Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DAN RUANG LINGKUP

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Pendidikan Luar Sekolah

Disusun Oleh
Fitri Sri Rezeky (0307172055)
Radilah Ayunda Rambe (0307172069)
Dwi Skaryani (0307172078)
Mega Siregar (0307172080)

Prodi Manajemen Pendidikan Islam


MPI 3 Semester VII

Dosen Pengampu
Eni Listiati, M.Pd

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Luar Sekolah “Konsep dan Ruang
Lingkup Pendidikan Luar Sekolah” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan


didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwasanya masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan
aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-
lebarnya pintu bagi pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah
sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan
pada makalah-makalah selanjutnya.

Medan, 12 Desember 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Pengertian Tiga Jenis Pendidikan ....................................................................... 3

B. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ............................................................... 4

C. Komponen, Proses dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ................................... 8

D. Kelebihan Pendidikan Luar Sekolah ................................................................. 10

E. Kelemahan Pendidikan Luar Sekolah ............................................................... 11

BAB III....................................................................................................................... 14

PENUTUP .................................................................................................................. 14

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah hal baru dalam budaya dan
peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu dalam
kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem
persekolahan. Pendidikan luar sekolah mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang
berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan persekolahan. Pendidikan
luar sekolah muncul dari konsep seumur hidup dimana kebutuhan akan
pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja.
Pendidikan luar sekolah pelaksanaannya telah ditekankan kepada pemberian
keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 13,


memuat jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, non formal dan
informal yang mana dapat saling melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur
pendidikan tersebut satu kesatuan sub sistem untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan non formal bermuara pada tujuan utama pendidikan
nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Oleh karena itu, dalam makalah kali ini penulis membuat makalah
tentang konsep dan ruang lingkup pendidikan luar sekolah yang merupakan
bagian dari pendidikan non formal.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:

1. Jelaskan pengertian tiga jenis pendidikan!


2. Bagaimana karakteristik program pendidikan luar sekolah?
3. Bagaimana komponen, proses dan tujuan pendidikan luar sekolah?
4. Apa saja kelebihan pendidikan luar sekolah?
5. Apa saja kelemahan pendidikan luar sekolah?.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untun menjelaskan:

1. Pengertian dari tiga jenis pendidikan


2. Karakteristik program pendidikan luar sekolah
3. Komponen. Proses dan tujuan pendidikan luar sekolah
4. Kelebihan pendidikan luar sekolah
5. Kelemahan pendidikan luar sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tiga Jenis Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang tahun 2003 no 20 Bab VI pasal 13 ayat 1


menyatakan bahwa di Indonesia terdapat tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan
formal, non formal, dan informal dimana ketiganya berfungsi saling melengkapi
satu sama lain. Sehingga secara umum pendidikan di Indonesia terdiri dari 3
macam:1

1. Pendidikan Formal

Pengertian dari pendidikan formal sendiri adalah pendidikan yang


terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pembagian
pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan
pendidikan formal berstatus swasta. Contoh pendidikan formal mulai dari Tk
hingga SMA atau bahkan Perguruan tinggi.

Ciri-ciri dari sebuah pendidikan formal antara lain, adanya tempat


pembelajaran seperti gedung sekolah, kurikulum telah terstruktur secara
formal, materi pembelajaran yang diberikan notabene adalah akademik, serta
dalam penyelenggara pendidikan dapat berasal dari pemerintah atau swasta.
Selain itu pada pendidikan formal waktu pendidikannya dapat ditempuh
hingga 6 tahu dan guru pengajar berasal dari klasifikasi tertentu.

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah pendidikan di luar pendidikan formal


yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil dari pendidikan formal namun
harus melewati proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk

1
Ramayulis. Pengantar Ilmu Pendidikan, Padang: The Minangkabau Foudation Press, 2004

3
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan.

Ciri-ciri pendidikan non formal yaitu kegiatan belajar dapat


dilakukan di dalam maupun di luar bangunan, peserta didik dapat mengikuti
pendidikan non formal tanpa persyaratan, tidak ada jenjang khusus seperti
pendidikan formal dan waktu pelaksanaannya singkat. Selain itu pendidikan
non formal mempunyai program khusus sesuai bidang yang ditempuh,
beberapa penyelenggara pendidikan non formal juga memberlakukan ujian.

3. Pendidikan Informal

Definisi pendidikan informal yaitu pendidikan mandiri yang diterima


atas kemauan dan kesadaran diri sendiri oleh peserta didik. Biasanya
pendidikan informal didapat dari keluarga dan lingkungan sekitar dapat
berbentuk kegiatan belajar. Hasil dari pendidikan informal beberapa diakui
sama dengan pendidikan non formal. Peserta didik sebaiknya memperoleh
pendidikan informal yang dimulai sejak lahir.

Ciri-ciri dari pendidikan informal yang pertama yaitu tidak adanya


persyaratan khusus, tidak ada lembaga penyelenggara karena pendidikan
diberikan oleh keluarga dan lingkungan serta tidak ada kewajiban untuk
mengikuti ujian. Pada pendidikan informal tidak ada materi khusus seperti
pendidikan formal dan non formal, materi didapatkan secara murni tanpa
kurikulum.

B. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia karakteristik dapat diartikan


sebagai mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Karakteristik
hapir sama pengertiannya dengan ciri-ciri. Sebagaimana dalam kamus besar
bahasa Indonesia yakni ”berciri” artinya bersifat yang khas. Dengan kata lain
bahwa berbicara tentang karakteristik berarti kita berbicara tentang ciri-ciri. Ciri-

4
ciri dapat diartikan sebagai tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari
yang lain. 2

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik


pendidikan luar sekolah adalah tanda atau sifat khas pada pendidikan luar
sekolah yang juga dapat menjadi pembeda dengan yang lain.

Secara umum karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tidak adanya


kebakuan sistem sebagaimana pendidikan persekolahan. Menurut Mustofa
Kamil, karakteristik pendidikan luar sekolah meliputi aspek tujuan, waktu
penyelenggaraan, program, proses belajar dan pembelajaran, dan pengendalian
program. 3

1. Karakteristik segi tujuan:


a. Untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang fungsional bagi
kehidupan kini dan masa depan.
b. Untuk langsung menerapkan hasil belajar dalam kehidupan di
lingkungan pekerjaan atau masyarakat.
c. Untuk memberikan ganjaran berupa keterampilan, barang atau jasa yang
diproduksi, dan pendapatan.
2. Karakteristik segi waktu penyelenggaraan
a. Relatif singkat dan bergantung pada kebutuhan belajar peserta didik
b. Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak secara terus-menerus. Waktu
biasanya ditetapkan dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan
peserta didik, serta memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar
sambil bekerja dan berusaha.
3. Karakteristik segi program
a. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik. Kurikulum
bermacam ragam atas dasar perbedaan kebutuhan belajar peserta didik.

2
Joesoef Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
3
Kamil Mustofa, Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung:
Alfabeta.2010

5
b. Menekankan pada kebutuhan masa sekarang dan masa depan terutama
untuk memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna bagi kehidupan
peserta didik dan lingkungannya.
c. Mengutamakan aplikasi dengan penekanan kurikulum yang lebih
mengarah kepada keterampilan yang bernila guna bagi kehidupan peserta
didik dan lingkungannya.
d. Persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta diidik . Persyaratan untuk
mengikuti program adalah kebutuhan, minat, dan kesempatan peserta
didik.
e. Program diarahkkan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk
mengembangkan potensi peserta didik.
4. Karakteristik segi proses belajar dan pembelajaran
a. Dipusatkan di lingkungan masyarakat danb lembaga. Kegiatan belajar
dan pembelajaran di berbagai lingkungan (mnasyarakat, tempat bekerja),
atau di satuan pendidikan luar sekolah lainnya.
b. Berkaitan denga kehidupan peserta didik dan masyarakat . pada saat
mengikuti program pendidikan, peserta didik berada dalam dunia
kehidupan dan pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara
fungsional dengan kegiatan belajar.
c. Struktur program pembelajaran lebih fleksibel dan beraneka ragam
dalam jenis dan urutannya, sehingga pengembangan program dapat
dilaksanakan pada waktu program sedang berjalan.
d. Berpusat pada peserta didik dengan menggunakan sumber belajar dari
berbagai keahlian. Peserta didik juga biasa menjadi sumber belajar
dengan lebih menekankan pada kegiatan membelajarkan.
e. Penghematan sumber-sumber dengan memanfaatkan tenaga danb sarana
yang tersedia di masyarakat dan di lingkungan kerja.
5. Pengendalian program
a. Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik
b. Menggunakan pendekatan yang lebih bersifat demokrasi.

6
Sementara menurut Soelaiman Joesoef ditinjau dari sejarah pertumbuhan
dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan, pendidikan luar sekolah mempunyai
cirri-ciri sebagai berikut:

1. Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk


mencapai bermacam-macam tujuan.
2. Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang
sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap bentuk-bentuk
pendidikan formal.
3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah dibagi
oleh pengawasan umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi
keduanya.
4. Beberapa lembaga pendidikan luar sekolah didisiplinkan secara ketat
terhadap waktu pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku
bacaan.
5. Metode pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan
kelompok-kelompokl belajar sampai penggunaan audio televise, unit latihan
keliiling, demonstrasi, kursus-kursus korespondensi , alat-alat bantu visual.
6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktik secara relative
daripada pendidikan luar sekolah.
7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat system pendidikan luar sekolah
terbatas yang diberikan kredensial.
8. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya
mempunyai kualifikasi professional di mana tidak termasuk identitas guru.
9. Pencatatan tentang pemasukan murid, guru dan kredensial pimpinan,
kesuksesan latihan, membawa akibat peningkatan produksi ekonomi,
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan peserta.
10. Pemantapan bentuk pendidikan luar sekolah mempunyai dampak pada
produksi ekonomi dan perubahan social dalam waktu singkat daripada kasus
pendidikan formal sekolah.
11. Sebagian besar program pendidikan luar sekolah dilaksanakan oleh remaja
dan orang-orang dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.

7
12. Karena secara digunakan, pendidikan luar sekolah membuat lengkapkanya
pembangunan nasional. Peranannya mencakup pengetahuan, keterampilan,
dan pengaruh pada nilai-nilai program.

C. Komponen, Proses dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

Keterkaitan fungsional antara komponen, proses dan tujuan sistem


pendidikan luar sekolah yaitu sebagai berikut:4

1. Masukan lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam, sosial


budaya, dan kelembagaan.
a. Lingkungan alam
 Lingkungan alam hayati (biotik), flora (tumbuhan), dan fauna
(hewan).
 Lingkungan alam nonhayati, tanah, aiar, mineral, cuaca, sungai dan
sebagainya.
 Lingkungan alam buatan, pemukiman, sasaran, dan ala transfortasi,
bendungan, pasar, kampus, dan sebagainya.
 Lingkungan sosial-budaya meliputi kondisi kependudukan dengan
berbagai potensinya seperti kebiiasaan atau tradisi, pendidikan,agama,
komunikasi, kesenian, bahasa, kesehatan, mata pencaharian, lapangan
kerja, ideologi dan politik, keamanan, kebutuhan, danaspirasi
masyarakat.
 Lingkungan kelembagaan terdiri atas instansi-instansi pemerintah,
perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi
kemasyarakatan yang terkait dengan program dan terdapat dalam
lingkungan dimana program pendidikan luar sekolah dilangsungkan.

2. Masukan sarana (instrumental input) terdiri atas

4
D Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014

8
a. Kurikulum atau program pembelajaran : mencakup tujuan pembelajaran,
materi (bahan) pembelajaran, metode-teknik dan media pembelajaran,
serta alat evaluasi hasil belajar.
b. Tenaga kependidikan: Pendidik, sebagai unsur tenaga kependidikan
memiliki kemampuan (kompetensi) dalam pembelajaran yang mencakup
kemampuan dasar, akademik, personal, sosial dan profesional. Pendidik
juga memiliki kemahiran dalam memanajemen pembelajaran. Pendidik
dapat terdiri atas tutor, pamong belajar, pelatih/widyaiswara/instruktur,
penyuluh, pengampu, dan sebagainya.
c. Sarana dan prasarana serta biaya: sarana dan prasarana pembelajaran
terdiri atas lokasi pembelajaran, panti pembelajaran, gedung dan
perlengkapan pembelajaran (termasuk didlamnya adalah meja, kursi, dan
mebeler), laboratorium, tempat kerja (workshop), dan alat-alat bantu
pembelajaran seperti papan tulis, alat tulis, buku, OHP.

3. Masukan mentah (raw input)

Masukan mentah (raw input) ialah peserta didik yang terdiri atas
warga belajar, peserta pelatihan, peserta penyuluhan, pemagang, jama’ah
majlis taklim santri dan sebagainya. Peserta didik mempunyai karakteristik
internal dan ekstenal.

4. Proses

Proses adalah interaksi edukasi antara masukan sarana, terutama pendidik


dengan masukan mentah, yaitu peserta didik, melalui kegiatan pembelajaran,
bimbingan, pemyuluhan dan/atau pelatihan. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah pendekatan kontinu, atau berkesinambungan dan bergaul, yang
dimulai dari pedagogik ke andragogy, atau sebaliknya.

5. Keluaran (output)

Keluaran atau output adalah lulusan program pendidikan luar sekolah.

6. Masukan lain (other input)

9
Masukan lain adalah sumber-sumber atau daya dukung yang
memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil belajar (keluaran) dalam
kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan kedalam berbagai bidang
diantaranya:

a. Bidang bisnis (dunia usaha), lapangan usaha, alat produksi, permodalan,


bahan baku, pemasaran, informasi, pendampingan, latihan lanjutan,
koperasi, dan jejaring (kemitraan).
b. Bidang pekerjaan, lapangan kerja, bimbingan kerja, bimbingan karir,
penghargaan dan hukuman, latihan lanjutan, pengawasan, supervise dan
monitoring, penugasan dan team-work.
c. Bidang kegiatan kemasyarakatan, paguyuban peserta didik atau alumni,
pelibatan dalam pembangunan masyarakat, status sosial, jejarinh
kemitraan, dan sebagainya.

7. Pengaruh (outcome)

Pengaruh Adalah dampak yang dialami peserta didik atau lulusan


setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. Pengaruh ini dapat diukur
terutama dalam tiga aspek kehidupan yaitu:

a. Peningkatan taraf atau kesejahteraan hidup dengan indikator pemilikan


pekerjaan atau usaha, pendapatan, kesehatan, pendidikan, penampilan diri
dan sebagainya.
b. Upaya membelajarkan orang lain baik kepada perorangan, kelompok
dan/atau komunitas.
c. Keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau pembangunan masyarakat
seperti partisipasi buah pikiran, tenaga, keterampilan dan harta benda.

D. Kelebihan Pendidikan Luar Sekolah

Kelebihan dari pendidikan luar sekolah ialah sebagai berikut:5

5
Kurdie Syuaeb, Pendidikan Luar Sekolah (Cirebon: CV. Alawiyah, 2002)

10
1. Lebih murah dari pendidikan formal (sekolah), karena adanya program-
program pendidikan yang dilakukan dalam waktu singkat untuk kebutuhan
khusus seperti ujian paket A,B,C dan sebagainya, bisa juga dikurangi biaya
dengan menggunakan fasilitas sebaik mungkin, membuat alat-alat belajar
dengan memanfaatkan bahan sekitar dan harga yang murah, membuat
kegiatan berusaha dan dapat menggukan dana pendidikan yang diambil dari
hasil pemasaran produksi. Itu bisa membuat pengeluaran menjadi hemat
bahkan bisa memberikan pemasukan.
2. Program-program pendidikan luar sekolah itu lebih berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat, bukan mengutamakan kebutuhan penyelenggara,
karena program pendidikan itu harus mementingkan kebutuhan masyarakat
atau peserta didik, dan isi dari program pendidikan itu hatus berhubungan
erat dengan dunia kerja atau kegiatan usaha yang ada di masyarakat. Dengan
adanya kecocokan antara pendidikan dan dunia kerja maka Pendidikan Luar
Sekolah dapat memberikan hasil balik yang relatif lebih cepat kepada peserta
didik dan lulusannya.
3. Program pendidikan luar sekolah itu bersifat fleksibel, dan fleksibel itu
ditandai dengan:
a. Beragam macam program menjadi tanggung jawab banyak pihak seperti
pemerintahan, perorangan, dan swasta.
b. Pengawasan yang terpusat dilakukan sesederhana mungkin
c. Otonomi dikembangkan pada tingkat pelaksana program dan daerah
sehingga memacu perkembangan program yang ragam sesuai dengan
kebutuhan dan perbedaan daerah.
d. Perubahan dan perkembangan program disesuaikan dengan perubahan
kebutuhan peserta didik dan perkembangan lingkungan. Agar program
pendidikan yang sudah tidak sesuai dengan peserta didik dapat diubah
atau diakhiri secepatnya.

E. Kelemahan Pendidikan Luar Sekolah

11
Kelemahan Pendidikan luar sekolah ialah sebagai berikut:6

1. Kurangnya kordinasi

Beragamnya program yang diselenggarabkan oleh berbagai pihak.


Semua lembaga pemerintah baik yang departemen mau non-departemen.
Berbagai lembaga swasta, perorangan, dan masyarakat menyelenggarakan
program pendidikan luar sekolah baik untuk kepentingan lembaga atau
kebutuhan pelayanan masyarakat. Dengan banyaknya program yang
dilakukan oleh berbagai pihak membuat program-program tumpang tindih,
ada juga kemungkinan samanya program-program yang dilakukan dari pihak
yang berbeda. Oleh karena itu kordinasi antar pihak pelaksana program
pendidikan luar sekolah diperlukan untuk efisiensi dan efektivitas
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program, agar program yang
dilaksanakan berjalan dan mendapatkan hasil yang optimal.

2. Kurangnya tenaga pendidik atau sumber pengajar profesional

Sekarang ini masih banyak tenaga-tenaga yang tidak berasal dari


pendidikan luar sekolah, terlebatnya mereka kedalam program-program itu,
karena adanya tugas yang diperoleh dari lembaga penyelenggara program
atau datang dari rasa pengabdian mereka kepada masyarakat yang membuat
mereka terjun langsung kedalam masyarakat. Mereka itu biasanya berlatar
belakang pendidikan sekolah. Dan ini membuat mereka menerapkan
pendekatan mengajar pada pendidikan sekolah di dalam Pendidikan Luar
Sekolah, itu pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
dalam Pendidikan Luar Sekolah. Pengelola dan program Pendidikan Luar
Sekolah memerlukan pendekatan dan keterampilan yang berbeda dengan
pengelolaan program sekolah. Karena itu untuk mengatasi kelemahan ini
maka diperlukan peningkatan tenaga pendidik yang profesional dibidang
Pendidian Luar Sekolah.

3. Kurangnya motivasi belajar peserta didik

6
Faisal Sanapiah, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya: CV. Usaha Nasional, 1981).

12
Kurangnya motivasi itu berkaitan dengan:

a. Adanya kesan umum bahwa pendidikan luar sekolah, yang tidak


menekankan pada peranan ijazah, berbeda dengan pendidikan sekolah
yang memilikik motivasi untuk mendapatkan ijazah.
b. Pendekatan yang dilakukan oleh pendidik yang latar belakangnya
pendidikan sekolah dan menerapkannya dikegiatan pembelajaran
pendidikan luar sekolah pada umumnya menjadi tidak kondusif dalam
mengembangkan minat peserta didik.
c. Terdapatnya program pendidikan, yang berhubungan dengan
mengembangkan kemampuan peserta didik dibidang ekonomi, tetapi
tidak di bekali dengan masukan lain (other input) yang membuat peserta
didik tidak dapat menerapkan hasil yang dipelajari peserta didik.
d. Para lulusan pendidikan luar sekolah dianggap lebih rendah statusnya
daripada lulusan pendidikan sekolah, dan juga sering terjadi para lulusan
pendidikan yang disebut pertama berada dalam pengaruh lulusan
pendidikan sekolah. Itulah beberapa kelemahan yang sering dijumpai
dalam pendidikan luar sekolah.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang


yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non formal adalah pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan informal yaitu pendidikan mandiri yang diterima atas
kemauan dan kesadaran diri sendiri oleh peserta didik.

Secara umum karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tidak adanya


kebakuan sistem sebagaimana pendidikan persekolahan. Menurut Mustofa
Kamil, karakteristik pendidikan luar sekolah meliputi aspek tujuan, waktu
penyelenggaraan, program, proses belajar dan pembelajaran, dan pengendalian
program.

Keterkaitan fungsional antara komponen, proses dan tujuan sistem


pendidikan luar sekolah yaitu sebagai berikut:

1. Masukan lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam, sosial


budaya, dan kelembagaan.
2. Masukan sarana (instrumental input)
3. Masukan mentah (raw input)
4. Proses (process)
5. Keluaran (output)
6. Masukan lain (other input)
7. Pengaruh (outcome).

Kelebihan pendidikan luar sekolah ialah sebagai berikut:

1. Lebih murah dari pendidikan formal (sekolah)


2. Program-program pendidikan luar sekolah itu lebih berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat, bukan mengutamakan kebutuhan penyelenggara
3. Program pendidikan luar sekolah itu bersifat fleksibel dan fleksibel.

14
Kelemahan Pendidikan luar sekolah ialah sebagai berikut:

1. Kurangnya kordinasi
2. Kurangnya tenaga pendidik atau sumber pengajar profesional
3. Kurangnya motivasi belajar peserta didik.

B. Saran

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun tentang pembahasan makalah kami diatas

15
DAFTAR PUSTAKA
Faisal Sanapiah. 1981. Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: CV. Usaha Nasional.

Joesoef Soelaiman. 2008. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Kurdie Syuaeb. 2002. Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.

Mustofa Kamil. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Alfabeta.

Ramayulis. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Padang: The Minangkabau Foudation


Press.

Soelaiman Joesoef. 2008. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Sudjana, D. 2014. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan


Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

16

Anda mungkin juga menyukai