Spektrofotometri
Vitamin C
UV-VIS
Serbuk Cabai
Rumusan Masalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Biji berada didalambuah)
Kelas : Dicotyledoneae (Biji berkeping dua / Biji belah)
Ordo (Bangsa) : Corolliforea
Famili (Suku) : Solanaceae
Genus (Marga) : Capsicum
Spesies (Jenis) : Capsicum frutescens L (Cahyono, 2003)
Diagram Alir
(Hal, 20)
METODE PENELITIAN
Pembuatan kurva baku vitamin C dilakukan dengan cara mengambil larutan vitamin
C 2000 ppm sebanyak 2,5 mL, 3,75 mL, 5 mL, 6,25 mL dan 7,5 mL. Selanjutnya
dimasukkan labu ukur 10 mL dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas,
sehingga didapatkan seri konsentrasi vitamin C (500, 750, 1000, 1250 dan 1500
ppm) dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum (Rosmainar, et
al,. 2018)
Larutan vitamin C 2000 ppm dipipet 3,75 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
(konsentrasi 750 ppm) dan ditambah aquades sampai tanda batas. Serapan
maksimum diukur dengan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 200-
400 nm. Aquades bebas CO2 digunakan sebagai blanko (Rosmainar, et al,. 2018)
Penetapan kadar vitamin C dalam cabai rawit
Penetapan kadar vitamin C pada sampel dilakukan dengan cara larutan sampel
dimasukkan kedalam kuvet dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum yang didapat (Rinanda, 2019)
Analisis data
Hal ini sesuai dengan literatur dari jurnal ilmiah Munira tahun 2019 dan Sutomo
tahun 2017.
Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
(Tabel 6. hal
53)
Hasil Kurva Baku Vitamin C
Kandungan kadar vitamin C yang tertinggi diperoleh pada cabai rawit merah
segar yang tempat pengambilannya dibeli dipasar Legi sebesar 6,2337 mg/g dengan
persentase penurunan tertinggi kadar vitamin C yang dibeli dipasar Legi sebesar
47,9987 %
Kesimpulan
Terimakasih