Anda di halaman 1dari 5

Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus

Hubungan antara infeksi virus dengan gejala penyakit yang ditimbulkannya sering
kali kurang jelas. Beberapa virus menghancurkan sel inang dengan menghasilkan
enzim hidrolitik.
Ada yang meyebabkan sel inang memproduksi toksin (racun) berupa selubung
protein. Terkadang timbul gejala-gejala sementara yang mengiringi terjadinya infeksi
virus. Pencegahanya dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin, sedangkan
pengobatannya dengan cara pemberian interferon dan kemoterapi antivirus.

Vaksin Virus
Vaksin virus merupakan formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus mati,
atau virus hidup yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia guna memperoleh suatu
sistem imun (kekebalan) secara alamiah. Pada tahun 1789, Edward
Jennermenemukan vaksin cacar. Vaksin cacar disuntikan ke jaringan bawah kulit
(subkutan). Pada tahun 1952, Jonas Salk menemukan vaksin polio diberikan
melalui mulut (oral). Vaksin virus dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin
virus mati dan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

a. Vaksin Virus Mati


Vaksin virus mati dibuat dengan cara memurnikan sediaan virus melalui tahap-tahap
tertentu dan merusak sedikit protein virus sehigga virus tidak aktif. Formalin dengan
kadar rendah adalah biasanya digunakan untuk merusak protein virus. Vaksin virus
mati dapat merangsang pembentukan antibodi tubuh terhadap protein selubung
virus sehingga meningkatkan daya resistensi tubuh.
Namun demikian, ada beberapa kelemahan penggunaan vaksin virus mati antara
lain sebagai berikut.

 Diperlukan ketelitian yang tinggi pada saat pembuatan vaksin untuk memastikan
bahwa tidak ada virus yang virulen
 Respons sel terhadap vaksin biasanya lemah
 Imunitas yang diperoleh hanya bersifat sementara sehingga perlu dilakukan
injeksi berulangkali
 Dapat merangsang hipersensitivitas pada infeksi berikutnya (menyebabkan
terjadinya resistensi virus). Hal ini disebabkan adanya respons imun yang tidak
seimbang terhadap antigen permukaan virus yang tidak sesuai dengan infeksi
virus secara alamiah.

b. Vaksin Virus hidup yang dilemahkan

Vaksin virus hidup dibuat dari virus mutan yang memiliki antigen hampir sama
dengan virus liar, tetapi memiliki kemampuan patogen yang sangat lemah.
Pembuatan strain virus lemah dilakukan dengan cara manipulasi laboratorium agar
terjadi perubahan genetik secara terencana.

Penggunaan vaksin virus hidup memiliki kelebihan dan kelamahan. Kelebihan


penggunaan vaksin hidup antara lain tubuh memperoleh imunitas seperti imunitas
yang terjadi alamiah, karena virus akan bereproduksi terus sehingga memicu
terbentuknya antibodi tubuh. Sementara kelemahan penggunaan vaksin hidup
antara lain sebagai berikut.

 Terjadi virulensi balik yang lebih besar selama perkembangbiakan virus di dalam
vaksin. Walaupun hal ini tidak terbukti sebagai masalah, tetapi potensi tetap ada.
 Penyimpanan dan keterbatasan hidup vaksin sebelum masa kadaluarsa. Akan
tetapi, masalah ini dengan stabilisator virus, misalnya penambahan MgCl 2 untuk
vaksin polio.
 Terjadinya pencemaran virus lain di dalam vaksin
 Adanya gangguan replikasi virus vaksin akibat adanya infeksi virus luar yang
terjadi secara bersamaan, sehingga menyebabkan berkurangnya efektivitas
vaksin.

Pengobatan akibat Virus ada 2 yaitu dengan cara pemberian interferon dan
kemoterapi antivirus.

a. Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh hewa atau sel biakan sebagai
respons terhadap infeksi virus atau peginduksi lain dan berfungsi menghambat
reflikasi virus dalam satu sel. Interferon mampu mengatur imunitas humoral dan
seluler, serta pertumbuhan sel sehingga dapat digunakan untuk pertahanan pertama
terhadap infeksi virus. Interferon juga merupakan suatu kelompok hormon sitokin
yang berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan disferensi sel.

b. Kemoterapi Antivirus
Saat ini, telah ditemukan beberapa senyawa ativirus yang dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus. Namun, penggunaanya hanya
dalam keadaan tertentu karena dapat bersifat toksik (racun) bagi sel tubuh.
Senyawa antivirus yang ideal bagi sel tubuh masih terus dikembangkan. Senyawa
antivirus yang biasanya digunakan merupakan analog ukleosida, antara lain
zidovudin, zalzibatin, aksiklovir, gansiklovir, vidarabin, idoksuridin, trifluridin,
bromovinideoksiuridin, sitabarin, dan ribaririn. Senyawa lain yang juga terbukti
mempunyai aktivitas antivirus, antara lain amantadin, asam fosfonoasetat,
enviroksin, metisazon, dan arildon.
Cara Mencegah Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
Sebagian penyakit yang yang menjangkiti manusia disebabkan oleh virus. Virus itu
sendiri tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Untuk melihatnya harus menggunakan
mikroskop.
Alangkah baiknya kita tidak mengobati penyakit, melainkan mencegah nya sebelum
penyakit tersebut timbul.
Bagaimana cara mencegah penyakit yang di sebabkan oleh virus?

 Perbanyak minum air bersih : Dengan minum air bersih, secara otomatis
buang air kecil akan semakin sering. Selain itu bagus bagi sistem
metabolisme tubuh dan beberapa jenis virus akan cepat terbuang bersama air
kencing tersebut.
 Memperbanyak konsumsi vitamin yang berasal dari sayuran dan buah-
buahan. Karena sayuran atau buah-buahan merupakan sumber zat-zat aktif
dan alami pembunuh virus dan bakteri yang merugikan daya tahan tubuh.
 Menjaga pola hidup sehat. Seperti : tidur, makan, olahraga secara teratur bisa
meningkatkan daya tahan tubuh bukan dari virus saja tetapi juga dari cuaca.
 Konsultasi ke dokter atau Memeriksakan diri ke dokter untuk mengecheck
kondisi tubuh.
JENIS-JENIS VAKSIN
1. Live attenuated vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya
dengan cara kultur dan perlakuan yang berulangulang, namun masih mampu menimbulkan
reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :

 Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga
diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen
 Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda
 Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya
tidak tepat.
 Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
 Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
 Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%
 Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan
berperan sebagai imunisasi ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak,
gondongan, dan cacar air (varisela).
2. Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan
pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau
virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :

 Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk
antigen
 Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak
menimbulkan imunitas seluler
 Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis
pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system
imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
 Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
 Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
 Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal,
vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan
memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat
dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain
toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid
efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik
dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari
gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe.
Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang
dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau
determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat
pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang
diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel
bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan
vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa
gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus
disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini
menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan
epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan
penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam
menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam
suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke
dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai
episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang
dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang
akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang
mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian.
Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan
bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis
pada manusia saat ini sedang dilakukan.

Sumber : http://selukbelukvaksin.com/jenis-dan-macam-vaksin/

http://www.sridianti.com/pencegahan-dan-pengobatan-infeksi-virus.html

Anda mungkin juga menyukai