Disusun Oleh :
Sem. IV/MPI – 3
Kelompok 3
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Dari Perilaku Kepemimpinan?
2. Bagaimana Konsep Perilaku Kepemimpinan?
3. Apa Saja Teori-Teori Perilaku Kepemimpinan?
4. Apa Saja Komponen-Komponen Perilaku Kepemimpinan?
1
Inom Nasution dan Sri Nurabdiah, Profesi Kependidikan, (Depok: Prenadamedia Group,
2017), h. 99.
1
5. Apa Saja Gaya Atau Perilaku Kepemimpinan?
6. Bagaimana Perilaku Kepemimpinan Yang Efektif?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Perilaku Kepemimpinan.
2. Untuk Mengetahui Konsep Perilaku Kepemimpinan.
3. Untuk Mengetahui Teori-Teori Perilaku Kepemimpinan.
4. Untuk Mengetahui Komponen-Komponen Perilaku Kepemimpinan.
5. Untuk Mengetahui Gaya Atau Perilaku Kepemimpinan.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Perilaku Kepemimpinan Yang Efektif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Candra Wijaya dan Muhammad Rifai, Dasar-dasar Manajemen Mengoptimalkan
Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 61.
3
Sutarto Wijono, Kepemimpinan dalam Perspektif Organisasi, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2018), h. 2.
3
B. Konsep Perilaku Kepemimpinan
Konsep perilaku kepemimpinan muncul karena menganggap bahwa
konsep sifat kepemimpinan tidak mampu menghasilkan kepemimpinan yang
efektif, karena sifat sulit untuk diidentifikasi. Yulk sebagaimana yang dikutip
dalam Marno dkk, menjelaskan bahwa perilaku pemimpin terhadap bawahan ada
4 bentuk perilaku, yaitu:
4
Rendy Adiwilaga, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish,
2018), h. 26.
5
Paulus Kurniawan dan Made Kembar Sri Budhi, Smart Leadership-Being A Leader,
(Yogyakarta:Andi, 2017), h. 3-4.
6
Steph P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi Organization Behavior,
(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 53.
4
Adapun beberapa teori perilaku kepemimpinan, di antaranya:
1. Situational-Theory
Teori kepemimpinan situasional, menampilkan empat model dengan ciri-
ciri perilaku tersendiri. Dijelaskan Hersey dan Blancard, perilaku tersebut
mencakup:
a. Memberitahukan (Telling), pemimpin memberitahukan instruksi spesifik
dan menyelia pelaksanaan pekerjaan secara bersama.
b. Menjajakan (Selling), pemimpin menjelaskan keputusan dan. memberi
kesempatan bawahan memperoleh kejelasan.
c. Mengikutsertakan (Participating), pemimpin dan anggota tukar menukar
ide dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
d. Mendelegasikan (Delegating), pemimpin mendelegasikan tanggung jawab
pengambilan keputusan.
Dalam penggunaan teori di atas, ada proses yang kurang diperhatikan
bahwa sebagai model kepemimpinan situational bahwa harus ada proses
menyelami pikiran, perasaan dan harapan orang-orang yang ada dalam organisasi
melalui dialog, penjajakan pendapat, dan komunikasi. Hal itu dapat menjadi
tempat beranjak pimpinan dalam menentukan arah, mencerahkan dan memotivasi
anggota dalam mengejar tujuan, kepuasan, kinerja, mutu dan pengembangan
organisasi.
2. Path Goal-Theory
Mengacu kepada Robbins bahwa Path-Goal Theory dikembangkan oleh
Robert House, yang esensi teorinya bahwa pekerjaan pimpinan untuk membantu
para bawahan mencapai sasaran mereka dan memberikan arah yang penting atau
dukungan untuk menjamin bahwa sasaran mereka cocok dengan semua sasaran
organisasi.
Istilah "Path goal" diambil dari keyakinan bahwa pemimpin efektif
menjelaskan jalan untuk membantu anggota memperoleh darimana untuk
mencapai kinerja atau sasaran kerja serta membuat catatan jalan panjang yang
mudah dengarn mengurangi penghadang jalan dan lubang perangkap".
5
Dengan kata lain, teori ini berusaha memprediksi efektivitas
kepemimpinan dalam situasi berbeda. Pemimpin menjadi efektif sebab pengaruh
positif terhadap motivasi, kemampuan untuk bekerja dan kepuasan. Fokus teori ini
adalah bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi bawahan atas sasaran kerja,
pengembangan sasaran pribadi, dan jalan mencapai sasaran".
Ada empat perbedaan perilaku kepemimpinan yang dikemukakan dalam
Path-Goal Theory dengan menegaskan proposisi bahwa manajer dapat
memudahkan kinerja dengan menunjukkan kepada pegawai bagaimana kinerja
mereka secara langsung mempengaruhi penerimaan mereka terhadap keinginan
imbalan. Keempat perilaku kepemimpinan tersebut menurut Gibson, et al
meliputi:
a. Memerintah (Directive), yaitu pimpinan memberitahu apa dan kapan
sesuatu dikerjakan pegawai, tidak ada partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan.
b. Mendukung (Supportive), yaitu manajer menjadi sahabat bagi pegawai dan
menunjukkan minat kepada mereka.
c. Memudahkan (Fasilitative), yaitu pimpinan memberitahu sasaran dan
melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan.
d. Orientasi Prestasi (Achievement-Oriented), yaitu pimpinan membagi
sumbangan tujuan dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai mampu
mencapainya.
6
Sedangkan kepemimpinan transaksional memotivasi pengikut dengan
memunculkan adanya minat pribadi dan perubahan keuntungan".
Menurut Gibson dengan menyatakan visi, kepernimpinan transformasional
membujuk anggota untuk bekerja kerask mencapai sasaran. Visi pimpinan
memberikan kepada anggota sebagai motivasi bekerja keras yang memperoleh
imbalan diri". Sementara kepemimpinan transaksional mencakup suatu proses
perubahan yang menghasilkan dalam hal pemenuhan harapan bawahan dengan
pimpinan untuk menggerakkan antusiasme dan komitmen terhadap sasaran
pekerjaan.
Perilaku kepemimpinan transformasional, yaitu:
a. Pengaruh ideal; perilaku yang muncul dari emosi memberi pengaruh kuat
kepada pengikut dan identifikasi dengan pimpinan.
b. Simulasi intelektual; adalah perilaku yang meningkatkan kesadaran
pengikut terhadap masalah dan mempengaruhi pengikut untuk memandang
masalah dari perspektif baru
c. Penghargaan individu; mencakup memberikan dukungan, membangkitkan
semangat, untuk melatih anggota.
d. Memotivasi inspirasi, yang mencakup komunikasi kemunculan visi,
menggunakan simbol terhadap fokus usaha bawahan, perilaku teladan
yang sesuai".
Perilaku kepemimpinan transformasional dipandang sebagai kasus khusus
dari kepemimpinan transaksional, dengan reward pegawai adalah bersifat internal.
Dengan menyatakan suatu visi kepemimpinan transformasional membujuk
anggota-anggotanya untuk bekerja keras dalam rangka mencapai sasaran yang
nyata. Visi pimpinan memberikan kepada anggota dengan memotivasi untuk
bekerja keras bersumber dengan imbalan pribadi bersifat internal. Sedangkan
kepemimpinan transaksional akan menyesuaikan sasaran, arah dan misi untuk
alasan praktis. Kepemimpinan transformasional membuat perubahan utama dalam
organisasi atau unit misi, cara kerja bisnis, dan manajemen sumberdaya manusia
untuk mencapai visi mereka.7
7
Syafaruddin, Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Citapustaka Media,
2013), h. 66-70.
7
D. Komponen-Komponen Perilaku Kepemimpinan
Terdapat tiga komponen penting di dalam sebuah kepemimpinan, yaitu:
1. Pengaruh
Kepemimpinan adalah pengaruh dan terjadi karena adanya proses
pengaruh, pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang
diinginkan.
2. Legitimasi
Kepemimpinan adalah legitimasi, merupakan pengakuan kedudukan
seorang pemimpin dan posisi formal dari kekuasaan dalam sebuah
organisasi. Pemimpin yang memiliki legitimasi personal dapat
mempengaruhi bawahan atau pengikutnya dan pengikut tersebut juga rela
dipengaruhi serta diperintah oleh pemimpin yang memiliki legitimasi.
3. Tujuan
Kepemimpinan adalah pencapaian tujuan karena seorang pemimpin
berurusan dengan tujuan-tujuan baik tujuan individu, kelompok, dan
organisasi. Pada hal ini pemimpin harus dapat menyeimbangkan antara
tujuan organisasi dengan keinginan bawahan. 8
8
Novianty Djafri, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2017), h. 7.
8
Apabila pemimpin melakukan kegiatan tersebut menempuh dengan cara-
cara: tegas, keras. sepihak, mengutamakan penyelesaian tugas, melakukan
pengarahan dan pengawasan ketat. Maka gaya kepemimpinan seperti itu
cenderung disebut gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas (task oriented).
Sebaliknya apabila pemimpin melakukan kegiatan menempuh dengan cara
cara: lembut halus. simpatik. Interaksi timbal balik, melakukan ajakan,
menghargai pendapat. memperhatikan perasaan. membina hubungan serasi, maka
gaya kepemimpinan ini cenderung disebut kepemimpinan yang berorientasi pada
orang (people oriented).
Wahjosumidjojo mengungkapkan gaya-gaya kepemimpinan yang efektif,
sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas:
a. Pemimpin memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
b. Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.
c. Pemimpin meyakinkan kepada bawahan, bahwa tugas-tugas harus dapat
dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemimpin.
2. Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada bawahan:
a. Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada mengadakan pengawasan
terhadap bawahan.
b. Pemimpin melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan.
c. Pemimpin lebih bersikap penuh kekeluargaan, percaya, hubungan kerja
sama yang saling hormat-menghormati diantara sesama anggota
kelompok.9
9
Iskandar Putong, Kepemimpinan Kajian Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Buku dan
Artikel, 2015), h. 35.
9
2. Perilaku yang berorientasi hubungan
Memperlihatkan kepercayaan, bertindak ramah, perhatian dan memahami
anggota.
3. Kepemimpinan partisipatif
Pertemuan berkelompok memudahkan partisipasi anggota dalam
pengambilan keputusan, memperbaiki komunikasi, mendorong kerjasama
dan memudahkan pemecahan konflik.10
Berdasarkan jenis perilaku di atas, dalam penerapannya perilaku
kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja tim, antara lain:
1. Merencanakan dan mengatur operasi tim, membuat visi, menyatakan
keyakinan dan merayakan kemajuan.
2. Melibatkan para anggota dalam membuat keputusan, memimpin
pertemuan untuk membuat keputusan.
3. Melatih dan memperjelas harapan peran anggota.
4. Mendukung pembentukan tim dan mengelola konflik.
5. Memudahkan pembelajaran tim dan inovasi.
6. Pembuatan jaringan pengawasan lingkungan eksternal.
7. Mewakili, negosiasi dan lobby.
8. Merekrut dan memilih anggota lain.11
10
Hetty Ismainar, Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan Informatika
Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan dan Kebidanan, (Yogyakarta: Deepublish,
2018), h. 67.
11
Hetty Ismainar, Administrasi Kesehatan Masyarkat, (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2015), h. 69-70.
12
Modul Kependidikan dan Pelatihan Tingkat III, Kepemimpinan dalam Organisasi,
(Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2018), h.17-18.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kepemimpinan adalah suatu kepribadian (personality) seorang
pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam kaitannya
dengan mengelola tugas dan hubungan dengan bawahan/pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi.
Perilaku gaya kepemimpinan merupakan cara-cara berinteraksi seorang
pemimpin dalam melakukan kegiatan pekerjaanya. Gaya bersikap dan gaya
bertindak akan nampak dari cara-cara pemimpin tersebut pada saat melakukan
pekerjaan. Terdapat dua perilaku atau gaya kepemimpinan yaitu: gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang
berorientasi kepada bawahan.
Ada beberapa teori perilaku kepemimpinan, di antaranya: situational-
theory, path goal-theory dan kepemimpinan transformasional dan transaksional.
Adapun tiga komponen penting di dalam sebuah kepemimpinan, yaitu: pengaruh,
legimitasi dan tujuan.
Ada tiga jenis perilaku kepemimpinan yang efektif menurut Yukl, yaitu:
1. Perilaku yang berorientasi pada tugas
2. Perilaku yang berorientasi hubungan
3. Kepemimpinan partisipatif.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah kami uraikan, maka kami
menyarankan kepada pembaca untuk membaca sumber lain yang berkaitan
dengan perilaku kepemimpinan agar dapat menambah pemahamannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51