Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

OLEH :

KELOMPOK 4

 WINDA FEBIOLA SINAGA


 YOSIA KEVIN SIMBOLON
 KRISTINA SINAGA

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd

Dwi Septi Anjas Wulan, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN T.A.2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa,sehingga makalah ini
dapat berhasil untuk disusun.

Adapun pembahasan makalah ini berisi tentang Perbedaan Individu yang


menyebabkan perbedaan dan hasil belajar terkhusus dalam bidang perbedaan gaya belajar,
bakat dan minat.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Penulis berharap makalah ini menjadi bahan referensi dan juga bermanfaat bagi
teman-teman yang ingin membahas mengenai topik yang sama dengan penulis bahas berikut.

Semoga makalah yang sederhana ini ada manfaatnya dan saya tahu banyak kelemahan
dari pembuatan makalah ini,sehingga penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikin
makalah ini selanjutnya.Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Medan, Maret 2019

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
A. INTELEGENSI..................................................................................................................................6
a. Pengertian Intelegensi..............................................................................................................6
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi.......................................................................7
B. BAKAT............................................................................................................................................8
a. Definisi Bakat............................................................................................................................8
b. Jenis-jenis Bakat........................................................................................................................8
C. MINAT.............................................................................................................................................9
a. Definisi Minat............................................................................................................................9
b. Jenis-jenis minat........................................................................................................................9
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa..........................................................10
D. PERBEDAAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT...............................................................11
E. KETERKAITAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT DALAM PROSES BELAJAR
SISWA 12
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu adalah berbeda. Bahkan di dalam keluarga yang memiliki anak kembar
yang identik sekalipun pasti mempunyai perbedaan juga apalagi yang tidak memiliki
hubungan darah. Perbedaan yang dimaksud pada pembahasan ini adalah perbedaan dalam
intelegensi, bakat dan minat anak didik. Perbedaan-perbedaan ini menjadi parameter yang
sangat penting dalam kehidupan seorang anak didik dalam mengembangkan dirinya terutama
di lingkungan sekolah.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
yang berasal dari diri siswa ( faktor internal ) maupun dari luar siswa (faktor eksternal).
Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, dan tingkat intelegensi. Sedangkan
faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan.

Setiap individu seharusnya mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang


secara maksimal sesuai dengan kapasitas intelegensi, bakat dan minat yang dimilikinya.
Tentu saja kapasitas setiap individu berbeda-beda. Misalnya saja seorang anak yang
memiliki tingkat intelegensi yang tinggi akan mumpuni di bidang akademis, sehingga
dengan kemampuannya tersebut dia akan mampu meraih prestasi misalnya di bidang
olimpiade. Seseorang yang berbakat dibidang seni tentu memiliki imajinasi tinggi sehingga
dengan kreatifitas yang dimilikinya akan berdampak pada sekitarnya misalnya dalam
menggagas ide-ide baru, atau seorang individu yang memiliki minat yang tinggi akan
mampu menguasai hal-hal baru dengan keinginan kuat yang dimilikinya.

Keberagaman-keberagaman yang dimiliki setiap individu menjadikan mereka berbeda


satu sama lain. Sehingga dalam proses belajar tertentu akan ada kemajuan belajar siswa yang
berbeda-beda pula. Seorang guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran sehingga ia turut
andil dalam perkembangan siswa didiknya. Dengan memahami perbedaan intelegensi, bakat
dan minat diharapkan seorang guru akan mampu mengarahkan, mengembangkan dan
mendukung pencapaian prestasi anak didiknya sesuai dengan potensi yang dimilikinya sebab
potensi tersebut tidak akan berkembang tanpa adanya latihan.

Dalam tugas Kelompok ini membahas mengenai perbedaan intelegensi, bakat €dan
minat peserta didik, kaitan antara intelegensi, bakat dan minat dan bagaimana hubungan
ketiganya dalam proses belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu intelegensi, Bakat, dan Minat?
2. Apa itu bakat?
3. Apa itu minat?
4. Apa perbedaan intelegensi, bakat dan minat?
5. Bagaimana keterkaitan intelegensi, bakat dan minat dalam proses belajar siswa?
4
C. Tujuan
Dalam penyusunan Tugas Rutin IV dengan materi perbedaan intelegensi, bakat dan
minat ini penulis berharap dapat memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun
pembaca dan masyarakat luas.

Adapun tujuan penyusunan Tugas Rutin ini bagi Penulis adalah agar penulis lebih
memahami perbedaan antara intelegensi, bakat dan minat siswa dalam belajar. Bagi pembaca
dan masyarakat luas, makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu referensi untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai materi ini

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. INTELEGENSI
a. Pengertian Intelegensi
1. Alferd Binet (1857-1911) dan Theodeore Simon
Intelegensi adalah kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.

2. Lewis Madison ( 1916)


Intelegensi sebagai kemampuan seseorang berfikir abstrak.

3. George D. Stoddard (1941)


Intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang
bercirikan:

 Mengandung kesukaran
 Kompleks, yang mengandung bermacam jenis tugas yang harus diatasi dengan baik dalam
arti bahwa individu yang inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya
dengan kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi
masalah.
 Abstrak, mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan interpretasi.
 Ekonomis, yang dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efisien dari
segi penggunakan waktu.
 Diarahkan pada satu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti
suatu arah atau target yang jelas.
 Mempunyai nilai sosial, yaitu cara dan hasil pemecahan masalah yang dapat diterima oleh
nilai dan norma sosial.
 Berasal dari sumbernya, yaitu pola fikir yang membangkitkan kreativitas untuk
menciptakan sesuatu yang baru.
4. Wechlsler (1965)

6
Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk
berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

5. Walters dan Gardner (1986)


Intelegensi adalah serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan
masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

6. Flynn (1987)
Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan belajar dari
pengalaman.

Maka dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Intelegensi adalah
kemampuan yang dibawa sejak lahir yang dapat digunakan untuk menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan
tujuannya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi

Menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 55-56), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi intelegensi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan antara intelegensi
seseorang dengan yang lain. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi
seseorang, yaitu :

1. Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir batas
kesanggupan kita, yakni dapat tindaknya seseorang memecahkan suatu soal, pertama-tama
ditentukan oleh pembawaan kita.

2. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, Tiap
organ (fisik dan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.

3. Pembentukan
pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi.

4. Minat dan pembawaan yang khas


minat mengarahkan pembuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dan dorongan bagi
pembawaan itu. Dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.

7
5. Kebebasan
kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah.Manusia mempunyai kebebasan memilih metode juga bebas
dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi intelegensi seseorang. Maka sebagai seorang pendidik seorang guru harus
mampu membantu mempengaruhi kemampuan intelektual siswa agar dapat berfungsi secara
maksimal dan mencoba melengkapi program pengajaran yang ditujukan bagi mereka yang
lambat dalam belajar.

B. BAKAT
a. Definisi Bakat

Chaplin (1972) dan Reber (1988) mendeskripsikan bahwa Bakat (aptitude) adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang (Muhibbin syah, 2010:133). Sedangkan menurut Semiawan, dkk, (1984:1), Bakat
adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau
dilatih. Sementara menurut Wijaya (1988:66) bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang
memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan
keterampilan khusus, misalnya: berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dan
lain sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum
ataupun khusus. Namun bakat juga harus disertai dengan latihan khusus untuk mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.

Sri Milfayetti (2015: 62) menyebutkan karakteristik individu yang di golongkan berbakat
secara akademik adalah :

1. Kemampuan untuk belajar tinggi


2. Kekuatan dan kepekaan fikiran
3. Keingin tahuan dan dorongan

b. Jenis-jenis Bakat
1. Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic)
Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide serta
perasaan.

2. Bahasa (Linguistic)

8
Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif.

3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)


Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan
kuat untuk mengerti logika.

4. Musikalitas (Musical)
Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara.

5. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)


Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami
fenomena alam.

C. MINAT
a. Definisi Minat

1. Tampubolon (1991: 41)


Minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

2. Djali (2008: 121)


Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri.

3. Mohamad Surya (2003: 100)


Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek.

4. Slameto (2003: 180)


Minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpukan minat adalah suatu proses
pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan
individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.

b. Jenis-jenis minat
Menurut Guilford (1956) ada beberapa jenis minat, yaitu :
1. Minat vokasional, merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
 Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.

9
 Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan,akuntansi,
kesekretariatan dan lain – lain.
 Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya
petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain.

Menurut Milton (1961:397) minat dibagi menjadi dua yaitu:


1. Minat subyektif , Perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu
yang bersifat menyenangkan.
2. Minat obyektif, Reaksi yang merangsang kegiatan dalam lingkungannya.

Menurut Samsudin (1961: 8) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri dari dua macam
yaitu:
1. Minat spontan, minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.
2. Minat yang disengaja, minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa


Muhibbin Syah (2003: 132) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat menjadi
3 bagian, yaitu :

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi :


 aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal
ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.

 aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri dari, intelegensi, bakat
siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2. Faktor Eksternal Siswa


 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas
 Lingkungan Nonsosial
Lingkungan sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu

10
belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar.

3. Faktor Pendekatan Belajar


Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam
menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Sedangkan menurut Crow (1973:22), ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat.
Faktor-faktor tersebut adalah :

1. The Factor Inner Urge


Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap
belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

2. The Factor Of Social Motive


Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor
dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, missal seseorang berminat pada prestasi
tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.

3. Emosional Factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses
yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan
senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.
Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

D. PERBEDAAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT


Intelegensi dan Bakat merupakan kemampuan yang berasal dari hereditas (pembawaan).
Cepat atau lambatnya seseorang misalnya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dipengaruhi
tingkat intelegensinya dan bakatnya. Akan tetapi tingkat intelegensi seseorang dapat berubah
karena dipengaruhi faktor-faktor tentu, misalnya orang yang rajin mengasah kemampuan
akademiknya dengan berlatih terus menerus akan mengalami peningkatan IQ. Sedangkan bakat
akan terus ada dalam diri seseorang, apakah ia latih atau tidak kemampuan bakat seseorang akan
selalu sama (bersifat permanen). Intelegensi dan bakat merupakan kemampuan yang berasal dari
genetik, sementara minat merupakan kemampuan yang berupa kemauan seseorang yang tinggi
terhadap sesuatu yang dipengaruh oleh lingkungannya. Minat sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sebab dapat berubah karena perubahan trend maupun perubahan hobby seseorang
(berorientasi pada hobby). Akan tetapi minat akan berpengaruh besar dalam perkembangan
intelegensi dan bakat seseorang sebab dengan memiliki minat akan membangkitkan motivasi
seseorang dalam mengasah kemampuan yang ada pada dirinya.

Maka berdasarkan penjelasan diatas maka point-point perbedaan dan persamaan intelegensi,
bakat dan minat dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut :

11
Intelegensi Bakat Minat
Pembawaan (Hereditas) Pembawaan (Hereditas) Lingkungan
Lepas dari aspek suka atau Lepas dari aspek suka atau Orientasi pada hobi/
tidak suka tidak suka kesukaan semata
Permanen, tetapi dapat
Tidak mudah berubah dan Mudah berubah sesuai
berubah jika dipengaruhi
bersifat permanen dengan tren yang ada
faktor-faktor tertentu
Genetik lebih dominan Genetik lebih dominan Genetik tidak dominan
Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan
Tidak selalu berdasarkan
Membutuhkan motivasi Membutuhkan motivasi
motivasi

E. KETERKAITAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT DALAM PROSES


BELAJAR SISWA
Intelegensi, bakat dan minat pada hakikatnya memiliki persamaan dalam konsep
perkembangan. Intelegensi dan bakat yang tidak diasah atau dilatih tidak akan mengalami
kemajuan. Sementara tanpa adanya minat dalam mengembangkan intelegensi dan bakat akan
mempengaruhi perkembangan atau tidak akan mengalami kemajuan sama sekali sebab minat
merupakan indikator motivasi anak didik dalam mempelajari dan menunjukkan kinerja yang
tinggi dalam proses belajar. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali
dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan
ditekuni, misalnya seni, musik, hitung menghitung, bahasa, dan lain-lain merupakan hasil
interaksi antara bakat bawaan dan faktor lingkungan serta didukung dengan faktor kepribadian
dan sikap kerja seseorang.

Intelegensi, bakat dan minat memiliki hubungan satu sama lain, dimana jika salah satunya
tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi yang lain. Hal ini dapat kita cermati dari hasil
penelitian Heller, Monks, dan Passow (Wimbarti : 2000), bahwa dari 100 anak yang memiliki IQ
tinggi di California yang diteliti sejak tahun 1920 hingga sekarang diantara mereka ada yang
menjadi orang terkenal, diantaranya senator, sebagian menerima hadiah nobel untuk Iptek,
menjadi bintang film terkenal, sutradara tersohor, novelis dan lain-lain. Namun ada juga diantara
mereka yang menjadi pembersih kantor, tukang sapu jalan, dan pekerja kasar lainnya. Dengan
demikian orang-orang yang memiliki kemampuan IQ yang tinggi tidak selamanya akan berhasil
dalam hidupnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Harjito dkk., (1993) pada siswa SMA di
Indonesia yang memperoleh prestasi belajar rendah atau yang mempunyai permasalahan
kesukaran belajar di sekolah. Hasilnya menunjukkan tidak selamanya siswa yang memiliki
prestasi belajar rendah dan memiliki kesukaran belajar berasal dari siswa yang memiliki
inteligensi rendah. Kenyataan menunjukkan beberapa siswa yang memiliki IQ diatas rata-rata
memiliki prestasi belajar yang rendah dan beberapa memiliki permasalahan dalam belajar.

12
Maka dapat disimpulkan bahwa Intelegensi, bakat dan minat pada peserta didik harus
dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Sebab ketiganya memiliki keterkaitan satu sama
lain. Seorang anak didik yang tahu akan kapasitas intelegensi, bakat dan minatnya sejak dini
akan mampu menjadikan bakat tersebut sebagai bekal untuk memperoleh kekuatan saat mereka
dewasa nanti dan akan membuka peluang bagi mereka untuk menjadi orang yang sukses.
Adapun guru sebagai fasiliatator pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
siswa sebaiknya dapat mengenali kemampuan seperti apa yang dimiliki oleh siswanya.

Untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, bakat dan minat peserta didik dengan baik
maka seorang pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dorongan. Dorongan secara berlebihan (pemaksaan) pada anak didik dapat melunturkan
motivasi anak untuk mengembangkan diri mereka.
2. Pujian. Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi dapat membawa anak terjebak ke dalam
sikap lupa diri.

13
BAB III

KESIMPULAN

Tidak ada satupun individu sama persis dengan individu yang lain. Setiap individu unik
baik karena faktor –faktor yang diturunkan oleh kedua orang tua maupun akibat hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. Perbedaan yang khas dan unik tersebut disebut dengan
keberagaman individual. Keberagaman individual menyebabkan perbedaan kemampuan
intelegensi, bakat dan minat pada setiap individu.

Dengan memahami kapasitas (intelegensi, bakat dan minat) anak didiknya, seorang guru
akan mampu merancang model pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan kemampuan
intelegensi anak didiknya sehingga dapar meningkatkan minat dan motivasi yang tinggi dalam
proses belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang dilandasi oleh pemahaman terhadap
peserta didik juga dapat mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu
seorang guru yang mengenali bakat dan minat peserta didik akan mampu mengarahkan anak
didiknya dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Sehingga dengan adanya
perkembangan-perkembangan tersebut diharapkan dapat menjadi indikator meningkatnya hasil
prestasi belajar siswa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Milfayetty, Sri. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan : Unimed Press.

Farida Agus. INTELEGENSI. (diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default /files/pendidikan/dr-


rita-eka-izzaty-spsi-msi/hintelegensi-definisi-dan- sejarah-3.pdf Pada hari Kamis, 2
Maret 2019)

AD Pratiwi. BAB II Kajian Teori : Intelegensi. (diakses dari http://digilib.uinsby .ac.id/9336/5/bab2.pdf .


Pada hari Kamis, 2 Maret 2019

S Erna. BAB II Kajian Pustaka, Deskripsi Teori : Intelegensi (IQ). (diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/7711/3/BAB%202%20-%2005602241021.pdf Pada hari Kamis, 2 Maret
2019)

P Ardyansah Jani. 2012. BAB II Kajian Teori, Deskripsi Teori : Minat. (diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/9917/2/BAB%202%20%2006208244053. pdf Pada hari Kamis, 2 Maret
2019)

D Aris. 2012. BAB II Kajian Teori : Pengertian Minat. (diakses dari http://eprints.
uny.ac.id/7637/3/BAB%202%20-%2008601247038.pdf. Pada hari Kamis, 2 Maret 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai