Nama Mahasiswa : Pratiwi Miranda Putri

NIM : 191211638

ANALISIS EVIDENCE BASED PRACTICE

A. Pertanyaan Klinis
Apakah intervensi efektivitas terapi musik terhadap penurunan tingkat halusinasi
pendengaran pada pasien gangguan jiwa ?

Tabel Analisis PICO

Unsur PICO Analisis KAta Kunci Kata Kunci
P (Problem) Halusinasi yang dialami Halusinasi Pendengaran
pasien gangguan jiwa
tersebut merupakan
halusinasi pendengaran,
dimana suara tersebut
berasal dari dalam diri
pasien.
I (Intervention) Pemberian Terapi Musik Terapi Musik
C (Comparison) Hal ini didukung juga Teori Musik, Halusinasi
penelitian oleh Dian
Anggri Yanti (2020)
dengan judul “Efektivitas
Terapi Musik Terhadap
Penurunan Tingkat
Halusinasi Pendengaran ”
O (Outcome) Mengatasi Halusinasi Halusinasi Pendengaran,
Pendengaran Pada Pasien Gangguan Jiwa
Gangguan Jiwa
 B. Temuan Penelusuran EBN I
Judul Artikel : Efektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Prof. DR.M. ILDREM

Referensi : Dian Anggri Yanti, Abdi Lestari Sitepu, Kuat Sitepu, Pitriani, Wina
Novita Br. Purba (2020). Terapi Musik Memiliki Efek Menurunkan Tingkat Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Gangguan Jiwa. Vol. 3, No. 1, Mei - Oktober 2021

Analisis Singkat Artikel :

Peneliti Dian Anggri Yanti, Abdi Lestari Sitepu, Kuat Sitepu, Pitriani,
Wina Novita Br. Purba

Metode Metode yang dilakukan yaitu dengan penelitian kuantitatif,

Penelitian menggunakan pendekatan Eksperimen Semu (Quasy
Experiment). Penelitian Quasy Eksperiment adalah penelitian
yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek
dengan atau tanpa kelompok pembanding. Metode penelitian
dengan pendekatan one grup pre test-post test design yaitu
dengan cara pengamatan awal (pretest) terlebih dahulu sebelum
intervensi, kemudian dilakukan post test setelah diberikan
intervensi.

Intervensi Intervensi keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa

utama yaitu halusinasi pendengaran, intervensi keperawatan
yang dilakukan berfungsi untuk menghilangkan, mengurangi
dan mencegah munculnya kembali suara-suara yang berasal
dari luar individu atau dari dalam diri individu itu sendiri.
Kriteria hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi
pemberian Terapi Musik yaitu pasien menyatakan suara-suara
tersebut mulai hilang, sudah jarang timbul kembali. Penelitian
ini yang akan diidentifikasi adalah eksperimen antara variabel
 independen yaitu musik dengan variabel dependen yaitu
halusinasi pendengaran. Hal ini dilakukan oleh peneliti selama
7 hari setiap pagi dan sore hari. Akhir perlakuan diberikan pada
hari ke 7 dan halusinasi pendengaran diobservasi kembali.

Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang menjadi responden adalah

pasien halusinasi pendengaran di RSJ Prof.Dr.M.Ildrem
Medan. Responden penelitian ini berjumlah 22 orang yang
akan didistribusikan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa mayoritas responden di
RSJ Prof.dr. M. Ildrem Medan mayoritas responden berjenis
kelamin laki-laki 14 orang (63,6%) dan minoritas
berjeniskelamin perempuan 8 orang (36,4%).
Berdasarkan umur dapat diketahui bahwa dari 22 responden
mayoritas berumur 41-50 Tahun sebanyak 14 orang (63,3%)
dan minoritasberumur30-40 Tahun sebanyak 8 orang (36,4%).
Dapat diketahui bahwa halusinasi pendengaran sebelum
diberikan tindakan terapi musik dengan sample 22 orang
didapatkan mean 4.32 dan standar deviation didapatkan 0,646.
Dan sesudah diberikan terapi musik klasik dengan sample 22
orang didapatkan mean 1,68 dan standar deviation didapatkan
0,568.
Penggunaan terapi musik mendukung efektifitas terapi
farmakologi dan mudah dilakukan dalam pasien yang
mengalami halusinasi pendengaran sehingga kenyamanan akan
didapatkan oleh pasien. Dan terapi musik ini sangat dianjurkan
untuk menghilangkan halusinasi yang pasien rasakan.

Kekuatan dan Kekuatan :

Kelemahan a. Intervensi yang diberikan mampu mengatasi halusinasi
 pendengaran
b. Waktu untuk pemberian intervansi sudah dijelaskan.
c. Terapi yang diberikan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghilangkan suara-suara yang tidak ada wujudnya
d. Pemberian intervensi terapi musik efektif dalam
meringankan bahkan menghilangkan Halusinasi pendengaran
e. Terapi ini tidak membutuhkan biaya yang mahal
f. Mudah dilakukan dan tentunya tidak menimbulkan efek
samping yang berbahaya bagi tubuh.

Kelemahan :
a. Lama pemberian intervensi 7 hari
b. Cara untuk melakukan pemberian intervensinya tidak
dijabarkan

C. Prosedur Pelaksanaan EBN

Intervensi Halusinasi Pendengaran dengan pemberian Terapi

Musik pada Pasien Gangguan Jiwa

Pengertian Penatalaksanaan Terapi Musik merupakan salah satu

terapi non farmakologis untuk mengurangi bahkan
mengilangkan suara-suara yang muncul tidak ada
wujudnya yang dialami oleh pasien gangguan jiwa.
Terapi komplementer dapat diberikan untuk
mengurangi halusinasi pendengaran tanpa
mengganggu terapi lainnya. Terapi musik salah satu
jenis terapi komplementer yang banyak digunakan
untuk menangani berbagai masalah gangguan lainnya.
Terapi musik bertujuan untuk menenangkan pasien
 secara emosional sehingga gangguan persepsi sensori
yang dialami oleh penderita gangguan jiwa akan
hilang karena fokus perhatian pendengaran pasien
sudah teralihkan kepada musik. Pemberian terapi
musik juga dapat mempengaruhi hormon stres dan
meningkatkan aktivitas dopamin pada mesolimbik
otak (Singh & Chaturvedi, 2015). Terapi musik
merupakan intervensi non farmakologi yang aman,
mudah dilakukan dalam praktik keperawatan.
Pemberian terapi musik merupakan bentuk dari
rangsang yang diterima oleh indera pendengaran yang
mempengaruhi kebutuhan secara fisik, psikologi,
keognitif, sosial dan spiritual pendengarnya. Musik
memiliki berbagai faktor yang mampu mengaktifkan
otak secara bilateral didalam ritme, melodi, harmoni,
timbre, akord serta dinamika musik.

Prosedur Tindakan a. Responden penelitian ini berjumlah 22 orang

b. Akan didistribusikan melalui jenis kelamin
c. Hal ini dilakukan selama 7 hari setiap pagi dan
sore hari
d. Akhir perlakuan diberikan pada hari ke 7
e. Dan halusinasi pendengaran diobservasi
kembali