ARTIKEL SKRIPSI
Oleh
LIA KUSNUL KHOTIMAH
NIM. 050112a045
Artikel berjudul :
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS BUAH APEL HIJAU
(Mal/us sylvestris Mill.) DAN JUS BUAH APEL MERAH (Mal/us domestica
Borkh.) TERHADAP GANGGUAN TOLERANSI GLUKOSA DARAH
PADA TIKUS PUTIH JANTAN AKIBAT EFEK SAMPING
DEKSAMET ASON
Disusun oleh:
LIA KUSNUL KHOTIMAH
0501 Pa045
Pembimbing Utama
3
ABSTRACT
4
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
5
Bahan-bahan yang digunakan antara lain CMC Na, deksametason,
buah apel merah dan buah apel hijau, aquadest, HCl pekat, FeCl3, NaOH,
alkohol.
B. Prosedur penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan
Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro Semarang untuk mengetahui kebenaran dari
buah apel hijau dan apel merah.
2. Pembuatan jus buah apel hijau dan apel merah
Sebanyak masing-masing 101,36 gram buah apel diblender kemudian
diperas menggunakan kain flanel. Hasil dimasukkan ke dalam labu takar
di ad 100ml.
3. Identifikasi flavonoid dan polifenol
a. Sebanyak 1 ml jus buah apel dalam alkohol ditambah 3 tetes
NaOH 10 % lalu diamati perubahan warna yang terjadi. Flavonoid
akan memberikan warna kuning muda.
b. Sebanyak 1 ml jus buah apel dalam alkohol kemudian ditambah
dengan 3 tetes H2SO4 pekat lalu diamati perubahan warnanya.
Flavonoid akan memberikan warna coklat.
c. Sebanyak 1 ml jus buah apel ditambah dengan 3 tetes FeCl3 10%
lalu diamati perubahan warnanya. Polifenol akan memberikan warna
hijau biru.
4. Alur penelitian
1. Tikus putih sebanyak 24 ekor ditimbang dan dikelompokkan
menjadi 3 kelompok. Kemudian semua kelompok diadaptasikan
selama 7 hari dengan pemberian makanan dan minuman dua kali
sehari yaitu pada pagi dan sore.
2. Pada hari 1 setelah adaptasi dilakukan pengukuran gula darah
puasa yang diambil melalui vena perifer ekor untuk diukur
menggunakan alat glukotest.
3. Setelah itu masing-masing kelompok hewan uji diberi induksi
deksametason secara peroral dengan dosis 0,6 mg/200gBB tikus
yang dilarutkan dalam suspensi CMC Na 0,5% selama 5 hari.
4. Pada hari ke-7, dilakukan pengukuran darah yang kedua.
Sebelumnya tikus telah dipuasakan 6-8 jam dengan tetap diberi air
minum.
5. Pada hari ke-8 hingga ke-14, dilakukan pemberian jus apel hijau dosis
7,602 g/200 g BB pada kelompok Perlakuan 1 dan jus apel merah
dosis 7,602 g/200g BB pada Perlakuan 2. Sedangkan kelompok
kontrol diberi aquadest 2.5 ml.
6. Pada hari ke-14, dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran
kadar gula darah tikus. Hal ini dilakukan setelah sebelumnya tikus
dipuasakan 6-8 jam.
7. Langkah selanjutnya adalah analisis data yang telah diperoleh.
6
5. Analisis statistik
Data selisih antara kadar gula darah setelah diberikan
deksametason dengan kadar gula darah setelah perlakuan di uji
homogenitanya dengan tes Levene dan normalitasnya dengan uji
Saphiro Wilk, kemudian dianalisis dengan metode ANOVA (Analysis of
variant) one-way. Untuk data kadar gula darah sebelum diberikan
deksametason dengan sesudah diberikan deksametason dianalisis
menggunakan t-berpasangan untuk mengetahui adanya perbedaan
bermakna pada data tersebut.
A. Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan untuk mendapatkan kebenaran identitas dari
tanaman yang akan diteliti. Hasil determinasi tanaman adalah:
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas :-
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Mallus
Spesies : Mallus sylvestris Mill. (Apel Hijau)
Mallus domestica Borkh. (Apel Merah)
Dari hasil determinasi yang didapatkan maka didapatkan bahwa
tanaman yang digunakan benar apel hijau dan apel merah yang akan
diteliti.
B. Identifikasi Flavonoid dan polifenol
Tabel 1. Identifikasi flavonoid dan polifenol
No
Sampel Pereaksi Hasil warna Keterangan
tabung
Jus buah apel dalam
1 Tanpa pereaksi Orange muda + flavonoid
alkohol
Jus buah apel dalam
2 NaOH 10% Kuning muda + flavonoid
alkohol
Jus buah apel dalam
3 H2SO4 pekat Coklat + flavonoid
alkohol
4 Jus buah apel FeCl3 Hijau Biru + polifenol
Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat perubahan warna yang terjadi
menunjukkan adanya kandungan flavonoid dan polifenol dalam jus buah
apel.
C. Hasil pengukuran kadar glukosa darah
Berdasarkan tabel 2. dapat terlihat bahwa kadar gula darah tikus
mengalami kenaikan setelah pemberian suspensi deksametason dan
7
mengalami penurunan setelah diberikan perlakuan dengan buah apel.
Kadar gula darah setelah pemberian jus buah apel hijau memiliki rata-rata
108,71 mg/dl sedangkan pada jus buah apel merah memiliki rata-rata 130
mg/dl. Hal ini menunjkkan bahwa pemberian jus buah apel hijau lebih
efektif daripada jus buah apel merah dalam menurunkan kadar gula darah
akibat efek samping deksametason.
Pada kelompok kontrol negatif terlihat bahwa kadar gula darah
tikus tetap mengalami penurunan akibat dari recovery tubuh, hal ini
membuktikan bahwa peningkatan kadar gula darah akibat efek samping
deksametason bersifat reversibel yang berarti dapat kembali normal
dengan sendirinya tanpa pemberian apapun. Namun, dengan bantuan
flavonoid dalam buah apel maka recovery yang terjadi dapat dipercepat
sehingga tubuh tidak dalam kondisi hiperglikemia dalam waktu yang lama.
Pemberian jus buah apel pada penelitian ini belum mengembalikan kadar
gula darah tikus kembali normal, hal ini dikarenakan proses blending yang
kurang sempurna sehingga mengakibatkan buah apel mengalami oksidasi
dan kadar flavonoid dalam buah mengalami penurunan.
Tabel 2. Kadar Gula Darah Tikus (mg/dl)
Kadar gula darah Kadar gula darah
Tikus Kadar gula darah
Kelompok sebelum pemberian setelah pemberian
nomor setelah perlakuan
deksametason deksametason
1 89 242 168
2 89 234 145
Kontrol negatif 3 70 259 157
(aquadest 2,5 4 106 260 143
ml/200g BB) 5 77 278 156
6 81 266 159
7 108 283 152
Rata-rata ± SD 88,57 ± 14,25 260,29 ± 17,75 154,29± 8,56
1 93 298 113
2 108 280 109
Perlakuan 1 (Jus
3 101 295 112
Buah Apel Hijau
4 95 279 115
dosis 7,602
g/200g BB) 5 108 300 108
6 99 291 98
7 86 278 106
Rata-rata ± SD 98,57 ± 8,02 288,71 ± 9,52 108,71± 5,65
1 108 290 143
2 71 285 134
Perlakuan 2 (Jus
3 90 290 123
Buah Apel Merah
4 88 256 132
dosis 7,602
g/200g BB) 5 90 257 126
6 99 293 134
7 99 290 118
Rata-rata ± SD 92,14 ± 11,68 280,14 ± 16,32 130± 8,31
8
D. Uji T berpasangan
Tabel 3. Uji T-Test Berpasangan Kadar Gula Darah Sebelum dan
Sesudah Pemberian Deksametason
Kelompok pasangan Mean SD Df Sig.
Kadar gula darah sebelum pemberian
deksametason vs setelah pemberian -183,286 -46,597 20 0,000
deksametason
Ket: sig < 0,05 = berbeda bermakna
Sig > 0,05 = berbeda tidak bermakna
Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa signifikasinya sebesar 0,000,
kurang dari 0,05 yang berarti ada perbedaan bermakna antara kedua
kelompok. Dimana kadar gula darah sebelum diberikan deksametason
memiliki perbedaan yang bermakna dengan sesudah diberikan
deksametason.
E. Uji normalitas dan homogenitas
a. Uji Normalitas
Tabel 4. Uji Normalitas Selisih Kadar Gula Darah sesudah
Pemberian Deksametason dengan Kadar Gula Darah setelah
Perlakuan
Kelompok Statistic Df Sig.
Kontrol negatif 0,973 7 0,919
Perlakuan 1 (Jus buah Apel Hijau) 0,922 7 0,489
Perlakuan 2 (Jus Buah Apel Merah) 0,912 7 0,409
Ket.: Sig. <0,05 = tidak normal, Sig. >0,05 = normal
b. Uji Homogenitas
Tabel 5. Uji Homogenitas Selisih Kadar Gula Darah Sesudah
Pemberian Deksametason Dengan Kadar Gula Darah Sesudah
Perlakuan
Kelompok Levene statistic Df1 Df2 Sig.
Selisih kadar gula darah 0.976 2 18 0,396
Ket.: Sig. <0,05 = tidak homogen
Sig. >0,05 = homogen
Uji homogenitas dan normalitas digunakan untuk mengetahui
bahwa data yang diperoleh telah terdistribusi normal atau tidak dan data
tersebut homogen atau tidak. Uji ini dikatakan normal dan homogen jika
nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Dan dari tabel 4. dan tabel 5. Dapat
terlihat bahwa data telah homogen dan terdistribusi normal.
F. Uji ANOVA
Tabel 6. Uji ANOVA
Variabel dependen F Sig.
Penurunan Kadar Gula Darah 26,454 0,000
Ket.: Sig. <0,05 = ada perbedaan bermakna
Sig. >0,05 = tidak ada perbedaan bermakna
Uji ANOVA menunjukkan signifikansi 0,000 (<0,05) yang berarti
ada perbedaan bermakna dalam ketiga kelompok yang diujikan.
9
G. Uji Post Hoc LSD
Tabel 7. Uji Post Hoc LSD
Kelompok Pasangan p-value Kesimpulan
Kontrol negatif vs perlakuan 1 0,000 Berbeda bermakna
Kontrol negatif vs perlakuan 2 0,001 Berbeda bermakna
Perlakuan 1 vs Perlakuan 2 0,005 Berbeda bermakna
Keterangan :
Perlakuan 1 : Pemberian Jus Buah Apel Hijau
Perlakuan 2 : Pemberian Jus Buah Apel Merah
p-value< 0,05 ada perbedaan bermakna
p-value> 0,05 tidak ada perbedaan bermakna
Uji ini dilakukan sebagai uji lanjutan dari uji ANOVA jika nilai
signifikansinya menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Uji ini dilakukan
untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok perlakuan. Uji ini
menunjukkan bahwa tiap kelompok memiliki perbedaan yang bermakna.
10
Flavonoid merupakan senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon C6-
C3-C6. Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa metabolit sekunder
yang banyak terdapat pada tumbuhan, khususnya dari golongan
legiminoceae. Flavonoid pada umumnya dalam keadaan terikat/konjugasi
dengan senyawa gula. Senyawa flavonoid memiliki banyak aktivitas, salah
satunya sebagai antihiperglikemik. Flavonoid memiliki aktivitas menurunkan
kadar gula darah dengan mampu meregenerasi sel beta pankreas dan
meningkatkan sekresi insulin, juga meningkatkan sensitivitas sel terhadap
insulin. Mekanisme lain dari flavonoid yang menunjukkan efek hipoglikemik
yaitu mengurangi penyerapan glukosa dan mengatur aktivitas ekspresi enzim
yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat (Brahmachari, 2011).
Salah satu senyawa golongan flavonoid yang terdapat di dalam buah apel
adalah quercetin. Quercetin berpengaruh terhadap metabolisme glukosa dan
tubuh dan telah banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian
quercetin secara kronik dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa pada
tikus diabetes. Efek penurunan glukosa darah puasa terjadi melalui
mekanisme yang beragam. Quercetin dapat memperbaiki uptake glukosa
melalui stimulasi 3T3-L1 pada sel adiposit matur oleh insulin (Fang dkk,
2008). Quercetin juga dapat mensensitasi kerja insulin dengan cara
meningkatkan fosforilasi tirosin pada reseptor insulin dan memperpanjang
proses signaling. Kedua mekanisme ini mengindikasikan bahwa quercetin
dapat memperbaiki resistensi insulin pada jaringan perifer (Kannapan dan
Anuradha, 2009). Selain itu, senyawa ini memiliki efek penghambatan terhadap
degradasi glikogen di hati. Hambatan degradasi glikogen secara langsung akan
mengurangi pelepasan glukosa oleh hati sehingga menurunkan kadar glukosa
darah (Nuraliev dan Avezov, 1992; Atsushi dkk, 2008).
Pada tabel 8. terlihat bahwa kandungan quercetin pada buah apel varian
rome beauty (hijau) dan red delicious (merah) memiliki jumlah yang berbeda.
Dan pada penelitian ini pemberian jus buah apel hijau lebih efektif dari jus buah
apel merah. Hal ini membuktikan bahwa jumlah kandungan flavonoid, dalam
hal ini quercetin, memiliki pengaruh dalam menurunkan kadar gula darah.
Dimana semakin besar jumlah kandungan flavonoid dalam buah apel maka
semakin besar pula kemampuannya dalam menurunkan kadar gula darah.
11
Selain kandungan flavonoid dalam buah apel adapula polifenol yang
membantu flavonoid dalam menurunkan kadar gula darah. Peran polifenol
sebagai antioksidan diduga mampu melindungi sel β pankreas dari efek toksik
radikal bebas yang diproduksi dibawah kondisi hiperglikemia kronis
(Barbosa, 2007; Evans dkk., 2003; Sabu dkk., 2002). Menurut Kaneto dkk.
(1999), pemberian antioksidan mampu meningkatkan massa sel β pankreas
dan menjaga kandungan insulin didalamnya.
KESIMPULAN
1. Pemberian jus buah apel hijau (Mallus sylvestris Mill.) dan jus buah apel
merah (Mallus dometica Borkh.) memberikan efek terhadap gangguan
toleransi glukosa darah akibat efek samping deksametason.
2. Pemberian jus buah apel hijau (Mallus sylvestris Mill.) lebih efektif
dibanding dengan jus buah apel merah (Mallus dometica Borkh.)
dikarenakan jus buah apel hijau berdasarkan literatur memiliki kandungan
fitokimia lebih besar.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Adeneye, Agbaje, 2008, African Journal of Biomedical Research,
Pharmacological Evaluation of Oral Hypoglycemic and Antidiabetic
Effects of Fresh Leaves Ethanol Extract of Morinda Indica Benth. in
Normal and Alloxan-Induced Diabetic Rats, (www.bioline.br/md, diakses
29 Maret 2016).
Anggun R. Cempaka, Sanarto Santoso, Laksmi K. T., 2014, Pengaruh Metode
Pengolahan (Juicing dan Blending) Terhadap Kandungan Quercetin
12
Berbagai Varietas Apel Lokal dan Impor (Mallus domestica), Indonesian
Journal of Human Nutrition volume 1 Edisi 1: 14-2., Malang
Atsushi K, Yuka M, Jo Y, Isao A, Allison AW, Robert JN, 2008, Protective Effect
of Dietary Cammomile Tea on Diabetic Complication, J Agric Food Chem
56.
Barbosa, D. S., 2007, Green Tea Polyphenolic Compounds and Human Health.
Journal für Verbraucherschutz und Lebensmittelsicherheit, 2, 407-413.
Brahmachari, G., 2011, Bio-Flavonoids with Promising Antidiabetic Potentioals:
A Critical Survey, Research Signpost.
British National Formulary (BNF 57), 2008, Published by BMJ Published Group
Ltd.
Desi AS, 2013, Efek Jus Buah Jambu Biji (Psidium guava Linn.) Terhadap
Gangguan Toleransi Glukosa Darah Tikus Putuh Jantan (Rattus
norvegicus) Akibat Efek Samping Deksametason. Calyptra Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya Vpl. 2 No. 1.
Evans, J. L., I. D. Goldfine, B. A. Maddux, and G. M. Grodsky, 2003, Are
Oxidative Stress - Activated Signaling Pathways Mediators of Insulin
Resistance and -Cell Dysfunction ? Diabetes, 52:1, 1-8.
Fang XK, Gao J, Zhu DN, 2008, Kaempferol and Quercetin Isolated from
Euonymus alatus Improve Glucose Uptake of 3T3 –L1 Cells without
Adipogenesis Activity, Life Sci, 82: 615-22
Goodman A. And Hilman L., 2006, The Pharmalogical Basicsof Therapeutics.
The McGraw-Hill Company, New York.
Guyton AC, Hall JE, 2000, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Terjemahan Irawati
dkk, ed 9, Kedokteran EGC, Jakarta, 1221-1238.
Kaneto, H., Y. Kajimoto, J. Miyagawa, T. Matsuoka, Y. Fujitani, Y. Umayahara, T.
Hanafusa, Y. Matsuzawa, Y. Yamasaki, and M. Hori, 1999, Beneficial
Effects of Antioxidants in Diabetes: Possible Protection of Pancreatic β-
Cells Against Glucose Toxicity, Diabetes 48, 2398-2406.
Kannapan S., Anuradha CV., 2009, Insulin Sensitizing Actions of Fenugreek seed
Polyphenols, Quercetin And Metformin in Rat Model, Indian J Med Res,
129: 401-8
Neal MJ, 2002, Medical Pharmacology an Glance, 4th ed, Graphicraft Ltd,
Hongkong.
Nuraliev, I.N & Avezov,G.A.,1992, The Efficacy of Quercetin in Alloxan
Diabetes, Eks Klin Farmakol.
Sabu, M. C., K. Smitha, and K. Ramadasan, 2002, Anti-diabetic activity of green
tea polyphenols and their role in reducing oxidative stress in experimental
diabetes, J. Ethnopharmacol., 83, 109-116.
13