KEPERAWATAN
RETARDASI MENTAL
PADA ANAKKELOMPOK 2
I Gede Agus Okta Wahyu Nugraha (9052)
Kadek Ena Ardiyanti (9075)
Ni Luh Sulistia Dewi (9081)
Kadek Phalya Kamalaputri (9089)
I Wayan Yogik Prayoga (9095)
I Gusti Bagus Ade Oka Dwipayana (9100)
Pengertian Retardasi Mental
Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya rendahnya (impairment)
keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh
terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. ICG
( WHO, 1992 )
Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi pada
masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari:
1. Maturasi
2. Proses belajar
3. Penyesuaian diri secara social
Etiologi
Penyebab retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan
postnatal.
Penyebab retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam :
a Faktor organik
Faktor Prakonsepsi
1 Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolic, kelainan
neurocutaneos)
2 Kelainan kromosom (X-linked,translokasi,fragile-X) - sindrom polygenic familial
b. Faktor prenatal
1. Gangguan pertumbuhan otak trimester I
2 Kelainan kromosom (trisomi,mosaic)
3 Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV (Human Immunodeficiency virus )
4 Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi,kokain,logam berat)
5 Disfungsi plasenta
6 Kelainan congenital dari otak (idiopatik)
7 Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
8 Ibu:diabetes mellitus, PKU (Phenylketonuria)
Lanjutan Etiologi
c. Penyebab perinatal
1. Sangat premature
2. Asfiksia neonatorum
3. Trauma lahir : Perdarahan Intakranial
4. Meningitis
5. Kelainan metabolic : Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia
d. Penyebab postnatal
1. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
2. Neuro toksin, misalnya logam berat
3. CVA (Cerebrovascular accident)
4. Anoksia, misalnya tenggelam
5. Metabolic
6. Gizi buruk
7. Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatirid
e Penyebab non Organik
1. Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
2. Sosial cultural
3. Interaksi anak kurang
4. Penelantaran anak
la h
M asa
ho n
Po
Klasifikasi
Klasifikasi retardasi mental berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM IV), dalam a Journey to child neurodevelopment: Application in daily
practice:
- Retardasi mental ringan
Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ) 50–55 sampai 70.
- Retardasi mental sedang
Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ) 35-40 sampai 50-55
- Retardasi mental berat
Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ) 20-25 sampai 35-40
- Retardasi mental sangat berat
Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ) dibawah 20 atau 25
- Retardasi mental dengan keparahan tidak ditentukan Jika terdapat kecurigaan kuat
adanya retardasi mental.
Klasifikasi
Ditinjau dari segi neurologi, ada beberapa penggolongan retardasi mental, antara
lain :
1. Paralisis serebral
2. Gangguan kejang
3. Masalah- masalah perilaku/psikiatrik
4. Defisit komunikasi
5. Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat- obatan antikonvulsi, kurang
mengosumsi makanan berserat dan cairan)
6. Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus, obstruksi usus
halus dan defek jantung
7. Disfungsi tiroid
8. Gangguan sensoris
9. Masalah- msalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis
10. Kesulitan makan
Ilustrasi Kasus
Pasien anak laki laki 5 tahun, suku Bali, datang ke poli psikiatri RSUD Wangaya untuk pertama kalinya pada tanggal 9
Agustus 2021 Pukul 10:00 WITA. Pada saat itu pasien memeriksakan diri dengan diantar oleh orang tua dan sepupunya. Pasien
di wawancara dalam posisi duduk di hadapan pemeriksa. Pasien datang dengan penampilan yang tidak wajar, memakai baju
kaos kelabu, celana panjang warna hitam. Pasien berperawakan sedang dengan rambut pendek berwarna hitam. Selama
wawancara berlangsung pasien tidak mau berbicara dan hanya menundukkan kepala. Kadang-kadang menggelengkan serta
menganggukkan kepala, kontak visual dan verbal kurang. Pasien di wawancara didampingi oleh ibu dan kakak sepupunya
dalam posisi duduk dan berhadap-hadapan dengan pemeriksa. Pasien hanya terdiam ketika ditanya nama, tempat, tanggal, dan
siapa yang mengantarnya. Pasien juga terdiam ketika ditanya nama lengkap, umur, waktu saat wawancara, serta dimana berada
saat ini. Ketika ditanya ada keluhan apa datang ke rumah sakit , pasien hanya diam saja.
Pasien dikeluhkan oleh ibu pasien dengan perilaku yang berbeda dari terdahulu. Pasien dikatakan sering tidak nyambung jika
diajak bicara, dan mengeluarkan kata kata yang tidak jelas, dan sering menutup diri serta tidak pernah bermain keluar dengan
teman sebayanya. Ibu pasien mengatakan waktu pasien umur 4 tahun masih bermain dengan teman sebayanya.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengalami gangguan tidur, selama keluhan ini muncul, pasien sehari-hari hanya
menghabiskan waktu untuk tidur dan jarang bermain keluar. Pada pemeriksaan tanda tanda vital, fisik umum neurologis di
dapatkan dalam batas normal. Pada kasus psikiatri didaptkan kesan umum : penampilan yang tidak wajar, pasien tampak
menunduk, kontak verbal dan kontak visual dengan pemeriksa kurang. Pasien didiagnosis dengan Retardasi Mental dengan
Gangguan interaksi sosial dan Gangguan tumbuh kembang.
Analisis Data
N Data Fokus Analisis Data Masalah
o Keperawatan
1 Ds : Definisi berbicara Gangguan Interaksi
Keluarga mengatakan pasien jarang ↓ Sosial
mau berinteraksi dengan orang lain, Ketiadaan orang terdekat
pasien tidak pernah bermain keluar ↓
dengan teman sebaya nya Disfungsi dalam keluarga
↓
Do : Ketidakteraturan atau
Klien tampak hanya menundukkan kekacauan lingkungan
kepala, kadang menggeleng dan ↓
menganggukkan kepala. Gangguan Interaksi Sosial
TD: 90/70 mmHg
N : 128x/menit
si s
S: 36,5ᶱC
g n o
RRGangguan
: 38x/menit interaksi sosialberhubungan dengan hambatan
si s
S : 36,5ᶱC
g n o
RR : 38x/menit
Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik
Dia
dibuktikan dengan tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas
sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, psikososial)
Kriteria Hasil
Diagnosis 1
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam maka
Interaksi Sosial meningkat dengan kriteria hasil :