Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

EFEKTIVITAS KOMBINASI JUS HATI AYAM DAN SERBUK


BIJI MELINJO SEBAGAI BAHAN PENGINDUKSI
HIPERURISEMIA PADA TIKUS
Submitted : 18 Oktober 2021
Edited : 23 Mei 2022
Accepted : 30 Mei 2022

Siti Sadiah1,4, Mawar Subangkit2,4, Jurnila Sari Tanjung3


1
Divisi Farmakologi dan Toksikologi/Departemen AFF/Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University,
Bogor, Jawa Barat, Indonesia;
2
Divisi Patologi Klinik/Departemen KRP/Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University, Bogor, Jawa
Barat, Indonesia;
3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University, Bogor, Jawa Barat, Indonesia;
4
Pusat Studi Biofarmaka Tropika, LPPM, IPB University, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Email : sitisa@apps.ipb.ac.id

ABSTRAK
Penelitian uji in vivo untuk membuktikan efektifitas sebagai antihiperurisemia memerlukan
hewan model dengan kondisi hiperurisemia. Makanan yang mengandung basa purin yang tinggi
berpotensi meningkatkan kadar asam urat dalam darah di antaranya adalah hati ayam dan biji melinjo.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas kombinasi jus hati ayam dan serbuk biji melinjo dalam
menghasilkan kondisi hiperurisemia pada tikus dengan onset dan durasi yang paling optimal. Enam
kelompok tikus putih Sprague Dawley (n=5) terdiri dari kelompok normal, kelompok kontrol positif,
kelompok jus hati ayam, kelompok serbuk biji melinjo dan dua kelompok yang diberikan kombinasi jus
hati ayam dan serbuk biji melinjo dengan komposisi yang berbeda, kecuali kelompok normal semua
kelompok diberikan perlakuan setiap hari selama 15 hari secara per oral. Parameter yang diamati adalah
kadar asam urat yang diukur setiap 3 hari sekali dan bobot badan. Hasil menunjukan kombinasi jus hati
ayam dan serbuk melinjo dengan dosis setengah dari dosis tunggal masing-masing memiliki onset dan
durasi yang lebih baik. Kesimpulan penelitian ini bahwa kombinasi jus hati ayam dan serbuk biji melinjo
bersifat potensiasi sebagai bahan penginduksi kondisi hiperurisemia pada tikus.

Kata kunci: hiperurisemia, tikus model, hati ayam, biji melinjo

ABSTRACT
An in vivo test study to prove its effectiveness as an antihyperuricemia requires an animal model
with a hyperuricemic condition. Foods that contain high purine bases have the potential to increase uric
acid levels in the blood, including chicken liver and melinjo seeds. This study aims to determine the
effectiveness of the combination of chicken liver juice and melinjo seed powder in producing
hyperuricemia conditions with the most optimal onset and duration in rats in vivo. Six groups of white
Sprague Dawley rats (n=5) consisted of a normal group, a positive control group, a chicken liver juice
group, a melinjo seed powder group and two groups that were given a combination of chicken liver juice
and melinjo seed powder with different compositions. The treatment was given every day for 15 days
orally. The parameters observed were uric acid levels which were measured every 3 days and, body
weight. The results showed that the combination of chicken liver juice and melinjo powder with a half
dose of a single dose each had a better onset and duration. The conclusion of this study is that the
combination of chicken liver juice and melinjo seed powder is potent as an inducer of hyperuricemia in
rats.

Keywords: hyperuricemia, rat model, chicken liver, melinjo seeds

136 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

PENDAHULUAN signifikan sebesar 81.2% yang diukur


Hiperurisemia adalah salah satu dengan spektrofotometer pada hari ke 10
penyakit sindroma metabolik yang ditandai dibandingkan dengan kelompok normal (p
dengan tingginya kadar asam urat dalam <0.05). Bahan alam lain yang juga
darah(1) Hiperurisemia saat ini dianggap mengandung purin yang tinggi adalah hati
sebagai faktor risiko nefropati diabetik ayam. Penelitian Rahayu(8) menunjukkan
(DN) (2), cedera ginjal akut dan kronis(3,4). bahwa jus hati ayam juga mampu menaikan
Prevalensi hiperurisemia terus meningkat kadar asam urat yang signifikan dengan
secara cepat pada beberapa dekade terakhir rata-rata kadar asam urat tikus sekitar
dan hasil survei menunjukkan kejadian 59.19%. Kedua bahan alam ini telah
hiperurisemia mencapai 9,3% (8,4% kasus terbukti berpotensi menginduksi kondisi
pria dan 10,2% kasus wanita)(5). Di hiperurisemia pada tikus, namun belum ada
Indonesia diperkirakan mencapai 1,6- penelitian yang mengkombinasikan kedua
13,6/100.000 orang dan prevalensi ini bahan alam tersebut dan membandingkan
meningkat seiring dengan pertambahan dengan penggunaan tunggalnya. Apakah
umur(6). Tingginya prevalensi kasus kombinasi tersebut akan bersifat sinergis,
hiperurisemia mendorong dilakukan potensiasi atau justru bersifat antagonis
penelitian pencarian senyawa obat baru yang menurunkan potensinya. Kajian ini
khususnya dari bahan alam. Untuk diharapkan dapat menjadi acuan untuk
pembuktian khasiat secara in vivo pengujian antihiperurisemia.
diperlukan hewan model dengan kondisi
hiperurisemia. METODE PENELITIAN
Salah satu penyebab tingginya asam Alat dan Bahan
urat dalam darah dapat disebabkan oleh Alat: Spektrofotometer (ST.
produksi asam urat yang berlebihan dan Reagensia Chemistry Analizer), sentrifuse,
pembuangan asam urat yang berkurang . blender, timbangan, kandang jepit tikus,
Penyebab produksi asam urat yang oven, saringan, nampan, mortar dan
berlebihan di antaranya adanya gangguan stemper, spoid, pengaduk, tabung reaksi,
metabolisme purin bawaan (penyakit gelas ukur 50 mL dan 500 mL, mikropipet,
keturunan), berlebihan mengkonsumsi evendolf, sonde lambung.
makanan berkadar purin tinggi, dan adanya Bahan dan hewan coba: tikus putih
penyakit kanker atau pengobatan Rattus norvegivus galur Sprague Dawlay
(kemoterapi), pembuangan kadar asam urat jantan 30 ekor, biji melinjo segar ( Bogor,
yang berkurang akibat minum obat (anti Jawa Barat), hati ayam broiler segar ,
TBC, obat duretik/HTC, dan salisilat) kalium oksonat (Aldrich), CMC (karboksi
dalam keadaan lapar. Oleh karena itu, metil selulosa) 0.5% (Central kimia),
pendekatan yang dilakukan untuk kapas, povidine iodine, reagen uric acid
menghasilkan hewan model hiperurisemia FS* TBHBA, aquades.
di antaranya dengan pemberian bahan
makanan tinggi purin. Pembuatan Serbuk Biji Melinjo
Biji Melinjo (gnetum gnemon) Biji melinjo sebanyak 2.5 kg
adalah salah satu jenis bahan alam yang dipisahkan dari kulit luar dan cangkangnya
kandungan purinnya cukup tinggi, dan hingga diperoleh daging biji. Selanjutnya
berdasarkan penelitian yang dilakukan daging biji melinjo diiris tipis dan
Sari(7), biji melinjo mampu meningkatkan dikeringkan di oven pada suhu 400C hingga
kadar asam urat darah tikus jantan secara memiliki tekstur seperti keripik. Setelah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 137


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

itu, biji melinjo kering dihaluskan Sebanyak 1 gram CMC dalam beaker
menggunakan blender hingga menjadi glass di add dengan aquades hangat hingga
tepung dan diayak dengan ayakan 100 200 mL dan diaduk secara manual hingga
mesh. homogen.

Pembuatan Suspensi Biji Melinjo (BM) Uji In vivo


Tepung biji melinjo dan larutan CMC Aklimatisasi
0,5% dengan perbandingan 1 gram tepung : Hewan model yang digunakan adalah
3 mL CMC 0.5% dihaluskan dengan tikus Sprague Dawley berjenis kelamin
blender hingga menjadi suspensi yang jantan dengan umur 6 minggu. Tikus
homogen. dipelihara pada siklus terang dan gelap.
Semua tikus diberi pakan standar 20 g per
Pembuatan Jus Hati Ayam (HA) ekor dan air ad libitum. Semua tikus
Sebanyak 50 gram hati ayam dan 40 dikelompokkan menjadi 6 kelompok (n=5)
mL akuades dihaluskan dengan blender ekor dalam boks plastik dengan penutup
sampai halus dan digenapkan menjadi 50 ram kawat dan diadaptasikan selama 1
mL (perbandingan 1:1) (Rahayu et al. minggu.
2016).
Perlakuan
Pembuatan larutan Kalium Oksonat Masing-masing tikus dalam
(KO) kelompok diberikan induksi yang berbeda
Kalium oksonat dan CMC 0,5% seperti tampak pada Tabel 1. Pemberian
dengan perbandingan 0,3 g kalium oksonat induksi dilakukan setiap hari selama 15
: 6 mL CMC 0,5% dihomogenkan dengan hari. Pengukuran kadar asam urat dilakukan
pengadukan manual. pada hari ke 0, 4, 7, 10, 13, 16, 19, dan 22
dengan uji biokimia darah melalui serum
darah menggunakan spektrofotometer (ST.
Pembuatan CMC 0.5% Reagensia Chemistry Analyzer).

Tabel 1. Pembagian kelompok perlakuan hewan model


Kelompok
Bahan penginduksi Dosis Rute pemberian
(n=5)
1(Normal) CMC 0.5% 1 mL/ekor PO
2 (KO) KO 250 mg/kgBB PO
3 HA 4 mL/200 gBB PO
4 BM 10 g/kgBB PO
5 Kombinasi 1 BM : HA BM: 5 g/kgBB PO (P: 1 kali, J: 3
HA: 2 mL/kgBB jam)
6 Kombinasi 2 BM : HA BM: 10 g/kgBB PO (P: 2kali, J: 2
HA: 4ml/200gBB jam)
Keterangan: KO= kalium oksonat; BM=biji melinjo; HA= hati ayam; PO=peroral; P=pemberian;
J=jeda pemberian

138 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

Pengukuran Kadar Asam Urat penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
Pengambilan darah untuk pengujian norvegicus) galur Sprague Dawley. Tikus
kadar asam urat serum dilakukan sebanyak Sprague Dawley merupakan galur yang banyak
delapan kali, yaitu pada hari ke 0, 4, 7, 10, 13, digunakan dalam penelitian dengan
16, 19, dan 22. Darah diambil dari vena ekor pertimbangan perkembangbiakannya yang
sebanyak 0.5 mL, kemudian disentrifuse pada cepat, temperamennya yang tenang dan relatif
4500 rpm selama 10 menit. Bagian serum mudah penanganannya. Pemilihan tikus putih
diambil 20 µ lalu ditambahkan 1000 µL reagen jantan (Rattus norvegicus) sebagai hewan model
reagen uric acid FS* TBHBA, kemudian diukur karena tikus jantan memiliki kestabilan
menggunakan alat spektofotometer (ST. hormonal dibanding tikus betina. Hal ini
Reagensia Chemistry Analyzer), masing-masing disebabkan tikus betina mengalami siklus estrus
pengukuran diulang tiga kali. masa kehamilan dan menyusui yang akan
mempengaruhi kondisi psikologis hewan model.
Perhitungan Persentase Kenaikan Berat Tikus jantan (Rattus norvegicus) tidak memiliki
Badan hormon estrogen, walaupun ada jumlahnya
Bobot badan tikus ditimbang pada hari ke sedikit. Hormon estrogen bermanfaat untuk
0, 4, 7, 10, 13, 16, 19, dan 22, kemudian meningkatkan pengeluaran asam urat melalui
dilakukan perhitungan persentase kenaikan berat urin(10).
badan selama perlakuan pada hari ke 16 dan Kadar normal asam urat pada tikus adalah
kenaikan setelah perlakuan pada hari ke 22. 1.7 - 3.0 mg/dL dan tikus dikatakan
Rumus perhitungan seperti di bawah ini. hiperurisemia jika kadar asam uratnya di atas 3.0
(11)
. Hiperurisemia disebabkan melalui tiga
% Kenaikan Berat Badan Selama Perlakuan faktor. Pertama, penurunan ekskresi asam urat
= x 100% dalam tubuh. Penurunan ekskresi asam urat
terjadi pada 90% kasus yang disebabkan karena
Keterangan: B0: Rata-rata berat badan tikus idiopatik primer, penurunan fungsi renal,
pada hari ke 0 ; B16: Rata-rata berat badan tikus penghambatan sekresi asam urat (ketoasidosis,
pada hari ke 16 laktat asidosis), hipertensi, obat-obatan (salisilat
dosis rendah, diuretik, pirazinamid, ethambutol,
Analisis Data warfarin, siklosporin, teofilin, levodopa, asam
Antar kelompok perlakuan dilakukan nikotinat, alkohol). Kedua, adanya peningkatan
analisis varian satu arah (ANOVA One Way) produksi asam urat. Ketiga, kombinasi kedua
dan analisis uji T independen menggunakan mekanisme tersebut. Kadar asam urat tergantung
software SPSS versi 22.0. Nilai dengan p < 0,05 jenis kelamin, umur, berat badan, tekanan darah,
menunjukkan perbedaan yang signifikan. fungsi ginjal, status peminum alkohol dan
kebiasaan memakan makanan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN mengandung diet purin yang tinggi. Asam urat
Penggunaan hewan model (hewan coba) dikeluarkan di ginjal (65-75%) dan traktus
sangat diperlukan dalam penelitian in vivo di gastrointestinal (25-35%). Kadar asam urat di
bidang biomedik. Tikus sebagai hewan model darah tergantung pada keseimbangan produksi
telah banyak digunakan pada penelitian
dan ekskresinya (12).
dikarenakan siklus hidupnya pendek, biaya Hasil pengukuran kadar asam urat pada
perawatan lebih murah, relatif mudah tikus yang diinduksi selama 15 hari seperti
perawatannya dan tersedia database dalam tampak pada Gambar 1. Pengukuran kadar asam
menginterpretasikan data yang relevan untuk urat dilakukan pada hari ke 0 atau sehari sebelum
manusia(9). Tikus yang digunakan pada
induksi kemudian berturut-turut pada hari ke 4,

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 139


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

ke 7, ke 10, ke 13 selama proses induksi menunjukkan adanya peningkatan dan masih


diberikan dan dilanjutkan lagi pengukuran pada dalam batas normal. Hanya kelompok 5 yang
hari ke 16, ke 19 dan ke 22 untuk mengamati sudah menunjukkan adanya peningkatan kadar
kadar asam urat setelah tidak lagi diberikan di atas 3 mg/dL yaitu sebesar 3.35±1.04 mg/dL.
induksi. Pada hari ke 7 induksi semua kelompok sudah
Pada hari ke 0 atau sehari sebelum menunjukkan kondisi hiperurisemia, kadar asam
induksi rata-rata kadar asam urat semua urat tertinggi pada kelompok 4 sebesar
kelompok pada range (1.79±0.14) mg/dL (4.64±0.27) mg/dL dan terendah pada kelompok
hingga (3.0±0.73) mg/dL. Hal ini menunjukkan
3 yang diberikan hati ayam yaitu sebesar (3.82
bahwa tikus pada semua kelompok berada pada
kondisi normal karena menurut Anandagiri(11), ±0.20) mg/dL. Pada hari ke 10 semua kelompok
kadar asam urat tikus normal adalah tidak yang diinduksi masih berada dalam kondisi
melebihi 3 mg/dL. Nilai kadar asam urat dalam hiperurisemia namun tidak terjadi peningkatan
kondisi normal ini juga ditunjukan oleh yang signifikan kecuali pada kelompok 5 yang
kelompok 1 yang hanya diberikan larutan CMC mencapai kadar asam urat sebesar (6.26±1.18)
0,5% selama 15 hari perlakuan berada pada mg/dL dan masih terus meningkat setelah
rentang normal yaitu kurang dari 3 mg/dL
induksi hari ke 13 sebesar (7.04±3.01) mg/dL.
dengan rata-rata nilai asam urat berturut-turut
dari hari 0 sampai hari ke 22 yang terendah Pada pengukuran hari ke 16 atau sehari setelah
adalah (1.79±0.14) mg/dL dan yang tertinggi tidak lagi dilakukan induksi kadar asam urat
(2.37±0.23) mg/dL. Kelompok normal ini juga pada semua kelompok mengalami penurunan
membuktikan bahwa larutan pensuspensi CMC namun hingga pengamatan hari ke 22, kadar
0,5% dan proses pencakokan tidak berpengaruh asam urat pada semua kelompok yang diinduksi
terhadap kadar asam urat pada tikus. masih pada kondisi hiperurisemia dengan kadar
Pada hari ke 4 setelah induksi kadar asam
asam urat di atas 3 mg/dl dan berbeda nyata
urat pada kelompok 2, 3, 4 dan 6 belum
dengan kelompok normal yang tidak diinduksi.

Gambar 1. Kadar asam urat pada tikus (mg/dL) (n = 3) selama 15 hari perlakuan secara
peroral

Ket: Kelompok 1 adalah kelompok normal yang tidak diinduksi ; kelompok 2 yang diinduksi Ca-
oksonat;.kelompok 3 yang diinduksi jus hati ayam dosis 4 ml/200gBB; kelompok 4 yang
diinduksi suspensi biji melinjo dosis 10 g/kgBB; kelompok 5 yang diinduksi kombinasi Melinjo
: Hati ayam (5 g/kgBB : 2 mL/200gBB ) kel; kelompok 6 yang diinduksi kombinasi melinjo :
Hati ayam (10 g/kgBB : 4 mL/kgBB);

140 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

Kelompok tikus yang diberikan urat yang drastis pada hari ke-16
kalium oksonat 250 mg/kg BB (kelompok perlakuan.
2) secara per oral bertujuan untuk Kelompok 5 adalah kelompok yang
memastikan bahwa metode induksi untuk diberikan kombinasi suspensi biji melinjo
meningkatkan asam urat adalah valid 5 g/kgBB dan jus hati ayam 2 ml/200
karena pada kontrolnya terjadi kenaikan gramBB. Dosis ini adalah setengah dari
asam urat. Kalium oksonat merupakan dosis tunggalnya pada kelompok 3 (jus
bahan penginduksi asam urat yang paling hati ayam 4ml/200 gBB) dan kelompok 4
sering digunakan dan sudah terbukti dapat (suspensi biji melinjo 10g/kgBB). Hasil
meningkatkan nilai asam urat pada hewan ini menunjukkan bahwa kombinasi
model. Hal ini disebabkan sifat kalium suspensi biji melinjo dan jus hati ayam
oksonat yang berpotensi sebagai inhibitor secara signifikan lebih baik dibandingkan
urikase yang kompetitif, yang dapat pemberian tunggalnya. Kombinasi kedua
menaikkan kadar asam urat dengan cara bahan bersifat potensiasi artinya kekuatan
mencegah asam urat berubah menjadi kombinasi kedua obat lebih besar dari
allantoin sehingga tidak tereliminasi lewat jumlah kedua obat tersebut (14). Potensiasi
urin. Enzim tersebut dapat mengurai asam menggambarkan efek sinergistik tertentu,
urat menjadi allantoin yang dapat larut yakni suatu interaksi obat dimana hanya
dalam air. Jika enzim tersebut dihambat satu dari dua obat yang tindakannya
maka akan terjadi penumpukan asam urat diperbesar oleh keberadaan obat kedua.
dalam tubuh hewan model (12). Efek sinergis terjadi ketika dua obat atau
Berdasarkan hasil yang diperoleh lebih, dengan atau tanpa efek yang sama
pada pemberian kalium oksonat secara digunakan secara bersamaan untuk
peroral, kondisi hiperurisemia terjadi pada mengkombinasikan efek yang memiliki
hari ke 7 induksi dengan nilai asam urat luaran yang lebih besar dari jumlah
(4.64±0.62) mg/dL. Selanjutnya pada hari komponen aktif satu obat saja(15).
ke 10 nilai asam urat mengalami Dari semua perlakuan rata-rata onset
peningkatan menjadi (4.51±0.59) mg/dL diperoleh pada hari ke 7 kecuali pada
dan mencapai puncak pada hari ke 13 kelompok 5 dan kondisi hiperurisemia
dengan nilai asam urat (5.73±1.38) mg/dL. puncak terjadi pada hari ke 13, kemudian
Pada hari ke 16, 19, dan 22 setelah seiring dengan penghentian perlakuan
perlakuan kadar asam urat mengalami terjadi penurunan kadar asam urat. Oleh
penurunan, tetapi masih dalam keadaan karena itu untuk pengujian obat
hiperurisemia. Mengacu pada beberapa antihiperurisemia sebaiknya dilakukan
literatur, pemberian kalium oksonat selama proses induksi. Hal ini sejalan
umumnya diberikan melalui injeksi dengan metode pengujian yang
intraperitoneal dengan puncak tertinggi dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat
efektivitas kalium oksonat di jam ke 2 Dan Makanan (16), bahwa obat
setelah pemberian kalium oksonat (13). antihiperurisemia diberikan saat dilakukan
Akan tetapi pada penelitian ini induksi induksi hiperurisemia agar efek dari obat
kalium oksonat dilakukan secara per oral yang sebagai antihiperurisemia dengan
dengan pertimbangan mengurangi menurunkan kadar hiperurisemia bukan
kesakitan dan stress akibat injeksi setiap karena penghentian bahan induksi
hari. Diperkirakan jalur pemberian obat hiperurisemia.
yang berbeda menjadi salah satu faktor Berdasarkan data yang diperoleh
yang menyebabkan penurunan nilai asam menunjukkan bahwa kenaikan kadar asam

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 141


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

urat paling tinggi terdapat pada kelompok Tabel 2. Persentase kenaikan berat badan
5 yang diberi kombinasi suspensi biji tikus selama perlakuan (%)
melinjo 5 gram/kgBB dan jus hati ayam 2 Kelom 1 2 3 4 5 6
ml/200 gramBB yaitu sebesar 233,64%. pok
Kelompok berikutnya adalah kelompok 4 Kenaikan
yang diberi suspensi biji melinjo 10 Bobot 11. 11. 16 4. 10. 9.
gr/kgBB sebesar 169,19%, disusul oleh badan (%)65 76 .3 99 62 46
kelompok 3 yang diberi jus hati ayam 4
ml/kgBB sebesar 127,96%. Kenaikan Seperti tampak pada tabel 2, biji
persentase kadar asam urat pemberian melinjo tunggal (kelompok 4) kenaikan
tunggal biji melinjo dan jus hati ayam bobot badannya jauh lebih rendah
pada penelitian ini jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok normal, dan
dibandingkan penelitian yang dilakukan sebaliknya pada pemberian jus hati ayam
sebelumnya oleh Sari (7) dan Rahayu (8). Hal tunggal (Kelompok 3) kenaikan bobot
ini dapat disebabkan karena dosis serbuk badannya jauh lebih tinggi dibandingkan
biji melinjo pada penelitian Sari lebih kelompok normal. Kenaikan bobot badan
rendah yaitu 4,5 g/kg bb dan hanya selama perlakuan ini menjadi penting
diberikan selama 9 hari. Sementara pada diperhatikan karena karena dapat menjadi
hati ayam diduga ras/jenis ayam (boiler penyebab lain dari gangguan sindrom
atau kampung), umur dan jenis kelamin metabolisme.
dapat memberikan pengaruh yang berbeda Jus hati ayam tidak hanya mengandung
pada kandungan purinnya. purin tetapi juga mengandung lemak yang
Hasil uji statistik one way ANOVA tinggi, yaitu kira-kira 3-5% dari berat basah
yang dilakukan menunjukkan bahwa atau 10-15% dari berat kering hati (17).
terdapat perbedaan nilai rata-rata asam Berbeda dengan biji melinjo yang hanya
urat yang berbeda nyata antar kelompok mengandung lemak sebesar 0,8% (18). Pada
dengan waktu optimum pemberian induksi pemberian kombinasi dengan dosis setengah
pada hari ke 7 sampai hari ke 16. Hasil dari dosis tunggalnya (kelompok 5) tampak
penelitian ini menguatkan bahwa kenaikan bobot badannya tidak jauh berbeda
penggunaan kombinasi kombinasi dengan kelompok kontrol. Dengan hasil ini
suspensi biji melinjo 5 gram/ kgBB dan jus lebih menguatkan lagi bahwa induksi
hati ayam 2 ml/200 gramBB terbukti lebih kombinasi biji melinjo dan jus hati ayam
baik dibanding pemberian tunggal lebih baik daripada pemberian tunggalnya
suspensi biji melinjo maupun jus hati untuk menginduksi hiperurisemia pada tikus.
ayam.
Data samping lain yang dihasilkan SIMPULAN
selain penentuan kadar asam urat adalah Induksi hiperurisemia pada tikus
persentasi kenaikan bobot badan selama model yang paling baik adalah pemberian
induksi dilakukan. Bobot badan kombinasi serbuk biji melinjo 5 g/kgBB dan
merupakan salah satu parameter untuk jus hati ayam 2 ml/200gBB secara peroral.
menunjukkan ada tidaknya pengaruh Onset hiperurisemia tercapai pada hari ke-4
perlakuan pada kondisi hewan coba. dan puncaknya pada hari ke-13 perlakuan.
Selama perlakuan diharapkan hewan coba Kadar asam urat kembali menurun seiring
dapat tetap bertambah bobotnya seperti penghentian induksi sehingga induksi perlu
pada kelompok normal. diberikan selama perlakuan pemberian
senyawa yang berpotensi antihiperurisemia.

142 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

UCAPAN TERIMAKASIH Adolescents (16-24 Years Old) in Arjasa


Terimakasih kami sampaikan kepada Primary Health Center, Situbondo
Rispro-LPDP yang telah mendanai penelitian Regency. Pustaka Kesehatatan. 6(1):38.
ini melalui skim penelitian PRN kemerinstek doi:10.19184/ pk.v6i1.6765.
pendanaan tahun 2020/2021 dan Unit 7. Sari NK, Soemardji AA, Fidrianny I.
Kandang Hewan Pusat Studi Biofarmaka 2019. The Effect of Melinjo (Gnetum
Tropika LPPM IPB yang telah memfasilitasi gnemon L.) Leaves and Melinjo Peel
penelitian ini. Artikel ini telah dipaparkan Extracts on Induced-Hyperuricemia
pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Male Rats Model. J Med Heal. 2(4).
Apoteker Indonesia tahun 2021. doi:10.28932/jmh.v2i4.1840.
8. Rahayu L, Sandhiutami NMD, Dewi
DAFTAR PUSTAKA RS. 2016. The 15th National Congress
1. Liu Xiu, Qiulan Lv, Hongyan Ren, Liu of Indonesian Society of Pharmacology.
Gao, Peng Zhao, Xiaomin Yang, Di dalam: Activity of Chayote Water
Guanpin Yang, Daxing Xu, Guantao Extract (Sechium edule (Jacq). Sw) on
Wang, Wan Yang, Pengjun Wang, Reducing Uric Acid Blood Level of
Zwnglan Wang, Shicjao Xing, 2020, Hyperuresemic Rats Induction with
The altered gut microbiotaof high- Chicken Liver Juice. Jakarta: PB IKAFI.
purine-induced hyperuricemia rats and hlm 216–223.
its correlation with hyperuricemia, http://u.lipi.go.id/1474353731.
PeerJ, DOI 10.7717/peerj.8664 9. Abiola O. 2014. Haematological profile
2. T. Kosugi, T. Nakayama, M. Heinig et shows that Inbred Sprague Dawley rats
al.,2009, Effect of lowering uric acid on have exceptional promise for use in
renal disease in the type 2 diabetic db/db biomedical and pharmacological studie.
mice, American Journal of Physiology- Asian J Biomed Pharm Sci. 4(37):33–
Renal Physiology, vol. 297, no. 2, pp. 37. doi:10.15272/ajbps.v4i37.597.
F481–F488. 10. Rakanita Y, L H, Tandi J, Mulyani S.
3. A. A. Ejaz, R. J. Johnson, M. Shimada et 2017. Efektivitas Anthihiperurisemia
al,2019, The role of uric acid in acute Ekstrak Etanol Daun Seledri (EEDS)
kidney injury, Nephron, vol. 142, no. 4, pada Tikus Induksi Kalium Oksonat. J
pp. 275–283. Trop Pharm Chem. 4(1):1–6.
4. X. X. Zeng, Y. Tang, K. Hu et al., 2018, doi:10.25026/jtpc.v4i1.124.
Efficacy of febuxostat in hyperuricemic 11. Anandagiri DAWM, Manuaba IBP,
patients with mild-to-moderate chronic Suastuti NGA. DA. 2014. Pemanfaatan
kidney disease, Medicine, vol. 97, no. Teh Kombucha sebagai Obat
Hiperurisemia Melalui Penghambatan
13, p. e0161.
Aktivitas Xantin Oksidase pada Rattus
5. Guan S, Tang Z, Fang X, Wu X, Liu H, norvegicus. J Kim.8(2):220–225.
Wang C, Hou C. 2016. Prevalence of doi:https://doi.org/10.24843/JCHEM.20
hyperuricemia among Beijing post- 14.v08.i02.p12.
menopausal women in 10 years. Arch 12. Su Hong-yong, Chen Yang, Dong
Gerontol Geriatr. 64:162–166. Liang, Hua-Feng liu, 2020, Review
doi:10.1016/j.archger.2016.02.002. Article : Research advances in the
mechanisms of hyperuricemia-induced
6. Thayibah R, Ariyanto Y, Ramani A.
Renal Injury, Biomed Research
2018. Hiperurisemia pada Remaja di International. Hindawi, Article ID
Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa 5817348, 12 pg, https://doi.org/
Kabupaten Situbondo Hyperuricemia in 10.1155/2020/5817348

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 143


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 136-144, 2022 SITI SADIAH

13. Himawan HC, Effendi F, Gunawan W. Reanimasi Fakultas Kedokteran


2017. Efek Pemberian Ekstrak Etanol Universitas Udayana.
70% Tanaman Suruhan (Peperomia 16. Badan Pengawas Obat Dan Makanan.
pellucida (L). H.B.K) terhadap Kadar 2020. Pedoman Uji Farmakodinamik
Asam Urat Darah Tikus Sprague Praklinik Obat Tradisional.
Dawley yang Diinduksi Kalium 17. Widyamanda LP, Ismadi VDYB,
Oksonat. Fitofarmaka J Ilmu Estiningdriati I. 2013. Pengaruh
Farm.7(2):714.doi:10.33751/jf.v7i2.77 Penambahan Bangle (Zingiber Cas-
1. Sumunar) dalam Ransum terhadap Total
14. Diantari E, Kusumastuti AC. 2013. Lipid Dan Kolesterol Hati pada Ayam
Pengaruh asupan purin dan cairan Broiler. Anim Agric J. 2(1):183–190.
terhadap kadar asam urat wanita usia 50- 18. Yulia R, Hidayat A, Amin A, Sholihati
60 tahun di kecamatan Gajah Mungkur, S. 2019. Pengaruh Konsentrasi Ragi dan
Semarang. J Nutr Coll. 2(1):44– Lama Fermentasi terhadap Kadar Air,
49.doi:10.14710/jnc.v2i1. 2095. Kadar Protein dan Organoleptik pada
15. Pramita RD, Subagiartha IMS. 2017. Tempe dari Biji Melinjo (Gnetum
Prinsip Dasr Farmakologi. Denpasar: gnemon L). Rona Tek Pertan. 12(1):50–
Bagian/Smf Anestesiologi dan 60. doi:10.17969/rtp.v12i1. 13287.

144 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai