Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

PENULISAN KATA
Dosen Pengampu: Heny Kusuma W,M.PdSda

Disusun oleh :
Kukuh Puji Leksono [1902101266P]
Erna Widyawati [2002101149]
Wiji Sofiyanti [2002101153]
Gilang Kristyan [2002101159]
Arga Aji Pamungkas [2002101171]

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENULISAN KATA ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi HENY KUSUMA
W,M.PdSda pada BAHASA INDONESIA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang  BAHASA INDONESIA bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada HENY KUSUMA W,M.PdSda,selaku DOSEN
BAHASA INDONESIA telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

BLORA, 17 MARET 2021 

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN...................................................................................................4
D. MANFAAT PENULISAN................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
PENULISAN KATA................................................................................................................5
a) Kata Dasar.........................................................................................................................5
b) Kata Berimbuhan..............................................................................................................5
c) Bentuk Ulang..................................................................................................................10
d) Gabungan Kata................................................................................................................11
e) Pemenggalan Kata...........................................................................................................12
f) Kata Depan .....................................................................................................................16
g) Partikel............................................................................................................................20
h) Singkatan dan Akronim..................................................................................................22
i) Angka dan Bilangan……………………………………………………………………..24
j) Kata Ganti……………………………………………………………………………….28
k. Kata Sandang …………………………………………………………………………..34
BAB III......................................................................................................................................37
PENUTUP..................................................................................................................................37
A. KESIMPULAN...............................................................................................................37
B. SARAN...........................................................................................................................37
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………...38

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan seharusnya kita
menggunakannya dalam kegiatan sehari hari. Selain itu menggunakan bahasa
Indonesia harus dengan baik dan benar, bukan dicampur adukkan dengan bahasa
daerah, bahasa asing dan bahasa gaul. Dalam hal ini media berpengaruh kuat kepada
masyarakat dalam berbahasa. Tetapi pada kenyataannya, media justru menampilkan
atau menuliskan berita yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia dicampur
bahasa gaul, bahkan bahasa asing.
Dewasa ini penulisan kata dan pemakaian bahasa Indonesia semakin hari
semakin kacau, dan belum ada lembaga pemerintahan dan masyarakat yang
memberikan perhatian terhadap masalah ini. apabila penulisan kata dan penggunaan
bahasa Indonesia kian hari terus tergeser oleh bahasa asing atau bahasa daerah maka
posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan terlupakan oleh masyarakat
Indonesia. Hal seperti itu terjadi karena masyarakat Indonesia tidak tahu bagaimana
penulisan kata yang benar dan tepat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian penulisan kata?
2. Bagaimaa cara penulisan kata yang baik dan benar?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami penulisan kata
2. Untuk mengetahui tata cara penulisan kata yang tepat dan benar
3. Mahasiswa dapat menerapkan dalam pembuatan laporan-laporan, makalah, karya
tulis, dan skripsi yang sesuai dengan penulisan kata yang baik dan benar

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebahi bahan referensi bagi mahasiswa untuk menulis makalah atau skripsi dengan
pengguaan penulisan kata yang baik dan benar.
2. Sebagai resume bagi mahasiswa untuk memberikan pelajaran singkat pada orang
lain mengenai cara penulisan kata yang baik dan benar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

PENULISAN KATA
Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”. Penulisan adalah
proses, cara, perbuatan menulis atau menulis, sedangkan kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang
dapat digunakan dalam berbahasa.
Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah proses
atau cara menulis yang mempertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai
ejaan yang di sempurnakan.
Dalam penulisan kata terdiri dari :
a. Kata dasar
Kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasr adalah
kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah
makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah, pindah dll.
Kata dasar dapat bisa membentuk satu kesatuan kalimat yaitu :
a. Ular yang mati itu sangat panjang.
b. Aku pergi ke sekolah dengan ayah.
c. Budi datang ke rumahku dengan sangat cepat.
d. Kakak suka makan kue bakpia dari kota Jogjakarta
e. Ayah sampai dirumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur.

b. Kata berimbuhan
Imbuhan adalah bunyi-bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk mengubah
atau menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan-imbuhan tersebut bisa diletakkan di
awal “prefiks”, di tengah/sisipan “infiks”, akhir “suffikis” dan awalan-akhiran “konfiks” kata
dasar. Jenis-jenis imbuhan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Kridalaksana (2009;
28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata
kompleks. Kridalaksana (1989:31-83) mendeskripsikan afiksasi sebagai proses atau hasil
penambahan afiks pada dasar. Richard (dalam Putrayasa; 2008;5) mengatakan bahwa afiksasi
atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan)
pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Ramlan (1987:49)
menyebut proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks. Menurutnya, suatu satuan yang
dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah
penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks. Berdasarkan beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan
afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk
membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.

5
a) Fungsi Kata berimbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya:

Contoh:

1. batu (benda) -> membatu (sifat)


2. indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan)
3. mandi (kerja) -> pemandian (benda)

Fungsi imbuhan adalah:

 Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
 Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
 Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamis
 Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
 Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.

Jenis-Jenis Imbuhan

Ada beberapa jenis imbuhan yang sering sekali digunakan, diantaranya ialah awalan, sisipan,
akhiran dan awalan-akhiran. Nah berikut ini ialah jenis-jenis imbuhan.

1. Awalan

Imbuhan yang diletakkan pada awal kata dasar disebut dengan awalan “prefiks”, ada
beberapa imbuhan awalan diantaranya ialah

a) me-

Imbuhan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif pada kata dasarnya, Imbuhan me-
bisa berubah-ubah menjadi beberapa bentuk sesuai dengan kata dasar yang diikutinya.

Contoh:

 Dobrak + men = Mendobrak


Pencuri itu mendobrak pintu rumahku dan mencuri beberapa barang berharga.

6
b) ber-

Imbuhan ber- juga bisa berubah menjadi dua bentuk yaitu bel- dan be-, apabila imbuhan ber-
bertemu dengan kata dasar yang diawali dengan konsonan, maka ber- menjadi be.

Contoh:

 Kerja + ber- = bekerja


 Ajar + ber = belajar

c) di-

Imbuhan di- tidak memioliki perubahan bentyuk dan berfungsi untuk membentuk makna
pasif pada kata dasarnya.

Contoh:

 Buang + di- = dibuang


 Sampah -sampah dibuang ke tempat sampah oleh ibu.

d) ter-

Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa fungsi di
antaranya ialah:

Sebagai penunjuk makna ketidaksengajaan. Contoh:

 buang + ter- = terbuang; barangku terbuang ke kotak sampah ketika aku tidak ada di
rumah.

Sebagai pembentuk kata sifat. Contoh:

 Baik + ter- = terbaik ; kelasku menjadi kelas yang terbaik di sekolah.

Sebagai pembentuk kata pasif. Contoh:

 Injak + ter- = terinjak ; kakiku terinjak oleh Budi

e) pe-

Imbuhan pe- memiliki beberapa macam bentuk perubahan di antaranya ialah peng-, penye-,
dan per-, Imbuhan ini juga memiliki fungsi sebagai berikut:

7
Sebagai penunjuk pelaku: Pekerja, pelajar, pembohong, pemberi, pengurus, pembantu dan
lain-lain.

 Aku ialah seorang pelajar di SMAN 1 Bangun pagi.

Sebagai pembentuk kata perintah: Perlambat, pertajam, perindah, percantik, dan lain-
lain.

 percantik lukisan itu!

Sebagai penunjuk sifat: pemalu, pemaaf dan lain-lain.

 Dia ialah anak yang pemalu.

Sebagai penunjuk alat: penghapus, penggaruk, penggoreng, penggiling dan lain-lain.

 Ibu menggunakan panci penggoreng sebagai wadah.

f) ke-

Imbuhan ke- tidak memiliki bentuk perubahan dan berfungsi sebagai penunjuk urutan.

Contoh:

 Dua + ke = kedua, ketiga, keempat dan seterusnya

2. Sisipan

Sisipan ialah imbuhan yang diletakkan di tengah-tengah kata dasar, imbuhan ini diantaranya
ialah -el, -em, dan -er.

Contoh:

 Getar + er = gemetar.
 Tali – el = Temali.

3. Akhiran

Akhiran ialah imbuhan yang diletakkan pada bagian akhir kata dasar dan disebut juag dengan
suffiks. Ada beberapa jenis imbuhan ini, antara lain:

a) -kan/-i

Imbuhan-imbuhan ini sebagai pembentuk makna perintah.

Contoh:
8
 ambilkan, datangkan, bawakan, tuangkan, datangi, diami dan lain-lain.

b) -an

Imbuhan -an berfungsi untuk:

Sebagai penunjuk bagian

 satuan, kiloan dan lain-lain.

Sebagai penunjuk alat

 timbangan, angkutan

Sebagai penunjuk tempat

 lapangan, lautan, daratan dan lain-lain

c) -pun

Imbuhan ini berfungsi untuk membentuk makna juga.

Contoh:

 akupun, merekapun, kamipun dan sebagainya.

d) -kah

Imbuhan ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya.

Contoh:

 mudahkah, benarkah, iyakah dan lain-lain

4. Awalan Dan Akhiran

Imbuha ini disebut dengan konfiks dan diletakkan pada bagian awal dan akhir kata dasar.
Fungsi imbuhan konfiks di antaranya ialah:

a) me-kan

Sebagai pembentuk makna aktif

Contoh:

 membanggakan, membangunkan, mengatarkan dan lain-lain.

9
b) pe-a

Sebagai pembentuk makna kata benda

Contoh:

 pengampunan, pengasingan, pengaduan dan lain-lain.

c) se-nya

Sebagai kata pengulangan

Contoh:

 sepandai-pandainya, sebaik-baiknya, semahal-mahalnya dan lain-lain.

C. Bentuk Ulang 

1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. 


Misalnya:
anak-anak mata-mata
berjalan-jalan menulis-nulis
biri-biri mondar-mandir
buku-buku ramah-tamah
hati-hati sayur-mayur
kuda-kuda serba-serbi
kupu-kupu terus-menerus
lauk-pauk tukar-menukar

Catatan:
(1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Misalnya:
surat kabar    → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku        → rak-rak buku
(2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektif ditulis dengan mengulang
unsur
pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda 
Misalnya:
orang besar   → orang-orang besar
orang besar-besar
gedung tinggi → gedung-gedung tinggi
gedung tinggi-tinggi

10
2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. 

Misalnya: 
kekanak-kanakan 
perundang-undangan
melambai-lambaikan 
dibesar-besarkan 
memata-matai 
keinggris-inggrisan (lihat Pemakaian Huruf Kapital (EYD) bagian 7.b.)

Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti
dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Misalnya:
Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru.
Kami mengundang orang2 yang berminat saja.
Mereka me-lihat2 pameran.
Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2 terbitan Jakarta.
Bajunya ke-merah2 –an

D. Gabungan Kata
 
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah. 
Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam orang tua
simpang empat         persegi panjang
mata pelajaran         rumah sakit umum
meja tulis kereta api cepat luar biasa
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur
yang bersangkutan.
Misalnya:
anak-istri Ali anak istri-Ali
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru

3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.


Misalnya:
acapkali darmasiswa puspawarna
adakalanya darmawisata radioaktif
akhirulkalam dukacita saptamarga
alhamdulillah halalbihalal saputangan
apalagi hulubalang saripati
astagfirullah kacamata sebagaimana
bagaimana kasatmata sediakala

11
barangkali kepada segitiga
beasiswa kilometer sekalipun
belasungkawa manakala sukacita
bilamana manasuka sukarela
bismillah matahari sukaria
bumiputra padahal syahbandar
daripada peribahasa waralaba
darmabakti perilaku wiraswata

E. PEMENGGALAN KATA
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah ata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya:

 bu-ah
 ma-in
 ni-at
 sa-at

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.

Misalnya:

 pan-dai
 au-la
 sau-da-ra
 sur-vei
 am-boi

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di


antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.

Misalnya:

 ba-pak
 la-wan
 de-ngan
 ke-nyang
 mu-ta-khir
 mu-sya-wa-rah

12
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.

Misalnya:

 Ap-ril
 cap-lok
 makh-luk
 man-di
 sang-gup
 som-bong
 swas-ta

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing- masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang kedua.

Misalnya:

 ul-tra
 in-fra
 ben-trok
 in-stru-men

Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.

Misalnya:

 bang-krut
 bang-sa
 ba-nyak
 ikh-las
 kong-res
 makh-luk
 masy-hur
 sang-gup

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur


pembentuknya.
Misalnya:

13
 ber-jalan
 mem-pertanggungjawabkan
 mem-bantu
 memper-tanggungjawabkan
 di-ambil
 mempertanggung-jawabkan
 ter-bawa
 mempertanggungjawab-kan
 per-buat
 me-rasakan
 makan-an
 merasa-kan
 letak-kan
 per-buatan
 pergi-lah
 perbuat-an
 apa-kah
 ke-kuatan
 kekuat-an

Catatan:

(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan
seperti pada kata dasar.

Misalnya:

 me-nu-tup
 me-ma-kai
 me-nya-pu
 me-nge-cat
 pe-mi-kir
 pe-no-long
 pe-nga-rang
 pe-nge-tik
 pe-nye-but

(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

14
 ge-lem-bung
 ge-mu-ruh
 ge-ri-gi
 si-nam-bung
 te-lun-juk

(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir
baris tidak dilakukan.

Misalnya:

 Beberapa pendapat mengenai masalah itu


telah disampaikan ....
 Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap
unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:

 biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi


 biodata, bio-data, bi-o-da-ta
 fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi
 fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi
 introspeksi, intro-speksi, in-tro-spek-si
 introjeksi, intro-jeksi, in-tro-jek-si
 kilogram, kilo-gram, ki-lo-gram
 kilometer, kilo-meter, ki-lo-me-ter
 pascapanen, pasca-panen, pas-ca-pa-nen
 pascasarjana, pasca-sarjana, pas-ca-sar-ja-na

4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya:

 Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf


Supratman.
 Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.

15
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:

Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.

Catatan: Penulisan berikut dihindari.

 Ia bekerja di DLL-AJR.
 Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.

F. KATA DEPAN
Pengertian
Kata depan (Preposisi) merupakan kata secara sintaksis (tata atau susunan kalimat) terletak
tepat didepan kata benda, sifat, atau keterangan. Sedangkan secara semantis (makna), dapat
menandakan segala hubungan makna antar konstituen yang terletak tepat di depan ataupun di
belakangnya.

Maka jika diuraikan per kata dalam bahasa latin, pengertiannya ialah :

1. prae ialah sebelum dan


2. ponere ialah menempatkan atau tempat

Aturan Penulisan 

1. Kata depan seperti di, ke, dari. Apabila menyatakan tempat, penulisannya wajib
dipisah dari kata yang ada di belakangnya atau tempat yang ditujukannya.
Misal :
– Pina lahir dan besar di Lampung.
– Kakak akan berangkat ke kantor.
– Nisa pulang dari Jakarta esok hari.
2. Kata depan seperti di, ke, dari. Kalau ia suatu imbuhan dari kata, maka penulisan
digabung sesuai kata yang diikuti.
Misal :
– Sepatu ini dibeli saat kami liburan akhir bulan kemarin.
– Laki-laki itu sudah mencoba kesekian kalinya, tetapi usahanya masih belum juga
membuahkan hasil.
– Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
3. Dan dapat digunakan didalam sebuah kalimat sebagai judul, sehingga harus
menggunakan huruf kecil.
Misal : Hujan itu Memunculkan Pelangi di pulau Belitung.

16
Fungsi 

 Dapat menyatakan suatu tempat dimana berada atau berlangsung


 Dapat menyatakan suatu arah asal
 Dapat menyatakan suatu arah tujuan
 Dapat menyatakan suatu pelaku
 Dapat menyatakan suatu alat
 Dapat menyatakan suatu perbandingan
 Dapat menyatakan suatu hal ataupun masalah
 Dapat menyatakan suatu sebab-akibat yang terjadi
 Dapat menyatakan suatu maksud ataupun tujuannya

Jenis – Jenis 
Menurut fungsi diatas, kata depan atau preposisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu seperti
dibawah ini :

1. Kata depan seperti “dalam”.


ini lazim digunakan seperti berikut :

 Dapat menyatakan suatu tempat berada ataupun berlangsung


Misal : Seragam olahraga kakak disimpan dalam loker.
 Dapat menyatakan didalam situasi atau peristiwa terjadi
Misal : Dalam bencana longsor yang terjadi minggu lalu 10 orang dinyatakan tewas.
 Dapat menyatakan suatu jangka waktu
Misal : Dalam kurun waktu kurang dari 15 menit kartu konser salah satu girlband
ternama tanah air telah habis.

2. Kata depan seperti “atas”.


ini lazim digunakan seperti berikut :

 Dapat menyatakan suatu tempat


Misal : Segala sesuatu peraturan itu dibuat atas kesepakatan bersama.
 Dapat menghubungkan predikat intransif beserta pelengkapnya
Misal : Saya turut bahagia atas kelulusan kakakmu.
 Dapat digunakan didalam suatu ungkapan yang sudah tetap.
Misal : atas izin, atas nama, atas kehendak, dan lainnya

3. Kata depan seperti “antara”.


ini lazim digunakan seperti berikut :

17
 Dapat menyatakan suatu jarak
Misal : Antara lapangan dan sekolahku dapat ditempuh hanya 10 menit saja.
 Dapat menyatakan jika adanya dua pelaku
Misal : Terjadinya bom secara terang-terangan antara Palestina dengan Israel.
 Dapat menyatakan suatu tempat, saat atau waktu, situasi atau hal-hal
Misal : Gadis kecil penjual asongan itu selalu melewati jalan ini antara jam 3 sampai
melebihi jam 5 sore.

4. Kata depan seperti “kepada”.


ini lazim digunakan seperti berikut :

 Dapat menyatakan suatu tempat ditujukan


Misal : Perampok yang sering beroperasi di pasar ini sudah diserahkan kepada pihak
yang berwajib.
 Dapat menyatakan suatu arah yang dituju
Misal : Pina selalu rindu kepada adiknya yang sekolah di luar kota.

5. Kata depan seperti “akan”.


ini lazim digunakan seperti berikut :

 Dapat menunjukkan suatu objek


Misal : Dia selalu teringat akan kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tuanya
tahun lalu.
 Dapat menguatkan suatu kata yang berada tepat di belakangnya
Misal : Saya tidak akan pernah bisa membalas akan budi baikmu yang besar atas
keluarga kami.

6. Kata depan seperti “terhadap”. ini lazim digunakan seperti berikut :

 Dapat menyatakan suatu sasaran perbuatan


Misal : Macan itu tidak pernah putus asa terhadap apapun yang terjadi.
 Dapat menyatakan suatu perihal
Misal : Kami tidak pernah putus asa terhadap niat baik dan kejujuran untuk sekolah
ini.

7. Kata depan seperti “oleh”.


ini lazim digunakan seperti berikut:

 Dapat menyatakan pelaku atas perbuatannya


Misal : Jalan Tol yang menghubungkan dua desa itu telah diresmikan oleh Presiden
Jkw.

18
 Dapat menyatakan suatu sebab
Misal : Bajuku basah oleh keringat saat bermain basket tersebut.

8. Kata depan seperti “dengan”.


ini lazim digunakan seperti berikut :

 Dapat menyatakan suatu alat


Misal : Hasil ujian praktikum tahun ini akan diperiksa melalui komputer canggih.
 Dapat menyatakan sesuatu diikuti beserta
Misal : Rumah horor itu dijual murah, lengkap dengan segala isinya.
 Dapat menyatakan cara atau sifat perbuatan
Misal : Kami akan menerima bantuan itu dengan senang hati.
 Dapat juga digunakan untuk beberapa ungkapan tetap.
Misal : Dengan nama Allah, Dengan rasa syukur, Dengan rahmat Tuhan, Dengan
restu orang tua, dan lainnya

9. Kata depan seperti “berkat”.


ini lazim digunakan agar menyatakan sebab yang memberi suatu pengaruh dan terjadi
sesuatu.
Misal : Berkat rahmat Allah SWT, pada pagi ini kita dapat berkumpul.

10. Kata depan seperti “tentang”.


ini lazim digunakan untuk menyatakan suatu perihal ataupun juga masalah.
Misal : Dosen memberikan materi tentang pelajaran ekonomi yang kurang saya pahami.

11. Kata depan seperti “sampai”.


ini lazim digunakan untuk menyatakan suatu batas tempat dan juga batas waktu.
Misal : Dosen itu memberikan tugas dan dikumpul sampai jam 10 pagi ini.

12. Kata depan seperti “guna”.


ini lazim digunakan untuk menyatakan adanya suatu sambungan perihal. Penggunaan ini
biasanya sering ditambahkan dengan suatu imbuhan ke-an. Misal :

 Buah Lemon mempunyai kegunaan yang sangat melimpah khususnya untuk


kesehatan dan kecantikan.

13. Kata depan seperti “demi”.


ini lazim digunakan sebagai berikut :

19
 Dapat menyatakan suatu tekad yang dijalani
Misal : Roni menjadi tulang punggung yang bekerja siang malam demi kelangsungan
hidup dan pendidikan adiknya.
 Dapat menyatakan suatu kegiatan berurutannya satu dari satu yang lain
Misal : Pagar itu di cat satu demi satu.
 Dapat menyatakan suatu janji atau sumpah
Misal : Demi Tuhan, saya rela berkorban untuk kamu.

14. Kata depan seperti “untuk”.


ini lazim digunakan sebagai berikut :

 Dapat menyatakan suatu tujuan atau sasaran atas perbuatan


Misal : Ibu membawakan oleh-oleh khas bali untuk kami.
 Dapat menyatakan suatu adanya pertalian perihal tujuan
Misal : Jalan Raya itu dibangun demi kepentingan bersama.

15. Kata depan seperti “bagi”.


ini lazim digunakan untuk menyatakan adanya suatu pertalian perihal.
Misal : Bagi saya itu tidaklah penting dia bisa ataupun tidak.

16. Kata depan “menurut”


ini lazim digunakan untuk menyatakan sesuai dengan apa yang dikatakan.
Misal :

 Menurut undang-undang yang ditetapkan, maka ia dikenai hukuman selama seumur


hidup penjara.
 Menurut warga kelas, saya layak menjadi perwakilan kelas untuk mengikuti lomba
ini.

G. Partikel

Apa Itu Kata Partikel?


Kata partikel juga disebut kata tugas. Beberapa kata yang termasuk kata partikel yaitu ada
-lah, -kah, -tah, pun, dan per. Aturan penulisan kata partikel yang benar juga diatur dalam
PUEBI.
1. Penulisan Partikel -lah
Partikel -lah biasanya digunakan untuk memperhalus kata perintah, mempertegas kalimat
pernyataan, dan mempertegas kata ganti. Partikel -lah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya, teman-teman. Jadi, penulisannya tidak perlu dipisah.
Contoh penulisan partikel -lah:

20
- Gapailah cita-citamu setinggi langit!
- Agar lingkungan bersih, buanglah sampah pada tempatnya.

2. Penulisan Partikel -kah


Partikel -kah sering digunakan untuk kalimat tanya agar lebih baku, halus, atau tegas. Seperti
partikel -lah, partikel -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh penulisan partikel -kah:
- Mungkinkah kita melihat hujan meteor saat langit mendung?
- Kemanakah perginya kucing berwarna oranye itu?
3. Penulisan Partikel -tah
Partikel -tah juga ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, teman-teman. Partikel
-tah biasanya digunakan untuk pertanyaan pada diri sendiri dan tidak membutuhkan jawaban.
Nah, partikel ini sudah jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari. Namun bisa ditemukan
dalam sastra lama.
Contoh penulisan partikel -tah:
- Apatah yang harus aku lakukan?
- Bagaimanatah cara agar aku bisa jadi lebih baik lagi?
4. Penulisan Partikel pun
Penulisan partikel pun biasanya digunakan untuk menegaskan makna kata yang dirinya,
memberikan makna yang berlawanan, atau menunjukkan sesuatu sedang dimulai. Penulisan
partikel pun adalah dipisah dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh penulisan partikel pun yang dipisah:
- Kalau kita gagal pun, setidaknya kita sudah berusaha.
- Bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun merasakan dampak pemanasan global.
Contoh penulisan partikel pun yang serangkai:
- Meskipun cuaca panas, ia tetap bersemangat mendaki bukit.
- Bagaimanapun caranya, aku akan jadi perenang profesional.
5. Penulisan Partikel per
Partikel per berarti demi, tiap, atau mulai, teman-teman. Penulisan partikel per yang tepat
adalah dipisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh penulisan partikel per:
21
- Satu per satu, bunga mulai bermekaran di taman itu.
- Mobil ini melaju dengan kecepatan 80 km per jam.

H. Singkatan dan Akronim


Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara
singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan
akronim dilafalkan sebagai suku kata.
Perbedaan Singkatan Dan Akronim
Penulisan singkatan diikuti titik kecuali yang cetak kapital dan lambang kimia sedangkan
akronim tidak diikuti titik.
Akronim merupakan gabungan huruf kata yang dibaca layaknya kata pada umumnya
sedangkan singkatan dibaca huruf demi huruf.
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada
setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
AH Nasution = Abdul Haris Nasution
H. Hamid = Haji Hamid
Suman Hs. = Suman Hasibuan
WR Supratman = Wage Rudolf Supratman
MBA = master administrasi bisnis
2. Peningkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI = Universitas Indonesia
PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO = Organisasi Kesehatan Dunia
PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
2. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.

22
Misalnya:
PT = perseroan terbatas
MAN = madrasah aliah negeri
SD = sekolah dasar
KTP = kartu tanda penduduk
SIM = surat izin mengemudi
3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. = halaman
dll. = dan lain-lain
dsb. = dan sebagainya
dst. = dan seterusnya
sda. = sama dengan di atas
ybs. = yang bersangkutan
yth. = yang terhormat
ttd. = tertanda
dkk. = dan kawan-kawan
4. Peningkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-
masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
an = atas nama
da = dengan alamat
ub = untuk beliau
up = untuk perhatian
sd = sampai dengan
5. Lambang kimia, singkatan dari satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
mengikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu = kuprum
cm = sentimeter

23
kVA = kilovolt-ampere
l = liter
kg = kilogram
Rp = rupiah
6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
Misalnya:
BESAR = Badan Informasi Geospasial
BIN = Badan Intelijen Negara
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN = Lembaga Administrasi Negara
PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog = Badan Urusan Logistik
Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani = Kongres Wanita Indonesia
Kalteng = Kalimantan Tengah
8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan
suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu = pemilihan umum
puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
rapim = rapat pimpinan
rudal = peluru kendali
tilang = bukti

I. ANGKA dan BILANGAN

24
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Menurut KBBI angka yaitu tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan sedangkan
bilangan yaitu banyaknya benda dan sebagainya; jumlah.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L(50), C (100), D (500), M (1.000), V̄
(5.000), M̄ (1.000.000)
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
-Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
-Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
-Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
-Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250
sedan.
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
-Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
-Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan: Penulisan berikut dihindari:
-50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
-3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
-Panitia mengundang 250 orang peserta.
-Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan: Penulisan berikut dihindari:
-250 orang peserta diundang panitia.
-25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih
mudah dibaca.
Misalnya:
25
-Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
-Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
-Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b)
nilai uang.
Misalnya:
-0,5 sentimeter
-5 kilogram
-4 hektare
-10 liter
-2 tahun 6 bulan 5 hari
-1 jam 20 menit
-Rp5.000,00
-US$3,50
-£5,10
-¥100
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
-Jalan Tanah Abang I No. 15 atau Jalan Tanah Abang I/15
-Jalan Wijaya No. 14
-Hotel Mahameru, Kamar 169
-Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
- Bab X, Pasal 5, halaman 252
- Surah Yasin: 9
- Markus 16: 15—16
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
26
- dua belas (12)
- tiga puluh (30)
- lima ribu (5.000)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
- setengah atau seperdua (1/2)
- seperenam belas (1/16)
- tiga perempat (3/4)
- dua persepuluh (2/10)
-tiga dua-pertiga (3 2/3)
- satu persen (1%)
- satu permil (1o/oo)
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
- abad XX
- abad ke-20
- abad kedua puluh
- Perang Dunia II
- Perang Dunia Ke-2
- Perang Dunia Kedua
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
- lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
- tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
- uang 5.000-an (uang lima ribuan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan
perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:

27
- Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
- Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu
rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti
berikut.
Misalnya:
- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus
rupiah lima puluh sen).
- Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus
dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
- Kelapadua
- Kotonanampek
- Rajaampat
- Simpanglima
- Tigaraksa
J. Kata Ganti
Contoh Kata Ganti – Tahukah anda contoh kata ganti inisering digunakan pada suatu kalimat
bahkan dalam kehidupan sehari – hari baik secara sadar ataupun tidak dilakukannya. Seperti
pada saat kalian bercakap – cakap dengan teman kalian pasti sering menggunakan kata ganti
dibandingkan menyebutkan nama kalian atau seseorang.
Contoh Kata Ganti
Penggunaan kata ganti didalam pelajaran Bahasa Indonesia cukup sering dibahas.
Pembahasan tentang kata ganti pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat disebut juga dengan
promina. Untuk itu marilah kita simak contoh kata ganti beserta dengan hal – hal lainnya
secara lengkap dan terinci
Pengertian
Kata ganti ( promina ) adalah salah satu jenis kata yang dimana berfungsi untuk
menggantikan kata benda ataupun orang tertentu yang tidak disebutkan secara langsung.
Istilah lain kata ganti disebut sebagai “pronomina”. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar
suatu kalimat dapat disampaikan secara lebih efektif dan tidak dengan bertele-tele.

28
Ciri – Ciri
Setelah mengetahui pengertian diatas, disini terdapat juga ciri – ciri yang membedakannya
yaitu sebagai berikut :
Kata ganti ( pronomina ) umumnya terdapat pada posisi subjek dan objek, namun tidak
menutup kemungkinan berada pada posisi predikat.
Acuan kata ganti ( pronomina ) tidak tetap ataupun berpindah-pindah tergantung pada siapa
yang ingin dibicarakan.
Kata ganti ( pronomina ) lazimnya menyesuaikan suatu konteks kalimat.
Jenis – Jenis
Tahukah anda kata ganti dalam bahasa indonesia mempunyai beberapa bentuk jenis, berikut
penjelasan secara rincinya :
1. Kata Ganti Orang
Pada jenis ini terdapat dalam 3 bentuk, berikut penjelasannya :
A. Kata Ganti Orang Pertama.
Kata ganti orang pertama menggunakan kata ganti orang pertama tunggal (terdiri dari : daku,
ku, saya) dan jamak (terdiri dari : kata kami dan kita).
Berikut Contohnya :
Kata ganti orang pertama tunggal :
1. Saya akan pergi ke Bali pada tanggal 12 Oktober 2019.
2. Aku akan bekerja keras demi menafkahi keluarga dan adik – adikku.
Kata ganti orang pertama jamak :
1. Kami baru akan pulang dari Melbroune pada tanggal 5 November 2019.
2. Jangan ada perbedaan diantara kita karena pada hakekatnya kita semua merupakan saudara
walaupun tidak sedarah.
B. Kata Ganti Orang Kedua.
Kata ganti orang kedua menggunakan kata ganti orang kedua tunggal (terdiri dari : anda,
kamu, dikau, mu, dan engkau) dan kata ganti orang kedua jamak (terdiri dari : kalian, anda
sekalian dan kamu sekalian).
Berikut Contohnya :
Kata ganti orang kedua tunggal :

29
1. Apa anda telah memahami penyebab masalah dari persoalan ini?
2. Bukankah kamu sendiri yang sudah berjanji akan mengajak liburan minggu itu?
3. Aku akan selalu memahami dan mengingat semua yang engkau katakan.
4. Maaf, apa ini handphone milikmu?
Kata ganti orang kedua jamak :
1. Aku harap kalian bisa mengerti dan memaklumi kondisi keuangan perusahaan yang lagi
terpuruk minggu ini.
2. Terima kasih saya sampaikan kepada anda sekalian yang berkenan mendonorkan darah
demi kelancaran program acara ini.
C. Kata Ganti Orang Ketiga
Kata ganti orang ketiga menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal (terdiri dari : beliau,
dia, ia,-nya) dan kata ganti orang ketiga jamak ( terdiri dari mereka).
Berikut Contohnya :
Kata ganti orang ketiga tunggal
1. Elfina merupakan anak yang begitu ramah, ia tak segan untuk tersenyum bahkan menyapa
kepada siapa saja yang ia temui saat itu.
2. Dia berjanji padaku jika esok pagi tidak ada satupun karyawan yang datang terlambat
setelah kejadian itu.
Kata ganti orang ketiga jamak
1. Para demonstran itu begitu brutal, mereka memaksa masuk ke kantor pemerintah daerah
setempat.
2. Kata Ganti Penanya
Jenis kata ganti yang kedua ialah kata ganti penanya, atau umumnya disebut sebagai
“pronomina interogativa”.
Kata ganti jenis ini biasanya digunakan untuk menanyakan waktu, tempat, orang, ataupun
keadaan tertentu demi menggali suatu informasi atas suatu kejadian. Berikut terdiri dari kata :
1. Penanya waktu menggunakan kata “kapan”.
2. Penanya tempat menggunakan kata “di mana, ke mana”.
3. Penanya orang menggunakan kata “siapa, apa”.
4. Penanya keadaan tertentu menggunakan kata “bagaimana, kenapa, mengapa”.
Berikut Contohnya :
1. Kapan masjid ini akan dilanjutkan pembangunannya kembali ?

30
2. Dimana letak kantor pusat Bank Rakyat Indonesia yang baru ?
3. Kemana perginya kau bersamanya hari ini ?
4. Siapa yang akan melanjutkan perjuangan mempertahankan keutuhan bangsa ini ?
5. Bagaimana pemerintah bisa menangani semua berita hoax saat ini ?
6. Mengapa tidak ada yang menindak tegas sekumpulan para perampok tadi ?
3. Kata Ganti Pemilik atau Kepunyaan
Pronomina posesiva merupakan sebutan lain untuk kata ganti pemilik. Kata ganti ini
umumnya digunakan untuk menyatakan suatu pengganti kepemilikan seseorang tersebut.
Kata ganti pemilik atau kepunyaan terdiri dari “-ku, -mu, -nya, kami, mereka” dan biasanya
diletakkan di bagian belakang kata.
Berikut Contohnya :
1. Penaku hilang entah dimana berawal dipinjam agung.
2. Tulisanmu seperti tulisan ceker ayam.
3. Uang kami raib dirampok sekawanan begal pada malam hari dihutan.
4. Tangisan mereka ternyata belum tidak membuahkan suatu hal.
5. Kerja kerasnya dipandang sebelah mata oleh tiap warga desa disini.
4. Kata Ganti Sebagai Penghubung
Kata Ganti Penghubung ( Pronomina relativa ) digunakan sebagai penghubung 2 jenis
kalimat yaitu antar induk kalimat dengan anak kalimat, terdiri dari kata “yang”.
Kata ganti penghubung ini sering dijumpai pada kalimat majemuk. Hal ini dikarenakan pada
saat membuat kalimat majemuk diperlukan suatu kata penghubung (Konjungsi) untuk
menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat tersebut.
Berikut Contohnya :
1. Rumah yang berwarna biru itu selalu ramai dikunjungi oleh anak-anak.
2. Bibi membuat sayur yang begitu lezat.
3. Seseorang yang bersandar di pagar rumah hijau ialah ketua RT di wilayah tersebut.
5. Kata Ganti Penunjuk
Kata ganti penunjuk ( Pronomina Demonstrativa ) digunakan sebagai penunjuk lokasi
maupun suatu benda tertentu. Terdapat 3 macam jenis yaitu : penunjuk umum, tempat, dan
hal tertentu.
* Penunjuk umum menggunakan kata “ini, itu”.

31
* Penunjuk tempat menggunakan kata “sana, sini, situ, ke sana, ke sini, ke situ, di sana, di
sini, di situ”.
* Penunjuk hal tertentu menggunakan kata “begini, begitu”.
Berikut Contohnya :
1. Tempat tinggal ini merupakan satu bukti perjuangan dan tanggung jawab bapak.
2. Udara pegunungan disini sangat segar dan tentram.
3. Pergilah kesana sementara aku akan tetap berada di sini!
4. Keadaan begini yang membuat Pina tidak merasa nyaman liburan.
5. Alat itu tidak berfungsi sama sekali ketika tsunami tiba – tiba datang tadi.
6. Kata Ganti Tak Tentu
Pada kata ganti jenis ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang informasinya masih
belum diketahui secara jelas, baik wujud maupun jumlahnya. Kata ganti tak tentu terdiri dari
kata “sesuatu, seseorang, barang siapa, masing – masing, para”.
Berikut Contohnya :
1. Tetaplah disini, Pina akan membawakan sesuatu spesial untukmu.
2. Ada seseorang yang selalu mengintaimu sepanjang waktu ini.
3. Para wali murid diminta selalu berwaspada putra – putri mereka ketika menunggu
jemputan pulang dari sekolah.
4. Barang siapa menemukan dompet berwana hijau tolong segera hubungi no saya, dan akan
ada sedikit imbalan.
5. Masing – masing santri mengambil jatah makan siang di aula pesantren.
7. Pronomina Intratekstual dan Ekstratekstual
Dua jenis pronomina ini adalah jenis pronomina yang dilihat dari hubungannya dengan
nomina ( kata benda ) yang akan digantikan. Pronomina intratekstual adalah suatu kata ganti
yang menggantikan kata benda yang terdapat dalam sebuah artikel, bacaan, atau percakapan.
Sedangkan Pronomina Ekstratekstual ialah kebalikannya yaitu menggantikan kata benda
yang terdapat di luar sebuah artikel, bacaan, atau percakapan.
Berikut Contohnya :
Bagian 1 :
1. Dengan kelembutan suaranya, Elfina mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya untuk
memberikan izin pergi ke luar negeri bersama teman – temannya.
Penjelasan : Pada kalimat diatas menunjukkan secara jelas kata -nya menunjuk ke Elfina
2. Itu yang membuat Nisa selalu gelisah pada waktu hari ini.
32
Penjelasan : Pada kalimat diatas kata -itu nya tidak jelas menujukkan atau menggantikan hal
apa.
3. Dokter mengatakan bahwa kamu akan sembuh dalam 3 hari jika rajin meminum obat.
4. Sebagai anak, kamu harus menghargai dan menghormati nasihat kedua orangtua mu.
5. Sebagai wanita, kamu tidak boleh pergi malam – malam karena sangat tidak pantas.
6. Engkauberada dimana sekarang?
7. Engkau laksana bagai bintang di langit yang kelam malam ini.
8. Mengapa kau tinggalkannya?
9. Sebaiknya Anda segera pergi dari sini daripada situasi tambah panas.
Bagian 2 :
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai dampak teknologi yang semakin hebat ?
2. Anda seharusnya bersikap sopan sebagaimana tamu di rumah orang.
3. Aku berikan oleh – oleh ini kepadamu.
4. Mulutmu harimaumu. Maka berhati – hatilah ketika berbicara.
5. Tunjukkan hasil karya kerja keras kalian !
6. Kalian harus membiasakan menghormati akan adat istiadat di desa ini.
7. Apakah kalian sudah paham ?
8. Jika kalian ingin dihargai orang lain, maka kalian juga harus dapat menghargai orang lain.
Apakah istilah lain dari kata ganti ?
Istilah lain dari kata ganti yaitu pronomina
Sebutkan jenis – jenis kata ganti !
1. Kata ganti orang
2. Kata ganti penanya
3. Kata ganti pemilik atau kepunyaan
4. Kata ganti penghubung
5. Kata ganti penunjuk
6. Kata ganti tak tentu
7. Kata ganti intratekstual dan ekstratekstual
Apa fungsi dari kata ganti ?
Agar suatu kalimat dapat disampaikan secara lebih efektif dan tidak dengan bertele – tele.
33
K. Kata Sandang
Pengertian Kata sandang – Untuk menjelaskan kata benda, dan dapat digunakan sebagai kata
sandang yakni sebagai mendampingi sebuah kata benda. Mempunyai pendamping kata dan
memiliki arti yang khusus.
Dalam artikel ini, akan membahas secara ringkas dan jelas mengenai Pengertian kata
sandang, ciri-ciri, fungsi dan lainnya, yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Apa itu Kata Sandang?
Pengertian Kata Sandang merupakan kata yang tidak mempunyai sebuah arti, tetapi dapat
menjelaskan kata benda atau nomina.
Contohnya adalah sang, si, dan kaum. Kata sandang dapat digunakan sebagai menemani kata
ganti, kata benda dasar, kata benda yang terdiri dari kata kerja, atau kata kerja pasif.
Kata ini adalah jenis variasi kata dalam bahasa Indonesia yang sering terdengar tetapi tidak
mempunyai sebuah arti yang khusus. Dalam pengertian tidak dapat memiliki definisi dari arti
kata tersebut.
Dalam KBBI (2016) kata ini hanya dideskripsikan sebagai “artikel”. Kata artikel yang
dimaksud adalah kata yang bertindak sebagai mengikuti atau pengiring dalam suatu kata
tertentu. Oleh karena itu, makna artikel yakni sama dengan kata benda tersebut. Dapat
mengatakan apa yang ditentukan dan dibatasi oleh kata benda tersebut.
Di Indonesia, ada berbagai jenis kata pakaian yang terjadi dalam proses sebuah komunikasi.
Artikula atau dikenal sebagai artikel (nama lain untuk kata sandang) adalah kata sandang
memiliki fungsi sebagai mengekspresikan satu nomor atau jumlah tunggal.
Pada dasarnya tidak mempunyai sebuah makna, tetapi dapat menjelaskan yakni kata benda.
Keunikan dari kata sandang ini adalah bahwa artikel ini dapat digunakan sebagai pengiring
untuk kata kerja, kata benda dasar, kata kerja pasif atau kata ganti.
Macam – Macam Kata Sandang
Kata sandang memiliki fungsi sebagai mengekspresikan satu nomor atau jumlah tunggal.
1. Kata Sang
Biasanya dipanggil untuk memanggil seseorang, yakni benda mati atau makhluk lain yang
bertujuan meningkatkan martabat atau intimasi.
Contoh:
1. Sang Baginda Raja telah mendukung keputusan dari pamannya pergi untuk berperang.
2. Sang Putri tidak ingin dijodohkan kepada pria yang tidak dicintainya.

34
3. Sang Ibu adalah wanita yang kuat dan tegar ketika merawat dan membesarkan anak-
anaknya.
4. Sang Pangeran Kodok, telah dicium oleh gadis dan berubah menjadi sebuah Pangeran yang
rupawan.
5. Dari hati Sang pemilik rumah tidak memperbolehkan anak-anak bermain didalam
rumahnya.
6. Sang Ratu memberikan perhiasannya kepada rakyat itu.
2. Kata Dang
Penggunaan nya sama dengan kata “Hang”, tetapi hanya untuk kaum wanita saja, dan di
khususkan pada wanita.
Contoh:
1. Dang Sicarla diperbudak oleh ibu tiri dan saudara-saudaranya.
2. Dikiranya, Dang Salsa memerintahkan untuk pergi mencari makanan dihutan bersama
prajuritnya.
3. Dang Nisa hanya memerintahkan untuk pulang tetapi adiknya tidak mengikuti perkataan
Nisa.
4. Setiap orang dikampung, sangat mengagumiku Dang Salimah.
5. Cantik dari Dang Anggun yang begitu murni, yakni membuat para lelaki menatapnya.
6. Dang Ilham, peri bergegas untuk melihat lomba itu.
3. Kata Yang
Merupakan sebuah kata sandang yang memiliki tujuan sebagai membentuk dan mengganti
nama Tuhan.
Contoh:
1. Ferdian meminta ampun kepada Yang Maha Kuasa.
2. Lalila mengingat peristiwa itu, dan hanya Yang Maha Segala lah untuk memnghapus
ingatan itu.
3. Serahkan semua urusan kepada Yang Mulia.
4. Sebagai umat manusia kita hanya bisa berdoa kepadabYang Maha Kuasa.
5. Tuhan Yang Maha melancarkan rizqi, lancarkan lah rizqi ku ini.
6. Yang Mulia Raya memberikan sebuah tanggung jawab terhadap Pangeran.
4. Kata Sri
Biasanya digunakan sebagai nama manusia dengan posisi lebih tinggi kedudukannya.

35
1. Sri Sultang Agung akan kembali ke rumahnya.
2. Sri Raden Kian Santang, akan hadir dalam film layar lebar.
3. Sri Putri Raja, akan segera menikah dengan kekasih pujaan hatinya.
4. Sri Raviah akan dijadwalkan akan berdebat dengan mereka.
5. Sri Qulsum, akan memerintahkan rakyatnya untuk berbaik hati terhadap sesama.
5. Kata Hyang
Merupakan sebuah kata sandang memiliki khusus yang digunakan sebagai menyebut dewi
atau dewa.
Contoh:
1. Sang Hyang Widhi akan melakukan tujuan dari sang pencipta.
2. Umat agama Hindu atau Bali ketika membakar jasat mayat tersebut, mereka akan berdoa
kepada Hyang Widhi.
3. Semua kaum Hindu percaya Hyang Widhi selalu menjaga umatnya dengan aman, tentram,
dan damai.
6. Kata Hang
Digunakan dalam sastra kuno yakni untuk menghormati seseorang.
Contoh:
1. Sangat berjasa sekali sosok Hang Jebat, mampu mengalahkan ratusan penjahat.
2. Dalam beberapa sebuah prajurit, ingin berkata bahwa Hang Bae dapat terbang dengan
sendirinya.
3. Hang Hulun berada di awan yang tenang, aman, dan damai.

36
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan yang tertera di dalam isi pembahasan makalah ini yang sudah
dijelaskan di atas yang termasuk penulisan kata yaitu : kata dasar, kata imbuhan ,
bentuk ulang, penggalan kata, gabungan kata, kata depan, partikel, singkatan dan
akronim, angka dan bilangan, kata ganti, kata sanang, yang dimana semuanya
memiliki fungsi dan tata cara untuk menjadikan penulisan kata yang baik dan benar.
untuk penulisan yang benar, kita dapat berpedoman pada EYD bahasa indonesia.

B. SARAN
Bahasa Indonesia tidk akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa
dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka
dari itu kita harus adakan pelatihan dan tata cara penulisan yang baik dan benar
yang bisa berpedoman dengan EYD bahasa Indonesia. Harus di mulai dari anak
anak atau dari sekolah yang terbawah misalnya TK ataupun Paud.

37
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/kata-berimbuhan/

https://www.rijalakbar.id/2019/10/penulisan-bentuk-ulang-dan-gabungan.html

https://kerjainyugas.blogspot.com/2017/01/makalah-penulisan-kata.html?m=1

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/penggalan-kata/

https://rumusrumus.com/kata-depam/

https://rumusrumus.com/kata-ganti/

https://rumusrumus.com/kata-sandang/

https://www.gurupendidikan.co.id/singkatan-dan-akronim/

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/singkatan-dan-akronim/

http://www.indonesia.co.jp/bataone/ruangbahasa26.html

http://tollegi.blogspot.com/2016/02/penulisan-angka-dalam-bahasa-indonesia.html?m=1

38
Presentasi kelompok 1
Moderator : ihsan intania
Pertanyaan :
1. Sebutkan 5 cara penulisan gabungan kata yng benar ? (kelompok 2)
2. bagaimana penulisan yang benar dalam kata presepsi ketika ditambah dengan imbuhan
me ( kelompok 3)
3. Bagaimanakah aturan penulisan kata bilangan? (kelompok 4)
4. Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi penggunaan ketepatan pilihan kata
dalam kalimat (kelompok 5)
5. apa kesalahan umum penggunakan kata dalam kalimat? (kelompok 6)
6. Bagaimana penulisan yang benar kata sandang si dan sang selain dalam fabel?
jelaskan! (kelompok 7)
Jawaban
1. Dijawab oleh gilang kristyan
1.Gabungan kata yang terdiri dari kata majemuk atau istilah khusus harus dipisah
2. Gabungan kata yang berpotensi menimbulkan salah persepsi, wajib ditulis dengan
tanda penghubung
3. Gabungan kata ditulis terpisah meskipun diberi sebuah imbuhan pada awal atau akhir
kata
4. Gabungan kata ditulis secara serangkai jika imbuhan yang dibubuhkan adalah awalan
sekaligus akhiran (konfiks)
5. Gabungan kata ditulis secara serangkai jika sudah dipadu
2. Dijawab oleh erna widyawati
yang berawalan huruf k, p, t, dan s akan luluh jika mendapat awalan "meng-" atau
"peng-". Hal ini berlaku setara, baik kata itu disertai akhiran ataupun tidak.
karang --> mengarang, pengarang
pungut --> memungut, pemungut
tolong --> menolong, penolong
simpan --> menyimpan, penyimpan
Salah satu contohnya, yakni kita dengan mudah menerima kata "karang" menjadi
"mengarang", "pungut" menjadi "memungut", "tolong" jadi "menolong", dan "simpan"
jadi "menyimpan".
3. dijawab oleh arga aji p
Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika
kata yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut
harus tetap ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat. Contoh
kedua menunjukkan penulisan angka yang lebih dari tiga kata

4. Dijawab oleh gilang kristyan

39
Hal-hal yang mempengaruhi penggunaan ketepatan pilihan kata berdasarkan
kemampuan pengguna bahasa adalah kemampuan untuk mengetahui, memahami,
menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikan secara
efektif kepada para pembaca atau pendengarnya.
5. Dijawab oleh wiji sofiyanti
1. Ubah dan bukan rubah
Banyak yang menyangka bahwa rubah adalah semacam kata dasar dalam
bahasa Indonesia yang berarti 'tukar' atau 'ganti'. Karena itu, bentuk kata berimbuhan
merubah dianggap benar.
Namun faktanya tidak demikian. Pemakaian yang benar adalah mengubah. Adapun
rubah yang berarti 'hewan sejenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging,
dsb'--seperti diungkapkan Seno Gumira Ajidarma--tidak dikenal masyarakat
Indonesia karena rubah bukanlah hewan asli Indonesia.

2. Di mana atau dimana


Banyak pula yang tidak bisa membedakan kapan "di" harus disambung dan
harus dipisah. Misalnya, menuliskan di kantor atau dikantor.
Padahal ada cara mudah untuk membedakannya, yakni mengetahui kelas kata "di"
yang dipakai, apakah dia sebagai kata depan ataukah kata sambung. Misalnya "di"
sebagai kata depan yang menunjukkan tempat, maka penggunaannya dipisah.
Sementara jika "di" sebagai kata sambung atau imbuhan, seperti pada kata
"dimakan", maka penggunaannya harus dilekatkan pada kata dasarnya.
Selain itu, cara lainnya adalah dengan menempelkan awalan "me-" pada kata
dasar. Prinsipnya, setiap kata yang bisa menempel pada awalan "-me", maka tentu
bisa menempel pula pada awalan "di-". Misalnya ada kata memuja, maka ada kata
dipuja yang harus ditulis serangkai pula.

3. Olahraga atau olah raga


Bentuk kesalahan lainnya yang beredar di masyarakat adalah penulisan
olahraga sebab banyak yang menulisnya sebagai olah raga. Padahal antara kata olah
dan raga seharusnya tidak ada spasi.Selain itu, banyak pula yang tidak tahu apakah
kata sepak bola disambung atau tidak, atau bulu tangkis dipisah atau tidak--sehingga
menuliskannya menjadi sepakbola dan bulutangkis. Jadi, saya tegaskan bahwa kedua
kata ditulis sebagai sepak bola dan bulu tangkis.
4.Pencinta dan bukan pecinta
Orang yang bercinta lazim kita kenal sebagai pecinta. Tapi tunggu dulu, mari
kita cek. Ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-IV menyatakan pencinta
sebagai bentuk yang benar.

6. Dalam fabel juga sering menggunakan kata sandang si dan sang. Kata sandang
merupakan sejenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan kata benda atau
kata sifat. kata sandang tidak mempunyai maksa tersendiri. Makna atau arti kata
sandang bergabung dengan kata yang berada di belakangnya.

40
Kaedah peulisan si dan sang terpisah dengan kata yang di ikutinya.kata si dan sang di
tulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam
kalimat kalimat berikut :
a. “bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?”tanya ibu
b. “Sang merah putih”

41

Anda mungkin juga menyukai