Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA DAN DAUN PEPAYA

(Carica papaya L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR


(Rattus norvegicus L.) YANG HIPERGLIKEMIK

Frendy G. Tangkumahat1), Johnly A. Rorong1), Feti Fatimah1)


1)
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Frendygrenaldy25@gmail.com, rorongjhonly@yahoo.co.id, fetifatimah_unsrat@yahoo.co.id

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga dan Daun Pepaya (Carica
papaya L.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar (Rattus norvegicus L.) yang
hiperglikemik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan daun pepaya
terhadap kadar glukosa darah tikus wistar. Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi
glukosa. Digunakan 30 ekor tikus wistar jantan yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu
kelompok kontrol positif (K+) diberi Air, kelompok kontrol negatif (K-) diberi Sukrosa, Ekstrak
bunga pepaya dosis 150 mg/kg BB (B1), Ekstrak bunga pepaya dosis 260 mg/kg BB (B2),
Ekstrak daun pepaya dosis 100 mg/kg BB (D1) dan Ekstrak daun pepaya dosis 170 mg/kg BB
(D2). Data diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah puasa setelah tikus diinduksi aloksan
secara intraperitional dan setelah masa adaptasi selama 7 hari dan masa perlakuan selama 3 hari
setelah diinduksi sediaan per oral (p.o.). Pemberian ekstrak Ethanol bunga dan daun pepaya
(Carica Papaya L.) berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar (Ratus
Norvegicus L.) yang Hiperglikemik. Dosis ekstrak bunga dan daun pepaya yang efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah tikus yang hiperglikemia akibat diinduksi dengan aloksan
adalah 260 mg/Kg BB dan dosis ekstrak daun 170 mg/Kg BB atau setara dengan bunga dan daun
pepaya basah 200 g.
Kata Kunci : Carica papaya L, Kadar Glukosa Darah, Aloksan, Hiperglikemik.

EFFECT OF FLOWER AND PAPAYA LEAF EXTRACT (Carica papaya L.)


ON WISTAR RATS BLOOD GLUCOSE LEVEL (Rattus norvegicus L.)
WHICH HYPERGLYCEMIC

ABSTRACT
A Research had been carried out to determine the Effect of Flower and Papaya Leaf Extract
(Carica papaya L.) on Wistar Rats Blood Glucose Level (Rattus norvegicus L.) which
hyperglycemic. The purpose of this research is to know the effect of flower and papaya leaf
extract on wistar rats blood glucose level. This research used glucose tolerance test method.
Used 30 male wistar rats divided into 5 groups of treatment that is positive control group (K+)
given Water, negative control group (K-) given Sucrose, papaya flower extract dose 150 mg/kg
BW (B1), papaya flower extract dose 260 mg/kg BW (B2), papaya leaf extract dose 100 mg/kg
BW (D1) and papaya leaf extract dose 170 mg/kg BW (D2). Data were obtained from fasting
blood glucose examination after rats induced alloxan intraperitional and after a 7-day adaptation
period and a 3-day treatment period after induced oral preparation (p.o.). The giving of Ethanol
flower extract and papaya leaf (Carica Papaya L.) had an effect on the decrease of blood glucose
level of Wistar rats (Ratus norvegicus L.) which Hyperglycemic. The dose of flower and papaya
leaf extract is effective in lowering blood glucose levels of hyperglycemic rats induced by alloxan
is dose of papaya extract 260 mg/Kg BW and dose of leaf extract 170 mg/kg BW or equal of 200g
wet papaya flowers and leaves.
Keywords: Carica Papaya L, Blood Glucose Levels, Alloxan, Hyperglycemic.
144 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

PENDAHULUAN lemak, dan protein yang ditandai dengan


kondisi hiperglikemia.
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terletak di zona khatulistiwa (tropik), Tanaman pepaya banyak terdapat di
beriklim tropis dan terkenal mempunyai Sulawesi Utara, masyarakat Sulawesi Utara
kekayaan alam dengan beranekaragam jenis memanfaatkan bunga dan daun pepaya untuk
tumbuhan salah satunya buah-buahan. dijadikan bahan makanan, dikonsumsi karena
Sebagai makanan yang sehat, buah-buahan memiliki cita rasa yang khas. Tanaman
diperlukan oleh tubuh karena mengandung pepaya banyak tumbuh subur di Sulawesi
berbagai vitamin dan mineral yang Utara karena iklim tropis yang mendukung
bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada pertumbuhan.
umumnya bahan makanan seperti halnya Berdasarkan penelitian yang telah
buah-buahan mengandung senyawa metabolit dilakukan sebelumnya, terdapat komponen
primer yaitu karbohidrat, protein dan lipid kimia pada bunga dan daun pepaya yang
atau lemak. bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Karbohidrat sangat berperan penting Menurut Latifah dan Syharial (2007), ekstrak
dalam tubuh manusia, karena metabolisme aseton bunga pepaya mengandung molekul
karbohidrat berfungsi menghasilkan energi steroid. Menurut Mahatriny et al. (2014),
dan juga sebagai cadangan energi dalam ekstrak etanol daun pepaya mengandung
tubuh manusia. Sukrosa merupakan senyawa alkaloid, flavonoid, dan tannin.
karbohidrat yang tersusun dari glukosa dan Analisis fitokimia daun pepaya mengandung
fruktosa. Baik sukrosa maupun laktosa yang senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, saponin,
masuk ke dalam tubuh harus dipecah ke dan steroid (Ayoola & adeyeye, 2010).
dalam gula pembentuknya dengan enzim α- Menurut Indrawati et al. (2002), bunga
amilase sebelum diserap dan dipakai oleh pepaya menunjukkan adanya golongan
tubuh. Konsumsi gula harus dilakukan senyawa flavonoid, tanin,
dengan seimbang, tubuh mengatur steroid/triterpenoid, dan karbohidrat.
karbohidrat yang masuk harus sama dengan Komponen kimia pada bunga dan daun
energi yang dikeluarkan oleh tubuh. Selain pepaya banyak manfaat untuk kesehatan
itu, kelebihan konsumsi gula diduga dapat tubuh manusia. Ada pendapat masyarakat
memicu beberapa kondisi seperti obesitas, yang menyatakan bahwa penderita DM tidak
resistensi insulin, serta naiknya tingkat baik mengkonsumsi bunga dan daun pepaya
kolesterol dan trigliserida. Akibatnya dapat karena dapat meningkatkan kadar glukosa
menyebabkan gangguan metabolisme, darah. Namun sejauh ini, belum ada
diabetes millitus, dan penyakit kardiovaskular penelitian tentang hal tersebut. Berdasarkan
lainnya (Murray et al., 2009). uraian di atas, peneliti tertarik untuk
Gangguan metabolisme karbohidrat yang melakukan penelitian tentang pengaruh
disebabkan oleh jumlah insulin yang kurang pemberian ekstrak bunga dan daun pepaya
atau kerja insulin yang tidak optimal, terhadap kadar gula darah pada tikus wistar
sehingga insulin tidak bisa masuk ke dalam yang hiperglikemik.
sel dan hanya menumpuk di pembuluh darah
dapat mengakibatkan penyakit Diabetes METODE PENELITIAN
Mellitus (DM). Menurut Corwin (2009),
gangguan ini ditandai dengan kondisi Waktu dan Tempat
hiperglikemia, dimana terjadi peningkatan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
kadar glukosa dalam darah (dari rentang
bulan Mei-Juni 2017 di Laboratorium
kadar glukosa puasa normal 80-90 mg/dL
Biokimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi
sampai kadar glukosa waktu hiperglikemia
Manado dan Laboratorium Biologi FMIPA
140-160 mg/dl). Menurut Shuldier (2001),
Universitas Negeri Manado.
menunjukkan bahwa resiko perkembangan
DM, kemungkinan berkaitan dengan
konsumsi makanan tinggi energi. Menurut Alat dan Bahan
Sukandar et al. (2008), DM disebabkan
Alat-alat yang digunakan dalam
karena ganngguan metabolisme karbohidrat,
percobaan ini adalah peralatan gelas, oven,
Tangkumahat, Rorong dan Fatimah: Pengaruh Pemberian Ekstrak …… 145

micro pipet, timbangan analitik, ayakan 65 Pembuatan Larutan CMC 0,5%


mesh, dan suntik sonde 5 mL,alat ukur (Kanon, 2012)
glukosa darah yaitu GlucoDr dan GlucoDr
Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam
Strip (Blood Glucose Test Meter). Sampel
gelas piala yang berisi 30 mL air yang telah
yang digunakan pada penelitian ini adalah
dipanaskan, selanjutnya diaduk sampai
serum darah tikus wistar, ekstrak bunga dan
homogen. Larutan CMC dipindahkan ke labu
daun pepaya. Bahan-bahan kimia yang
ukur 100 mL dan dicukupkan volumenya
digunakan adalah Etanol, aloksan, sukrosa
dengan akuades hingga tanda tera.
(gula pasir), Carboxy Methyl Cellulosa
(CMC), aquades, dan pakan ternak. Pembuatan Larutan Ekstrak Bunga dan
Daun Pepaya 12,6; 25,2 g/kg BB
Preparasi Sampel
(Salma, 2013)
Bunga dan daun pepaya 3200 g
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan Diasumsikan dosis pemakaian bunga
dan dikeringkan dengan oven pasa suhu 50oC dan daun pepaya pada pada manusia (50 kg)
sampai menjadi simplisia. adalah 100 g/hari. Faktor konversi dosis dari
manusia (70 kg) ke tikus (200 g) adalah
Penentuan Kadar Air 0,018, maka dosis bunga dan daun pepaya
Penentuan kadar air serbuk bunga dan yang diberikan kepada tikus adalah 12,6 g/Kg
daun pepaya menggunakan metode Helrich BB. Dalam penelitian ini dibuat variasi dosis
(1995). yaitu 100 g dan 200 g bunga dan daun pepaya
untuk manusia dan bila dikonversikan ke
Pembuatan Ekstrak
tikus menjadi 12,6 g/Kg BB dan 25,2 g/Kg
Sebanyak 200 g serbuk bunga dan daun BB. Karena yang diberikan kepada tikus
pepaya secara terpisah dimasukkan ke dalam bukan bunga dan daun pepaya segar
gelas piala 1000 mL dan diekstrak dengan 1 melainkan dalam bentuk ekstrak maka
L etanol 96% secara maserasi selama 3x24 dikonversikan lagi ke dalam bentuk ekstrak.
jam. Selanjutnya ekstrak ethanol bunga dan Jadi pada empat kelompok perlakuan diberi
daun pepaya disaring menggunakan kertas larutan ekstrak bunga dan daun pepaya dosis
saring dalam Erlenmeyer 1000 mL. 150 mg/Kg BB dan 260 mg/Kg, 100 mg/Kg
Selanjutnya dievaporasi pada suhu 78oC, BB dan 170 mg/Kg BB yang setara dengan
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 40oC dosis bunga dan daun pepaya segar untuk
selama 5 jam hingga diperoleh ekstrak kental. tikus. Banyaknya ekstrak bunga dan daun
pepaya yang digunakan, dihitung berdasarkan
Pembuatan Larutan Aloksan sebagai
berat badan dari masing-masing tikus,
Dosis Perlakuan pada Tikus
(Maliangkay,2016) selanjutnya dilarutkan dengan larutan CMC
0,5% sebanyak 2 mL dan diberikan kepada
Dosis aloksan yang digunakan untuk tikus secara per oral (p.o.).
tikus adalah 90 mg/kgBB. Dosis sukrosa
yang digunakan, dihitung berdasarkan berat Pengukuran Kadar Glukosa Darah
badan dari masing-masing tikus, kemudian Sebelum percobaan 30 ekor tikus dibagi
dilarutkan dalam aquades sebanyak 2,5 mL menjadi 6 kelompok dan diadaptasikan
dan diberikan pada masing-masing tikus selama 7x24 jam dengan pemberian pakan
secara intraperitoneal (i.p.). ternak dan air. Selanjutnya tikus dipuasakan
Pembuatan Larutan Sukrosa (Kanon, (tidak diberi makan, hanya diberi minum)
selama 12 jam, selanjutnya ditimbang berat
2012)
badan tikus. Masing-masing tikus diukur
Dosis sukrosa yang digunakan untuk kadar glukosa darah puasa dengan cara
tikus adalah 5,625 g/kgBB. Dosis sukrosa digunting bagian ujung ekor tikus. Darah
yang digunakan, dihitung berdasarkan berat yang keluar disentukkan pada Test Strip yang
badan dari masing-masing tikus, kemudian telah terpasang pada alat glukometer dan
dilarutkan dalam aquades sebanyak 2,5 mL dibiarkan alat mungukur kadar glukosa darah
dan diberikan pada masing-masing tikus secara otomatis. Angka yang tampil pada
sebagai kontrol negativ (K-). layar dicatat sebagai kadar glukosa darah
(mg/dL).
146 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

Selanjutnya tikus diinduksi aloksan 90 selanjutnya. Syarat kadar air adalah kurang
mg/kg BB secara intraperitional untuk dari 10% (DepKes RI, 1995). Kadar air
menaikkan kadar glukosa darah. Induksi dalam ekstrak yang kurang dari 10%
intraperitional dengan cara aloksan yang telah bertujuan untuk menghindari cepatnya
dilarutkan dengan 2 mL air dimasukkan ke pertumbuhan jamur dalam ekstrak (Soetarno
dalam suntik 5 mL. Selanjutnya disuntikan dan Soediro, 1997). Kadar air bunga dan
pada tubuh tikus tepat pada bagian pankreas. daun pepaya disajikan pada tabel 1.
Tikus dipuasakan (tidak diberi makan, hanya Tabel 1. Kadar Air Bunga dan Daun Pepaya
diberi minum) selama 12 jam, selanjutnya KadarAir (%)
ditimbang berat badan tikus dan diukur kadar Sampel
Rata-rata
glukosa darah tikus. Selanjutnya, tikus diberi Bunga
sediaan per oral untuk kelompok perlakuan; 1. 4,82
Pepaya 5,19
kontrol positif (K-) diberi sukrosa 5,625g/Kg 2. 5,57
BB, kontrol positif (K+) diberi air, untuk Daun Pepaya 1. 6,21
kelompok perlakuan ekstrak bunga pepaya 6,07
2. 2,94
(B) diberi ekstrak dengan dosis 150 mg/Kg
BB (B1) dan 270 mg/Kg BB (B2), untuk Hasil perhitungan kadar air bunga
kelompok perlakuan esktrak daun pepaya (D) pepaya diperoleh sebesar 5,19% dan daun
diberi ekstrak dengan dosis 100 mg/Kg BB pepaya diperoleh sebesar 6,07% dimana hasil
(D1)dan 170 mg/Kg BB (D2). Induksi keduanya memenuhi syarat yaitu kurang dari
sediaan peroral dengan cara ekstrak yang 10%.
telah disiapkan dilarutkan dengan 2 mL CMC Rendemen Bunga & Daun Pepaya
0,5% , selanjutnya dimasukkan kedalam
Pada penelitian ini proses ekstraksi
suntik sonde 5 mL. Selanjutnya pipa yang
dilakukan dengan cara maserasi, yaitu
ada pada suntik sonde dimasukkan ke dalam
dilakukan dengan merendam serbuk bunga
mulut tikus hingga mencapai lambung. Untuk
dan daun pepaya dalam larutan ethanol.
kelompok perlakuan Kontrol negatif (K+)
Rendemen bunga & daun pepaya disajikan
hanya diberi air. Selanjutnya tikus kadar
dalam Tabel 2.
glukosa darah diperiksa setelah 3 hari setelah
diinduksi sedian per oral. Tikus dipuasakan Tabel 2. Rendemen Ekstrak Ethanol Bunga
(tidak diberi makan, hanya diberi minum) dan Daun Pepaya
selama 12 jam, selanjutnya ditimbang berat Rendemen (%)
badan tikus dan diukur kadar glukosa darah Bunga Pepaya Daun Pepaya
tikus. Semua sampel darah diambil dari vena
ekor tikus dan kadar glukosa darah diukur 12,11 15,67
menggunakan GlucoDr dan GlucoDr Strip Ekstrak etanol yang didapat untuk
(Blood Glucose Test Meter). bunga pepaya sebanyak 21,11% dan untuk
ekstrak daun pepaya didapat sebanyak
Analisis Data (Sudjana, 1996) 15,67%. Maserasi dipilih karena memiliki
Data yang diperoleh dianalisis dengan keunggulan, yakni pengerjaan yang cepat dan
menggunakan uji ANOVA satu arah dan uji cara pengerjaan dan peralatan yang
Duncan menggunakan program statistika digunakan sederhana, relatif mudah dan
SPSS 20. murah (Samuelsson, 1999).
Pengujian Efek Ekstrak Bunga & Daun
HASIL DAN PEMBAHASAN Pepaya terhadap Kadar Glukosa Darah
Tikus
Kadar Air Bunga & Daun Pepaya
Pada penelitian digunakan 30 ekor tikus.
Penentuan kadar air bertujuan untuk Bobot badan tikus berkisar antara 168-211 g.
menyatakan kandungan zat dalam tumbuhan Tikus mengalami 3 masa yaitu; Masa
sebagai persen bahan kering. Kadar air juga Adaptasi (MA), Masa Hiperglikemik (MH),
berkaitan dengan ukuran ketahanan suatu & Masa Perlakuan (MP). MA adalah tikus
bahan dalam penyimpanan (Harjadi dalam disesuaikan dengan kondisi lingkungan
Tresna, 2012). Kadar air menentukan selama 7 hari dengan pemberian pakan dan
stabilitas ekstrak dan bentuk sediaan air, selanjutnya diukur kadar glukosa darah
Tangkumahat, Rorong dan Fatimah: Pengaruh Pemberian Ekstrak …… 147

setelah tikus dipuasakan selama 12 jam. MH 174-193 mg/dL atau meningkat 52,80%.
adalah tikus diinduksi aloksan dosis 90 Hasil ini sejalan dengan penelitian
mg/Kg BB, selanjutnya diukur kadar glukosa Maliangkay (2016), bahwa tikus yang
darah setelah tikus dipuasakan selama 12 diinduksi aloksan 90 mg/Kg BB secara
jam. MP adalah tikus pada setiap kelompok intraperitional dapat menyebabkan
diberi; sukrosa (kelompok K-), air (kelompok hiperglikemia, dengan kenaikan kadar
K+), ekstrak bunga pepaya dosis 150 mg/kg glukosa darah >147 mg/dL dan meningkat
BB (kelompok B1), ekstrak daun pepaya >50%. Hal ini disebabkan aloksan
dosis 260 mg/kg BB (kelompok B2), ekstrak merupakan salah satu agen diabetogenik yang
bunga pepaya dosis 100 mg/kg BB bersifat toksik, terutama terhadap sel beta
(kelompok D1), dan ekstrak daun pepaya pankreas yang apabila diberikan kepada
dosis 170 mg/kg BB (kelompok D2). hewan uji seperti tikus akan menyebabkan
Selanjutnya tikus diberi pakan dan air selama hewan uji menjadi diabetes (Prameswari &
3 hari, dan diukur kadar glukosa darah Widjanarko, 2014). Hal ini juga ditunjang
setelah tikus dipuasakan 12 jam. Tikus oleh hasil pengamatan histopatologi
dipuasakan selama 12 jam dan diukur kadar (Mailangkay, 2016) dimana pulau-pulau
glukosa darahnya. Kadar glukosa darah tikus Langerhans pankreas mulai mengecil dan ini
disajikan dalam Tabel 3. merupakan indikasi bahwa sel-sel beta
Kadar glukosa darah setelah masa pankreas mengalami kerusakan dan gagal
adaptasi berkisar 82-97 mg/dL. Nilai ini mensekresikan insulin yang akhirnya
merupakan kadar glukosa darah normal untuk menyebabkan peningkatan kadar glukosa
tikus. Menurut Taguchi (1995), kadar glukosa dalam darah. Menurut Szkudelski (2001)
darah normal tikus putih jantan adalah <105 Aloksan adalah suatu senyawa yang sering
mg/dL. Kadar glukosa darah tikus setelah digunakan untuk penelitian diabetes
masa hiperglikemik berkisar 174,40-193,20 menggunakan hewan coba. Aloksan dalam
mg/dL. Menurut Mailangkay (2015), tikus tubuh mengalami metabolisme reduksi
yang diinduksi aloksan secara intraperitional oksidasi menghasilkan radikal hidroksil yang
akan mengalami peningkatan kadar glukosa sangat reaktif sehingga mengakibatkan
darah >147 mg/dL. kerusakan sel β Langerhans. Efek ini
mengakibatkan produksi insulin di dalam
Tabel 3. Kadar Glukosa Darah pada
tubuh menurun sehingga terjadilah kondisi
Tikus
hiperglikemik. Hasil percobaan (setelah masa
Kadar Glukosa Darah adaptasi dan induksi aloksan) menunjukkan
Kelompok (mg/dL) adanya variasi kadar glukosa darah. Salah
Perlakuan satu faktor adanya variasi kadar glukosa
MA MH MP darah adalah karena daya tahan individu tikus
yang berbeda terhadap aloksan sehingga
K(-) 83.88 174.40 173.60 menyebabkan kondisi awal keadaan diabetes
K(+) 82.00 174.00 164.00 tidak seragam (Suarsana et al., 2010).
B1 85.60 193.00 175.80 Tabel 4. Perubahan Kadar Glukosa Darah
B2 88.40 186.80 157.80 pada Tikus
D1 87.80 193.20 179.60 Δ Glukosa Δ Glukosa
D2 96.40 189.80 168.80 Kelompok Masa Masa
Perlakuan Hiperglikemik Perlakuan
Keterangan:
K(+): Kelompok kontrol positif air (%) (%)
K(-): Kelompok kontrol negatif sukrosa K(-) 51.90 -0.46
B1: Ekstrak bunga pepaya dosis 150 mg/kg BB
K(+) 52.86 -5.74
B2: Ekstrak bunga pepaya dosis 260 mg/kg BB
D1: Ekstrak daun pepaya dosis 100 mg/kg BB B1 55.65 -9.78
D2: Ekstrak daun pepaya dosis 170 mg/kg BB B2 52.67 -18,37
D1 54.55 -7.57
Kadar glukosa darah tikus puasa 12 jam
pada hari ke-9 setelah diinduksi dengan D2 49,21 -12.44
larutan aloksan 90 mg/Kg BB naik berkisar Catatan: Tanda (-) pada angka menunjukkan
penurunan glukosa darah
148 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

Keterangan: ekstrak daun pepaya pada dosis 170 mg/Kg


Δ Glukosa Masa Hiperglikemik = (MH-MA)/MH BB menunjukkan penurunan kadar glukosa
x 100% darah yang efektif terhadap persentase
Δ Glukosa Masa Perlakuan = (MP-MH)/MP x penurunan kadar glukosa darah pada hari ke-
100%
12 yaitu sebesar 12,44% dibandingakan pada
Kadar glukosa darah tikus menunjukkan ekstrak daun pepaya dengan dosis 100 mg/Kg
bahwa pemberian ekstrak bunga dan daun BB pada hari ke-12 yaitu sebesar 7,57%.
pepaya dengan dosis 12,6 dan 25,2g/Kg BB Hasil analisa penurunan kadar glukosa darah
memberikan efek antihiperglikemia untuk menunjukkan bawah pemberian ekstrak
semua dosis. Persentase penurunan untuk bunga pepaya dosis 260 mg/Kg BB dan
bunga pepaya dengan dosis 150;260 mg/kg ekstrak daun pepaya dosis 170 mg/Kg BB
BB adalah 9,78%;18,37% dan untuk daun memberikan penurunan kadar glukosa darah
pepaya 100;170 mg/kg BB adalah yang paling baik dibandingkan ekstrak bunga
7,57%;12,44%. Kenaikan kadar glukosa pepaya dosis 150 mg/kg BB dan ekstrak
darah pada hari ke-9 setelah pemberian daun pepaya 100 mg/Kg BB.
aloksan 90 mg/Kg BB sebesar 52,80%, dan Hal yang sama juga dikemukakan oleh
terjadi penurunan kadar glukosa darah tikus Syah et al. (2015) dalam penelitian uji
untuk masing-masing kelompok setelah aktivitas antidiabetes ekstrak Ethanol daun
perlakuan ekstrak pada hari ke-12. mangga arumanis menjelaskan bahwa zat uji
Kelompok perlakuan kontrol negatif dalam bentuk ekstrak, mengandung senyawa
yang diberikan sukrosa terjadi penuruan aktif yang memiliki efek antidiabetes dengan
kadar glukosa darah sebesar 0,46% pada hari adanya peningkatan dosisi maka akan
ke-12. Pemberian sukrosa dapat berpengaruh pada peningkatan efek
menyebabkan kondisi hiperglikemia antidiabetes yang diberikan.
disebabkan oleh penyerapan glukosa yang Kemampuan ekstrak bunga dan daun
berlebih oleh tubuh sehingga masuk ke dalam pepaya dalam menurunakan kadar glukosa
darah. Konsumsi glukosa berlebih darah tikus, diduga disebabkan oleh adanya
menyebabkan sel beta tidak dapat bekerja kandungan zat aktif dalam daun pepaya yaitu
optimal menghasilkan insulin (Kondoy et al., flavonoid, dan tannin, berefek hipoglikemia.
2013). Selain itu, zat aktif yang terkandung dalam
Kelompok perlakuan kontrol positif daun pepaya juga berperan merangsang
yang diberikan air terjadi penuruan kadar pelepasan insulin dari sel beta pankreas dan
glukosa darah sebesar 5,74%. Menurut pelepasan somatostatin tetapi menekan
LeBoy (2016), air putih dapat mengurangi sekresi glukagon (Davis & Granner, 2001).
resistensi insulin karena hidrasi yang tepat. Hal ini dibuktikan oleh Wehantouw et al.
Sementara minum air putih yang cukup juga (2011) yang meneliti aktivitas
mengurangi rasa lapar dan cenderung makan antihiperglikemik kulit buah manggis bahwa
lebih sedikit pada siang hari, minum air putih senyawa polifenol seperti flavonoid dan tanin
yang cukup dapat membantu mengontrol dapat menurunkan kadar glukosa darah.
kadar glukosa darah. Senyawa flavonoid merupakan senyawa
Ekstrak bunga pepaya pada dosis antioksidan dan diduga mengembalikan
260 mg/Kg BB menunjukkan penurunan sensitifitas reseptor insulin pada sel beta
kadar glukosa darah yang efektif terhadap pankreas, sehingga menyebabkan penurunan
persentase penurunan kadar glukosa darah kadar glukosa darah pada tikus (Saleh et al.,
pada hari ke-12 yaitu sebesar 18,37% 2012).
dibandingkan pada ekstrak bunga pepaya
dengan dosis 150 mg/Kg BB pada hari ke-12
yaitu sebesar 9,78%. Begitu juga dengan
Tangkumahat, Rorong dan Fatimah: Pengaruh Pemberian Ekstrak …… 149

O H O *

O H O H

o o

+ R *
+ RH

O * O
O H O

o o

+ R *
+ RH

Gambar 1. (A) Struktur Dasar Flavonoid (B) Peredaman Radikal Bebas oleh Flavonoid
(Yuhernita, 2011)

Menurut penelitian Qurrota & Ainun melindungi sel dari peroksidasi lipid,
(2015) analisis fitokimia daun pepaya memutuskan rantai reaksi radikal, mengikat
mengandung senyawa metabolit sekunder; ion logam dari kompleks inert sehingga ion
alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid, logam tersebut tidak dapat berperan dalam
saponin, dan tannin. Menurut Vijay et al. proses konversi superoxide radicals dan
(2014) bunga pepaya mengandung senyawa hidrogen peroksida menjadi radikal hidroksil,
metabolit sekunder seperti; allkaloid, mengurangi peningkatan permeabilitas
flavonoid, saponin dan tannin. Menurut vaskuler pada saat peradangan, memblokade
Salem (2009) Flavonoid merupakan jalur sorbitol, menginhibisi aldose reduktase.
antioksidan yang dapat mencegah reaksi Senyawa alkaloid memiliki kemampuan
pembentukan rantai (advanced glycosylation untuk menghentikan reaksi rantai radikal
end products) AGE penyebab perubahan bebas secara efisien. Senyawa radikal turunan
patologis pada keadaan hiperglikemik. dari senyawa amina ini memiliki tahap
Sifat antioksidan dari flavonoid berasal terminasi yang sangat lama. Menurut
dari kemampuan untuk mentransfer sebuah Abdelmoaty (2010) Alkaloid dan tanin juga
elektron ke senyawa radikal bebas dan juga dapat menghambat absorpsi glukosa di usus.
membentuk kompleks dengan logam. Sehingga adanya flavonoid, alkaloid dan
Mekanisme kerja flavonoid dalam tannin memberikan efek yang
melindungi tubuh terhadap efek radikal bebas menguntungkan pada keadaan diabetes
adalah dengan mengurai oksigen radikal, melitus.
.
150 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

+ R* + RH
N N*
H

+ R* + RH
N* N
R

Gambar 2. Peredaman radikal bebas oleh alkaloid (Yuhernita, 2011)

Dari hasil statistika didapat perbedaan Perlu dilakuan isolasi dan karakteristik
antara kelompok perlakuan kontrol negatif terhadap senyawa aktif antihiperglikemik
(K+) dan kelompok perlakuan ekstrak bunga pada ekstrak bunga dan daun pepaya
(B) dan daun pepaya (D) sedangkan untuk penelitian selanjutnya.
kelompok perlakuan kontrol positf (K-) tidak.
Kelompok perlakuan ekstrak bunga pepaya DAFTAR PUSTAKA
dosis 260 mg/Kg BB pada hari ke-12 Abdelmoaty, M. A., Ibrahim, M. A., Ahmed,
menunjukkan dosis yang efektif diantara N. S., & Abdelaziz, M.A. 2010.
kelompok perlakuan ekstrak bunga pepaya Confirmatory Studies on the Antioxidant
dosis 150 mg/Kg BB. Kelompok perlakuan and Antidiabetic Effect of Quercetin in
daun pepaya dosis 170 mg/Kg BB pada Rats. Indian. Clinical Biochemistry
hari ke-12 menunjukkan dosis yang efektif Journal. 25:188-192.
diantara kelompok perlakuan ekstrak daun
Ayoola P. B. & Adeyeye. A. 2010.
pepaya dosis 100 mg/Kg BB. Hal ini
Phytochemical and Nutrient Evaluation
menunjukkan bahwa dosis ekstrak Ethanol
of Carica papaya (Pawpaw) Leaves.
bunga pepaya 260 mg/Kg BB dan dosis
Intenational Journal of Reaserch Review.
ekstrak etanol daun pepaya 170 mg/Kg BB
5: 325-328.
memiliki aktifitas dalam menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus jantan Wistar yang Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi
hiperglikemik. Edisi Ke-3. Kedokteran EGC, Jakarta.
Davis, S. N. & Granner, D. K. 2001. Insulin,
KESIMPULAN DAN SARAN oral hypoglicemic agents, and
thepharmacology of the endocrine
Kesimpulan pancreas. In : Goodman and Gilman’s
the pharmalogical basis of therapeutics,
Pemberian ekstrak Ethanol bunga dan 10th ed. McGraw-Hill, New York.
daun pepaya (Carica Papaya L.) berpengaruh Depkes RI . 1995. Materia Medika Indonesia
terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus Jilid VI. Direktorat Jenderal Pengawasan
wistar (Ratus Norvegicus L) yang Obat Dan Makanan, Jakarta.
Hiperglikemik Dosis ekstrak bunga dan daun
Helrich, K. 1999. Official Methods of
pepaya yang efektif dalam menurunkan kadar
Analysis of Association of Official
glukosa darah tikus yang hiperglikemia akibat
Analitical Chemists. 15th Edition.
diinduksi dengan aloksan adalah dosis ekstrak
Association of Official Analytical
bunga pepaya 260 mg/Kg BB dan dosis
Chemist, USA.
ekstrak daun 170 mg/Kg BB atau setara
dengan bunga dan daun pepaya basah 200 g.
Saran
Tangkumahat, Rorong dan Fatimah: Pengaruh Pemberian Ekstrak …… 151

Indrawati, Y., Kosasih, Soetarno, S., & Gana, Prameswari, O. M. & Widjanarko, S. B.
S. A. (2002). Telaah Fitokimia Bunga 2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan
Pepaya Gantung (Carica papaya L.) dan Wangi terhadap Penurunan Kadar
Uji Aktivitas Antioksidannya. Glukosa Darah dan Histopatologi Tikus
http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/ Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan &
detail.php?id=69. [14 Maret 2017]. Agroindustri. 2:16-27.
LeBoy, E. 2016. Endocrinology Diabetes & Qurrota A., & Ainun N. L. 2015. The
Metabolism.https ://www .sharecare. Phytochemical Analysis of Papaya Leaf
com/health/diabetes/drinking –water - (Carica papaya L.). Journal of Chemistry.
blood-sugar. [14 Juli 2017]. 20: 134-137.
Kanon, M. Q., Fatimawali., & W. Bodhi. Salem, A.O.M. 2009. Experimental Diabetic
2012. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Nephropathy Can Be Prevented by
Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Propolis: Effect on Metabolic
terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Distrubances & Renal Oxidative
Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Parameters. Pharmacology & Toxicology
norvegicus L.) yang Diinduksi Sukrosa. Departement & Biochemistry
International Journal of Pharmacon. 1: Department, Cairo.
52-58. Salma, S., Paendong, J., Momuat, L. I., &
Kondoy, S., Wullur, A., & Dodhi, W. 2013. Togubu, S. 2013. Antihiperglikemik
Potensi Ekstrak Etanol Daun Kayu Manis Ekstrak Tumbuhan Suruhan (Peperomia
(Cinnamomum burmanii) terhadap pellucida [L.] Kunth) Terhadap Tikus
Penurunan Kadar Glukosa Darah dari Wistar (Rattus norvegicus L.) Yang
Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Diinduksi Sukrosa. Jurnal Ilmiah Sains.
yang Diinduksi Sukrosa. Pharmacon. 2: 2: 116-123.
96-99. Samuelsson, G. 1999. Drug of Natural
Latifah, H., & Syahrial. 2007. Isolasi Dan Origin,a Text Book of Pharmacognosy.
Identifikasi Steroid Pada Bunga Pepaya Swedish Pharmaceutical Press,
(Carica Papaya L.) Stockholm.
Jantan.http://www.rp2u.unsyiah.ac.id/ind Shuldiner, A. R. 2001. Resistin, Obesity, and
ex.php/welcome/prosesDownload/666/4. Insulin Resistance – The Emerging Role
[16 Maret 2017]. of the Adipocyte as an Endocrine Organ.
Maliangkay, D. M. 2016. Uji Efektifitas New England Journal of Medicine. 18:
Antidiabetes Ekstrak Etanol Kulit Buah 1345 -1356.
Manggis (Gracinia mangostana L.) pada Suarsana, I. N., Priosoeryanto, B. P., Bintang,
Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang M., & Wresdiyati, T. 2008. Aktivitas
Diinduksi Aloksan. [Tesis]. Program Daya Hambat Enzim α-Glukosidase dan
Pascasarjana Prodi Biologi, Universitas Efek Hipoglikemik Ekstrak Tempe pada
Negeri Manado. Tikus Diabetes. Journal Veteriner. 3:122-
Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S., Oka, I. B. 127.
M., & Astuti, K. W. 2014. Skrining Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito
Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya Bandung, Bandung.
(Carica papaya L.) yang Diperoleh dari
Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J. I.,
Daerah Ubud, Kabupaten Gianyar,
Adnyana, I. K., Setiadi, A. A., &
Bali.http://scribd.zxcv.website/document/
Kusnandar. 2008. Isofarmakoterapi Edisi
270795605/ekstrak-etanol-pdf. [14 Maret
Pertama. Penerbit PT. ISFI, Jakarta.
2017].
Syah, I, S., Suwendar, & Mulqie, L. 2015. Uji
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell,
Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol
V. W. 2009. Biokimia Harper Edisi ke-
Daun Mangga Arumanis (Mangifera
27. Kedokteran EGC, Jakarta.
Indica L. “Arumanis”) pada Mencit Swiss
Webster Jantan dengan Metode Tes
Toleransi Glukosa Oral (Ttgo). Jurnal
Scientica UNSIBA. 2:297-303.
152 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

Szkudelski, T. 2001. The Mechanism Of Wahentouw, F., Manurung, S., & Suryanto,
Alloxan And Streptozotocin Action In β E. 2011. Aktivitas Antihiperglikemik
Cells Of The Rat Pancreas. Physiology Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
Research. 50: 54-536. Mongostana L.) pada Tikus ang
Taguchi, Y. 1985. Experimental Animals. Diinduksi Aloksan. Chemistry Progress
Clea Japan Inc., Tokyo. Journal. 2: 89-96.
Tresna, E. P. 2012. Aktivitas Antidiabetes Yuhernita. 2011. Analisis Senyawa Metabolit
Ekstrak Air dan Ethanol Daun Sirsak Sekunder dari Ekstrak Metanol Daun
SecaraIn Vitro melalui Inhibisi Enzim α- Surian yang Berpotensi sebagai
Glokosidase. [Skripsi]. Fakulutas Antioksidan. Fakultas Kedokteran
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Yasri, Jakarta.
Isntiut Pertanian Bogor.
Vijay, Y., Pradeep K. G., Chetan S. C., Anju
G., & Bhupendra Vyas. 2014. Carica
papaya Linn: An Overview. International
Journal of Herbal Medicine. 2: 01-08.

Anda mungkin juga menyukai