Anda di halaman 1dari 4

Nemui- Nyimah merupakan salah satu falsafah hidup orang Lampung yang tercantum

dalam kitab Kuntara Raja Niti yang artinya saling mengunjungi untuk bersilaturahmi
serta ramah menerima tamu.

Nemui berasal dari kata benda temui yang berarti tamu, kemudian menjadi kata kerja
nemui, berarti mertamu atau mengunjungi/silaturahmi. Nyimah berasal dari kata benda
"simah", kemudian menjadi kata kerja "nyimah", berarti suka memberi (pemurah).

Sedangkan secara harfiah nemui-nyimah diartikan sebagai sikap pemurah, terbuka


tangan, suka memberi dan menerima dalam arti material sesuai dengan
kemampuan. Nemui-nyimah merupakan ungkapan asas kekeluargaan untuk
menciptakan suatu sikap keakraban dan kerukunan serta silaturahmi.

Sikap sopan santun kala bertamu termasuk didalamnya menjamu tamu yang datang
berkunjung pun menjadi perhatian masyarakat Lampung. Tindakan ini merupakan
penerapan prinsip membina tali silahturahmi baik terhadap generasi sebelumnya
maupun generasi mendatang.

Nemui-nyimah merupakan kewajiban bagi suatu keluarga dari masyarakat Lampung


umumnya untuk tetap menjaga silaturahmi, dimana ikatan keluarga secara genealogis
selalu terpelihara dengan prinsip keterbukaan, kepantasan dan kewajaran.

Pada hakekatnya nemui-nyimah dilandasi rasa keikhlasan dari lubuk hati dalam untuk
menciptakan kerukunan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.
Dengan demikian, maka elemen budaya nemui-nyimah tidak dapat diartikan keliru,
mengarah kepada sikap dan perbuatan tercela atau terlarang, tidak sesuai dengan norma
kehidupan sosial.

Bentuk konkrit nemui nyimah dalam konteks kehidupan masyarakat dewasa ini lebih
tepat diterjemahkan sebagai sikap kepedulian sosial dan rasa setiakawan. Suatu
keluarga memiliki keperdulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tentunya
berpandangan luas ke depan dengan motivasi kerja keras, jujur dan tidak merugikan
orang lain.
Akhir-akhir ini, nemui nyimah telah diaplikasikan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung
Timur sebagai forum untuk menampung keluhan warga masyarakat. Dimana program
tersebut dilaksanakan setiap hari Kamis mulai pukul 09.00-12.00 WIB dengan
menghadirkan semua perwakilan dari seluruh dinas atau instansi yang ada di Kabupaten
Lampung Timur. Program itu juga bertujuan agar terjalinnya hubungan yang harmonis
antara ulama, pemerintah dan masyarakat demi berjalannya roda pemerintahan,
khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hal ini membuktikan bahwa salah satu falsafah hidup Lampung ini belum luntur dan
masih setia diaplikasikan oleh masyarakat Lampung dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lampung1.com/2017/09/nemui-nyimah-solusi-keluhan-warga-lampung-timur/
http://www.nyokabar.com/berita-771-nemuinyimah--falsafah-hidup-masyarakat-
lampung.html
https://nemuinyimah.wordpress.com/
https://kupastuntas.co/berita-daerah-lampung/timur/2017-06/kini-masyarakat-lampung-timur-
bisa-mengadu-melalui-program-nemui-nyimah/
http://www.duniaindra.com/2016/01/menyibak-makna-falsafah-hidup-orang.html
Pertanyaan
1. Falsafah hidup orang Lampung yang tercantum pada ....
A. Kitab Mpu Tantular
B. Kitab Kuntara Raja Niti
C. Buku adat istiadat Lampung:1983
D. Kitab Mpu Prapanca
2. Ungkapan asas kekeluargaan untuk menciptakan suatu sikap keakraban dan
kerukunan serta silaturahmi disebut juga ....
A. Nemui Nyimah
B. Sakai Sambaian
C. Piil Pesenggiri
D. Nengah Nyappur
3. Tekad untuk terus menerus belajar dengan baik merupakan salah satu aplikasi dari
falsafah hidup Lampung,yaitu ....
A. Bejuluk Beadek
B. Nemui Nyimah
C. Nengah Nyappur
D. Sakai Sambaian

Jawaban :
1. .B
2. A
3. C

Anda mungkin juga menyukai