Disusun oleh :
1. Eka Anisa Pratiwi (09)
2. Elysa Oktavianingsih (10)
3. Fera Fardiana (12)
4. Hilda Putri Cahyaningrum (15)
5. Nanda Della Adelia Agustina (27)
6. Siti Ma’rifati (33)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Seni
Budaya serta rasa keingintahuan kami terhadap kebudayaan Indonesia. Serta kami ucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak M. Suryanto, S.Pd, selaku kepala sekolah SMA NEGERI 1 WELAHAN.
2. Bapak M. Nor Adhib, S.Pd, selaku guru pembimbing kami.
3. Kedua Orang tua kami yang telah membiayai dan memberi motivasi.
4. Teman- teman yang telah ikut serta dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
teman-teman kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Musik ..................................................................................... 3
B. Musik Tradisional.................................................................................. 4
C. Musik Daerah ..................................................................................... 6
A. Sejarah ..................................................................................... 7
B. Macam Alat Musik................................................................................ 14
C. Perkembangan ..................................................................................... 39
D. Tokoh dan Karya................................................................................... 43
E. Apresiasi ..................................................................................... 44
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 49
B. Kritik dan Saran..................................................................................... 49
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut
kesenian. Menurut Padmapushita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam
bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir. Kata
budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pikiran, akal budi
atau adat-istiadat.
Secara tata bahasa pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang
cenderung menujuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai hal
yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola
pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Setiap manusia memiliki cara yang berbeda dalam mengapresiasikan seni. Ada yang
dituangkan dalam suatu cat dan dilukiskan dalam sebuah kertas, tembok, alat-alat
transportasi, bahkan pada bagian tubuh manusia.selain itu juga ada yang diapresiasikan
melalui buku-buku yang bias dalam bentuk novel, kolaborasi antara gambar dan kata-
kata (komik) ada juga mengapresiasikannya melalui sebuah gambar yang bergerak, baik
itu kartun maupun suatu film.
Selain itu juga banyak sekali orang mengapresiasikan kedalam bentuk syair yang
sangat indah, dengan diiringi musik. Karena setiap manusia tidak sama, dalam
pengapresiasikannya sehingga seni, terutama seni musik berkembang dan berevolusi
tanpa ada batasnya. Bahkan di Indonesia sendiri memiliki berbagai maca seni musik,
baik itu baik tergolong dalam musik tradisional, campuran antara tradisional, dan
modern.
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian musik tradisional ?
b. Apa ciri-ciri umum musik tradisional ?
c. Apa saja alat atau instrumen musik tradisional ?
d. Apa saja jenis alat musik tradisional ?
e. Apa fungsi dari musik tradisional ?
f. Apa saja macam jenis musik ?
C. Tujuan
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan yang akan diperoleh
dari penyusunan makalah ini. Tujuan-tujuan tersebut antara lain :
a. Untuk mengetahui pengertian musik tradisional
b. Untuk mengetahui ciri umum musik tradisional
c. Untuk mengetahui manfaat musik dalam kehidupan sehari-hari
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Musik
Musik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 602) diartikan sebagai :
Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan.
Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alatyang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Kata musik itu sendiri berasal dari sebutan untuk dewi-dewi dalam mitologi
Yunani Kuno. Muse, yang bertanggungjawab terhadap perkembangan seni dan ilmu
pengetahuan. Kata musik dapat didefinisikan sebagai seni mengorganisasi kumpulan
nada-nada menjadi suatu bunyi yang mempunyai arti. Musik sangat dekat dengan
kehidupan. Sejak masih bayi seseorang sudah dikenalkan dengan “seni musik” oleh
ibunya dengan lagu atau nyanyian sederhana (misalnya : lagu Nina Bobo, Pelangi,
Bintang kecil, dll) lagu atau nyanyian itu juga menyemarakkan hidup hingga
memasuki masa pendidikan prasekolah maupun awal-awal sekolah.
Kamtini (2005:60) mengartikan “Musik adalahbagian dari kehidupan dan
perkembangan jiwa manusia”. Seni juga sering dikatakan sebagai hasil penulisan ide
oleh karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan
pikirab, gagasan, dan perasaan penciptanya melalaui unsur-unsur musik. Unsur-
unsur musik yang dimaksud adalah irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur, lagu
dan ekspresi.
Berbicara mengenai musik, menurut Reflield dalam Parto (1996:7) ada dua
bidang yang saling berseberangan, yaitu musik sebagai seni dan musik sebagai ilmu.
3
a. Musik sebagai Seni
Musik sebagai seni secara umum adalah memaklumi bahwa, musk merupakan
bidang seni yang bermateri suara (sound). Tas dasar ini musik merupakan
kaidah-kaidah estetis yang dapat diapresiasikan. Musik sangat erat kaitannya
dengan rasa. Musik sebagai seni yang berelasi dengan seni-seni yang lainnya
adalah sebagai kegaliban; dimana musik hadir dalm waktu bukan ruang, musik
merupakan sesuatu yang abstrak, yang sering melukiskan imajinasi yang sama
sekali tidak mutlak.
b. Musik sebagai Ilmu
Kebayakan orang tidak menyadari bahwa musik tidak hanya unsur seni saja.
Tetapi masih ada satu lagi yang selalu memberikan keseimbangan, yaitu unsur
keilmuan. Keduanya saling bertautan sekalipun unsur seninya lebih dikenal,
namun keilmuannya pun tetap tidak dapat dilepaskan dari deretan nada-nada,
interval dan seni akustiknya.
B. Musik tradisional
Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi atau pikiran yang
dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Dan tradisional berasal dari kata
tradition (latin) yang berarti kebiasaan yang sifatnya turun-temurun dengan kata
lain tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya secara turun-temurun. Kebiasaan yang diwariskan mencakup
Berbagai nilai budaya, meliputi adat-istiadat, sistem kemasyarakatan, system
pengetahuan, bahasa, kesenian, dan system kepercayaan. Kesenia tradisional
pada umumnya juga tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan siapa
penciptanya. Musik tradisional, baik itu kumpulan, komposisi, idiom, struktur
dan instrumentasinya serta gaya maupun elemen-elemen dasar komposisinya,
seperti ritme, modus, melodi atau tangga nada, tidak diambil dari system musical
yang berasal dari luar kebudayaan suatu masyarakat pemilik musik yang
dimaksud tersebut.
4
Ciri-ciri Umum Musik Tradisional
Tentunya terdapat perbedaan antara seni musik tradisional dengan jenis seni
musik yang lainnya. Berikut adalah ciri khas dari Seni musik tradisional :
1. Dipelajari Secara Lisan
Mengingat musik tradisional merupakan bagian dari kebudayaan, maka musik ini
sifatnya diwarsikan secara turun-temurun, dimana proses pewarisan musik
tradisi tersebut biasanya dilakukan secara lisan.
2. Tidak memiliki notasi
Proses pembelajaran musik tradisional yang berlangsung secara lisan membuat
partitur atau naskah musik menjadi suatu hal yang dianggap tidak terlalu
penting. Dengan demikian, sangat lazim ketika musik tradisional disetiap daerah
tidak memiliki partitur notasi tertentu.
3. Bersifat informal
Musik tradisional secara umum digunakan sebagai suatu bentuk ekspresi
masyarakat. Dengan demikian, keberadaan musik ini kebanyakan digunakan
dalam kegiatan rakyat biasa, sehingga bersifat lebih sederhana dan informal.
Ketika musik ini dimainkan di lingkungan istana, maka keberadaanya akan
menjadi lebih kompleks dan formal.
4. Pemainnya tidak terspesialisasi
Sistem yang berkembang pada proses belajar instrumen musik daerah biasanya
bersifat generalisasi. Pemain musik tradisional belajar untuk dapat memainkan
setiap instrumen yang ada dalam suatu jenis musik daerah. Secara umum
mereka akan belajar memainkan instrumental mulai dari yang termudah hingga
yang terumit. Dengan demikian, pemain musik daerah yang sudah mahir akan
mempunyai kemampuan untuk memainkan semua instrumen musik tersebut.
5. Syair lagu berbahasa daerah
Selain syair dengan menggunakan bahasa daerah, musik tradisional juga akan
menggunakan alunan melodi dan irama yang menunjukkan ciri khas kedaerahan.
5
6. Lebih melibatkan alat musik daerah
Umumnya, permainan musik dalam lagu-lagu daerah di Indonesia dibawakan
dengan alat-alat musik khas dari daerah itu sendiri. Contoh, lagu-lagu Suku Karo
dari Sumatera Utara umumnya diiringi oleh alat musik khas Karo, yaitu gendang
lima sendalinen.
7. Merupakan bagian dari budaya masyarakat
Musik tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang berkembang di
dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, setiap ciri kebudayaan
masyarakat penciptanya pasti sudah melekat erat didalamnya. Musik daerah
juga adalah salah satu bentuk gambaran kebudayaan daerah, selain tarian,
pakian, dan adat kebiasaan lainnya.
C. Musik Daerah
Musik daerah adalah jenis dimanainspirasi penciptaannya berdasarkan atas
budaya dan adat istiadat dari sutu daerah tertentu, selain sebagai sarana unruk
mengungkapkan perasaan dan kebiasaan yang terjadi di daerah tersebut, musik
daerah jugadigunakan untuk kegiatan upacara-upacara daerah oleh masyarakat
setempat.
Ciri-ciri musik daerah
1. Mengandung suatu makna
2. Memuat pesan unruk masyarakat suatu daerah
3. Menggambarkan suatu daerah
4. Menggunakan bahasa daerah
5. Irama dan melodinya bersifat sederhana
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
1) Sejarah Musik Nusantara
1. Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam
beberapa kelompok, bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat
tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan
umumnya berasal dari alam sekitarnya.
2. Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, telah berkembang musik-musik istana (khususnya di Jawa). Saat itu,
musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan-
kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang
berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu
kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang, dan
kelompok pelengkap.
3. Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama Islam, para pedagang Arab juga
memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus dan rebana. Dari
proses itulah muncul orkes-orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.
4. Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam
perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat
musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele.
Merekapun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa-masa
perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu, para musisi Indonesia menciptakan
sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik
itu dikenal sebagai musik keroncong.
5. Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia, masukpula berbagai jenis
musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Demikian pula dengan musik- musik
negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi
perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami
perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka,
7
muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B.
Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan
unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik
etnis.
2) Sejarah musik daerah
Contoh sejarah musik daerah Kalimantan dan Papua
1. sejarah musik daerah Kalimantan
Sejarah musik daerah Kalimantan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa lain yang
melakukan kegiaran perdagangan melalui pelayaran di Kalimantan maupun yang
singgah di Kalimantan. Perkembangan musik daerah Kalimantan juga merupakan upaya
penyebaran agama melalui musik.
Fungsi dari musik yaitu sebagai pengiring tari-tarian, iringan pertunjukkan, media
komunikasi, sarana upacara adat, media permainan, media ekspresi, sarana ekonomi,
dan sarana penerangan.
Musik daerah Kalimantan pada saat ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa
Arab. Contohnya adanya alat musik panting yang mirip dengan alat musik gambus yang
memakai senar. Musik daerah Kalimantan pesisir mendapat pengaruh dari daerah
disekitarnya seperti daerah Banjarmasin dari suku Daya. Di daerah Banjarmasin saat ini
masih ada orkes karawitan khas Banajr. Alat musik yang digunakan berupa gambang,
suling, rebab, dan gender.
Pertunjukkan musik panting disajikan bersama alat musik yang lain. Musik panting
yang diiringi dengan tarian disebut japing. Musik pnting disajikan dengan lagu bersyair
pantun yang berisi petuah, nasehat atau pantun jenaka.
Gamelan Banjar merupakan seni karawitan menggunakan peralatan musik gamelan
yang berkembang di suku Banjar Kalimantan Selatan. Gamelan Banjar meniru
kebudayaan Jawa yang dibawa oleh Pangeran Suryanata bersama dengan wayang kulit
Banjar dan senjata keris sebagai hadiah kerajaan Majapahit.
Musik daerah Kalimantan yang lain yaitu musik kurung-kurung, musik kintung, dan
musik kuriding. Musik kurung-kurung terbuat dari kayu panjang yang dibawahnya diberi
bambu atauperalatan lainnya dan mengeluarkan bunyi jika dihentakkan di tanah. Musik
kurung-kurung berasal dari Balangan Kalimantan Selatan. Musik kintung terbuat dari
bambu yang berbentuk seperti angklung sedangkan musik kuriding terbuat dari enau
atau kayu mirip ulin yang ada di di Muara Teweh Barito Utara. Ragam alat musik yang
ada di Kalimantan tidak lepas dari sejarah perkembangan musik daerah Kalimantan.
8
yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka dari masa ke masa. Walau jenis alat
musik tradisional Papua yang masih sering dipakai hingga saat ini mungkin tidak
sebanyak dimasa lalu. Selain karena makin kurangnya minat generasi muda untuk
melestarikannya, juga mungkin karena pengaruh masuknya budaya seni modern ke
dalam kehidupan masyarakat Papua.
Alat musik tradisional Tifa ini, banyak digunakan oleh penduduk Papua dan Maluku.
Bila diperhatikan sekilas Tifa mirip dengan gendang. Dan dimainkan dengan cara dipukul
pula. Tifa dibuat dari batang kayu yang dihilangkan isinya. Salah satu ujungnya lalu
ditutupi menggunakan kulit binatang seperti kulit rusa. Kulit rusa ini telah mengalami
proses pengeringan terlebih dahulu, agar bisa menghasilkan bunyi yang indah. Tifa
dimiliki setiap suku di Papua, memiliki spesifikasi masing-masing. Antara lain lewat
ukiran yang menghiasi alat musik tersebut. Tifa biasanya dimainkan saat ada acara,
seperti acara penyambutan tamu penting, upacara adat dan sebagainya. Alat musik ini
juga digunakan untuk mengiringi aneka tarian tradisional Papua. Antara lain Tarian
Perang, Tari Gatsi, dan tari.tradisional lainnya. Berbeda dengan Tifa yang dipukul seperti
gendang, Triton adalah alat musik tradisional Papua yang berupa alat tiup. Triton
terdapat dihampir seluruh wilayah pantai seperti Kepulauan Raja Ampat, Biak, Teluk
Wondama, Yapen Waropen, dan Nabire. Semula Triton digunakan sebagai alat panggil
atau pemberi tanda sebagai sarana berkomunikasi. Tapi kemudian Triton mengalami
perkembangan menjadi alat musik yang digunakan untuk hiburan. Pikon berasal dari
kata pikonane. Dalam bahasa Baliem, Pikonane berarti alat musik bunyi. Alat ini terbuat
dari sejenis bambu yang beruas-ruas dan berongga bernama Hite. Pikon yang ditiup
sambil menarik talinya ini hanya akan mengeluarkan nada-nada dasar, berupa do, mi
dan sol. Walau kelihatan sederhana namun ternyata tak semua orang bisa
menggunakan alat musik tradisional Papua ini. Sehingga lomba tiup Pikon yang bisa
memunculkan suara-suara mirip suara binatang ini, digelar setiap tahun di Festival
Lembah Baliem.
1) Penggolongan alat musik tradisional di Indonesia, yaitu :
a. Berdasarkan sumber suaranya :
1. Idiophone
Jenis pertama adalah idiophone. Alat musik jenis ini menggunakan getaran pada badan
alat musik itu sendiri sebagai sumber bunyi.
Cara memainkannya pun bermacam-macam, ada yang digoyang-goyangkan, dipukul,
ditepukkan, dan sebagainya. Bunyi yang ditimbulkan juga sangat bervariasi, tergantung
dari jenis bahannya. Contoh alat musik idiophone adalah bel, kulintang, simbal, marakas,
dan gong.
2. Membranophone
Jenis selanjutnya adalah membranophone. Yang ini juga sudah jelas bahwa sumber
bunyinya berupa membran. Alat musik jenis ini menggunakan lapisan tipis yang
dibentangkan secara kuat di salah satu sisinya.
9
Membran ini kemudian digetarkan untuk menghasilkan bunyi, umumnya dengan cara
dipukul. Contoh alat musik jenis ini adalah drum, kendang, dan rebana.
3. Chordophone
Jenis yang berikutnya disebut chordophone yaitu alat musik yang termasuk golongan
chordophone memiliki sumber bunyi berupa dawai.
Alat musik jenis ini menggunakan dawai yang dibentangkan secara kuat antara dua titik
tertentu. Dawai tersebut kemudian digetarkan untuk menghasilkan suara. Umumnya,
alat musik jenis ini memiliki rongga resonansi di bawah dawai-dawainya. Rongga ini
berguna untuk memperkuat bunyi yang dihasilkannya. Contoh alat musik jenis ini adalah
gitar, biola, harpa, dan piano.
4. Aerophone
Aerophone adalah jenis alat musik lainnya yang menggunakan sumber bunyi berupa
udara. Alat musik jenis ini memiliki bagian yang berisi udara.
Getaran udara di dalam alat musik inilah yang menimbulkan bunyi. Alat musik jenis ini
biasa dimainkan dengan cara ditiup atau dipompa. Contoh alat musik aerophone adalah
flute, terompet, harmonika, dan akordion.
1. Electrophone
Jenis terakhir adalah electrophone. Jenis ini baru muncul belakangan seiring munculnya
alat musik eletrik. Sesuai namanya, alat musik ini menggunakan komponen elektrik
sebagai sumber bunyinya, baik sebagai pengendali getaran dan bunyi yang dihasilkan
secara keseluruhan maupun hanya sebagai penguat bunyinya saja. Contoh alat musik
electrophone ini adalah keyboard dan gitar elektrik.
b. Berdasarkan Cara Memainkannya.
Berikut Jenis-Jenis Alat Musik Berdasarkan Cara Memainkannya:
1. Alat musik tiup, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara di tiup. Alat ini
biasanya memiliki lubang-lubang kecil untuk ditiup dengan jari-jari.
Contoh : harmonica, recorder, tuba, seruling, flute, bason, horn, terompet, pianika,
saksofon, clarinet dan lain-lain.
2. Alat musik gesek, yaitu alat musik yang dimainkan dengan tongkat gesek. Pada
tongkat gesek direntangkan dawai atau senar, yang nantinya digesekkan pada
dawai atau senar alat musik, sehingga bergetar dan berbunyi.
Contoh : biola, rebab, cello, violin, kontra bas, viola dan lain-lain
10
3. Alat musik petik, yaitu alat musik dawai atau senar yang cara memainkannya
harus dipetik dengan jari.
Contoh : gitar, bas, mandolin, harpa, siter, banjo, sasando, ukulele, dan lain-lain.
4. Alat musik pukul atau perkusi, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan
cara dipukul.
Alat musik pukul ada dua macam:
1) Alat musik pukul bernada
Contoh : kulintang, perangkat gamelan, calung, vibraphone, arumba, xylophone,
bellira, glockenspiel dan lain-lain.
2) Alat musik pukul tak bernada
Contoh : gendang, ketipung, rebana, tamborin, symbal, tympani, triangle, kastanyet,
gong, pauken, drum set dan lain-lain.
5. Alat musik tekan, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara ditekan.
Contoh : piano, organ, keyboard dan lain-lain.
6. Alat musik elektronik, yaitu alat musik yang cara memainkannya menggunakan
listrik.
Contoh : gitar listrik.
c. Berdasarkan Bahan Pembuatannya :
1. Kayu dan bambu
Bahan kayu dan bambu paling mudah diperoleh dilingkungan kita. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bahan kayu mempunyai kelebihan, dapat
dibentuk besar atau kecil sesuai dengan nada yang akan dihasilkan. Namun, untuk bisa
bersuara, kayu harus dipukul dan juga harus dibantu dengan rongga atau ruang
dibawahnya. Contoh alat musik dari kayu adalah kolintang dan gambang. Sedangkan,
bambu memiliki kelebihan dalam hal bentuk. Bambu telah menyerupai tabung, sehingga
mempunyai rongga sendiri untuk bersuara. Contohnya adalah angklung dan calun.
2. Logam
Secara umum bahan logam sering digunakan untuk membuat alat musik adalah
perunggu. Perunggu merupakan bahan campuran antara logam tembaga dengan timah
putih. Logam ini menghasilkan warna yang mengkilap dan suara yang bening. Pada
gamelan perbandingan campuran yang digunakan adalah 3 : 10. Ini membuat gamelan
sering disebut gasa. Ga dari tiga dan sa dari dasa (sepuluh).
Selain itu da beberapa logam lain yang digunakan sebagai bahan pembuat alat musik.
Yaitu, besi dan kuningan. Contoh alat musik dari besi adalah triangle.
3. Bahan-bahan lain
Bahan lain yang digunakan ada bermacam-macam. Misalnya kulit hewan, contohnya
kendang dan cangkang kerang, contohnya fuu.
d. Berdasarkan Fungsinya :
1. Alat musik ritmis
Alat musik ritmis adalah alat musik yang tidak mempunyai nada. Biasanya berfungsi
sebagai pembentuk ritme. Contohnya kendang.
2. Alat musik melodis
11
Alat musik melodis adalah alat musik yang memiliki nada, sehingga berfungsi untuk
memainkan nada-nada atau melodi. Contohnya kolintang, rebab, saron, demung dan
gender.
3. Alat musik harmonis
Alat musik harmonis adalah alat musik yang dimainkan untuk memperindah permainan
musik atau digunakan sebagai pengiring lagu atau musik. Dalam musik tradisional,
contoh alat musik harmonis adalah gambus, bonang, dan siter.
e. Berdasarkan masanya
1. Musik tradisional
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun,
dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling memengaruhi
diantaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan
maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat
tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik
tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat
sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
a) Musik modern
Musik modern merupakan musik yang muncul setelah akhir masa musik klasik sampai
masa sekarang ini. Beberapa kriteria musik modern antara lain menggunakan tangga
nada diatonic ( do re mi fa so la si ) dan menggunakan alat musik akustik dan elektronik.
Perkembangan teknologi juga turut mempengaruhi dunia musik, pembentukan suara-
suara buatan yang dilakukan oleh alat elektronik maupun komputer dengan program
musiknya “teknologi komputerisasi” juga menjadi bagian dari musik modern.
Sejauh ini memang musik modern memang sulit dibatasi oleh defenisi tertentu. Musik
modern dapat dikatakan sebagai suatu bentuk musik yang terus megikuti
perkembangan zaman. Musik ini akan selalu disesuaikan dengan selera penggemarnya.
Dengan demikian musik modern yang telah ada selalu mampu bertahan hingga saat ini.
Musik modern juga menggunakan alat-alat musik dalam permainannya, alat musik yang
biasa digunakan dalam musik modern kebanyakan merupakan alat musik Barat. Hal ini
disebabkan oleh karena modern memang berorientasi pada musik Barat. Dengan
demikian alat musik yang digunakannya pun kurang lebih sama dengan alat-alat musik
Barat.
b) Musik kontemporer
kontemporer adalah seni yang dibuat lebih kepada masa kini atau bersifat modern.
Sedangkan dilihat dari etimologi atau sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co dan
tempo. Dimana co bermakna bersama dan tempo artinya waktu. Sehingga secara
harfiah, seni kontemporer dapat diartikan sebagai seni yang berjalan sebagai refleksi
waktu yang sedang dilakoni.
12
2. Notasi musik hanya dapat dimengerti oleh pemusik karena notasinya ditulis
dengan simbol atau tanda
3. Memiliki improvisasi yang berfariasi mengikuti keinginan dari pemusik.
4. Bunyi dapat berasal dari sumber yang beragam, bukan hanya dari instrumen
musik.
5. Jenis tangga nada yang dipakai bervariasi.
6. Jenis birama tidak terpaku pada satu birama saja.
7. Dinamik dan tempo bervariasi
2) FUNGSI MUSIK
a) Sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi antara pencipta dengan pendengarnya. Pencipta atau menulis lagu selalu
berusaha mengkomunikasikan apa yang dirasakannya atau menyampaikan suatu
keadaan kepada pendengarnya. Namun lebih sederhana dari itu, ternyata di beberapa
negara terdapat musik atau beberapa nada yang digabungkan secara unik sebagai
sebuah pertanda. Contoh yang sering kita temui adalah suara atau bunyi dari lonceng, di
Indonesia sendiri, jika di bunyikan di sekolah makan itu berarti saatnya istirahat.
13
Di beberapa daerah baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak orang/pemain
musik tradisional yang menjadikan permainan musik mereka sebagai usah menyambung
hidup atau mata pencaharian. Ada yang mengelolanya secara besar sehingga banyak
menampung/menyerap banyak tenaga kerja, adapula yang melakukannya sendiri atau
terbatas dengan sebuah kelompok kecil. Meraka akan mendapatkan bayaran dari pihak
yang meminta mereka membawakan pertunjukan musik tradisional, biasanya dalam
acara-cara kedaerahan atau acara pernikahan, sunatan, dll.
f) Sarana pengembangan Diri
Yang terakhir adalah sebagai sarana pengembangan diri, rasanya tidak mungkin jika
semua orang terlibat dalam proses kreatif pembuatan atau pertunjukan musik
tradisional tidak medapatkan hal ini. Selain menambah keterampilan, orang-orang yang
bergelut dalam dunia ini biasanya memiliki karakter yang kental akan budaya daerahnya
sehingga karakter-karakter atau ciri khas orang di daerah tersebut tidak akan hilang atau
tergerus arus globalisasi.
Bumbung
14
Panting
Gambus khas Melayu ternyata juga dapat ditemukan di dalam alat musik
tradisional Provinsi Kalimantan Selatan. Akan tetapi, gambus dari suku Banjar
ini diberi nama dengan Panting. Panting ini dimainkan dengan cara dipetik.
Instrumen ini menghasilkan nada-nada melodi yang sangat indah dan juga
menggema seperti halnya suara gambus padang pasir. Diantara banyaknya
instrumen tradisional lainnya, panting ini menjadi instrumen yang paling
sering dimainkan oleh masyarakat Banjar sampai saat ini.
Kalampat
Dari segi bentuknya, alat musik kalampat ini identik dengan gendang khas
Jawa, tetapi dengan 1 (satu) bagian saja yang mempunyai membran kulit
hewan. Kalampat hanya dimainkan sebagai pengatur ritme alunan musik,
oleh karena itu alat musik ini jarang dimainkan secara perseorangan. Cara
memainkan gendang kalampat ini adalah dengaan cara dipukul, namun
15
memukulnya tidak menggunakan telapak tangan, melainkah dengan
menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan.
Guriding
Kuriding atau Guriding merupakan alat musik bambu yang berasal dari
Kalimantan. Penamaan dari "Kuridin" ini sendiri diberikan oleh para
penduduk Hulu Sungai Tengah dan juga Desa Harakit Kabupaten Tapin. Lain
lagi dengan para penduduk di Kelurahan Ulu Banteng, Bakupai, Barito Kuala,
alat musik tradisional ini disebut dengan Guriding. Cara memainkan Kuridin
atau Guriding ini adalah dengan cara di tiup, dan hampir mirip dengan alat
musik tradisional karinding dari Provinsi Jawa Barat.
Gambus
Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal
dari Timur Tengah. Pengaruh dari Timur Tengah dibawa oleh orang-orang
Melayu yang banyak bermukim di pesisir Kalimantan Timur. Kebanyakan
orang-orang Melayu ini beragama Islam.
16
Gambus yang digunakan dalam Tingkilan menggunakan kayu nangka sebagai
badannya. Berat gambus ini sekitar 50 gram dan memiliki panjang 70 cm.
Badan gambus bercat coklat, sedangkan dawainya dari bahan nilon. Dawai
dalam gambus bervariasi, mulai dari berdawai empat hingga duabelas
Kalang Kupak
Kalang Kupak adalah alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan yang juga
dibuat dari bambu, biasanya dari jenis bambu tamiang. Sama halnya dengan
kintung, Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing
dipotong setengahnya dan meruncing di bagian ujung. Ruas-ruas bambu
tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya
menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak berperan sebagai
pembawa melodi, dimainkan bersama alat musik agung (gong), babun
(gendang), lumba (gendang), dan kecapi untuk mengiringi upacara adat
Balian, yaitu upacara keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang
dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari
Gintor. Kalang Kumpak merupakan alat musik tradisional Suku Bukit.
Masyarakat Dayak Maanyan menyebut kalang kumpak dengan nama
"salung" yang berfungsi untuk menghibur petani di ladang dan untuk
mengusir binatang buas.
Kintung
17
Di antara banyaknya alat musik tradisional Provinsi Kalimantan Selatan, alat
musik tradisional inilah yang diperkirakan benar-benar asli dari kebudayaan
suku Banjar. Meskipun bentuknya mirip seperti alat musik angklung dari
Provinsi Jawa Barat, kintung Kalimantan Selatan ini dinilai mempunyai sisi
uniknya tersendiri.
Cara memainkan alat musik Kintung pun cukup sederhana, yaitu dengan cara
dipukul memakai alat pemukul khusus. Masing-masing ruas bambu dari
Kintung ini akan menghasilkan nada dan suara yang berbeda-beda, tentunya
tergantung dari ukuran dan juga panjang ruas bambunya.
2. Kalimantan Timur :
Sampek/ Sampe’
Sampek atau sampe' adalah salah satu alat musik tradisional Suku Dayak di
Provinsi Kalimantan Timur. ampe dalam bahasa lokal suku Dayak dapat
diartikan “memetik dengan jari". Dengan mengetahui artinya kita sedikit
memiliki gambaran bahwa alat musik sampek adalah alat musik yang dipetik.
Namun demikian, alat musik ini banyak memiliki penamaan yang berbeda-
beda diantara berbagai sub suku dayak yang ada di Pulau Kalimantan. Nama
18
sampe’ digunakan oleh orang-orang suku Dayak Kenyah, orang-orang suku
Dayak Bahau dan Kanyaan menyebutnya dengan nama sape’, suku Dayak
Modang mengenal alat musik ini sebagai sempe, sedangkan orang-orang
Dayak Tunjung dan Banua menamainya dengan sebutan kecapai.
Gemer
19
Pengertian alat musik Kledi (Keledi) atau Kaldei yang berasal dari pulau
Kalimantan. Bentuk alat musik ini berupa sejumlah tabung bambu yang di
hubungkan denga sebuah Labu. Fungsi dari Tabung yang Panjang tersebut
dapat menghasilkan satu nada, sedang tabung lainnya dapat menghasilkan
berbagai ragam nada suling. Alat musik kaldei banyak terdapat di daerah
Kalimantan.
Jatung Utang
Jatung Utang adalah alat musik tradisional khas dayak Kalimantan Timur. Alat
musik Jatung Utang merupakan alat musik pukul sejenis gendang besar yang
panjangnya kurang lebih 3 m, dengan diameter kurang lebih 50 cm. Alat
musik tradisional ini digunakan untuk tanda atau isyarat pada
penyelenggaraan upacara-upacara adat dan agama.
Jatung utang ada juga yang berupa seperti gambang, terbuat dari batangan
kayu yang satu sama lainnya dirangkai dan diikat dengan tali. Tiap lempengan
kayu yang tersusun tersebut memiliki nada tersendiri. Cara memainkannya
adalah dengan cara dipukul menggunakan 2 buah batang kayu yang terpisah,
20
sehingga kedua tangan (kanan dan kiri) berfungsi aktif. Jatung Utang
digunakan sebagai alat pendukung pengiring upacara adat dan tarian daerah.
Uding /Uring
Uding adalah suatu alat musik pukul yang terbuat dari batang bambu atau
enai (aren) berdiameter 2 - 3 cm dengan panjang 20 cm dan memiliki rongga
yang berisi sebuah biji kayu pada bagian ujungnya. Cara memainkannya
adalah dengan mendekatkannya ke dalam rongga mulut, kemudian
dipukul/disentil dengan jari untuk menghasilkan nada. Variasi tinggi
rendahnya nada yang dihasilkan adalah dengan memainkan / menggerakkan
rongga mulut sehingga tercipta nada yang diinginkan. Uding memegang
peranan penting untuk menghasilkan variasi bunyi nada yang lebih beragam
sehingga menghasilkan aransemen musik yang lebih meriah.
Gening
Gening berasal dari suku Dayak yang dimana arti kata “Gening” sendiri
memiliki arti “Bunyi”. Alat musik ini merupakan alat musik pukul yang
dimainkan penduduk suku Dayak sebanyak 8 buah, bahkan pada suku Dayak
Kenyah mencapai 12 buah gening. Gening terbuat dari sepotong kayu, kayu
yang digunakan adalah kayu sejenis Meranti (Kayu Meranti) bentuk dari kayu
ini memang sudah bulat dan panjang seperti pohon tersebut.
21
Klentangan atau sluding
Klentangan terdiri dari 6 buah gong kecil yang dimainkan dengan cara
dipukul pada bagian yang menonjol, gong-gong ini disusun rapih di sebuah
tempat layaknya rak yang sudah dibentuk dan diukur sehingga gong kecil
tersebut muat dan tersusun rapi sesuai urutan nadanya. Tiap gong yang
tersusun memiliki nada yang berbeda entah itu mayor ataupun minor, anda
akan diberikan 2 batang kayu yang nantinya digunakan sebagai pemukul dari
klentangan. Klentangan memiliki bahan utama yakni kayu yang
bergelombang karena bahan tersebut bersifat kuat, ringan dan ketika diraut
kayu tersebut akan lurus dan mudah dibentuk.
Jatung Adau / tuwung/ prahil
22
Kecapi
Alat musik ini memiliki bentuk yang unik yaitu berbentuk seperti burung
enggang, yaitu hewan sakral bagi masyarakat suku Dayak. Alat musik petik
berdawai 2 (dua) jenis lut ini biasa dimainkan pada saat menyambut tamu
kehormatan. Kecapi Kalimantan Tengah ini terbuat dari kayu ringan yang
berasal dari pohon hanjalulung. Sedangkan pada dawai atau senar kecapi ini
menggunakan bahan dari kawat atau dari benang nilon. Dahulu, dawai-dawai
pada kecapi ini dibuat menggunakan rotan atau kulit kayu, hal tersebut
dilakukan karena bahan tersebut lebih tahan lama, kuat, dan memiliki suara
yang sangat khas.
Selain dimainkan untuk menyambut para tamu kehormatan, alat musik
kecapi ini juga biasa dimainkan untuk mengiringi tari-tarianan seperti tari
perang, dan nyanyian-nyanyian tradisional khas dari Kalimantan Tengah.
Kecapi juga dapat dimainkan masyarakat disana pada saat sedang santai.
Sambil mengisi waktu senggang, orang-orang di Kalimantan biasanya
memainkan alat musik yang sekilas hampir mirip gitar ini. Belakangan, kecapi
ini juga dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya, seperti rabab,
suling, kangkanang, katambung dan juga gandang. Perpaduan beberapa alat
musik tersebut menjadi musik khas Kalimantan yang harmonis serta biasanya
dipertunjukan di dalam acara-acara Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah.
23
Sarun /Saron
Sarun merupakan alat musik Kalimantan tengah yang dimainkan dengan cara
dipukul dan terbuat dari logam/besi. Alat musik ini tergolong kategori
membranophone untuk mengiringi tari-tarian dan lagu daerah yang
dinyanyikan. Suara yang dihasilkan tidak rumit dan bisa dibilang akan mudah
jika kita ingin mencoba mempelajari teknik meainkan sarun, nada yang
dihasilkan adalah do, re, mi, sol, la.
Katambung
Katambung merupakan jenis alat musik perkusi yang berbentuk seperti tifa
karena badannya seperti gendang dan langsing dengan panjang yang
mencapai 75 cm. alat musik ini digunakan oleh masyarakat suku Dayak dan
diyakini sudah ada sejak zaman dahulu. Katambung dimainkan pada saat
upacara besar atau yang berkaitan dengan upacara Gawi Belom dan Gawi
Matey . Katambung dimainkan dengan cara ditabuh agar menghasilkan suara
dengan menggunakan telapak atau jari tangan.
Tote/Serupai/ Serpai
24
Serupai adalah alat musik tradisional Kalimantan tengah yang berfungsi
sebagai pelengkap alat musik pada upacara belian, belian adalah sebuah
upacara dan peranan alat musik ini adalah untuk ngawak (sebutan untuk
klimaks dari upacara belian). Selain itu, serupai juga bias digunakan untuk
hiburan pribadi. Untuk memainkan serupai harus mengerti sedikit tentang
harmonika dengan teknik meniup serta menarik udara dengan teratur,
sehingga anda tak perlu berhenti untuk mengambil nafas.
Salung
25
Balawung adalah sebuah suling. Alat musik tradisional tiup asal Kalimantan
yang berbahan utama bambu dengan ukuran kecil dan memiliki 5 lubang di
bagian bawahnya dan satu lubang di bagian atas. Suling ini dimainkan oleh
kaum wanita dari suku Dayak yang berada di sepanjang sungai Katingan,
Kalimantan tengah.
Suling Bahalang
Suling bahalang adalah sebuah suling. Alat musik tradisional tiup asal
Kalimantan yang berbahan utama bambu dan memiliki 7 buah lubang.
Penggunan suling ini sedikit sama dengan menggunakan suling lain pada
umumnya.
26
Japen
Japen merupakan alat musik tradisional petik yang bersal dari Kalimantan
tengah dan cukup populer dalam pengetahuan masyarakat. Japen memiliki
dawai dan bentuk seperti gitar dengan hiasan yang sedemikian rupa tanpa
menghilangkan tanda bahwa alat musik tersebut merupakan alat musik dari
Kalimantan tengah.
Garantung
Garantung adalah alat musik tradisional dari suku Dayak Kalimantan tengah
yang diklasifikasikan sebagai salah satu alat musik dalam kelompok
idiophone yang terbuat dari bahan campuran jenis logam seperti kuningan
dan perunggu.bunyi yang dihasilkan dari garantung memiliki getaran yang
pendek. Garantung dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat
pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang tentunya dilapisi kain pada
bagian ujungnya agar tidak merusak garantung.
27
3. Kalimantan Barat :
Agukng
Agukng adalah salah satu alat musik yang kerap dipakai dan dianggap sacral.
Alat ini ditemui hamper di seluruh kelompok Dayak dan dipercaya diturunkan
langsung oleh para dewa dari kayangan untuk dimainkan dalam upacara.
Kangkuang
Kangkuang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dan
terbuat dari kayu yang diukir sedemikian rupa. Dibuat oleh masyarakat suku
Dayak Banuaka di daerah Kapuas Hulu.
Terah Umat
28
Alat musik yang terbuat dari besi. Alat musik ini dimainkan dengan cara
dipukul.
Kollatung
Kollatung adalalah alat musik yang terbuat dari bahan tembaga kuningan.
Alat ini juga seperti agukng yang memiliki fungsi selain menjadi alat musk
yaitu menjadi mas kawin dalam pernikahan, sebagai alat pembayaran dalam
hukum adat suku Dayak.
Sapek
Alat musik ini dimiliki oleh suku Dayak kayakan dengan bentuk badan yang
lebar dan tangkai bagian atasnya kecil untuk pegangan. Dimainkan dengan
29
car dipetik. Bahan utama pembuatan alat musik ini adalah kayu, jenis kayu
yang digunakan adalah kayu pelakik/ jenis kayu keras lainnya karena semakin
keas kayu maka semakin baik pula suara yang dihasilkan.
Tuma
30
musik suku Dayak yang dimaksud sape. Balikan dibuat oleh suku Dayak yang
tinggal di daerah Kapuas hulu.
Rabab/Rebab
Rabab atau yang biasa dipanggil rebab adalah alat musik tradisional
Kalimantan barat yang cara memainkannya dengan digesek. Alat musik ini
dibuat oleh suku Dayak Uut Danum.
Tawaq
31
Entebong adalah alat musik tradisional Kalimantan Barat yang terbuat dari
kayu dan kulit binatang. Bentuk entebong mirip dengan kendang atau
gendang, karena bentuknya yang mirip. Cara memainkan alat musik ini juga
sama, yaitu dengan cara ditabuh. Alat musik ini bisa Anda temui di
Kabupaten Sekadau, alat ini buatan suku Dayak Mualang yang tinggal di
daerah sekitar.
4. Kalimantan utara :
Babun
Babun adalah alat musik pukul yang bentuknya seperti kendang / gendang,
berbentuk bulat dan terbuat dari kayu, setiap sisinya dilapisi dengan kulit
kambing dan ada lubang ditengahnya.
Gambang
Gambang, terdiri dari 18 bilah bamboo dan dimainkan dengan cara dipukul.
Rebab
32
Rebab (Arab الربابةatau ربابة- "busur (instrumen)"), juga rebap, rabab, rebeb,
rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian
paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam
yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur
Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab
dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah
tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang
disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam
suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang
terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua
atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik
bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung
daripada biola.
Rebab Kalimantan Utara terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang
b) Papua :
Pikon
33
Alat musik pikon merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari tanaman
sejenis bambu. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup. Pikon berasal dari
bahasa Baliem yaitu dari kata Pikonane yang berarti alat musik bunyi. Pikon yang
ditiup sambil menarik talinya ini hanya akan mengeluarkan nada-nada dasar,
berupa do, mi dan sol.
Yi
Alat musik ini terbuat dari kayu dan bambu. Yi digunakan sebagai alat bunyi
untuk memanggil penduduk dan juga untuk mengiringi acara tarian.
Triton/trompet
Triton terbuat dari kerang terompet yang berasal dari Kabupaten Biak
Provinsi Papua. Triton digunakan untuk memanggil penduduk.
Fuu
34
Fuu merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup pada bagian
yang berlubang atau terbuka. Selain digunakan untuk memanggil penduduk,
alat musik ini juga biasa digunakan untuk mengiringi tarian khas Papua,
khususnya masyarakat suku Asmat, kabupaten Merauke.
Kecapi Mulut
Alat musik ini terbuat dari bambu wuluh. Kecapi mulut dimainkan dengan
cara dijepit diantara bibir, lalu ditiup sambil menarik talinya. Alat musik ini
berasal dari suku Dani di lembah Baliem kabupaten Jayawijaya, provinsi
Papua.
Tifa
35
Tifa adalah alat musik yang berasal dari Maluku dan Papua yang dimainkan
dengan cara dipukul. Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau
dihilangi isinya pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya
penutupnya menggunakan kulit rusa yang telah dikeringka untuk
menghasilkan suara yang bagus dan unik.
Paar terbuat dari labu dan Kee terbuat dari tulang burung kasuari. Paar
(penutup kelamin laki-laki), Kee (ikat pinggang). Fungsi paar dan kee biasanya
36
digunakan sebagai penutup kelamin laki-laki tetapi, juga sebagai alat musik
pada pesta-pesta adat. Paar dan kee berasal dari suku Waris di kabupaten
Keerom, provinsi Papua.
Krombi
Alat musik ini terbuat dari bambu. Krombi merupakan salah satu alat musik
yang digunakan untuk mengiringi tarian pada pesta adat masyarakat Papua.
Alat musik ini biasanya dimainkan dengan sebuah kayu kecil lalu diketuk-
ketuk pada bambu tersebut. Krombi berasal dari suku Tehit, kampung
Seremuk, kabupaten Sorong selatan, provinsi Papua.
Butshake
Alat musik ini terbuat dari bambu dan buah kenari. Berasal dari muyu
kabupaten Merauke. Butsake digunakan pada pesta tari-tarian adat.
37
Amyen
Alat musik ini terbuat dari kayu. Amyen merupakan alat musik tiup yang
digunakan untuk mengiringi tarian serta memanggil dan memberi tanda
bahaya pada saat berperang. Alat musik ini dibuat menggunakan bahan kayu
putih, dan digunakan oleh masyarakat suku Web, kabupaten Keerom,
provinsi Papua.
Atowo
Atowo merupakan alat musik tradisional dari Papua yang sulit ditemukan
keberadaannya. Bentuk dari atowo adalah bulat panjang dengan ukuran
relatif kecil dan ringan. Atowo dimainkan dengan mengunakan dua tangan,
tangan yang satu memegang badan atowo dan tangan satunya menabuh
dengan teknik pukulan untuk menciptakan irama yang indah dan biasa
digunakan untuk hiburan rakyat.
38
Guoto
Guoto merupakan alat musik dari daerah Papua barat. Cara memainkannya
dengan memetik dawai atau senarnya. Terbuat dari kayu dan kulit binatang,
yaitu binatang lembu.
Eme
Eme merupakan alat musik tradisional yang berasal dari masyarakat Kamoro
di provinsi Papua. Proses pembuatan alat musik ini dapat dibilang sangat
unik, sebab saat pemasangannya biasany akan memakai campuran kapur
dari biawak dan darah manusia. Untuk dapat menghasilkan suara yang
berbeda, kulit dan alat musik eme ini akan ditempeli oleh getar damar yanf
dibentuk bulatan kecil. Semakin banyak getah damar yang ditempelkan ke
kulit, maka akan menghasilkan suara yang semakin rendah. Getar damar ini
berguna sebagai pengatur suara dari alat musik tradisional ini.
39
C. Perkembangan
Perkembangan musik di Indonesia bisa dibilang sangat membanggakan. Apalagi
ditambah akan kreatifitas anak – anak band yang tidak melupakan budaya musik
tradisional contonya seperti bondan prakoso yang memasukkan keroncong dari budaya
jawa ada juga balawan yang memasukkan unsur musik bali dalam musiknya. Di dalam
sejarah musik indonesia yang pertama kali memasukkan unsur musik ke dalam
Indonesia berasal dari agama Hindu dengan menggunakan unsur alam sebagai ritual
keagamaan dalam masyarakat. Semakin majunya jaman maka ada beberapa era musik
di Indonesia yang paling diingat, ada beberapa era antara lain :
1. Era sebelum 70-an
Sekutu dan NICA mulai menguasai kota secara de facto. Saat Tentara Republik Indonesia
dipaksa menyerah dan meninggalkan kota sejauh radius 11km; Majelis Persatuan
Perjuangan Priangan memutuskan untuk membakar kota untuk mencegah Sekutu dan
Belanda mempergunakan fasilitas dan instalasi penting yang ada di kota itu.
2. Era 70-an
Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa ini. Lagu-lagunya banyak mencapai Hits dan
Koes bersaudara mendapat julukan sebagai The Beatlles-nya Indonesia. Setelah Toni
Koeswoyo memilih bersolo karir posisinya di ganti Murry, dan kemudian kata
‘bersaudara’ diganti menjadi ‘Plus’. Ini di karenakan Murry bukan berasal dari keluarga
Koeswoyo. Beberapa kali dicekal dan masuk penjara. Ini dikarenakan Koes Plus
membuat beberapa lagu dengan menggunakan lirik berbahasa asing. Menurut
pemerintahan Soekarno ini tidak mencerminkan watak Nasionalisme dan bisa
membahayakan. Beberapa lagu koes Plus yang berbahasa asing sampai sekarang masih
enak terdengar, diantaranya lagu yang berjudul ‘Why do u love me’. Selain Koes Plus
nama lain yang ikut meramaikan musik Indonesia juga lumayan banyak, tapi menurut
saya Koes Plus-lah yang menjadi ikon di era ini.Secara tema, selain lagu dengan tema
40
cinta modern milik Koes Plus lagu dengan tema percintaan dan kancah peperangan
masih sering terdengar disini.
3. Era-80-an
Pada era ini jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop yang mendayu-dayu,
bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Rinto Harahap, Pance pondaq, A
ryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama pencipta lagu yang cukup produktif di era
ini. Yup inilah masanya lagu patah hati! Nama-nama seperti; Nia Daniaty, Betharia
Sonata, Ratih Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa nama yang merupakan spesialis
lagu sedih. Lagu-lagu balada juga lumayan laku ini mungkin karena temponya lambat
juga. Nama seperti Ebiet G Ade dan Franky and Jane sangat familiar juga waktu itu.
Di tengah derasnya aliran cengeng sebenarnya ada beberapa musisi yang tetap
konsisten dengan aliran mereka yang tidak terbawa arus untuk memainkan musik yang
meratap-ratap. Diantaranya ada Fariz RM, Vina Panduwinata, Gombloh dll. Musik
mereka sering disebut sebagai musik pop kreatif. Lagu Vina yang berjudul ‘Burung
Camar’ bahkan jadi hits dimana-mana.
Di era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar, beberapa nama seperti;
Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock seperti Goodbles yang
kemudian berubah menjadi GONG 200 sempat berkibar. Nicky Astria bahkan manjadi
ikon Rocker perempuan Indonesia setelah era-nya Euis darliah. Group-group musik baru
pun mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal kali) seperti; Dewa 19,
Slank, Boomerang, Vodoo, dan masih banyak lagi group-group yang hanya sebentar
eksistensinya.
2. Era-90-an
41
Setelah Mentri Harmoko melakukan pelarangan terhadap musik ngak-ngik-ngok
akhirnya, aliran musik cengeng trsebut menjadi surut, dan musik pop Indonesia seperti
kehilangan arah. Dampak positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah.
Bahkan banyak dari para penyanyi yang tadinya beralir pop dan rock beralih ke dangdut
dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Obbie mesakh sukses
menciptakan lagu ‘mobil dan Bensin’ yang dinyanyikan santa Hokki, dan kemudian jenis
lagu ini seperti merajalela. Bom berikutnya lagu yang berjudul ‘Gantengnya Pacarku’
yang dinyanyikan Nini karlina semakin memperkuat eksistensi musik jenis ini yang
akhirnya mengarah ke jenis musik rancak sedikit disco? Jefry Bule kemudian menjadi
sangat terkenal sebagai pencipta lagu musik jenis ini. Karya-karyanya banyak yang
menjadi Hirts. Doel sumbang pun yang biasanya menyanyikan lagu daerah dan protes
sosial mencoba keberuntungan di jenis musik ini dan sukses dengan lagu ‘Kamu’ ‘pun
Ahmad albar yang notabene penyanyi beraliran rock akhirnya ikut terseret dan
menyanyikan lagu ‘ Zakiyah’.
Group-group musik baru sebenarnya juga ada beberapa yang potensial dan mencetak
hits yang lumayan, tapi gaungnya tetap kalah. Ada Dewa 19 dengan lagu ‘Kangen’nya,
Slank dengan lagu ‘Terlalu manis’ dan Indra Lesmana dengan lagu ‘Aku ingin bebas’ ada
beberapa lagi yang saya lupa sebutkan. Disaat yang bersamaan saat musik Pop
Indonesia kehilangan Greget, masuklah Ami Search, musisi dari negeri jiran, Malaysia
dengan lagunya ‘ Isabela’ dan langsung menjadi Hits! Lagu Isabela inilah yang menjadi
lokomotif bagi musisi dan lagu-lagu malaysia lainnya untuk membanjiri pasaran musik
Indonesia.Beberapa nama yang menjadi terkenal kemudian adalah Salim Iklim, Ella,
Nora, dll. Saat itu musik Malaysia benar-benar merajai musik Indonesia. Beberapa musisi
Indonesia , meniru gaya mereka dan menciptakan trend musik baru ” POP ROCK!” Nama
seperti, Dedy Dores, Nike Ardilla, Inka Christy,Nafa urbach dan masih banyak lagi begitu
seragamnya menyanyikan lagu ini. Nike Ardila membuat terobosan gaya dalam
berpenampilan Rock. Musik Rock yang biasanya di nyanyikan dengan sangar tiba-tiba
saja menjadi lembut dan mendayu-dayu dengan gaya seadanya, sekedar bergoyang dikit
dan memainkan ekspresi muka ternyata ia di terima masyarakat luas.
42
Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama setelah kematian Nike Ardilla
dan tak adanya inovasi dari musisi Malaysia. Beberapa nama baru muncul di dunia
rekaman Indonesia, ada Kahitna, Java jive, Krisdayanti, Jingga. Beberapa label rekaman
kemudian mengeluarkan album kompilasi dari beberapa group musik yang mengambil
aliran alternatif dan ternyata laris manis. Produser musik tentu saja senang dengan
modal yag gak begitu besar mereka dapat keuntungan besar. Akhirnya album-album
kompilasi jadi trend waktu itu.Beberapa nama yang berhasil terangkat dari trend ini
yaitu; Padi, Cokelat, Air, Wong, Peterpen, dan masih banyak lagi.
Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan baru, lagunya yang berjudul ‘ Dan’
jadi Hits bahkan lagu lainnya yang berjudul ‘kita’ seakan jadi lagu wajib untuk acara
kumpul-kumpul atau nongkrong. Waktu kemping aja lagu ini terus kita ulang-ulang.
Secara musikalitas sebenarnya tak ada yang istimewa dari group musik asal Jogja ini.
Suara Duta biasa-biasa saja, tampang mereka juga kampung banget tapi lagu mereka
yang baru bener-bener berbeda, ada kesan indie dan liriknya remaja banget, lugas dan
apa adanya. Album pertama mereka terjual lebih dari 2 juta keping. Bahkan album
mereka juga laris manis di Malaysia dan Singapura. Ini mengalahkan record yang
sebelumnya di pegang oleh lagu ‘ Aku masih seperti yang dulu’. Tak berapa lama Group
Band Dewa dengan formasi barunya kembali hadir setelah fakum selama 2 tahun dan
kembali melahirkan beberapa Hits dan juga terjual lebih dari 2 juta kopi! Padi group
band keluaran dari musik kompilasi juga tak mau kalah. Album baru mereka ‘lain Dunia’
laris dimana-mana dan juga terjual lebih dari 2 juta keping! Yang perlu dicatat adalah
album mereka terjual disaat krismon melanda Indonesia ! Reza Artamivea juga boleh di
bilang cukup berhasil, mengusung musik beraliran R&B, suara sexinya berhasil memukau
pecinta musik Indonesia.
5. Era 2000
Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan
penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan
redup di masa ini. Nama-nama yang masih bertahan hanya beberap gelintir, semisal;
Krisdayanti, Chrisye, Titi Dj, dan Glen. Selebihnya musik di dominasi oleh group-group
43
musik yang makin ramai oleh para pendatang baru. Nama-nama seperti; Peterpen,
Ungu, Dewa, Gigi, Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan Radja seakan
mendominasi ruang musik Indonesia. Beberepa solois memang ada yang baru dan
berhasil tapi tetep gaungnya masih kalah. Nama-nama seperti; Tompi, Rio Febrian, Resa
Herlambang,
Bunga c Lestari, Shanty, Dewi sandra semoga masih tetap bisa bersaing di tahun-tahun
berikutnya.MTapi yang pasti era ini adalah era emasnya musik Indonesia de tengah
lesunya musik di dunia International musik Indonesia malah berjaya, bahkan sampai ke
negeri tetangga.
D. Tokoh-Tokoh dan Karya Musik Tradisional
a. Ki narto sabdo
Ki narto sabdo berasal dari jawa tengah. Beliau adalah seorang dalang dengan sebutan
sang dalang legendaris. Ada beberapa karya lagu yang telah diciptakan, diantaranya
gambang suling, praon, lumbung desa, gendhing ibu pertiwi dan lesung
jumengglung, selendang ungu versi bali dan parahyangan versi sunda.
Koko koswara berasal dari jawa barat adalah seorang musikus tradisional yang telah
berjasa membawa nama bangsa Indonesia ke luar negeri dengan seni musiknya dari
sunda.Karya besar mang koko, yaitu membuat drama musical yang menggabungkan
unsur musik, tari dan drama yang disebut gending karasemen. Karya-karya mang koko
dalam bidang musik, yaitu karatagan pahlawan,bandung dan badminton.
c. Daeng Sutigna
Daeng sutigna berasal dari jawa barat yang terkenal dengan musik angklungnya.Jasa
beliau adalah menyusun tangga naga pentatonic pada music angklung menjadi tangga
44
nada diatonic, atas jasa beliau, musik angklung dapat dikenal oleh masyarakat luar
daerah sunda bahkan sampai mancanegara.
d. Gede Manik
Gede manik berasal dari bali,beliau adalah tokoh dalam bidang gamelan dengan
menciptakan suatu gaya yang dinamakan dengan gaya kebyar.
e. Sambas
Sambas berasal dari jawa barat, karya-karya lagunya yang sangat terkenal, yaitu manuk
dadali, pepeling, peuyeum bandung, ka huma, sapu nyere pegat simpai.
f. Nahum Situmorang
45
sensitive terhadap segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya
dengan semestanya.
Apresiasi Seni juga dapat diartikan Menikmati, menghayati, dan merasakan suatu obyek
atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan
peka terhadap segi-segi estetiknya.
Berdasar pada beberapa pendapat diatas, apresiasi seni dapat diartikan sebagai
pengenalan, pemahaman, pengakuan terhadap nilai keindahan , penilaian, dan
penghayatan serta penghargaan terhadap suatu hasil karya manusia, terutama karya
seni.
2) Faktor yang mempengaruhi dalam Berapresiasi
a. faktor internal dalah faktor yang datangnya dari seiap individu yang didalamnya
meliputi minat dan motivasi. Faktor ini bias berupa faktor yang sifatnya mendukung
dan bias juga faktor yang sifatnya menghambat minat hubungannya sangat erat
dengan ketertarikan seseorang terhadap bidang yang dihadapinya. Aktivitas refleks
atau keseimbangan kerja sama antara daya pikir dan daya rasa hanya bias tercapai
dengan jalan membiasakan diri, yaitu melalui sejumlah pengulamgan yang rutin.
Ketertarikan seseorang terhadap karya seni cenderung akan mempengaruhi jiwanya
untuk bias langsung terjun atau memahami karya seni tersebut. Hal ini akan sangat
berpengaruh.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar, faktor ini bias berupa faktor
yang sifatnya mendukung dan bisa juga berupa faktor yang sifatnya menghambat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa proses kehidupan manusia dapat terjadi di tiga
tempat, yaitu kehidupan dalam keluarga sebelum masuk sekolah, masa pendidikan di
sekolah dan maassa remaja dalam lingkungan masyarakat dan ketiga tempat tersebut
sangatlah mempengaruhi seseorang dalam mengapresiasi suatu karya seni.
46
3) Kegiatan Apresiasi
47
Apresiasi memiliki tiga tingkatan, yaitu :
1) Apresiasi Empiris adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik yang
berdasar pada sifat indarwi belaka.
2) Apresiasi Estetis adalah apresiasi tentang keindahan udan mempunyai penilaian
tentang keindahan tersebut. Menilai keindahan disini disertai dengan pengamatan
dan perasaan mendalam.
3) Apresiasi Kritis adalah apresiasi yang sudah dalam tingkatan penganalisaan, jadi
tidak hanya sekedar niali, tetapi dianalisa secar tajam sehingga hasilnya akan lebih
jelas dan terurai.
Dalam mengapresiasikan karya seni ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
antara lain :
48
Peranan musik tradisional antara lain, untuk kepentingan sosial, politik, dan
hiburan,untuk sarana penyembuhan, untuk pendidikan apresiasi, untuk musikalisasi
puisi, untuk mengiringi setiap prosesi ritual. Seni adalah suatu proses untuk
menghasilkan suatu fantasi dan ilusi. Demikian bila seni mengandung nilai-nilai tinggi
yang terbentuk dalam kurun waktu yang sangat lama. Dijawa smapai sekarang masih
terdapat masyarakat yang begitu bergantung kepada musik di setiap aspek
kehidupannya.
Di Bali kedudukan musik gamelan adalah untuk mengiringi setiap prosesi ritual
keagamaan. Seni musik untuk ritual di bali erat kaitannya dengan upacara yang di
sebut panca yadnya,yaitu :
dewa yadnya,yaitu persembahan suci yang di tujukkan kepada dewa.
pitra yadnya,yaitu persembahan suci yang di tujukkan kepada roh leluhur.
resi yadnya,yaitu persembahan suci yang di tujukkan jepada resi gamelan.
manusa yadnya,yaitu persembahan suci yang di tujukkan kepada manusia.
buta yadnya,yaitu persembahan suci yang di tujukkan kepada roh-roh jahat yang
mengganggu.
Berbeda dengan karya seni lain, seperti lukis, patung, ukir, atau tari yang semuanya
agak jelas dalam menyampaikkan pesan moral atau pendidikan. Musik membutuhkan
kepekaan dalam menghayati nilai atau makna yang hendak di sampaikan komposer
kepada penghayat atau penonton.
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil dari uraian diatas, yaitu antara
lain:
Seni musik adalah sebuah karya dari manusia, dan berkembang sesuai
dengan perkembangan jaman.
Seni musik dapat membuat pribadi seseorang dapat menghargai karya
orang lain dalam segala bidang. Dengan menghargai perbedaan tersebut
maka dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan tercipta
suasana yang aman, nyaman, dan harmonis dalam masyarakat.
Seni musik tidak akan pernah padam ataupun akan bias dipadamkan oleh
siapapun, denagn kondisi apapun dan dimanapun berada.
B. Kritik dan Saran
Dalam penulisan atau pembuatan makalah ini ada beberapa saran yang dapat
dicantumkan disini. Dalam penciptaan seni musik hendaknya disisipkan nilai-nilai
moral, sehingga secara otomatis terdapat pembelajaran yang bernilai positif bagi
perkembangan setiap manusia yang mendengarkannya.
50