Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MEDICAL SCIENCE

IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT GASTRITIS

DOSEN PEMBIMBING

Rosalin Ariefah Putri, SST., M.Keb

Oleh :

1. AdindaZalzabilaMuzakkyah (P07224219001)
2. Clarita Emilia Febiana (P07224219006)
3. Ersha Nourtasya Utari (P07224219014)
4. Fitri Nisa Ayu Lestari (P07224219018)
5. Melysa Nur Aini (P07224219023)
6. Syarifah Faridha Hafsah Assegaf (P07224219038)
7. Sarina Nanda Suci Paramitha (P07224219034)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu WaTa’ala,


atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Medical
Science.

Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Ibu Hamil dengan Penyakit


Gastritis” ini, kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa
mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Rosalin Ariefah
Putri, SST., M.Keb selaku dosen Medical Science kami, atas bimbingan,
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya-Allah
sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-
rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan


bagi kita semuanya Aamiin.

Samarinda, 28 Mei 2020

Tim Penyusun

                            

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

1.1 LatarBelakang.............................................................................................4

1.2 RumusanMasalah........................................................................................5
1.3 Tujuan.........................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................7

2.1 Gastritis.......................................................................................................7

BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................19

3.1 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Gastritis........................................19

BAB IV PENUTUP...................................................................................................27

4.1 Kesimpulan.................................................................................................27

4.2 Saran...........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Lebih dari separuh ibu hamil merasakan panas di Ulu hati (Gastritis), suatu
sensasi yang tidak nyaman/tidak menyenangkan yang disebabkan oleh naiknya
aliran asam lambung dari usus ke esophagus saluran yang mengalirkan makanan
dari mulut ke perut anda. Rasa panas di ulu hati dapat terjadi setiap saat kehamilan
tetapi bisaanya paling terasa pada trimester ketiga. Dari otot saluran cerna dan
juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut,
sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis
bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan
Chron’s Disease. Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di
lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan
menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50%
penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan
menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).
Maulana (2008) menyatakan bahwa faktor psikologis yang memengaruhi
hiperemesis gravidarum, yaitu umur, kehamilan, status nutrisi, kecemasan, dan
pendidikan. Setiap ibu hamil mengalami mual muntah yang mengakibatkan berat

4
badan cenderung menurun, turgor kulit menurun, mata terlihat cekung. Jika hal
tersebut berlangsung secara terus menerus dan tidak segera ditangani akan
mengakibatkan gastritis. Peningkatan asam lambung akan memperparah mual
muntah pada ibu hamil.
Wanita saat hamil muda yang sebelumnya mempunyai riwayat penyakit
maag, sangat berisiko kambuh, apalagi apalagi saat mengidam. Saat mengidam,
terkadang ibu hamil muda tidak berselera makan, mual dan muntah akibat
pengaruh hormone chorionic gonadotropin. Karena perut sering dalam keadaan
kosong, maka sakit tidak bisa dihindari. Begitupun sebaliknya, penyakit maag
yang diderita sebelumnya bisa memperburuk masa mengidam wanita hamil, yaitu
mual muntah berlebihan hiperemesis gravidarum.
Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok
Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan
diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori
(Daldiyono, 2004).
Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada
tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan
angka kejadian gastritis yang cukup tinggi. Gejala yang umum terjadi pada
penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit
kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di
epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian
atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera
makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil
(kedinginan), cegukan (hiccups) Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan
berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka
(ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah
darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan
komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic.

1.2     Rumusan Masalah

5
1. Apa yang dimaksud dengan Gastritis ?

2. Bagaimana cara pencegahan Gastritis ?

3. Bagaimana Kasus ibu hamil dengan penyakit Gastritis?

1.3     Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem pengertian Gastritis

2. Untuk mengetahui cara pencegahan Gastritis.

3. Sebagai acuan untuk menjadikan pelayanan dan pendidikan bidan.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA dan KONSEP MANAJEMEN

2.1 GASTRITIS

1. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak di
jumpai di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis
adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dsan infeksi.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009).

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa


yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung, dan itis yang
berartikan inflamasi atau peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan
peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis,
difus dan local. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan
kronik (Price dan Wilson, 2005). Inflamasi ini mengakibatkan sel darah
putih menuju dinding lambung sebagai respopn terjadinya kelainan pada
bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema
mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa
(Wibowo, 2007).

2. Anatomi
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar
paing banyak terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri
daerah hipokondriak dan umbilical. Lambung terdiri dari bagian atas
fundus uteri berhubung dengan esophagus melalui orifisium pilorik,
terletak di bawah diagfragma di depan pancreas dan limpa, menempel
disebelah kiri fundus uteri.

7
Gambar anatomi lambung

www.google.com (gambar lambung)

secara anatomis lambung terdiri dari:

1. Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri


osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

2. Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada


bagian bawah kurvantura minor.

3. Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot


yang tebal membentuk spinter pilorus.

4. Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari


osteum kardiak sampai ke pilorus.

5. Kurvatura Mayor, lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari


sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan
sampai ke pilorus inferior. Ligamnetum gastro lienalis terbentang dari
bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa.

6. Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana esophagus bagian


abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium
pilorik (Setiadi, 2007).

Lambung terletak di bawah diafragma didepan pancreas dan limfa


menempel pada sebelah kiri fundus. Keuda ujung lambung dilindungi
oleh sfinger esophagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam
lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esophagus

8
kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal
dengan nama kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi makanan
masuk ke dalam duodeneum dan ketika berkontrkasi sfingter ini akan
mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.

3. Klasifikasi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian
besar merupakan penyakityang ringan dan sembuh sempurna. Salah
satu bentuk grastitis akun manifestasi klinisnya adalah:
a. Grastitis akut erosive
Disebut erosive apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).

b. Gastritis akut hemoragic

Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai


perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi
yang berarti hilangnya kontinitas mukosa lambung pada beberapa
tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut. (Hirlan,
2011).

2. Gastritis Kronis

Menurut Muttain, (2011) Gastritis Kronis adalah suatu peradangan


permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik
diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut:

a. gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta


perdarahan dan erosi mukosa.

b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan


mukosa pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.

c. Grastitis hipertofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul


pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis, dan hemoragik.

9
4. Etiologi
1. Gastritis akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,


jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi 12
atau intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu,
iskemia dan trauma langsung (Muttaqin, 2011). Faktor obat-obatan
yang menyebabkan gastritis seperti OAINS (Indomestasin, Ibuprofen,
dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, agen kemoterapi
(Mitomisin, 5-fluoro-2- deoxyuridine), Salisilat dan digitalis bersifat
mengiritasi mukosa lambung (Sagal, 2006).
Hal tersebut menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.
Hal tersebut terjadi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus
atau pemakaian yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan gastritis
dan peptic ulcer (Jackson, 2006). Faktor-faktor penyebab gastritis
lainnya yaitu minuman beralkohol, seperti whisky, vodka dan gin.
Alkohol dan kokain dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada
dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap
asam lambung walaupun pada kondisi normal sehingga, dapat
menyebabkan perdarahan (Wibowo, 2007).
Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri H.
Pylori, namun dapat pula diakibatkan oleh bakteri lain seperti H.
heilmanii, Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium
species, E.coli, Tuberculosis dan Secondary syphilis (Anderson, 2007).
Gastritis juga dapat disebabkan oleh infeksi 13 virus seperti
Sitomegalovirus. Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis dan
Phycomycosis juga termasuk penyebab dari gastritis. Gatritis dapat
terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen penting alkali
untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa
lambung sehingga menimbulkan respons peradangan mukosa
(Mukherjee, 2009).
Terjadinya iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung,
trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa,
yang dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung
(Wehbi, 2008). Penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah
stres fisik dan makanan, minuman. Stres fisik yang disebabkan oleh
luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal,
kerusakan susunan saraf pusat dan refluks usus-lambung. Hal ini
disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada saluran

10
pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus dan
fungsi sel epitel lambung (Price dan Wilson, 2005; Wibowo, 2007).

2. Gastritis kronik

Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui,


tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian
gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin, 2011).

a. Gastritis infeksi Beberapa peneliti menyebutkan bakteri


Helicobacter pylori merupakan penyebab utama dari gastritis kronik
(Anderson, 2007). Infeksi Helicobacter pylori sering terjadi pada masa
kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Saat ini Infeksi Helicobacter pylori diketahui sebagai
penyebab tersering terjadinya gastritis (Wibowo, 2007; Price dan
Wilson, 2005). Infeksi lain yang dapat menyebabkan gastritis kronis
yaitu Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, Syphilis,infeksi parasit
dan infeksi virus (Wehbi, 2008).

b. Gastritis non-infeksi

1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan


tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal
ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding
lambung, 15 menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
dan mengganggu produksi faktor intrinsik yaitu sebuah zat yang
membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan vitamin B-
12 akhirnya dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi
serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem
dalam tubuh. Autoimmue atrophic gastritis terjadi terutama pada orang
tua (Jackson, 2006).

2) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk


garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin
(Mukherjee, 2009).

3) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang


menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung dan
gastritis sekunder dari terapi obat-obatan (Wehbi, 2008). 4) Gastritis
granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan berbagai
penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener
granulomatus, penggunaan kokain, Isolated granulomatous gastritis,
penyakit granulomatus kronik pada masa anak-anak, Eosinophilic
granuloma, Allergic granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell
granulomas, Rheumatoid nodules, Tumor amyloidosis, dan granulomas

11
yang berhubungan dengan kanker lambung (Wibowo,2007). 16 5)
Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis dan
injuri radiasi pada lambung (Sepulveda, 2004).

5. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebebkan oleh stress, zat kimia obat-obatan
dan alcohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang
mengalami stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus
Vagus), yang meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam
lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia
maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel
kolumner, yang berfungsi unutk menghasilkan mukus mengurangi
prouksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa
lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena
penururnan sekresi mukus bervarisi diantaranya vasodilitasi sel mukosa
gaster. Lapisan mukjosa gaster terdapat enzim yang memproduksi asam
klorida atau HCl, terutama daerah fundus. Vasodilitasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak
HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan
sekresi mukus dapat berupa pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa
gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya pendarahan.
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup si penderita, namun
dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi
menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan.
2. Gastritis Kronis
Inflamsi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atu
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H. Pylory).
Gastritis kronis dapat diklarifikasikan sebagai tipe A / tipe B. Tipe A
(sering disebut sebagai gastritis autorium) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang meimbulkan atrofit dan infiltrasi seluler. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan
terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut
sebagai grastitis) mempengaruh antrum dan pylorus (ujung bawah
lambung dekat duodeneum) ini dihubungkan dengan bakteri pylory.
Faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan
dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung.

12
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga
muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien
tidak menimbulkan gejala yang khas. Menifestasi gastritis akut dan kronik
hamper sama, seperti anoreksi, rasa penuh, nyeri epigastrum, mual dan
muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusiabah, 2010).

Tanda dan gejala gastritis adalah:

1. Gastritis Akut

a. nyeri epigastrum, hal ini terjadi karena adanya peradangan


pada mukosa lambung.

b. mual, kembung, merupakan suatu keluhan yang sering


muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa
lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.

c. ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis


dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan.

2. Gastritis Akut

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai


keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

7. Gejala
Gejala gastritis atau maag diantarnya yaitu tidak nyaman sampai
nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah,
lambung terasa penuh, kembung, bersendawa, merasa cepat kenyang,
perut keroncongan dan sering kentut serta timbulnya luka pada dinding
lambung. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Disebut kronis
bila gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus dan gastritis
ini dapat ditangani sejak awal yaitu: mengkonsumsi makanan lunak dalam
porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti
merokok serta minuman beralkohol dan jika memang diperlukan dapat
minum antasida sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan
(Misnadiarly, 2009).

Tanda dan Gejala Penyebab

13
Mual HCl meningkat

Adanya penekanan terhadap saraf vagus, dan memberikan


Muntah reflek ingin muntah

Karena lambung banyak terisi HCl maka lambung akan


terasa penuh, selain itu rasa mual juga dapat menyebabkan
Tidak Nafsu Makan tidak nafsu makan

Nyeri Peradangan oleh agen iritasi lambung terhadap lambung

Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi lambung


Hematesis yang mengenai pembuluh darah di lambung

Dalam tinja terdapat Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi lambung
darah yang mengenai pembuluh darah di lambung

Lambung yang terisi HCl yang penuh dapat menyebabkan


Mulut terasa asam HCl terasa sampai di rongga mulut

14
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan
Gastritis

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :

Waktu pengkajian :

Nama pengkaji :

Tempat pengkajian :

A)DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur
:
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :

2. Keluhan Utama
Menifestasi gastritis akut dan kronik hamper sama, seperti
anoreksi, rasa penuh, nyeri epigastrum, mual dan muntah, sendawa,
hematemesis (Suratun dan Lusiabah, 2010). Pada pasien gastritis kronis
umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anoreksia, dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan.
3. Riwayat Kesehatan Klien

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

5. Riwayat Menstruasi

15
6. Riwayat Obstetrik (Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Lalu)
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No Sua An BB/ Abnorm Lakt
UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK H M Peny
mi k PB alitas asi

7. Riwayat Kontrasepsi

8. Riwayat Kehamilan Saat Ini


9.
10. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan

Nutrisi

Eliminasi

Istirahat

Aktivitas

Personal
Hygiene

Kebiasaan -

Seksualitas -

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis :
b. Sosial :
c. Kultural :
d. Spiritual :

B) DATA OBYEKTIF

16
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda Vital : Tekanan darah :
Nadi :
Pernapasan :
Suhu :
Antropometri :
Berat Badan Sebelum Hamil :
Berat Badan saat ini :
Tinggi Badan :
LILA :

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Leher :
Dada :
Payudara :
Abdomen :
Genetalia :
Anus :
Ekstremitas :

Palpasi

Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
Leher :
Dada :
Abdomen:

17
Genetalia :

Anus :
Ekstremitas :

Auskultasi

Dada :
Abdomen :
Perkusi

Dada :
Abdomen :
Ekstremitas :
3. Pemeriksaan Khusus
4. Pemeriksaan Penunjang

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu janin
tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin

Masalah :

Kebutuhan :

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Antisipasi terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Melakukan kolaborasi dengan dengan dokter spesialis untuk
pemberian terapi obat dan penanganan selanjutnya.

18
V. INTERVENSI
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
Rasional : informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dengan klien untuk tindakan selanjutnya
2. Menjelaskan kepada ibu tentang gastritis
Rasional : informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan
ibu serta mempertimbangkan apa yang harus dilakukannya untuk
tindakan pencegahan terhadap penyakit tersebut
3. Menjelaskan kepada ibu cara penularan infeksi toksoplasmosis
Rasional: mencegaah terjadinya penyebaran infeksi toksoplasmosis di
lingkungan sekitar ibu
4. Menjelaskan kepada ibu cara pencegahan gastritis
Rasional : informasi yang diberikan dapat merubah gaya hidup ibu
menjadi lebih sehat sebagai upaya pencegahan gastritis pada ibu.
Memberikan dukungan dan pola istirahat
Rasional: agar ibu dapat tetap tenang dan menjaga kesehatannya
sehingga tidak mudah terpapar penyakit
5. Memberikan KIE tentang nutrisi ibu
6. Rasional: memakan makanan yang bersih serta sehat, dan memiliki
gizi yang seimbang.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan


keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

BAB III

19
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T G1 Po-o UK 23 MINGGU DENGAN


GASTRITIS DI POLI KANDUNGAN IRJ HAJI SURABAYA
21 JANUARI 2008 – 01 FEBRUARI 2008
3.1.     Data Subyektif
3.1.1.      Biodata
Nama            : Ny. T                               Nama Suami : Tn. S
Umur             : 22 tahun                           Umur             : 25 tahun
Suku              : Jawa/Indonesia                Suku              : Jawa/Indonesia
Agama          : Islam                                Agama          : Islam
Pendidikan    : SMU                                Pendidikan    : STM
Pekerjaan      : Wiraswasta                      Pekerjaan      : Wiraswasta
Alamat          : Medoan Semampir          Alamat          : MedoanSemampir
                        05                                                           05
Telp               :  -                                       Telp.              : -

3.1.2.      Anamnesa
Oleh                    : Ira Purwati
Tempat                : Poli Kandungan RSU Haji Surabaya
Tanggal                : 23 Januari 2008
Jam                      : 10.00 WIB
Kunjungan          : periksa kehamilan
Keluhan utama    : ibu mengatakan nyeri pada perut bagian atas
selama ± I minggu ini.
3.1.3.      Riwayat menstruasi
1.      Menarche              : umur 11 tahun
2.      Teratur/tidak         : teratur
3.      Siklus                    : 28 hari
4.      Lamanya               : 7 hari
5.      Banyaknya            : 1-2 koteks/hari
6.      Sifat darah             : merah segar
7.      Dysmenorche        : Dysmenorche
3.1.4.      Riwayat kehamilan lalu

20
N Tgl Usia Jenis Tempa Kompli Penol Bayi Nifas
o lahi kehami persali t kasi ong
r lan nan persali
Um nan Ib Ba PB/ Keada Kead Lakt
ur u yi BB an aan asi
1. Ha
mil
ini

3.1.5.      Riwayat Kehamilan ini


1.      HPHT        : 20 – 08 – 2007
2.      TP              : 27 – 05 – 2008
3.      Pergerakan anak pertama kali       : bulan ke 5
4.      Pergerakan anak 24 jam terakhir   : 10 – 20 kali
5.      Pola makan :
Sebelum hamil  :  ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, minum 7-8
gelas/hari dengan porsi cukup.
Selama hamil     :  ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, minum 8-9
gelas/hari dengan porsi sedikit.
6.      Pola eliminasi :
Sebelum hamil  :  ibu mengatakan BAK 5-6 x/hari, BAB 1 x/hari
Selama hamil     :  ibu mengatakan tidak ada perubahan
7.      Pola aktifitas :
Sebelum hamil  :  ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah
tangga
Selama hamil     :  ibu mengatakan tidak ada perubahan
8.       Pola istirahat :
   Sebelum hamil  :  ibu mengatakan istirahat/tidur 7-8 jam sehari
   Selama hamil    :  ibu mengatakan istirahat ± 5 jsm karena malam
hari sering terbangun.
9.       Pola seksual :
Sebelum hamil  :   ibu mengatakan hubungan seks 2-3 x seminggu

21
Selama hamil    :  ibu mengatakan semenjak hamil tidak pernah
melakukan hubungan seks.
10.   Kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi
11.   Imunisasi TT
Ibu mengatakan suntik TT 2 kali selama hamil

3.1.6.      Riwayat Penyakit klien dan keluarga


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, Asma,
hepatitis, DM, hipertensi, Epilepsi.
3.1.7.      Riwayat Sosial
Perkawinan pertama
Kehamilan ini direncanakan
Perasaan tentang kehamilan ini ibu mengatakan senang akan
kehamilannya, menikah sudah 5 bulan.

3.1.8.      Pola Kebiasaan
Ibu merokok, minum alkohol, narkoba, obat-obatan, jamu-jamuan,
pijat, memakai hak tinggi
3.1.9     Keadaan Psikologi :
Keadaan psikologi ibu terhadap janin yang dikandungnya sangat
baik karena ibu sangat mendambakan bayinya, sangat menyayangi
bayinya dan ibu sangat bahagia terhadap kehamilannya.

3.2.     Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik)


1.      Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : baik
Keadaan Emosional : stabil
Tanda-tanda Vital :   TD    : 110/70
RR    : 180 x/menit
N       : 80 x/menit
Suhu : 36oc

22
Lila  : 25 cm
TB    : 156 cm
BB sebelum hamil   : 47 kg
BB                           : 50 kg
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala
Inspeksi : rambut bersih, kulit rambut bersih.
b.      Muka
Inspeksi : tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada oedema.
c.       Mata
Inspeksi  :   mata simetris, jarak kontus normal, tidak ada oedema
pada kelopak mata.
Palpasi    :   konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
d.      Hidung
Inspeksi  :   hidung bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Palpasi    :   tidak ada sekret, tidak ada polip.
e.       Telinga
Inspeksi  :   telinga bersih.
Palpasi    :   tidak ada sekret.
f.       Mulut
Inspeksi  :   warna bibir tidak pucat, mukosa bibir lembab, tidak ada
caries, epulis, stomatitis dan tidak ada pembesaran tongsil.
Palpasi    :   tidak ada sekret.
g.      Leher
Palpasi    :  tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distansia
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h.      Dada
Inspeksi  :   dada simetris, tidak ada tarikan rongga dada, payudara
bersih, bentuk payudara simetris, tidak ada pembengkakan,
hiperpigmentasi pada puting dan areola, puting susu menonjol.
Palpasi    :   payudara tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.
kolostrum sudah keluar.

23
Auskultasi  : tidak ada suara tambahan ronchi atau wheezing.
i.        Abdomen
Inspeksi  :   ada striae livide, tidak ada bekas luka operasi, pembesaran
perut sesuai dengan usia kehamilan 28 minggu.
Palpasi   : Leopod 1  :   TFU 23 cm setinggi pusat sesuai dengan usia
kehamilan, difundus teraba bulat, tidak
melenting, lunak berarti bokong.
Leopod 2   :   bagian kanan ibu teraba panjang, keras seperti
papan berarti punggung. (puka), bagian kiri
ibu teraba bagian-bagian kecil berarti
esktremitas
Leopod 3   :   bagian terendah janin teraba keras, bulat,
melenting berarti kepala.
              Leopod 4   :   tidak dilakukan
Auskultasi : DJJ       :   130 x/menit, dikuadran kanan bawah,
frekuensi teratur.
TBJ         : 1550 gram.

j.        Ekstremitas
Inspeksi  :   ekstremitas atas : tidak ada oedema
ektremitas bawah     : tidak ada oedema dan tidak ada varises
Palpasi    :   ekstremitas atas : tidak ada oedema
                   ekstremitas bawah   : tidak ada oedema
Perkusi    :   refleks patella kanan-kiri (+)
k.      Genetalia
Inspeksi  :   labia mayora bersih, tidak ada perlekatan, tidak ada
infeksi, tidak ada luka. Klitoris bersih, tidak ada luka dan
infeksi. Urethra bersih, tidak ada infeksi, luka. Labia
minora bersih, tidak ada luka, infeksi dan
perlekatan.Vagina bersih, tidak membiru, tidak ada
keputihan, tidak ada varises, luka, infeksi kelenjar
bartholini dan skene tidak ada, tidak ada fluxus, tidak ada

24
kondilo matalata, tidak ada kandiloma akuminata. Pada
perineum tidak ada jaringan parut, tidak ada luka
episiotomi. Pada anus bersih, tidak hemorrhoid.
Palpasi    :   adneksa kanan-kiri tidak ada nyeri dan tidak ada massa.
keregangan perineum lunak.
3.       Pemeriksaan panggung
Distansia spinarum              : 26 cm
Distansia cristarum              : 27 cm
Conjugata eksterna              : 18 cm
Ukuran lingkar panggung    : 90 cm
4.   Pemeriksaan Penunjang :
Tidak Dilakukan

3.3.     Assesment
Diagnosa : G1 Po-o UK 23 minggu, tunggal, hidup, intra uterine, letak
kepala, punggung kanan, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan
janin baik dengan gastritis.

3.4.     Planning
1.      Melakukan pemeriksaan pada ibu dan janin secara menyeluruh.
Rasional  : Dapat mengetahui kemungkinan yang buruk terjadi pada klien.
Evaluasi   : Ibu kooperatif
2.      Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional  : Ibu dapat mengerti dengan kondisinya saat ini.
Evaluasi   : Ibu mengerti mengenai kondisinya.
3.      Menjelaskan penyebab gastritis dan penanganannya
Rasional  : Ibu dapat mengerti penyebab dan cara penanganannya.
Evaluasi   : Ibu mengerti mengenai penyebab dan penanganan gastritis.
4.      Menjelaskan bahaya selama kehamilan perdarahan, sakit kepala hebat,
bengkak wajah dan lengan, penglihatan kabur, sakit perut hebat, bayi
bergerak kurang dari bisaa.

25
Rasional  : Ibu bisa mendeteksi sendiri jika ada komplikasi dan tahu harus
segera meminta bantuan ke dokter/bidan terdekat.
Evaluasi   : Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali penjelasan yang
diberikan.
5.      Memberikan KIE tentang nutrisi ibu hamil, pola istirahat, personal
hygiene, perawatan payudara, pola hubungan seksual.
Rasional  : Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin serta untuk mencegah terjadinya
komplikasi
Evaluasi   : Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali penjelasan yang
diberikan.
6.      Memberikan tablet Fe dan Vitamin B complex
Rasional  : Untuk meningkatkan kadar Hb dalam darah dan menjaga kondisi
ibu.
Evaluasi   : Ibu menerima tablet Fe dan Vitamin B complex.
7.      Menganjurkan untuk kontrol 1 bulan lagi pada tanggal 23 Februari 2008
Rasional  : Untuk memantau kesehatan ibu dan janin
Evaluasi   : Ibu mengatakan akan kontrol pada tanggal 23 Februari 2008

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paing
banyak terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbilical sedangkan, gastritis adalah proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh faktor iritasi dsan infeksi.

Klasifikasi gastritis terdiri atas dua klasifikasi:

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian


besar merupakan penyakityang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu
bentuk grastitis akun manifestasi klinisnya adalah:

a. Grastitis akut erosive

b. Gastritis akut hemoragic

2. Gastritis Kronis

Menurut Muttain, (2011) Gastritis Kronis adalah suatu peradangan


permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun.

Gejala gastritis atau maag diantarnya yaitu tidak nyaman sampai


nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah,
lambung terasa penuh, kembung, bersendawa, merasa cepat kenyang, perut
keroncongan dan sering kentut serta timbulnya luka pada dinding
lambung. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis.

Etiologi gastritis

1. Gastritis akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,


jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi 12 atau
intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan
trauma langsung (Muttaqin, 2011).

27
2. Gastritis kronik

Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi ada
dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin, 2011).

a. Gastritis

b. Gastritis non-infeksi

Patofisiologi gastritis

1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebebkan oleh stress, zat kimia obat-obatan
dan alcohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien
yang mengalami stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV
(Nervus Vagus), yang meningkatkan produksi asam klorida (HCl)
didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
2. Gastritis Kronis
Inflamsi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atu
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H.
Pylory). Gastritis kronis dapat diklarifikasikan sebagai tipe A / tipe B.
Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autorium) diakibatkan dari
perubahan sel parietal, yang meimbulkan atrofit dan infiltrasi seluler.

Manifestasi Klinis gastritis

Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul


perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas.

4.2 Saran

Salah satu cara yang baik untuk terhindar atau mencegah terjadinya
penyakit gastrtitis baik yang kronis maupun akut yakni dimulai dari cara
hidup sehat dan selalu memperhatikan konsumsi makanan dan minum kita
sehari-hari dan yang tidak kalah pentingnya selalu memperhatikan kondisi
psikologi agar tidak terlalu banyak fikiran (stres).

28
Apabila telah memiliki riwayat penyakit gastritis baik akut maupun kronis
dan telah terbiasa mengonsumsi obat, hendaknya konsumsi obat juga
diperhatikan agar tidak terjadi peningkatan penyakit dan kembali lagi selalu
memperhatikan asupan makan serta minuman sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta


:EGC

Jhaquin, A., Psikologi untuk kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2010

Suriring, 2005, Rasa Nyeri di Ulu Hati pada Ibu Hamil. From http//www.bibilung
word press.com.

Yosep, I., Keperawatan jiwa. Bandung: Refika Aditama, 2007.

https://digilib.unila.ac.id/16384/12/BAB%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-hadiharton-6743-2-
babii.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/5029/3/BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/36151977/MAKALAH_GASTRITIS.doc

29

Anda mungkin juga menyukai