ABSTRAK
Latar Belakang: Remaja putri rentan terhadap anemia disebabkan terjadinya
menstruasi, pertumbuhan yang cepat (growth sput) namun tidak diimbangi asupan yang
cukup. Penyerapan zat besi sangat baik apabila dikonsumsi bersamaan dengan sumber
vitamin C seperti kelopak bunga Rosella.
Objektif: Tujuan dari penelitian adalah membuktikan manfaat pemberian ekstrak
kelopak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa, Linn) terhadap peningkatan jumlah
eritrosit remaja putri anemia
Metode : Jenis penelitian true eksperiment with randomized pretest and posttest control
group design. Jumlah sampel 40 remaja putri anemia sesuai kriteria inklusi dibagi
dengan teknik randomization, terdiri dari 20 kelompok intervensi diberi ekstrak
kelopak bunga Rosella 279 mg dan tablet Fe 60 mg dan 20 kelompok kontrol diberi
tablet Fe 60 mg dan placebo diberikan 1 x 1 selama 14 hari. Analisis data dengan uji
statistik paired t-test dan independent t-test.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan selisih rata-rata jumlah eritrosit kelompok
intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selisih rata-rata jumlah
eritrosit kelompok intervensi 0,77 juta/mm3 dan kelompok kontrol 0,35 juta/mm3. Serta
terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada jumlah eritrosit remaja putri
anemia antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value < 0,05.
Simpulan : Pemberian ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa, Linn)
efektif meningkatkan jumlah eritrosit remaja putri anemia.
INTRODUCTION
Anemia merupakan masalah gizi yang gr ekstrak kelopak bunga rosella. Kelopak
banyak diderita oleh wanita terutama pada bunga rosella memiliki kandungan zat
ibu hamil dan remaja putri. Berdasarkan besi dan vitamin C lebih tinggi dari
data Riskesdas tahun 2018 prevalensi kandungan zat besi pada daun kelor 6
anemia di Indonesia pada wanita 27,3%. mg/100gram, daun kacang panjang
Pada kelompok umur 15-24 tahun 6,2mg/100gr, bayam merah 7mg/100gr,
mengalami anemia sebesar 32%, serta serta kandungan vitamin C lebih tinggi
kurang lebih dari 21 juta jumlah remaja dibandingkan dengan daun jambu biji
putri, terdapat 4,8 juta mengalami 32,41mg/100gr, buah tomat 40mg/100 gr
kekurangan sel darah merah (Kemenkes dan buah pepaya 78 mg/100 gr.
RI, 2018), (Badan Penelitian dan Senyawa bioaktif pada kelopak
Pengembangan Kesehatan, 2018). bunga rosella diperoleh melalui proses
Kejadian anemia di Indonesia sekitar 50% ekstraksi. Pada uji skrining fitokimia
disebabkan kekurangan zat besi bunga Rosella terdapat senyawa bioaktif
(Bappenas, 2019). flavonoid dan antosianin. Sebagian besar
Anemia pada remaja putri senyawa ini terdeteksi pada daun sorghum
disebabkan karena terjadinya perdarahan caudatum untuk mengobati anemia
saat menstruasi sehingga kehilangan zat (Agbangnan et al., 2012). Senyawa
besi sekitar 0,4-0,5 mg/hari, kebutuhan zat antosianin dapat merangsang produksi
besi meningkat karena pertumbuhan yang eritropoietin yang berpengaruh dalam
cepat (growth spurt), mengalami penyakit pembentukan sel darah merah (eritrosit)
kronik dan penyakit infeksi, serta pola (Da-Costa-Rocha et al., 2014), (Oktaviani
makan yang tidak baik (Masthalina, & Megantara, 2018). Pemberian ekstrak
2015). kelopak bunga Rosella dosis 279mg/60
Program pemberian suplemen tablet kgBB dikonversi dari dosis mencit ke
tambah darah mengalami beberapa manusia diharapkan dapat membantu
hambatan dalam mengatasi anemia, salah untuk mengatasi anemia, berdasarkan
satunya disebabkan karena asupan pada penelitian Sembiring pemberian 48
makanan yang tidak memenuhi angka mg/20kgBB efektif dalam meningkatkan
kecukupan gizi (AKG) (P. Sari et al., sel darah merah mencit (Sembiring et al.,
2020),(Kemenkes RI, 2013). Asupan 2013).
makanan terutama asupan zat besi dan Oleh karena itu, penelitian ini
vitamin C yang tidak sesuai kebutuhan bertujuan untuk membuktikan manfaat
akan menurunkan efektivitas pemberian pemberian ekstrak kelopak bunga Rosella
tablet tambah darah. Hasil penelitian (Hibiscus Sabdariffa, Linn) untuk
Akib, dkk sebanyak 73,3% remaja meningkatkan jumlah eritrosit remaja
mengalami anemia karena tingkat asupan putri anemia.
vitamin C dan zat besi yang kurang (Akib
& Sumarmi, 2017). METHODS
Kelopak bunga Rosella memiliki Rancangan Penelitian
kandungan zat besi dan vitamin C yang Jenis penelitian ini kuantitatif dengan
tinggi. Kandungan zat besi dan vitamin C rancangan penelitian true eksperiment with
dalam 100 gr kelopak bunga Rosella, randomize pretest and posttest control
yaitu zat besi sebesar 8,98 mg dan vitamin group design. Sampel penelitian ini
C 244,4 mg (Sembiring et al., 2013).
berjumlah 40 orang yang dibagi 2
Kandungan kelopak bunga Rosella dalam
kelompok, yaitu kelompok intervensi dan
bentuk ekstrak lebih tinggi yaitu zat besi
13,59 mg dan vitamin C 336,3 mg per 100 kelompok kontrol.
Pembagian sampel pada masing- Ekstraksi Kelopak Bunga Rosella
masing kelompok dengan proses Kelopak bunga Rosella kering,
randomisasi, yaitu membuat 40 amplop diblender hingga menjadi bentuk simplisia.
bertulisan kode A 20 amplop dan kode B Metode ekstraksi yang digunakan adalah
20 amplop. Semua amplop diacak, setiap maserasi UAE, Yaitu simplisia sejumlah 1
subjek yang memenuhi kriteria penelitian kg di maserasi dengan menggunakan
mendapatkan satu amplop yang dipilih etanol 96% hingga terendam menggunakan
oleh subjek dan dibuka oleh enumerator bantuan ultrasonic 48 KHz +/- 30".
(Single Blind). Kemudian dilakukan filtrasi sehingga
Pada penelitian ini kode A terpisah antara ampas dengan maserat.
merupakan kelompok intervensi dan Kode Hasil maserasi kelopak bunga Rosella yang
B merupakan kelompok kontrol. telah jadi disaring menggunakan corong
Kelompok intervensi diberikan ekstrak bucher kemudian diuapkan dengan wind
kelopak bunga Rosella dengan dosis 279 evaporator pada suhu 30-40 derajat untuk
mg dan tablet Fe 60 mg selama 14 hari. menghilangkan kandungan pelarut
Kelompok kontrol diberikan tablet Fe etanolnya.
60mg dan placebo selama 14 hari. Kemudian menghasilkan ekstrak
Pemeriksaan jumlah eritrosit menggunakan kelopak bunga Rosella (Hibiscus
alat hematology analyzer yang diperiksa di Sabdariffa, Linn) dalam bentuk semi solid
Laboratorium IBL dan Laboratorium dan berwarna merah gelap pekat atau
Puskesmas Srondol. ekstrak kental. Dryer sampai diperoleh
Penelitian ini sudah mendapatkan ekstrak kental. Setelah itu proses
kristalisasi atau pemadatan, ekstrak kental
izin Komite Etik Penelitian Kesehatan
ditambahkan dengan residu simplisia
RSUD Dr. Moewardi Fakultas Kedokteran
dengan jumlah disesuaikan kebutuhan.
Universitas Sebelas Maret tanggal 18 Kemudian di mixing hingga lebih
Maret 2021 nomor: 333 /III /HREC /2021. homogen, lalu dikeringkan dengan alat
Peneliti menggunakan informed consent food dehidrator sampai menjadi serbuk.
untuk ketersedian menjadi subjek Hasil ekstrak kelopok bunga Rosella yang
penelitian. Penelitian ini menggunakan uji sudah menjadi serbuk, siap untuk
parametrik paired t-test pada masing- dilakukan pengkapsulan. Setelah itu
masing kelompok, uji independent t-test ekstrak kelopak bunga Rosella dimasukkan
pada kelompok yang berbeda ke dalam kapsul dengan dosis 279 mg/60
kgBB.
RESULT
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Menstruasi dan Asupan
Makanan (Asupan Protein, Vitamin C dan Zat Besi)
Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Nilai p
Mean±SD Mean ± SD
Lama Menstruasi 7 ± 0,51 6 ± 0,59 0,395b
Protein 50,2 ± 2,99 53,0 ± 2,41 0,131a
Vitamin C 66,7 ± 6,88 71,9 ± 7,64 0,637b
Zat besi 7,4 ± 0,99 8,3 ± 0,98 0,674a
a
Independent t-test, b Mann-Whitney
Data karakteristik subjek Hasil uji independent t-test pada
berdasarkan lama menstruasi pada karakteristik subjek penelitian yang terdiri
kelompok intervensi dan kelompok dari asupan protein pada kelompok
kontrol dalam kategori normal. Rata-rata intervensi dan kontrol didapatkan nilai
lama menstruasi kelompok intervensi 7 p > 0,05, maka tidak ada perbedaan
hari dan kontrol 6 hari. asupan protein antara kelompok intervensi
Data karakteristik subjek dan kontrol. Serta pada uji Mann-Whitney
berdasarkan asupan makanan. Asupan karakteristik subjek terdiri dari lama
protein pada kelompok intervensi dan menstruasi, asupan vitamin C dan zat besi
kelompok kontrol dalam kategori normal. kelompok intervensi dan kontrol
Sedangkan pada asupan vitamin C dan zat didapatkan nilai p > 0,05, maka tidak ada
besi pada kelompok intervensi dalam perbedaan lama menstruasi, asupan
kategori kurang dan pada kelompok vitamin C dan zat besi antara kelompok
kontrol dalam kategori normal. intervensi dan kontrol.
Tabel 2
Uji Normalitas Jumlah eritrosit sebelum, setelah dan selisih
pada kelompok intervensi dan Kelompok kontrol
Variabel Kelompok Intervensi (n=20) Kelompok Kontrol (n=20)
Mean±SD Nilai p Mean±SD Nilai p
Jumlah Eritrosit Pretest 3,40±0,14 0,264 3,38±0,13 0,075
(Juta/mm3) Posttest 4,18±0,27 0,604 3,73±0,20 0,303
Δ 0,77±0,23 0,739 0,35±0,17 0,147
*shapiro-wilk
Uji normalitas untuk menentukan uji Hasil uji normalitas data
hipotesis yang akan digunakan sebelum menggunakan shapiro-wilk, pada jumlah
melakukan uji bivariat. Uji normalitas eritrosit kelompok intervensi dan kontrol
data yang digunakan shapiro-wilk karena didapatkan p > 0,05 sehingga data
jumlah sampel penelitian < 50 sampel. berdistribusi normal.
Tabel 3
Perubahan Jumlah Eritrosit Sebelum dan Setelah
Perlakuan pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.
Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Mean ± SD Mean ± SD Nilai P
Jumlah Eritrosit Pretest 3,40 ± 0,14 3,38 ± 0,14 0,570 b
(Juta/mm3) Posttes 4,17 ± 0,27 3,73 ± 0,21 0,001 b
t
Nilai p 0,001a 0,001a
Selisih 0,77 ± 0,23 0,35 ± 0,17 0,001 b
a
Paired t-test, Independent t-test
b