OBAT MAAG
DISUSUN OLEH :
1. Dhiny Zsa Zsa Aulia PO.71.39.0.17.047
2. Era Wandira PO.71.39.0.17.049
3. Ester Lusiana Wati PO.71.39.0.17.050
4. Fadila Niki Nurjana PO.71.39.0.17.051
5. Indri Anggraeni PO.71.39.0.17.052
6. Intan Gionopi E. PO.71.39.0.17.053
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Sadakata Sinulingga,Apt, M.Kes
Ferawati Suzalin, Apt, S.Far
Nilai Paraf
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari gastritis ( sakit maag ) ...................................................
2.2 Penyebab gastritis..................................................................................
2.3 Gejala gejala gastritis.............................................................................
2.4.Macam macam gastritis..........................................................................
2.5.Cara pencegahan gastritis.......................................................................
2.6 . Pengobatan ..........................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apakah definisi dari gastritis?
2. Apakah etiologi dari gastritis?
3. Bagaimana patofisiologi dari gastritis?
4. Bagaimana manifestasi klinis pada gastritis?
5. Obat apa saja yang bisa digunakan untuk mengobati maag?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum : Untuk memahami tentang maag
Tujuan Khusus :
Untuk memahami teori tentang gastritis (definisi,etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, komplikasi dan penatalaksanaan)
Agar mahasiswa dapat melakukan swamedikasi obat bebas terhadap pasien maag
Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing
Untuk mengetahui obat bebas apa saja yang bisa digunakan untuk mengobati maag
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENYEBAB GASTRITIS.
Adapun faktor penyebab penyakit maag :
1. Pola makan yang tidak teratur/amburadul.
2. Faktor jenis makanan seperti makanan yang asam dan pedas.
3. Stres.
4. Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lain-lain.
5. Alkohol dan rokok
6. Serangan bakteri
7. Konsumsi obat sembarangan
8. Kafein
9. Minuman bersoda
10. Coklat
Adapun faktor pencetus lain terjadinya gastritis adalah
1. Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi dan dapat
mengakibatkan kelebihan asam lambung dan akan mengiritasi dinding mukosa
lambung.
1
Sumber : Muttaqin, Arif. dan Kumala Sari. Gangguan gastrointestinal. (Jakarta : Salemba Medika,2011), hal 5
2. Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang dapat
merangsang sel dalam lambung yang berlebihan.
3. Makanan yang teksturnya keras dan di makan dalam keadaan panas
4. Mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh, makanan
pedas, makanan asam dan makanan yang mengandung gas secara berlebihan.2
F. PENGOBATAN
Pengobatan maag di bedakan menjadi 2 bagian yaitu ;
1. Obat – obat yang mengurangi keasaman lambung (factor agresif)
Antasida
Antihistamin H-2
PPI (Pompa Proton Inhibitor)
Antimuskarinik
2. Obat - obat yang memperkuat mekanisme pertahanan mukosa (Factor Defensive)
Golongan sitoproteksi yang bekerja dengan meningkat pembentukan PGE-2 & Pg 1-2 dan
memperbaiki mikrosirkulasi
1.1 ANTASIDA
Antasida-antasida lambung adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorida
lambung untuk membentuk garam dan air. Kemanfaatan mereka pada penyakit
ulkus peptikum sepertinya berdasarkan kemampuan mereka mengurangi keasaman lambung
dan karena pepsin tidak aktif dalam larutan pH diatas 4,0 , maka bisa mengurangi aktivitas
peptic. Kebanyajan antasida yang digunakan saat ini mengandung magnesium hidroksiad dan
alumunium hidroksida sebagai bagian yang penting, baik secara sendiri atau dalam
kombinasi 5
Contoh contoh antasida ;
A. Alumunium Hidroksida
Merupakan antasid non sistemik yang bekerja dengan mengikat ion H dalam lambung
dan memindahkannya kedalam usus halus yang mempunyai pH alkali. Dalam usus halus, ion
H ini dilepaskan kembali dan antasid dikembalikan ke bentuk yang tidak larut. Jadi antasid
ini tidak diserap. Obat ini dapat memiliki efek samping konstipasi
B. Kalsium Karbonat
Ca-karbonat merupakan antasid yang efektif karena sebagai antasid, proteinya cukup
kuat, mulai kerjanya cepat, dan masa kerjanya lama.
4
http://gudmakalah.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
5
Muttaqin, Arif. dan Kumala Sari. Gangguan gastrointestinal. (Jakarta : Salemba Medika,2011), hal 5
C. Magnesium Hidroksida
Efektivitasnya sama dengan Ca-karbonat. Efeknya cukup lama karena obat ini sukar
larut setelah bereaksi dengan HCl lambung sehingga obat ini berada lama dalam lambung.
Dalam usus, ion Mg dapat diserap sebanyak 5-10 % dan cepat diekskresi melalui urin.
Pemberian secara terus menerus dapat menimbulkan diare (efek pencahar). Bila terdapat
kelainan ginjal, dapat terjadi retensi Mg sehingga timbul gejala keracunan Mg berupa
kelainan-kelainan seperti neurologic, neuromuscular, dan CV 6
D. Natrium Bikarbonat
Na-bikarbonat merupakan satu-satunya antacid sistemik yang digunakan dalam
pengobatan. Obat ini kerjanya cepat dan sangat efektif dalam menurunkan asam lambung.
Karena efek sistemiknya obat ini dapat menyebabkan alkalosis metabolic.
1.2 H2 Blocker
Obat yang termasuk H2 blocker adalah simetidin. Ranitidin, dan famotidin. Obat
tersebut merupakan penghambat sekresi asam lambung yang kuat, baik oleh histamine,
gastrin, acetylcholine maupun oleh zat-zat lain. obat ini terbukti dapat ,mengurangi lebih dari
90% sekresi asam lambung akibat rangsangan makanan atau rangsangan histamine pada
malam hari. Obat-obat ini mempermudah proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan
ulkus peptikum
1.3 Pompa Proton Inhibitor (H/K ATPase)
Obat-obat golongan ini mempunyai cara kerja yang unik karena mempunyai tempat
kerja dan bekerja langsung pada pompa asam (H/K ATPase) yang merupak tahap akhir
prosessekresi asam lambung dari sel-sel parietal. Pompa proton atau disebut juga pompa
asam ini terdapat dalam sel-sel parietal. Pompa proton ini berlokasi di membrane apical sel
parietal. Dalam proses ini, ion H dipompa dari sel parietal kedalam lumen dan terjadi proses
pertukaran dengan ion K. obat-obat golongan ini bekerja dengan cara memblok sekresi asam
labmung dengan cara menghambat H/K ATPase pump dalam membran sel parietal
Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah:
Omeprazol
Pantoprazol
Lansoprazol7
6
Muttaqin, Arif. dan Kumala Sari. Gangguan gastrointestinal. (Jakarta : Salemba Medika,2011), hal 5
7
Muttaqin, Arif. dan Kumala Sari. Gangguan gastrointestinal. (Jakarta : Salemba Medika,2011), hal 5
kerusakan mukosa lambung yang acid-mediated (missal oleh aspirin) maupun yang acid-
independent (missal oleh alkohol)
Obat sitoprotektif dapat dibedakan atas :
1. Golongan analog prostaglandin (misoprotol)
2. Semua non prostaglandin (karbeneksolon, sukralfat, bismuth keloidal, setraksat).
2.2 Nonprostaglandin
Sukralfat
Sukralfat adalah garam alumunium dari sukrosa sulfat. Obat ini membutuhkan suasana
asam untuk aktivasi dan sebaiknya tidak diberikan bersama dengan antasida, antagonis
reseptor H2,dan PPI. obat ini membentuk pasta kental yang secara selektif terikat pada ulkus
sehingga secara langsung membentuk lapisan dalam permukaan mukosa lambung sebagai
factor defensive terhadap asam lambung dan pepsin.
Setraksat
Setraksat adalah ester dari asam traneksamat. Obat ini bekerja memperkuat faktor-faktor
defensive pada lambung. Efek utamanya ialah meningkatkan aliran darah mukosa lambung
dan duodenum atau memperbaiki mikrosirkulasi mukosa di tepi ulkus dan di mukosa yang
bebas ulkus. Obat ini juga meningkatkan pembentukan PG endogen di mukosa sehingga
dapat menghasilkan percepatan generasi epitel mukosa dan produksi mukus.9
9
Muttaqin, Arif. dan Kumala Sari. Gangguan gastrointestinal. (Jakarta : Salemba Medika,2011), hal 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih
atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari
mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa
perih dan mulas. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu: gastritis akut dan kronis. Gatritis Akut
(inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu
banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang
terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Manifestasi klinis gastritis antara lain anorexia, mual,
muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena.
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit
yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau
sebab lain. Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum
obat jika diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan
secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
Pengobatan maag di bedakan menjadi 2 bagian yaitu obat – obat yang mengurangi
keasaman lambung (factor agresif), seperti antasida, antihistamin H-2, PPI (Pompa Proton
Inhibitor, antimuskarinik dan obat - obat yang memperkuat mekanisme pertahanan mukosa
(Factor Defensive), seperti golongan sitoproteksi yang bekerja dengan meningkat
pembentukan PGE-2 & Pg 1-2 dan memperbaiki mikrosirkulasi.
DAFTAR PUSTAKA