ABSTRAK
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, Gastritis biasanya diawali
oleh pola makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan siswa kelas X semester I dengan
kejadian gastritis di SMK YBKP3 Garut. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan rancangan
penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa sebanyak 180 orang dan sampel
dalam penelitian ini adalah 140, pengambilan sample dengan Proportional sampling”(atau sampling
berimbang). Analisa data dengan menggunakan uji chi-square dan Korelasi Spearman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan siswa kelas X semester I SMK YBKP3 Garut
mayoritas buruk sebesar 70,7%, kejadian gastritis sebesar 65,7%. Dan ada hubungan yang bermakna
antara pola makan siswa dengan gastritis dengan p-value= 0,004. Dengan hasil tersebut diharapkan
dapat mengoptimalkan dan menambah peran guru pembimbing dalam melaksanakan bimbingan dan
konselingnya dengan cara memfasilitasi siswa yang bermasalah kesehatan untuk melakukan
penyuluhan dan bimbingan, tidak hanya memberikan bimbingan dibidang akademiknya. Untuk
Sekolah, diharapkan adanya ruangan untuk dijadikan sebagai balai kesehatan yang berfungsi untuk
menampung dan menerima bimbingan dibidang kesehatan selain pelayanan kesehatan sebagai tindakan
pertama
ABSTRACT
34
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
status gizi. Keadaan gizi dapat berupa gizi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
kurang, baik atau normal maupun gizi YBKP3 Garut khususnya pada siswa
lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat kelas X semester I di peroleh data tentang
menimbulkan penyakit berupa penyakit kejadian gastritis yang di derita oleh siswa
defisiensi. Bila kekurangan dalam batas sebanyak 20 % (36 orang) dari 178 siswa
marginal menimbulkan gangguan yang dan menyerang lebih banyak pada
sifatnya lebih ringan atau menurunnya perempuan dibandingkan pada laki-laki.
kemampuan fungsional. Misalnya Hal ini disebabkan karena kebiasaan pola
kekurangan vitamin B1 dapat makan yang kurang baik dan
menyebabkan badan cepat lelah, mengkonsumsi makanan yang justru dapat
sedangkan pada remaja kekurangan zat menyebabkan iritasi pada lambung.
besi dapat menurunkan prestasi kerja dan SMK YBKP3 Garut, sebagai salah
prestasi belajar, selain turunnya ketahanan satu institusi pendidikan formal kejuruan
tubuh terhadap infeksi sehingga mudah bidang kesehatan, ikut berperan aktif
untuk terserang penyakit. dalam menghasilkan lulusan yang berbudi
Badan penelitian kesehatan dunia luhur, berakhlak tinggi, sehat serta
WHO mengadakan tinjauan terhadap mempunyai wawasan ilmu pengetahuan
delapan Negara dunia dan mendapatkan yang luas. Dalam upaya menghasilkan
beberapa hasil presentase angka kejadian peserta didik yang berbudi luhur,
gastritis di dunia. Dimulai dari Negara berakhlak tinggi, sehat serta mempunyai
yang kejadian gastritisnya paling tinggi wawasan ilmu pengetahuan yang luas
yaitu Amerika dengan presentase tersebut muncul beberapa permasalahan
mencapai 47% kemudian di ikuti oleh yang spesifik sesuai dengan karakteristik
India dengan presentase mencapai 43%, yang dimiliki oleh SMK YBKP3 Garut
lalu dibeberapa negara lainnya seperti sebagai tuntutan kurikulum. Menurut
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Haruman (1995) kondisi spesifik tersebut
Kanada 35%, Perancis 29,5% dan diantaranya adalah sebagai berikut:
Indonesia 40,85%. Angka kejadian Pertama, siswa seringkali
gastritis pada beberapa daerah di merasakan bahwa pelajaran yang diterima
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi di tingkat SMK sangat asing bagi dirinya
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa dan jauh berbeda dengan apa yang pernah
penduduk. Gastritis biasanya anggap diterima sewaktu di bangku SLTP. Disini
sebagai suatu hal yang remeh namun timbul permasalahan kesulitan belajar baik
gastritis merupakan awal dari sebuah yang menyangkut pengetahuan, sikap,
penyakit yang dapat menyusahkan kita keterampilan maupun kondisi kesehatan.
(Lin et al, 2013) Kedua, siswa SMK adalah lulusan
Berdasarkan studi pendahuluan SLTP yang kalau kita kaitkan dengan fase
yang telah berlangsung sebelumnya di perkembangan, mereka berada pada
35
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
perkembangan yang pesat baik segi fisik, kemungkinan timbulnya penyakit pada
psikologik maupun sosial kultural. siswa SMK.
Dengan pesatnya perkembangan yang Namun demikian, walaupun disatu
dijalani, mereka sering kurang siap pihak kita melihat betapa pentingnya
beradaptasi dengan tuntutan institusi yang peranan tersebut diatas, tapi dipihak lain
dapat menjadikan stressor terhadap masih banyak masalah-masalah yang
munculnya gangguan kesehatan yang menghambat pelaksanaannya. Selama ini
dapat menimbulkan penyakit. di SMK YBKP3 Garut belum adanya
Ketiga, pada fase perkembangan itu sarana pelayanan kesehatan siswa dan
biasanya mereka masih belum mapan pelayanan yang lainnya belum berjalan
dalam menentukan masa depan hidupnya. dengan baik. Petugas bimbingan dan
Intervensi keluarga sangat mendominasi penyuluhan masih dirangkap oleh guru
pada dirinya, sehingga walaupun mereka BK atau wali kelas. Pola pelaksanaan
masuk SMK belum tentu sesuai dengan layanan kesehatan yang dimanfaatkan
minat dan kemampuan dirinya. mahasiswa sangat bervarias, yaitu dengan
Pendidikan yang ditempuh tanpa memanfaatkan fasilitas pelayanan
peminatan yang murni, sering kali kesehatan yang terdekat diluar sekolah
menciptakan masalah dalam proses diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit dan
belajar dan stresor dari suatu penyakit. Balai Pengobatan swasta. Pelaksanaan
Keempat, siswa SMK pada layanan ini sifatnya musiman dan tidak
umumnya hidup dalam lingkungan terencana. Biasanya siswa datang
sekolah, dimana kondisinya mungkin jauh menghadap ke guru BK pada saat setelah
berbeda dari lingkungan rumahnya. terjadinya masalah kesehatan, sehingga
Kesulitan siswa dalam beradaptasi dengan proses penyakit yang ditimbulkan akibat
lingkungan sekolah dapat berdampak kurang adaptasinya mekanisme pertahan
negatif terhadap proses belajar dan kondisi tubuh tidak bisa dihindari. Selain itupun
kesehatan dirinya. siswa jarang berkonsultasi dengan guru
Dari keempat kondisi tersebut jelas BK dalam menghadapi stressor-stressor
menunjukan adanya proses adaptasi yang dialaminya sehingga memungkinkan
terhadap suasana dan lingkungan baru, untuk menimbulkan keadaan sakit.
yang tidak menutup kemungkinan akan Apabila kita lihat dari segi
menimbulkan suatu gangguan pemanfaatannya, maka layanan bimbingan
keseimbangan fisiologis yang akan dan penyuluhan di SKM YBKP3 Garut
memberikan suatu dampak penyakit yang sudah tampak, walaupun kondisinya
akan diderita oleh siswa tersebut. masih belum sempurna. Sarana tersebut
Sehingga perlu adanya pemecahan sudah bisa dimanfaatkan siswa, terutama
masalah terhadap kemungkinan- bagi siswa yang mempunyai permasalahan
dalam kesulitan belajar. Tapi yang
36
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
38
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
sangat bergantung dengan orang tua ke para remaja memiliki kebiasaan tidak
masa yang penuh tanggung jawab serta sarapan dan biasanya para gadis remaja
keharusan untuk sanggup mandiri. sering terjebak dengan pola makan tidak
Permasalahan pola makan yang sehat, menginginkan berat badan secara
timbul pada masa remaja yang mampu cepat bahkan sampai menggangu pola
memicu timbulnya gastritis disebabkan makan.
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
Dilihat dari hasil distribusi pola makan yang buruk 2.4 kali lipat
frekuensi responden, diketahui bahwa dengan responden dengan pola makan
Responden dengan pola makan yang yang baik. Dari hasil pengamatan yang
buruk sebanyak 99 responden (70,7 %), dilakukan peneliti responden sering tidak
dan responden dengan pola makan yang makan satu hari 3 kali, porsi makan yang
baik sebanyak 41 responden (29,3 %). terkadang sedikit dan terkadang banyak,
Bisa diartikan bahwa responden dengan dan jenis makanan yang cenderung
39
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
Hasil penelitian tentang Keadaan gastritis Suratun (2010) gastritis merupakan suatu
responden didapatkan data bahwa peradangan mukosa lambung yang bersifat
responden dengan Keadaan gastritis yang akut, kronik difus atau lokal, denganm
sakit sebanyak 92 responden (65,7%). karakteristik anoreksia, perasaan penuh di
Hamper dua kali lipat dari yang tidak perut (begah), tidak nyaman pada
sakit. Responden mengeluh merasakan epigastrium, mual, dan muntah.
sakit pada pada bagian perut. Menurut
40
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
Berdasarkan hasil uji Spearman merasakan lapar dan pada saat itu jumlah
Pola makan dan kejadian gastritis asam lambung terstimulasi. Bila seseorang
diperoleh hasil koefisiensi korelasi sebesar telat makan sampai 2-3 jam, maka asam
0,663 dengan taraf signifikan untuk lambung yang diproduksi semakin banyak
hipotesis umum sebesar 0.002% pada dan berlebih dapat mengiritasi mukosa
tingkat taraf kepercayaan 0.050 atau 95% lambung serta menimbulakan rasa nyeri di
adapun tingkat kriteria pengujian: a. Jika sekitar epigastrium (Bruner dan Suddarth,
taraf signifikan < α, maka h0 ditolak h1 2010).
diterima b. Jika taraf signifikan < α, maka
KESIMPULAN DAN SARAN
h0 diterima h1 ditolak Dari hasil
Kesimpulan
perhitungan diperoleh nilai signifikansi
Dapat disimpulkan bahwa, siswa
sebesar 0,002 < α (0.050) maka hipotesis
Kelas X Semester I SMK YBKP3 Garut
kerja h1 diterima. Artinya terdapat
yang mempunyai gastritis sebanyak 92
hubungan yang signifikan antara pola
siswa, yang berusia dibawah 16 tahun
makan dengan kejadian gastritis.
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
Hubungan ini ditunjukkan dengan
101 siswa, dan laki-laki 39 siswa. Siswa
nilai korelasi sebesar 0,663 yang termasuk
kelas X SMK YBKP3 Garut mempunyai
kedalam kategori kuat (0,60 – 0,799).
pola makan yang buruk 99 siswa dan pola
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya
makan yang baik sebanyak 41 siswa.
tingkat atau derajat keeratan hubungan
Memiliki kejadian gastritis yang tinggi
antara variabel-variabel yang diteliti, 11
(65,7%). Ada hubungan yang bermakna
digunakan tabel kriteria pedoman untuk
antara pola makan dengan kejadian
koefisien (Sugiyono, 2008). Jadi dari hasil
gastritis pada siwa Kelas X semester I
diatas dapat disimpulkan bahwa ada
SMK YBKP3 Garut.
hubungan kuat antara pola makan dengan
Saran
kejadian gastritis. Secara alami lambung
Untuk Siswa, diharapkan dapat
akan terus memproduksi asam lambung
melakukan kebiasaan hidup sehat dengan
setiap waktu dalam jumlah yang kecil
mengatur pola makan yang sesuai juga
setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya
memperhatikan jenis makanan yang
glukosa dalam darah telah banyak terserap
dikonsumsi dengan menghindari jenis
dan terpakai sehingga tubuh akan
41
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
42
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 18 Nomor 1 Februari 2018
43