Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTERITIS BERHUBUNGAN

DENGAN RESIKO DEFISIT NUTRISI

Disusun Oleh :

D3 Keperawatan/ Maleo

1.NAMA : JEKI

2. NIM :AOA0180861

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PRODI D3 KEPERAWATAN

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kasus gastritis bukanlah hal yang baru di tahun ini, karena gastritis menyerang orang dewasa
maupun anak-anak bahkan juga lansia. Masyarakat Indonesia banyak yang menganggap penyakit
gastritis bukanlah sesuatu hal yang serius, sehingga dianggap tidak memerlukan penanganan dengan
segera. Sehingga pada gastritis lanjut beresiko menimbulkan kanker, dan juga mengakibatkan pengikisan
lambung. Gastritis merupakan gangguan system pencernaan yang biasa disebut (maag). Peradangan
yang terjadi pada lambung individu atau inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung, yang dikenal di
masyarakat sebagai pengertian gastritis (Nurjannah, 2018).

Pada remaja hingga lansia, lapisan mukosa lambung akan mengalami penipisan dan melemah, kondisi
inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada usia-usia tersebut dibandingkan orang yang
berusia muda, lebih parah dan beragam.dengan beberapa kondisi kronis memiliki resiko lebih tinggi
untuk mengalami penyakit gastritis, peningkatan berat badan yang sering terjadi, insiden ini terjadi di
dunia dari semua kalangan remaja akhir hingga lansia, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Antara
lain: pengaruh obat-obatan, jenis kelamin, jenis makanan, stress, usia, dan penyebab utama adalah pola
makan yang tidak teratur (Nurjannah, 2018).

Hasil dari Riskesdas (2018) angka terjadinya gastritis di Indonesia dalam berbagai daerah cukup tinggi
40,8% dengan preferensi 274,396 kasus dari penduduk 238,452,952 jiwa. Beberapa kota dengan
presentasi cukup besar mempunyai penyakit gastritis diantaranya: Surabaya (31,2%), Denpasar (46%)
dan Medan (91,6%). Kasus rawat inap di rumah sakit satu dari sepuluh pasien terbanyak merupakan
pasien gastritis diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan 30.154 kasus (4.9%).

Saat ini semakin banyak yang mengangap bahwa gaya hidup seseorang tidak terlalu penting sehingga
adanya bakteri yang menyebabkan salah satunya inflamasi pada dinding lambung. Pola makan yang
tidak teratur sangat berhubungan dengan gastritis. Apabila tidak segera ditangani asam lambung akan
naik mengakibatkan terjadinya luka-luka (ulkus) yang disebut sebagai tukak lambung. Mengkonsumsi
alcohol, stress, merokok, frekuensi makan, dan jenis makanan sangat erat hubungannya dengan gastritis
yang secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya iritasi pada lambung. Kurangnya pengetahuan
dan juga konsumsi makanan berlebih, serta kurangnya dukungan keluarga sering menjadi faktor pemicu
gastritis Pola makan yang kurang benar menjadi faktor utama penyebab gastritis pada lansi Kurangnya
pengetahuan dan juga konsumsi makanan berlebih, serta kurangnya dukungan keluarga sering menjadi
faktor pemicu gastritis pada lansia. Pola makan yang kurang benar menjadi faktor utama penyebab
gastritis pada lansia (Nurhanifah, Resa, & Afni, 2018). Di Indonesia ada beberapa pola makan yang dapat
mengakibatkan gastritis seperti makan sambal berlebihan, makan makanan terlalu asam, dan lain
sebagainya.Pola hidup yang tidak baik akan menjadi masalah dikemudian hari, salah satunya gastritis.

Gastritis akan menimbulkan komplikasi ringan hingga berat yang akan mengakibatkan keparahan pada
lambung. Gastritis akut akan terjadi jika masalah ini tidak segera ditangani, selain itu hal ini akan
menimbulkan pendarahan pada saluran cerna apabila Ini terjadi dan terlambat ditangani akan berakibat
anemia dan beresiko pada kematian. Oleh sebab itu masyarakat harus mampu mengetahui faktor-faktor
yang disebabkan oleh gastritis agar mendapat penanganan sejak dini (Azwar & Gorontalo, 2018).

Beberapa strategi untuk mencegah masalah gastritis dari segala usia, menghindari makanan pemicu
asam lambung. Hindari mengomsumsi minuman yang mengandung kafein, usahakan untuk
mengomsumsi makanan dalam porsi kecil namun frekuensi sering, jangan langsung tidur atau rebahan
setelah makan, tidur yang cukup. Metode yang sering digunakan untuk mengatasi masalah ini
diantaranya adalah relaksasi, merupakan terapi psikologis untuk mengintervensi dan mengontrol fungsi
psikologis sehingga mampu mengurangi rasa nyeri pada lambung. Pembedahan, hal ini sering dilakukan
untuk pengobatan medis yang dilakukan untuk para ahli, metode ini memiliki efek samping yang lebih
banyak dari jenis terapi yang lain untuk mengurangi sekresi asam lambung sehingga menimbulkan
pengosongan lambung ke usus 12 jari. Diet dan terapi obat biasa dilakukan untuk menghambat
terjadinya sekresi asam lambung. Menurut penelitian terapi farmasi ini belum membuktikan hasil yang
konsisten (Subekti & Utami, 2015).

Berdasarkan penelitian di atas penyakit gastritis merupakan masalah yang umum dan dapat dilihat
dibeberapa daerah di Indonesia. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gastritis yaitu: usia, jenis
kelamin, pola makan, gaya hidup dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat wajib mengetahui hal-hal
yang menyebabkan terjadinya gastritis agar dapat dilakukan pencegahan dan penanganan segera.
Dikarenakan penyakit ini sering dianggap tidak begitu penting oleh setiap individu yang bahkan dapat
mengakibatkan penyakit akut, kronis hingga kematian. Kemauan diri sendiri dan dukungan keluarga juga
menjadi faktor dalam penyembuhan masalah ini untuk menghindari stress agar tidak menimbulkan
kekambuhan.

Berdasarkan fenomena diatas,penyakit gastritis juga sangat mengancam kesehatan dan sangat
berdampak pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil studi kasus
dalam laporan tugas akhir dengan judul "Aausan Keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Resiko
Defisit Nutrisi" untuk meminimalkan angka kejadian penyakit gastritis yang sering di jumpai pada
kalangan masyarakat menengah dan menengah kebawah

1.2. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatab pada Pasien Gastritis dengan Resiko
DefisitbNutrisi

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk merumuskan tentang bagaimana Asuahan
Keperawatan pada Pasien Gastristis dengan Resiko Defisit nutrisi
1.4. Tujuan peneliti

1.4.1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Resiko Defisit Nutrisi

1.4.2. Tujuan Khusus

Melakukan pengkajian pada pasien Gastritis dengan Resiko Defisit nutrisi

Menyusun diagnosa prioritas pada pasien Gastritis dengan Resiko Defisit Nutrisi

Menentukan perencanaan asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dengan Resiko Defisit
nutrisi.

Melakukan implementasi pasa pasien Gastritis dengan Resiko Defisit Nutrisi

Mengevaluasi Asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dengan Resiko Defisit Nutrisi

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis

Menabah wawasan dan pengelaman dalam mengemplementasikan ilmu keperawatan pada


pasien Gastritis dengan Resiko Defisit Nutrisi

1.5.2. Manfaat Praktis

Dapat mengaplikasikan Asuhan keprawatan pada pasien gastritis dengan resiko defisit nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai