penyusun menyadari bahwa maklah ini masih jauh dari kesempurnaan. Di dalam
makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Olehnya itu, penyusun mohon maaf atas
kekurangan tersebut.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dalam pengaruh HI/AIDS
terhadap perilaku masyarakat.

Jakarta, 30 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................II
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................
2. Rumusan Masalah.................................................................................................................
3. Tujuan Penulisan..................................................................................................................
4. Manfaat Penulisan................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Penyakit dan Bahaya HIV/AIDS........................................................................
1. Faktor Penyebab HIV/AIDS.................................................................................................
2. Dampak Sosial yang di Timbulkan oleh HIV/AIDS............................................................
3. Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS.............................................................................
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial artinya makhluk yang tidak mampu hidup sendiri atau
selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Masalah sosial merupakan persoalan,
karena menyakut tata kelakuan immoral, berlawanan dengan hukum & bersifat merusak.
Sebab itu masalah-masalah soaial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan
ukuran-ukuran masyrakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yg dianggap buruk
(Soerjono Soekamto. 1990).
Ada berbagai masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat dan berbagai faktor
penyebabnya. Masalah-masalah sosial umumnya yang terjadi di masyarakat misalnya
kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat
modern, kenakalan remaja, pelacuran, homoseksualitas, dan masalah lingkungan hidup.
Masalah sosial yang sedang marak terjadi saat ini adalah pergaulan bebas remaja dan
pelacuran yg dapat menimbulkan seseorang terinfeksi virus HIV.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yg menyebabkan AIDS (Acquired
Immuno Deficiency Syndrome). HIV yaitu virus yg memperlemah kekebalan tubuh manusia.
Orang yg terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi opoturnistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun meskipun penanganannya telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Terdapat 250 negara melaporkan infeksi-infeksi HIV/AIDS dari berbagai penjuru
dunia. Hampi 95% dari penduduk yang terinfeksi tersebut berada di negara-negara
berkembang atau berpendapatan rendah, 50% dari jumlah ini adalah perempuan & terdapat
sekitar 2,5 juta anak-anak usia dibawah 15 tahun dari seluruh dunia yang terinfeksi HIV.
Berjuta-juta yg terpapar HIV, yaitu yang tidak terinfeksi tetapi tinggal dalam keluarga
yang anggota-anggota keluarganya terinfeksi dan saat ini AIDS sudah menjadi pendemi
global dan telah membunuh 25 juta orang serta menginfeksi lebih dari 40 juta orang,
dampaknya sangat merugikan baik yang berkaitan dengan bidang kesehatan, sosial-budaya,
politik, dan ekonomi.
Hukaman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan
dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa masih
banyak masyarakat yang belum bisa menerima ODHA (Orang yg hidup Dengan HIV/AIDS).
Stigma negatif terhadap ODHA masih belum cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang
menghakimi, mengacuhkan, mengucilkan, mendeskriminasi, bahkan sampai perlakuan yangg
tidak hanya melanggar HAM tetapi juga kriminal.
Kondisi seperti ini membuat ODHA hampir tidak bisa mendapatkan pelayanan
langsung. Hasil pemantauan pelanggaran HAM terhadap ODHA yg dilakukan oleh yayasan
spiritual menunjukan bahwa dari tahun ke tahun ODHA masih sulit mendapatkan akses
pelayanan langsung, bukan saja dari layanan umum akan tetapi juga dari keluarga dan
lingkungan terdekatnya. Perilaku yang tidak manusiawi ini sebagian besar disebabkan karena
ketidaktahuan informasi yang benar tentang HIV/AIDS & penularannya, apalagi cara-cara
merawat dan memberi dukungan terhadap ODHA.

 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan malsalah:
1. Apa pengertian dari HIV/AIDS?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan infeksi HIV?
3. Dampak sosial yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan HIV/AIDS?

 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS
2. Agar mengetahui faktor apa saja yang dapat menimbulkan infeksi HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui dampak sosial yang dapat ditimbulkan oleh HIV/AIDS
4. Supaya memahami cara pencegahan dan penangan terhadap HIV/AIDS

4. MANFATAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang ingin penulis capai yaitu untuk memberikan informasi kepada
para pembaca, utamanya bagi generasi muda dan masyarakat untuk menghidarkan diri dari
segala sesuatu yang dapat menimbulkan infeksi HIV/AID & diharapkan tidak ada lagi
perilaku diskriminasi terhadap orang yg terjangkit virus HIV.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN HIV/AIDS
 Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Virus HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus
retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika
melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA,
yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan
kemudian melakukan replikasi. Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan
merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita
tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena
pilek biasa.

 Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh
Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi
AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat
menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

 Bahaya AIDS
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS
selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan
penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa
mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan
mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan
mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat
tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim
kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan
menyebabkan sakit atau bahkan meninggal. Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut
virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV),
adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah
asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke
dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi
penyebab utama AIDS di seluruh dunia
2. FAKTOR PENYEBAB SESEORANG TERINFEKSI
HIV/AID
 Hubungan seksual baik melalui vagina, dubur atau oral tidak aman dengan orang yang
terinfeksi virus HIV
 Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV positif ke bayinya selama kehamilan, saat
persalinan atau setelah melahirkan, dan melalui ASI
 Darah dari jarum suntik yang tercemar HIV, jenis jarum suntik atau peralatan yang tajam
yg tercemar HIV, dan transfusi darah yang tercemar HIV. HIV tidak menular melalui
kontak sosial seperti berbicara atau mengobrol dan juga sentuhan biasa.

Penyebab terjadinya infeksi HIV/AIDS juga dipengaruhi dalam bidang antropologi,


yang dimaksud antropologi adalah kebudayaan yang mempengaruhi nilai, sikap, kebiasaan
yang dipelajari dan diperoleh dalam kehidupan masyarakat. Pada era globalisasi saat ini,
dengan adanya pengaruh kebudayaan barat yang memperluas penyebaran infeksi HIV adalah
pengaruh globalisasi dalam pergaulan yang sedang melanda generasai muda di indonesia
yaitu pergaulan bebas yang menimbulkan terjadinya penggunaan napza dan sex bebas.
Terjadinya sex bebas yang dilatar belakangi oleh teknologi budaya barat, dimana seorang
reamaja dapat mencari sesuatu yang berbau pornografi diamana saja dan kapan saja dengan
situs-situs barat yang bermuatan negativ, sedangkan penggunaan napza itu dilatar belakangi
oleh gaya hidup orang barat, remaja di indonesia beranggapan bahwa tidak menggunakan
napza maka tidak Gaul.
Hasil Survei Terpadu dan Perilaku tahu 2009 yang dilakukan pada remaja di empat
kota yakni Yogyakarta, Tangerang, Pontianak dan Samarinda menunjukan 12,1% remaja
laki-laki mengaku pernah berhubungan sex, dan 18,2% diantaranya pernah melakukan sex
anal. Sementara itu, 4,7% remaja puteri pada empat kota yang sama mengaku pernah
berhubungan sex, dan 15,8% diantaranya pernah melakukan sex anal. Berkaitan dengan
perilaku penggunaan napza, remaja laki-laki di empat kota diatas mengaku 11,5% pernah
menggunakan napza dan 4,9% diantaranya pernah memakai napza suntik. Pada remaja
perempuan, 2% mengaku pernah memakai napza, namun tidak satupun yang pernah pakai
napza suntik. Dengan berbagai temuan di atas cukuplah memberikan gambaran bahwa
sebagian remaja pun mempraktikkan perilaku yang dapat menyebabkan infeksi HIV, namun
sebagian dari remaja indonesia yang menggunakan napza dan sex bebas tidak memiliki
pengetahuan yang memadai untuk mencegah terinfeksi HIV.
Dan, tidak mungkin tertular HIV dari pekerjaan, bersosialisasi atau bertetangga
dengan orang yang positif terinfeksi HIV. Menyentuh orang yang terinfeksi HIV, memeluk,
mencium biasa, bersalaman, batuk, dan bersin, tidak menyebarkan penyakit tersebut. HIV
tidak dapat menular melalui tempat duduk jamban, telepon, piring, cangkir atau gelas,
peralatan makan, handuk atau sprei, kolam renang, sauna, atau tempat mandi umum. HIV
tidak disebarka melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya.
3. DAMPAK SOSIAL YANG DITIMBULKAN HIV/AIDS
Adanya stigma negstif dan diskriminasi akan dampak pada tatanan sosial masyarakat.
Ini bersangkutan pada Teori Aksi dalam bidang sosiologi, teori Max Weber berpendapat
bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi,
pemahaman, dan penafsiran atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu. Ini besangkutan
pada diskriminasi masyarakat terhadap penderita HI/AIDS, dimana masyarakat kurang
pengalaman dalam menangani seseorang yang terinfeksi HIV, serta persepsi masyarakat yang
menganggap ODHA adalah orang yang jahat (kriminal) atau orang yang tidak baik,
kurangnya pemahaman tentang virus HIV/AIDS dan memberi anggapan kepada masyarakat
bahwa virus HIV dapat tertular melalui segala jenis kontak langsung terhadap ODHA, dan
serta penafsiran masyarakat mengenai ODHA yang mengganggu kerukunan di dalam suatu
kelompok masyarakat.
Masalah sosial yang dihadapi ODHA dari dampak deskriminasi masyarakat terhadap
penyakit HIV/AIDS, dampak psikologi berupa perasaan depresi, shock, penyangkalan, tidak
percaya, kesepian, rasa tak berpengharapan, duka, marah, dan takut. Hal-hal deskriminasi
masyarakat terhadap seseorang yang terinfeksi HIV:
 Pengucilan terhadap seseorang yang mengidap HIV
 Pekerja sex atau ODHA adalah orang yang tidak baik dan harus dijauhi
 Terkadang masyarakat melakukan kekerasan terhadap orang yang mengidap HIV,
karena dianggap mengancam dan akan menjerumuskan masyarakat ke hal yang tidak
benar.
Ketakutan akan perlakuan masyarakat yang dibedakan membuat ODHA susah untuk
berbaur atau menjebati diri dengan orang lain. Takut untuk berbagi pengalaman mereka
mengenai HIV, bukan untuk menyatakan bahwa dirinya sakit dan butuh pertolongan kepada
orang lain. Sebaliknya, orang lain pun menjaga jarak. Lebih dari itu, mereka membuat pagar
sosial antara orang yang terinfeksi HIV. ODHA menyebabkan keresahan, baik dalam
kelompok kecil, keluarga, maupun dalam kelompok besar.
Beberapa dampak sosial mengenai HIV/AIDS antara lain adalah:
 Menurunya produktivitas masyarakat
Daya tahan tubuh melemah dan angka harapan hidup orang yang terinfeksi HIV
menurun, hal ini menyebabkan orang yang terinfeksi HIV akan kehilangan pekerjaan
tetapnya.
 Mengganggu terhadap progam pengatasan kemiskinan
Orang yang terinfeksi HIV telah kehilangan pekerjaannya dan menggantung hidup
kepada oang lain atau orang disekitarnya, secara tidak sadar hal itu dapat mengganggu
program pemerintah tentang pengentasan kemiskinan.
 Meningkatkan angka pengangguran
Daya tahan tubuh yang melemah dan antibody yang rentan serta ketergantungan pada
obat membuat ODHA merasa di diskriminasi dalam pekerjaan, sehingga mereka
susah untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
 Mempengaruhi pola hubungan masyarakat
Masyarakat memberikan stigma negatif terhadap orang yang terinfeksi HIV dan akan
mulai mengucilkan, keluarga ODHA juga ikut mengucilkan nya juga.
 Meningkatkan kesenjangan pendapatan atau kesenjangan sosial.
Kesenjangan sosial terjadi ketika masyarakat disekitar ODHA mulai memperlakukan
beda dan mendiskriminasi, memberikan stigma negatif tengtang ODHA dan
mengucilkannya.
 Munculnya reaksi negatif
Diskriminasi, deportasi, isolasi, dan stagminisasi.

4. CARA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIV/AIDS


Cara pencegahan HIV/AIDS hanya dapat efekti bila dilakukan dengan komitmen
masayarakat,dan komitmen politik yang tinggi untuk mengurangi perilaku beresiko terinfeksi
HIV. Upaya pencegahan meliputi:
1. Pemberian penyuluhan kesehatan disekolah dan di masyarakat harus menekankan
obat subtik bergantian dapat meningkatkan resiko terinfeksi HIV. Pelajar juga harus
tau bagaiman cra menghindari atau mengurangi kebiasaan yang dapat menimbulkan
resiko terinfeksi HIV.
2. Satu-satunya jalan agar tidak terinfeksi dengan tidak melakukan hubungan seks secara
bebas atau hanya berhubungan sex dengan satu orang yang diketahui tidak terinfeksi
HIV.
3. Kondom berpelumas merupakan pelindung yang baik dalam berhubungan sex agar
tidak terinfeksi HIV, HIV dapat menular melalui hubungan sex secara oral, walaupun
resikonya lebih kecil dibanding sex vagina atau anal.
4. Memperbanyak fasilitas pengobatan bagi pecandu obat terlarang akan mengurangi
penularan HIV. Begitu pula program “Ham Reduction” yang menganjurkan para
pengguna jarum suntik untuk menggunaka metode dekomentasi dan menghentikan
pengguanan jarum bersama setelah terbukti efektif.
5. Menyediakan fasilitas Konseling HIV dimna identitas penderita dirahasiakan atau
dilakukan anonimous serta menyediakan tempat-tempat untuk melakukan
pemeriksaan darah, dan mengadakan tes HIV secara suka relawan.
6. Setiap wanita hamil sebaiknya sejak awal kehamilan untuk melakukan tes HIV
sebagai kegiatan rutin dari standar perawatan kehamilan. Ibu dengan HIV+ harus
dievluasi untuk memperkirakan kebutuhan mereka terhadap terapi Zidovudine (ZDV)
untuk mencegah penulran HIV melalui uterus dan perinatal.
7. Semua donor darah harus diuji antibodi HIV nya.
8. Transfusi darah, dokter harus meliht tubuh pasien dengan teliti apakah ada indikasi
medis untuk transfusi.
9. WHO merekomendasikan untuk memberikan imunisasi bagi anak-anak dengan
infeksi HIV.
10. Menggali gagasan terhadap anak-anak, remaja, dan kaum muda dapat menunjukan
kepeduliannya dan persahabatan dengan anak-anak dan keluarga yang diketahui hidup
dengan HIV atau terkena dampak HIV.
Cara penanganan orang yang terinfeksi HIV antara lain:
Keluarga atau orang terdekatlah yang paling ampuh memberikan kasih sayang,
perlindungan, dan dukungan bagi ODHA agar bisa hidup lebih lama, semua kalangan
masyarakat dapat merangkul ODHA tanpa melakukan perbedaan. Dukungan sosial sangat
diperlukan ODHA agar tetap tegar dan sabar dalam melawan HIV dan bertahan hidup,
dukurngan sosial juaga berpengaruh terhadap ODHA agar tidak dilanda stress yang
berlebihan. Serta melakukan terapi Azidotimidin dan terapi Antiviral baru, dimana terapi-
terapi tersebut tidak menghilangkan virus HIV namun untuk meningkatkan sistem imun
tubuh dengan menghambat replika virus atau memutus rantai reproduksi virus dan
memperpanjang ODHA. Pemerintah juga dapat berperan untuk menangani ODHA, seperti
mendirikan yayasan untuk rehabilitasi ODHA. Yang dimana di tempat rehabilitasi tersebut
ODHA akan diperbaiki sikap dan perilakunya agar siap mengadapi kehidupan di masyarakat,
serta ODHA akan diberi arahaan atau rehabilitasi yang baik mengenai gangguan psikologi
ODHA yang timbul akibat diskriminasi masyarakat terhadap ODHA.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:
HIV (Human Immuno– Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–
Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit dari luar, penularan HIV/AIDS hanya dapat terjadi melalui cairan tubuh
seperti cairan vagina, cairan sperma darah, ASI
Permasalahan yang dihadapi ODHA bukan hanya permasalahan medis atau
kesehatan, tetapi juga menyangkut permasalah sosial dalam kehidupan dimasyarakat.
Pandanga masyarakat mengenai penularan HIV/AIDS mengalami kekeliruan, ODHA di
perlakukan berbeda oleh orang lain. Dalam pergaulan dikucilkan oleh teman-temannya,
bahkan oleh keluarganya sendiri. Ketakutan akan perlakuan yang dibedakan ini pun membuat
irang yang terinfeksi HIV+ susah menjembati atau berbaur dengan orang lain.
Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada
hanyalah pencegahannya saja.
Pencegahanan yang paling utama adalah memberikan edukasi terhadap masyarakat
tentang penanganan dan pencegahan HIV, masyrakat pun tidak harus menjauhi ODHA
melainkan memberikan support utuk melawan virus tersebut dan tetap bertahan hidup.

SARAN
Untuk memperluas pengetahuan kita tentang Dampak Sosial HIV/AIDS hendaknya
lebih baik kita memperbanyak membaca buku Sosio-Antropologi Kesehatan serta buku-buku
lainnya yang bersangkutan dengan materi ini supaya kita bisa lebih jelas mengetahui betapa
pentingnya pengetahuan kita tentang HIV/AIDS dan kami mohon kami kepada para pembaca
jangan menjauhi orang yang terinfeksi HIV dan janganlah mendekat dengan virus HIV,
mencegah itu lebih baik daripada mengobati dan yang harus kita jauhi adalah virusnya bukan
orangnya.
Daftar Pustaka
Rahmat, box. (2013) Analisis Masalah Sosial HIV (online)
Sudarti, (1996). Arthpologi Medis. Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Jakarta
Sarwono, Solita. (2012). Kesehatan Sosial Beberapa Konsep Beserta Aplikasina. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, The World Bank. (2010).
Edisi Keempat Penuntun Hidup Sehat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesi.
Jakarta
Canon, Cynthia. (2010). Handbook and Social Work, New Jersey. John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai