Nama Mahasiswa : Annisa Ismayatul Khoiriyah Kasus : HERNIA
Semester : profesi ners Mata Kuliah : KDP Kelas : Profesi Ners B Tanggal : 18/11/20
Jenis Tindakan : Relaksasi Nyeri Terapi Murrotal
A. Keluhan Utama P = nyeri luka post op, Q = ditusuk-tusuk, R = Selangkangan kiri ,S = 6, T = terus menerus B. Diagnosa medis Hernia inguinalis C. Diagnosa keperawatan Nyeri akut b.d agen pencedera fisik, prosedur invasif D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan Ds: P = nyeri luka post op, Q = ditusuk-tusuk, R = Selangkangan kiri,S = 6, T = terus menerus Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi Do: Pasien terlihat meringis menahan nyeri Terlihat luka bekas operasi inguinalis kiri. TTV= TD: 120/90 mmHg, N: 90x/menit. E. Dasar Pemikiran Tindakan Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); serangan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan (NANDA, 2016). Dalam penelitian Suhartono,dkk (2019) menyatakan bahwa tujuan terapi murottal dzikir adalah murottal dzikir adalah untuk untuk menurunkan hormon- hormon nyeri, mengaktifkanmenurunkan hormon-hormon nyeri, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut,hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, cemas, tegang dan tegang dan nyeri nyeri memperbaiki sistem memperbaiki sistem kimia kimia tubuh sehingga tubuh sehingga menurunkan menurunkan tekanan darah tekanan darah sertaserta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Penelitian yang dilakukan oleh Sodikin (2012) di RS Cilacap menyatakan terapi bacaan Al-Quran dapat bersinergi dengan terapi farmakologi dalam menurunkan nyeri. Pemberian terapi Al-Quran memberikan efek non farmakologi adjuvan dalam mengatasi nyeri. Hal ini sejalan dengan teori nyeri: Keseimbangan antara analgesik dan efek samping dari Good yang menyatakan bahwa pemberian analgetik akan memberikan efek samping sehingga dibutuhkan terapi komplementer (Rachmawati, 2008). Ayat Al-quran yang sering dilatunkan sebagai terapi murottal adalah surat Al-Faatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, ayat Qursy.
F. Prinsip tindakan keperawatan
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL DZIKIR 1. Pengertian Terapi murottal dzikir adalah rekaman suara dzikir yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembacaa Al-Qur’an), lantunan dzikir secara fisik mengandung unsur suara manusia. 2. Tujuan Tujuan terapi murottal dzikir adalah untuk untuk menurunkan hormon-hormon nyeri, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, tegang dan nyeri memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. 3. Manfaat a. Mendengarkan Dzikir akan mendapatkan mendapatkan ketenangan jiwa. b. Lantunan dzikir secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling paling mudah dijangkau. 4. Persiapan a. Persiapan Pasien Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan. b. Persiapan Alat 1) Earphone 2) MP3/Tablet berisikan murottal (Dzikir) c. Persiapan Perawat 1) Menyiapkan alat dan mendekatkan ke arah pasien. 2) Mencuci tangan d. Persiapan Lingkungan 1) Menutup sampiran 2) Memastikan privaci pasien terjaga 5. Pelaksanaan Cara melakukan terapi murottal adalah: 1) Mencuci tangan 2) Menghubungkan earphone dengan MP3/Tablet berisikan murottal (Dzikir) 3) Pasien berbaring diatas tempat tidur3. Pasien berbaring diatas tempat tidur. 4) Letakkan earphone di telinga kiri dan kanan. 6. Evaluasi Apakah pasien melakukan prosedur dengan benar. 7. Dokumentasi a. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dan hasil serta respon paien pada lembar catatan pasien. b. Mencatat tanggal dan jam melakukan tindakan serta nama perawat dan paraf. 8. Analisis tindakan Pemberian terapi murrotal telah dilakukan seuai standard operasional prosedur dengan ada. Pemberian murrotal dilakukan saat pasien merasakan nyeri post operasi. Dengan adanya pemberian terapi murrotal diharapkan dapat membantu klien dalam mengontrol rasa nyeri dan memberi rasa aman dan nyaman, mengurangi nyeri luka post operasi hernia inguinalis. Pasien kooperatif, dan paham akan prosedur pemberian terapi murrotal, pasien menyatakan nyeri sedikit berkurang dan menjadi lebih tenang. 9. Bahaya dilakukannya tindakan Tidak menyebabkan akibat bahaya. Kontra indikasi dalam pemberian terapi murrotal missal agama. 10. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan a. Anjurkan meningkatkan istirahat b. Kolaborasi pemberian obat atau cairan (misal: analgetik). 11. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan S : Pasien mengatakan nyeri berkurang. P = nyeri luka post op Q = ditusuk-tusuk R = selangkangan kiri S=5 T = terus menerus O : Pasien terlihat lebih nyaman TTV TD: 120/80 mmHg N: 85x/menit RR: 18x/menit S: 36,8C A : Masalah belum teratasi P :Lanjutkan intervensi Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri timbul. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik. 12. Evaluasi diri Pasien kooperatif saat diberi terapi murrotal al fatihah. Pemberian terapi murrotal telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur.
13. Daftar pustaka / referensi
Suhartono, M. Aini, DN Ariflanto. (2019). Pengaruh Pembarian Terapi Murrotal Terhadap Tingkat Nyeri pada Pasien Post Operasi Hernia Inguinalis. Jurnal Ners Widya Husada. 6(1). 23-30 Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2016). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction