Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN GASTRITIS PADA REMAJA


DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YBKP3 GARUT

Iwan Shalahuddin1, Udin Rosidin2


12
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Kampus Garut
Jl. Proklamasi No. 5 Desa Jayaraga Tarogong Kidul Kabupaten Garut Jawa Barat
1
Email: shalahuddin.iwan@gmail.com
2
Email: dinr8629@gmail.com

ABSTRAK

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, Gastritis biasanya diawali
oleh pola makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan siswa kelas X semester I dengan
kejadian gastritis di SMK YBKP3 Garut. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan rancangan
penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa sebanyak 180 orang dan sampel
dalam penelitian ini adalah 140, pengambilan sample dengan Proportional sampling”(atau sampling
berimbang). Analisa data dengan menggunakan uji chi-square dan Korelasi Spearman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan siswa kelas X semester I SMK YBKP3 Garut
mayoritas buruk sebesar 70,7%, kejadian gastritis sebesar 65,7%. Dan ada hubungan yang bermakna
antara pola makan siswa dengan gastritis dengan p-value= 0,004. Dengan hasil tersebut diharapkan
dapat mengoptimalkan dan menambah peran guru pembimbing dalam melaksanakan bimbingan dan
konselingnya dengan cara memfasilitasi siswa yang bermasalah kesehatan untuk melakukan
penyuluhan dan bimbingan, tidak hanya memberikan bimbingan dibidang akademiknya. Untuk
Sekolah, diharapkan adanya ruangan untuk dijadikan sebagai balai kesehatan yang berfungsi untuk
menampung dan menerima bimbingan dibidang kesehatan selain pelayanan kesehatan sebagai tindakan
pertama

Kata Kunci: Pola Makan, Siswa, Gastritis

ABSTRACT

Gastritis is an inflammation of the gastric mucosa, Gastritis is usually initiated by an irregular


diet so that the stomach becomes sensitive when stomach acid increases. The purpose of this study was
to determine the relationship between the first semester class X dietary students with the incidence of
gastritis in SMK YBKP3 Garut. The type of research is descriptive correlation with cross sectional
study design. The population of this study is all students as many as 180 people and the sample in this
study is 140, sampling with Proportional sampling "(or a balanced sampling). Data analysis using chi-
square test and Spearman correlation
The results showed that the pattern of first-graders class X SMK YBKP3 Garut bad majority of
70.7%, gastritis incidence of 65.7%. And there is a significant relationship between student's diet with
gastritis with p-value = 0,004. With these results are expected to optimize and increase the role of
tutors in carrying out guidance and counseling by way of facilitating students with health problems to
conduct counseling and guidance, not only provide guidance in the field of academic. For the School,
it is expected that the room to serve as a health center that serves to accommodate and receive
guidance in the field of health in addition to health services as the first action.

Keywords: Diet, Student, Gastritis

PENDAHULUAN karena inflamasi yang terjadi pada lapisan


Saat ini dengan semakin modernnya lambung yang menjadikan sering merasa
zaman, semakin banyak juga penyakit nyeri pada bagian perut. Penyakit ini
yang timbul akibat gaya hidup manusia tidak bisa menular tapi biasanya bakteri
dan penularan bakteri. Salah satunya Helycobacter pylori masuk ke dalam
adalah penyakit gastritis, yang terjadi tubuh manusia melalui makanan. Gastritis
33
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

adalah proses inflamsi pada lapisan Menurut Dermawan D &


mukosa dan sub mukosa lambung. Secara Rahyuningsih, T (2010), menyatakan
histopastologi dapat dibuktikan dengan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
adanya infiltarsi sel-sel radang pada beberapa kondisi yang mengacu pada
daerah tersebut. Gastritis merupakan salah peradangan lambung. Biasanya
satu penyakit yang banyak dijumpai di peradangan tersebut merupakan akibat
klinik atau ruangan penyakit dalam pada dari infeksi bakteri yang dapat
umumnya. mengakibatkan borok lambung yaitu
Kejadian penyakit gastritis Helicobacter Pylory dan merupakan satu-
meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa satunya bakteri yang hidup di lambung.
menyerang semua jenis kelamin karena Keluhan Gastritis merupakan suatu
pola makan yang buruk dan kebiasaan keadaan yang sering dan banyak dijumpai
mengkonsumsi alkohol dan merokok. dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang
Penyakit gastritis ini lebih menyerang kita jumpai penderita Gastritis kronis
kepada usia remaja sampai dewasa selama bertahun-tahun pindah dari satu
sehingga butuh perawatan khusus karena dokter ke dokter yang lain untuk
akan menggaggu masa tua kita mengobati keluhan Gastritis tersebut.
semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan Berbagai obat-obatan penekan asam
untuk mengobati dan lebih baik lagi lambung sudah pernah diminum seperti
untuk mencegah terjadinya penyakit ini antasida, namun keluhan selalu datang
sejak dini. silih berganti.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti Faktor etiologi Gastritis adalah
mengkonsumsi makanan yang dapat asupan alkohol berlebihan (20%),
merangsang peningkatan asam lambung, merokok (5%),makanan berbumbu (15%),
seperti : asinan, cuka, sambal, serta obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%).
kebiasaan merokok dan minum alkohol, Gastritis sering dianggap penyakit ringan,
dapat meningkatkan jumlah penderita namun dapat menyebabkan kekambuhan
gastritis. Gastritis merupakan salah satu gastritis hingga kematian. Beberapa faktor
masalah kesehatan saluran pencernaan predisposisi dalam munculnya
yang paling sering terjadi. Akhir-akhir ini kekambuhan gastritis adalah karakteristik
peningkatan penyakit Gastritis atau yang responden, stress psikologis, perilaku
secara umum dikenal dengan istilah sakit konsumsi dan pola makan (Rahmawati,
“maag” atau sakit ulu hati meningkat 2010). Menurut penelitian Maulidiyah
sangat pesat dan banyak di keluhkan (2011), terdapat hubungan yang bermakna
masyarakat. Kejadian penyakit gastritis antara kebiasaan makan dengan
terjadi karena pola hidup yang bebas kekambuhan penyakit gastritis.
hingga berdampak pada kesehatan tubuh Dampak dari penyakit gastritis
(Mustakim, 2009). dapat mengganggu Keadaan gizi atau

34
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

status gizi. Keadaan gizi dapat berupa gizi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
kurang, baik atau normal maupun gizi YBKP3 Garut khususnya pada siswa
lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat kelas X semester I di peroleh data tentang
menimbulkan penyakit berupa penyakit kejadian gastritis yang di derita oleh siswa
defisiensi. Bila kekurangan dalam batas sebanyak 20 % (36 orang) dari 178 siswa
marginal menimbulkan gangguan yang dan menyerang lebih banyak pada
sifatnya lebih ringan atau menurunnya perempuan dibandingkan pada laki-laki.
kemampuan fungsional. Misalnya Hal ini disebabkan karena kebiasaan pola
kekurangan vitamin B1 dapat makan yang kurang baik dan
menyebabkan badan cepat lelah, mengkonsumsi makanan yang justru dapat
sedangkan pada remaja kekurangan zat menyebabkan iritasi pada lambung.
besi dapat menurunkan prestasi kerja dan SMK YBKP3 Garut, sebagai salah
prestasi belajar, selain turunnya ketahanan satu institusi pendidikan formal kejuruan
tubuh terhadap infeksi sehingga mudah bidang kesehatan, ikut berperan aktif
untuk terserang penyakit. dalam menghasilkan lulusan yang berbudi
Badan penelitian kesehatan dunia luhur, berakhlak tinggi, sehat serta
WHO mengadakan tinjauan terhadap mempunyai wawasan ilmu pengetahuan
delapan Negara dunia dan mendapatkan yang luas. Dalam upaya menghasilkan
beberapa hasil presentase angka kejadian peserta didik yang berbudi luhur,
gastritis di dunia. Dimulai dari Negara berakhlak tinggi, sehat serta mempunyai
yang kejadian gastritisnya paling tinggi wawasan ilmu pengetahuan yang luas
yaitu Amerika dengan presentase tersebut muncul beberapa permasalahan
mencapai 47% kemudian di ikuti oleh yang spesifik sesuai dengan karakteristik
India dengan presentase mencapai 43%, yang dimiliki oleh SMK YBKP3 Garut
lalu dibeberapa negara lainnya seperti sebagai tuntutan kurikulum. Menurut
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Haruman (1995) kondisi spesifik tersebut
Kanada 35%, Perancis 29,5% dan diantaranya adalah sebagai berikut:
Indonesia 40,85%. Angka kejadian Pertama, siswa seringkali
gastritis pada beberapa daerah di merasakan bahwa pelajaran yang diterima
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi di tingkat SMK sangat asing bagi dirinya
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa dan jauh berbeda dengan apa yang pernah
penduduk. Gastritis biasanya anggap diterima sewaktu di bangku SLTP. Disini
sebagai suatu hal yang remeh namun timbul permasalahan kesulitan belajar baik
gastritis merupakan awal dari sebuah yang menyangkut pengetahuan, sikap,
penyakit yang dapat menyusahkan kita keterampilan maupun kondisi kesehatan.
(Lin et al, 2013) Kedua, siswa SMK adalah lulusan
Berdasarkan studi pendahuluan SLTP yang kalau kita kaitkan dengan fase
yang telah berlangsung sebelumnya di perkembangan, mereka berada pada
35
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

perkembangan yang pesat baik segi fisik, kemungkinan timbulnya penyakit pada
psikologik maupun sosial kultural. siswa SMK.
Dengan pesatnya perkembangan yang Namun demikian, walaupun disatu
dijalani, mereka sering kurang siap pihak kita melihat betapa pentingnya
beradaptasi dengan tuntutan institusi yang peranan tersebut diatas, tapi dipihak lain
dapat menjadikan stressor terhadap masih banyak masalah-masalah yang
munculnya gangguan kesehatan yang menghambat pelaksanaannya. Selama ini
dapat menimbulkan penyakit. di SMK YBKP3 Garut belum adanya
Ketiga, pada fase perkembangan itu sarana pelayanan kesehatan siswa dan
biasanya mereka masih belum mapan pelayanan yang lainnya belum berjalan
dalam menentukan masa depan hidupnya. dengan baik. Petugas bimbingan dan
Intervensi keluarga sangat mendominasi penyuluhan masih dirangkap oleh guru
pada dirinya, sehingga walaupun mereka BK atau wali kelas. Pola pelaksanaan
masuk SMK belum tentu sesuai dengan layanan kesehatan yang dimanfaatkan
minat dan kemampuan dirinya. mahasiswa sangat bervarias, yaitu dengan
Pendidikan yang ditempuh tanpa memanfaatkan fasilitas pelayanan
peminatan yang murni, sering kali kesehatan yang terdekat diluar sekolah
menciptakan masalah dalam proses diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit dan
belajar dan stresor dari suatu penyakit. Balai Pengobatan swasta. Pelaksanaan
Keempat, siswa SMK pada layanan ini sifatnya musiman dan tidak
umumnya hidup dalam lingkungan terencana. Biasanya siswa datang
sekolah, dimana kondisinya mungkin jauh menghadap ke guru BK pada saat setelah
berbeda dari lingkungan rumahnya. terjadinya masalah kesehatan, sehingga
Kesulitan siswa dalam beradaptasi dengan proses penyakit yang ditimbulkan akibat
lingkungan sekolah dapat berdampak kurang adaptasinya mekanisme pertahan
negatif terhadap proses belajar dan kondisi tubuh tidak bisa dihindari. Selain itupun
kesehatan dirinya. siswa jarang berkonsultasi dengan guru
Dari keempat kondisi tersebut jelas BK dalam menghadapi stressor-stressor
menunjukan adanya proses adaptasi yang dialaminya sehingga memungkinkan
terhadap suasana dan lingkungan baru, untuk menimbulkan keadaan sakit.
yang tidak menutup kemungkinan akan Apabila kita lihat dari segi
menimbulkan suatu gangguan pemanfaatannya, maka layanan bimbingan
keseimbangan fisiologis yang akan dan penyuluhan di SKM YBKP3 Garut
memberikan suatu dampak penyakit yang sudah tampak, walaupun kondisinya
akan diderita oleh siswa tersebut. masih belum sempurna. Sarana tersebut
Sehingga perlu adanya pemecahan sudah bisa dimanfaatkan siswa, terutama
masalah terhadap kemungkinan- bagi siswa yang mempunyai permasalahan
dalam kesulitan belajar. Tapi yang

36
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

menjadi masalah adalah belum adanya METODE PENELITIAN


sarana pelayanan kesehatan siswa yang Metode yang digunakan dalam
dapat mengatasi masalah kesehatan, penelitian ini adalah design analisis
sehingga tidak tergambar pola penyakit dimana penelitian diarahkan secara
(kesakitan) yang terjadi pada siswa objektif dan sistematis untuk
tersebut terutama penyakit sistem mendeskripsikaan atau menguraikan suatu
pencernaan dengan gastritis. Oleh karena keadaan dalam suatu komunitas melalui
itu penulis mengangkat penyakit ini pendekatan kuantitatif dengan pendekatan
karena sangat menarik untuk dibahas dan cross sectional, dimana variabel bebas
sangat dekat dengan kehidupan sehari- yaitu pola makan dan variabel terikat yaitu
hari. Penyakit ini tentu bisa merusak aspek kejadian gastritis, akan di kumpulkan
psikoliogi dan psikososial penderita, dan dalam waktu yang besamaan. Keuntungan
diperlukan asuhan keperawatan yang metode cross sectional ini adalah
holistik dan pendidikan kesehatan untuk kemudahan dalam melakukan penelitian,
mencegah penyakit ini. sederhana, ekonomis dalam hal waktu dan
Berdasarkan latar belakang diatas, hasilnya dapat di peroleh dengan cepat,
penulis memperoleh rumusan masalah penelitian ini dilakukan melalui tahap
yaitu: Apakah ada Hubungan antara pola penyebaran kuesioner kepada siswa/siswi
makan dengan kejadian gastritis pada kelas X semester I SMK YBKP3 Garut
siswa kelas X semester I SMK YBKP3 Tahun Ajaran 2017/2018.
Garut? Populasi dari penelitian ini adalah
Agar tidak terkena gastritis/ maag siswa/siswi kelas X semester I SMK
maka kita harus: Makan yang teratur, YBKP3 Garut Tahun Ajaran 2017/2018.
Makan dalam porsi kecil dan sering, Dari hasi pendataan jumlah populasi
Hindari mengkonsumsi obat yang di jual sebanyak 36 orang (kelas A), 36 orang
bebas, tetapi harus menggunakan anjuran (kelas B), 35 orang (kelas C), 36 orang
atau resep dokter; Jangan Merokok karena (kelas D), dan 37 (kelas E) Jadi jumlah
nikotin dalam rokok merangsang asam populasi sebanyak 180 orang. Jadi total
lambung keluar lebih banyak; Hindari sampel yang digunakan yaitu sebesar 125
minuman beralkohol, alkphpl mengiritasi orang. Sampel yang di perlukan setelah di
dan mengikis lapisan mukosa dalam lakukan perhitungan adalah 125 orang dan
lambung dan mengakibatkan pendarahan; untuk mengantisipasi adanya droup out
Atasi stress dengan benar ( stress responden, kemudian dilakukan
management); Hidup sehat dan seimbang penambahan jumlah sampel sebesar 10%
dengan makan makanan sehat, seimbang jadi hasilnya sampel seluruhnya adalah
dan tidak berlebihan, serta seimbangkan 125 + 12,5 =137,5 orang. Dari jumlah
pula antara kerja-istirahat-olahraga- sampel tersebut peneliti membulatkannya
ibadah. menjadi 138 orang yang tersebar di lima
37
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

kelas dan masing-masing kelas diambil Univariat bertujuan untuk mengetahui


sebanyak 28 orang ( 138 / 5 kelas = 27,6 proporsi masing-masing variabel yang di
orang, dan dibulatkan menjadi 28 orang) teliti yaitu karekteristik responden (umur,
karena menurut Polit dan Hungler (1993) jenis kelamin, Pola Makan dan Kejadian
(dikutip dari setiadi, 2007) menyatakan Gastritis) dan Analisis Bivariat bertujuan
bahwa semakin besar sampel yang di untuk mengetahui hubungan antara
perlukan semakin baik dan representative variabel independent dengan variabel
hasil yang di peroleh sehingga di peroleh dependent melalui uji chi square. Uji ini
sampel total sebanyak 140 siswa. digunakan untuk melihat hubungan antara
Dalam penelitian ini peneliti variabel independent yaitu pengetahuan
menggunakan “Proportional dan sikap dengan variabel dependent yaitu
sampling”(atau sampling berimbang) yaitu terjadinya gastritis. Untuk melihat hasil
teknik pengambilan sampel yang di kemaknaan penghitungan statistik
gunakan bila populasi anggotanya tidak digunakan batas kemaknaan 0,05.
homogen dan berstrata secara Penolakan terhadap hipotesis apabila nilai
proporsional, dengan cara pengambilan p < 0,05 (ada perbedaan atau ada
respondenya yaitu “ random sampling” hubungan yang bermakna), sedangkan
yang merupakan pengambilan sampel penerimaan terhadap hipotesa apabila nilai
secara acak (sembarang). (Arikunto, P > 0,05 (tidak ada perbedaan atau tidak
2007). Analisis dilakukan dengan ada hubungan yang bermakna ).
menggunakan SPSS yaitu dengan analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Gastritis Berdasarkan Usia
Frekuensi Gastritis
Usia Total
Sakit (%) Tidak (%)
≤ 16 Th 81 57,8 44 31,4 125
>16 Th 11 7,9 4 2,9 15
Total 92 65,7 48 34,3 140

Ditinjau dari usia responden yang sebelumnya sangat bergantung


didapatkan data umur responden dengan orang tua baik dalam memilih
terbanyak adalah ≤ 16 tahun sebanyak makanan dan responden sering tidak
125 orang, dan paling banyak yang sempat untuk sarapan dikarenakan karena
menderita penyakit gastritis adalah lama mengantri dikamar mandi dan
Responden yang berusia ≤16 tahun yaitu persipan untuk berangkat sekolah.
sebanyak 81 responden (57,8%). Pada Menurut Soetjiningsih (2010)
hasil pengamatan peneliti pada populasi Usia adalah salah satu faktor resiko
didapat rentan usia tersebut, dan para terjadinya gastritis, terutama pada masa
responden dituntun untuk hidup mandiri remaja adalah masa peralihan dari yang

38
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

sangat bergantung dengan orang tua ke para remaja memiliki kebiasaan tidak
masa yang penuh tanggung jawab serta sarapan dan biasanya para gadis remaja
keharusan untuk sanggup mandiri. sering terjebak dengan pola makan tidak
Permasalahan pola makan yang sehat, menginginkan berat badan secara
timbul pada masa remaja yang mampu cepat bahkan sampai menggangu pola
memicu timbulnya gastritis disebabkan makan.
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Gastritis Berdasarkan Jenis Kelamin


Frekuensi Gastritis
Jenis Kelamin Total
Sakit (%) Tidak (%)
Laki-Laki 17 12.1 22 15,7 39
Perempuan 75 53.6 26 18,6 101
Total 92 65,7 48 34,3 140

Hasil Penelitian tentang Menurut Baliwati (2014) masa


karakteristik jenis kelamin responden remaja adalah masa mencari identitas diri,
didapatkan data paling banyak responden adanya keinginan untuk dapat diterima
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh
101 responden (72,1%). Dari hasil lawan jenis menyebabkan remaja,
pengamatan peneliti responden yang termasuk pemilihan bahan makanan dan
paling banyak menderita Gastritis adalah frekuensi makan. Remaja takut merasa
perempuan dikarenakan takut merasa gemuk sehingga remaja menghindari
gemuk, dan menjalankan diet, responden sarapan dan makan siang atau hanya
perempuan dan laki-laki juga sering makan satu hari satu kali bahkan kadang-
memilih makanan dan tidak makan yang kadang tidak makan sama sekali dan
ada didapur rumah sendiri melainkan merasa cukup dengan jajan di luar rumah.
makan diluar dan dikantin sekolah.

Tabel 3. Distribusi Pola Makan


Frekuensi
Pola Makan
Jumlah (n) Persen (%)
Baik 41 29.3
Buruk 99 70.7
Total 140 100

Dilihat dari hasil distribusi pola makan yang buruk 2.4 kali lipat
frekuensi responden, diketahui bahwa dengan responden dengan pola makan
Responden dengan pola makan yang yang baik. Dari hasil pengamatan yang
buruk sebanyak 99 responden (70,7 %), dilakukan peneliti responden sering tidak
dan responden dengan pola makan yang makan satu hari 3 kali, porsi makan yang
baik sebanyak 41 responden (29,3 %). terkadang sedikit dan terkadang banyak,
Bisa diartikan bahwa responden dengan dan jenis makanan yang cenderung

39
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

mengakibatkan gastritis, responden juga orang dalam memilih, menggunakan


sering tidak selera atau cenderung bosan bahan makanan dalam konsumsi pangan
dengan menu yang diberikan oleh setiap hari yang meliputi frekuensi makan,
keluarga dirumah. porsi makan, dan jenis makan yang
Menurut Hudha (2006) pola berdasarkan faktor-faktor sosial, budaya
makan adalah cara atau perilaku yang dimana mereka hidup.
ditempuh seseorang atau sekelompok

Tabel 4. Distribusi Keadaan Gastritis


Frekuensi
Keadaan Gastritis
Jumlah (n) Persen (%)
Sakit 92 65.7
Tidak Sakit 48 34.3
Total 140 100

Hasil penelitian tentang Keadaan gastritis Suratun (2010) gastritis merupakan suatu
responden didapatkan data bahwa peradangan mukosa lambung yang bersifat
responden dengan Keadaan gastritis yang akut, kronik difus atau lokal, denganm
sakit sebanyak 92 responden (65,7%). karakteristik anoreksia, perasaan penuh di
Hamper dua kali lipat dari yang tidak perut (begah), tidak nyaman pada
sakit. Responden mengeluh merasakan epigastrium, mual, dan muntah.
sakit pada pada bagian perut. Menurut

Tabel 5. Tabulasi silang Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis


Kejadian Gastritis
Total p-Value
Tidak Sakit Sakit
Pola Baik Jumlah 22 19 41
Makan Persen 53,7% 46,3% 100%
0,004
Buruk Jumlah 26 73 99
Persen 26,3% 73,7% 100%
Total Jumlah 48 92 140
Persen 34,3% 65,7% 100%

Kejadian Kesakitan Gastritis pada kesakitan gastritis. Sesuai dengan hasil


responden dengan pola makan baik analisi..
sebanyak 19 (46,3%) dan tidak sakit Menurut Hudha (2006) pola makan adalah
gastritis sebanyak 22 responden (53,7%). cara atau perilaku yang ditempuh
Sedangkan pola makan responden yang seseorang atau sekelompok orang dalam
buruk dan mengalami sakit gastritis memilih, menggunakan bahan makanan
sebanyak 73 orang (73,7%) dan yang tidak dalam konsumsi pangan setiap hari yang
sakit sebanyak 26 orang (26,3%). meliputi frekuensi makan, porsi makan,
Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan dan jenis makan yang berdasarkan faktor-
bahwa responden dengan pola makan faktor sosial, budaya dimana mereka
yang buruk berhubungan dengan kejadian hidup.

40
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

Tabel 6 Uji Spearman Pola Makan dengan Kejadian Gastritis


Kejadian
Pola Makan
Gastritis
Spearman’s rho Pola Makan Correlation Coefficient 1.000 .663**
Sig/2tailed .002
N 140 140
Kejadian Correlation Coefficient .663** 1.000
Gastritis Sig/2tailedN .002
140 140

Berdasarkan hasil uji Spearman merasakan lapar dan pada saat itu jumlah
Pola makan dan kejadian gastritis asam lambung terstimulasi. Bila seseorang
diperoleh hasil koefisiensi korelasi sebesar telat makan sampai 2-3 jam, maka asam
0,663 dengan taraf signifikan untuk lambung yang diproduksi semakin banyak
hipotesis umum sebesar 0.002% pada dan berlebih dapat mengiritasi mukosa
tingkat taraf kepercayaan 0.050 atau 95% lambung serta menimbulakan rasa nyeri di
adapun tingkat kriteria pengujian: a. Jika sekitar epigastrium (Bruner dan Suddarth,
taraf signifikan < α, maka h0 ditolak h1 2010).
diterima b. Jika taraf signifikan < α, maka
KESIMPULAN DAN SARAN
h0 diterima h1 ditolak Dari hasil
Kesimpulan
perhitungan diperoleh nilai signifikansi
Dapat disimpulkan bahwa, siswa
sebesar 0,002 < α (0.050) maka hipotesis
Kelas X Semester I SMK YBKP3 Garut
kerja h1 diterima. Artinya terdapat
yang mempunyai gastritis sebanyak 92
hubungan yang signifikan antara pola
siswa, yang berusia dibawah 16 tahun
makan dengan kejadian gastritis.
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
Hubungan ini ditunjukkan dengan
101 siswa, dan laki-laki 39 siswa. Siswa
nilai korelasi sebesar 0,663 yang termasuk
kelas X SMK YBKP3 Garut mempunyai
kedalam kategori kuat (0,60 – 0,799).
pola makan yang buruk 99 siswa dan pola
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya
makan yang baik sebanyak 41 siswa.
tingkat atau derajat keeratan hubungan
Memiliki kejadian gastritis yang tinggi
antara variabel-variabel yang diteliti, 11
(65,7%). Ada hubungan yang bermakna
digunakan tabel kriteria pedoman untuk
antara pola makan dengan kejadian
koefisien (Sugiyono, 2008). Jadi dari hasil
gastritis pada siwa Kelas X semester I
diatas dapat disimpulkan bahwa ada
SMK YBKP3 Garut.
hubungan kuat antara pola makan dengan
Saran
kejadian gastritis. Secara alami lambung
Untuk Siswa, diharapkan dapat
akan terus memproduksi asam lambung
melakukan kebiasaan hidup sehat dengan
setiap waktu dalam jumlah yang kecil
mengatur pola makan yang sesuai juga
setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya
memperhatikan jenis makanan yang
glukosa dalam darah telah banyak terserap
dikonsumsi dengan menghindari jenis
dan terpakai sehingga tubuh akan
41
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

makanan yang menjadikan faktor resiko Eridha, N. (2009). Gambaran pengetahuan


terjadinya gastritis, juga pengendalian dan perilaku pencegahan
emosi dalam mengatasi stress psikologis. gastritis pada mahasiswa S1
Untuk guru, diharapkan Fakultas Keperawatan USU.
mengoptimalkan dan menambah peran Skripsi. Universitas Sumatera Utara
guru pembimbing dalam melaksanakan Medan
bimbingan dan konselingnya dengan cara Erna. (2010) : Hubungan pola makan
memfasilitasi siswa yang bermasalah dengan kejadian gastritis pada
kesehatan untuk melakukan penyuluhan remaja di SMKN 06 Padang.
dan bimbingan, tidak hanya memberikan Harna.(2009) : Pola Makan Sehat.
bimbingan dibidang akademiknya. www.damandiri.or.id/file/ratnasuha
Untuk Sekolah, diharapkan rtiniunair bab1.pdf. Diakses pada
adanya ruangan untuk dijadikan sebagai tanggal 13 Nopember 2017
balai kesehatan yang berfungsi untuk Maulidiyah U. (2011). Hubungan Antara
menampung dan menerima bimbingan Stres dan Kebiasaan Makan
dibidang kesehatan selain pelayanan dengan Terjadinya Kekambuhan
kesehatan sebagai tindakan pertama. Penyakit Gastritis. Dari
http://adln.lib.unair.ac.id/. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Mila, K. (2011) ; faktor-faktor yang
Aprianto (2009). Faktor Risiko Gastritis
berhubungan dengan kekambuhan
pada pasien di Rumah Sakit
gastritis pada pasien di wilayah
Umum Daerah Lubuan Baji dan
kerja Puskesmas Kedungmundu :
Rumah Sakit Pelamonia Tinkat II
Semarang.
Kota Makassar Tahun 2009.
Mustakim. (2009). Mengenal Penyakit
Makassar.
Organ Cerna, Pustaka Populer
Baughman, D. (2011) : Keperawatan
Obor. Jakarta
medikal bedah. Jakarta : EGC.
Nazir, ABD ; dkk. (2011). Buku Ajar
Dedi .S (2012) : Hubungan antara pola
Metodologi Kesehatan. Yogyakarta
makan dengan penyakit gastritis
Notoadmodjo, S (2002) ; Metodologi
pada mahasiswa indekos Di
Penelitian Kesehatan. Rineka cipta.
STIKES Payung Negeri dikelurahan
Jakarta.
Labuh Baru Kecamatan Payung
Oktavia, P. (2011) ; Hubungan antara pola
Sekaki . Pekanbaru
makan dengan frekuensi
Dermawan, D & Rahyuningsih, T. (2010).
kekambuhan gastritis pada pasien di
Keperawatan Medikal Bedah
rumah sakit Wismarini Pringsewu:
(Sistem Pencernaan). Yogyakarta:
Lampung
Goysen publishing.
Okviani, W. (2011) . Pola Makan
Gastritis.

42
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018

http://www.library.upnvj.ac.id/-. Sukarmin. (2012) ; Keperawatan pada


Diakses tanggal 11 Nopember 2017 sistem pencernaan. Pustaka Pelajar.
Potter, Patricia A. (2008). Buku Ajar Yogyakarta
Fundamental Keperawatan : Sulastri. (2012) ; Gambaran Pola Makan
Konsep, Proses dan Praktek: EGC. penderita Gastritis di wilayah
Jakarta kerja Puskesmas Kampar Kiri
Purtiantini. (2012) : Hubungan pola Hulu.Kampar Riau
makan mahasiswa kedokteran Suratum, (2010) : Asuhan Keperawatan
angkatan 2010 dengan kejadian Klien Gangguan Sistem
penyakit Gastritis di FKIK UIN Gastrointestinal. Trans Info Medika,
Syarif Hidayatullah. Jakarta Jakarta
Putri RSM, Agustin H, Wulansari.(2010) : Suyanto, (2011) : Metodologi dan
Hubungan Pola Makan Aplikasi Penelitian Keperawatan.
dengan Timbulnya Gastritis pada Nuha Medika. Bandar Lampung
Pasien di Universitas Suyono, S. (2008). Ilmu Penyakit Dalam.
Muhammadiyah Malang Medical Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Center. Uripi. (2008). Menu Untuk Penderita
Rahmi, K. (2011) ; Faktor-faktor yang Hepatitis dan saluran Pencernaan.
berhubungan dengan kejadian Jakarta: Puspa Swara.
Gastritis pada pasien yang berobat Warianto, Chaidar. (2011). Minum Kopi
jalan di Puskesmas Gulai Bancah. Bisa Berakibat Gangguan
Bukit Tinggi Pencernaan.
Rona, dkk.(2010). Hubungan Pola Makan Yanti, R. (2008). Pengaruh Kebiasaan
dengan Timbulnya Gastritis Merokok, Konsumsi Non Steroid
pada Pasien di Universitas Anti Inflamatory Drugs (NSAID)
Muhammadiyah Malang Medical dan Kopi terhadap Kejadian
Center ( UMC ). Malang Gastritis di Puskesmas Mulyorejo
Santoso,S.(2008). Kesehatan dan gizi. Surabaya.
Jakarta: Rineka Cipta. Zilmawati R.(2009) : Faktor-Faktor yang
Sitorus, R. (2009). Makanan Sehat dan Berhubungan dengan Gejala
Bergizi. CV.Yrama Widya, Gastritis pada Mahasiswa Tingkat
Bandung IV Fakultas Kesehatan Masyarakat
Smelter,S.C.(2008). Keperawatan medikal Universitas Baiturrahmah Padang
bedah. Jakarta: EGC [Skripsi]. Padang.
Sugiyono (2012): Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan R &
D. Alfabeta. Bandung

43

Anda mungkin juga menyukai