Anda di halaman 1dari 6

Nama Mahasiswa : Pratiwi Miranda Putri

NIM : 191211638

ANALISIS EVIDENCE BASED PRACTICE

A. Pertanyaan Klinis
Apakah intervensi efektivitas terapi musik terhadap penanganan pasca tindakan op
laparatomi pada pasien dengan kanker kolorektal?

Tabel Analisis PICO


Unsur PICO Analisis KAta Kunci Kata Kunci
P (Problem) Rasa nyeri yang dialami Nyeri, Laparatomi
pasien kanker kolon
dapat muncul pasca
tindakan laparatomi
akibat terputusnya
jaringan tubuh
I (Intervention) Pemberian Terapi Musik Terapi Musik
C (Comparison) Hal ini didukung juga Teori Katharine
penelitian oleh Monika Kolbaca, Kanker Kolon,
Rini Puspitasari (2021) Pasca Laparatomi,
dengan judul “Aplikasi Musik
Teori Katharine Kolbaca
Pada Kasus Kanker
kKolon Pasca Laparatomi
Dengan Musik”’
O (Outcome) Mengatasi Nyeri Pasca Nyeri, Pasca
Laparatomi Pada Pasien Laparatomi, Kanker
Kanker Kolon Kolon
B. Temuan Penelusuran EBN I
Judul Artikel : Aplikasi Teori Katharine Kolbaca Pada Kasus Kanker Kolon Pasca
Laparatomi Dengan Musik
Referensi : Monika Rini Puspitasari, Agung Waluyo (2021). Terapi Musik Memiliki
Efek Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Pasca Laparatomi. Vol. 4, No. 1, Februari
2021

Analisis Singkat Artikel :

Peneliti Monika Rini Puspitasari, Agung Waluyo

Metode Metode yang dilakukan yaitu dengan memberikan rencana


Penelitian pengelolaan berupa asuhan keperawatan yang dilakukukan
secara mandiri, pemberian terapi komplementer dan
kolaboratif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik metodologI keperawatan dimulai dari
pengkajian, analisa data, intervensi komplementer dan
kolaboratif.
Intervensi Intervensi keperawatan yang dibuat berdasarkan dignosa utama
yaitu nyeri, intervensi keperawatan yang dilakukan berfungsi
untuk menghilangkan, mengurangi dan mencegah munculnya
masalah baru pada pasien kriteria hasil yang diharapkan setelah
dilakukan intervensi manajemen nyeri pasien menyatakan nyeri
berkurang, tidak tampak kesakitan atau menahan nyeri dan
pasien nyeri menyatakan jika nyeri terkontrol (Butcher,
Bulechek, Dochterman, & Wagner, 2018).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada manajemen nyeri
akut dapat berupa tindakan mandiri, kolaborasi, penggunaaan
terapi farmakologi dan non farmakologi. Tindakan mandiri
diantaranya berupa pengkajian nyeri secara komprehensif
(lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, kualitas, intensitas dan
faktor pemicu).
Penanganan nyeri melalui kolaborasi dengan dokter yaitu
dengan pemberian terapi farmakologi berupa analgetik untuk
mengurangi nyeri. Terapi non farmakologi yang dapat
dilakukan pada pasien nyeri pasca operasi laparatomi
diantaranya pemberian terapi musik, akupresure pada titik-titik
tertentu, penggunaan jarum akupuntur, guide imagery dan
aromaterapi.
Hasil Hasil observasi ditemukan data jika nyeri saat beraktifitas pada
bagian bekas sayatan operasi laparatomi di abdomen dengan
skala NRS 6. Diagnosa keperawatan utama adalah nyeri.
Pemberian intervensi yang diberikan menggunakan pendekatan
berdasarkan teori keperawatan Katharine Kolbaca yaitu teori
comfort. Manajemen untuk mengatasi nyeri dapat dilakukan
dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non
farmakologi yang diberikan berupa terapi musik yang dipilih
secara mandiri dan dilakukan sebanyak 4 sesi dalam 2 hari.
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah pain
management. Dengan melakukan intervensi pain management
diharapkan dapat mengontrol nyeri pada skala 4 dengan kriteria
hasil mampu mengenal penyebab nyeri, gejala nyeri yang
dirasakan dan waktu timbulnya nyeri, tanda vital dalam batas
normal, mampu menggunakan terapi farmakologi serta non
farmakologi dan melaporkan terjadinya penurunan skala nyeri
(Butcher et al., 2018).
Dan diketahui juga jika terapi non farmakologi berupa terapi
musik dapat menurunkan rasa nyeri pada kasus kanker kolon
pasca operasi laparatomi. Penggunaan terapi musik mendukung
efektifitas terapi farmakologi dan mudah dilakukan dalam
manajemen nyeri sehingga kenyamanan didapatkan oleh
pasien. Dan terapi musik ini sangat dianjurkan untuk
menurunkan skala nyeri.
Kekuatan dan Kekuatan :
Kelemahan a. Intervensi yang diberikan mampu mengatasi rasa nyeri pasca
tindakan laparatomi
b. Waktu untuk pemberian intervansi sudah dijelaskan.
c. Terapi yang diberikan tersebut sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh
d. Pemberian intervensi terapi musik efektif dalam menurunkan
intesitas nyeri pasca tindakan laparatomi
e. Terapi ini tidak membutuhkan biaya yang mahal
f. Mudah dilakukan dan tentunya tidak menimbulkan efek
samping yang berbahaya bagi tubuh.

Kelemahan :
a. Waktu pemberian intervensi sangat singkat

C. Prosedur Pelaksanaan EBN

Intervensi Manajemen Nyeri pasca tindakan laparotomi dengan


pemberian Terapi Musik pada Pasien kanker kolon

Pengertian Penatalaksanaan Terapi Musik merupakan salah satu


terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri pada
pasien pasca laparatomi. Terapi komplementer dapat
diberikan untuk mengurangi nyeri tanpa mengganggu
terapi lainnya. Terapi musik salah satu jenis terapi
komplementer yang banyak digunakan untuk
menangani masalah nyeri. Terapi musik bertujuan
untuk menenangkan pasien secara emosional sehingga
sekresi adrenalin akan terhambat dan sebaliknya
sekresi kortisol akan meningkat sehingga efek nyeri
menjadi berkurang. Pemberian terapi musik juga dapat
mempengaruhi hormon stres dan meningkatkan
aktivitas dopamin pada mesolimbik otak (Singh &
Chaturvedi, 2015). Terapi musik merupakan intervensi
non farmakologi yang aman, mudah dilakukan dalam
praktik keperawatan. Pemberian terapi musik
merupakan bentuk dari rangsang yang diterima oleh
indera pendengaran yang mempengaruhi kebutuhan
secara fisik, psikologi, keognitif, sosial dan spiritual
pendengarnya. Musik memiliki berbagai faktor yang
mampu mengaktifkan otak secara bilateral didalam
ritme, melodi, harmoni, timbre, akord serta dinamika
musik. Pemberian terapi musik pada beberapa
penelitian menunjukkan memiliki efektifitas untuk
menurukan intensitas dan nyeri. Penelitian tentang
pemberian terapi musik pada kasus pasien pasca
operasi abdomen memiliki hasil penggunaan
menurunkan intensitas dan distress nyeri pada hari
kedua.
Prosedur Tindakan a. Melakukan pengukuran skala nyeri pada Tn. J
b. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik metodologi keperawatan
c. Penilaian nyeri digunakan pada kasus Tn. J
adalah numeric Ratting Scale (NRS)
d. Pasien diminta untuk melingkari/memilih
angka sesuai dengan rasa nyeri yang dirasakan
e. Skala yang digunakan dengan skala likert 11
poin dengan nilai 0 hingga 10
f. Setelah itu berikan terapi non farmakologi
yaitu terapi musik
g. Berikan sebanyak 4 kali selama 2 hari
h. Terdapat penurunan skala nyeri secara
bertahap
i. Awasi selalu pasien untuk mengetahui sudah
sejauh mana penurunan skala nyerinya.

Anda mungkin juga menyukai