MAKALAH
KATA, DIKSI DAN UNSUR SERAPAN
Dosen Pengampu
Adilah Hasan Astuti, M. Pd
Disusun Oleh :
Fatimatul Hasanah
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kata,
Diksi dan Unsur Serapan”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Bahasa Indonesia . Dalam penulisan
makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Adilah Hasan Astuti, M. Pd
yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada penulis dalam belajar dan
mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
a. Pengertian Kata..................................................................................... 2
b. Makna Kata........................................................................................... 5
c. Pengertian Diksi.................................................................................... 7
d. Pengertian Unsur Serapan..................................................................... 12
Kesimpulan............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah
kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam
bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat
dimengerti dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata – kata dengan
sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KATA
1. Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa[1]. Jadi, kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri dan memiliki arti sendiri. Misalnya: bunga, rumah, baju, cerdas, pintar, dan
sebagainya.
1. Penyerapan Utuh
Contoh :
bank → bank
hotel → hotel
monitor → monitor
2. Penyerapan Penyesuaian
Contoh :
computer → komputer
2
univercity → universitas
aplication → aplikasi
3. Penerjemahan
Contoh :
higher education → pendidikan tinggi
network → jaringan kerja
search again → mesin pencari
4. Penerjemahan dan Penyesuaian
Contoh :
survey research → penelitian surval
ready to install → siap menginstal
public opinion → pendapat publik[3]
Jadi dapat disimpulkan, pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung
makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah makna, gagasan, ataupun ide. Kata-kata
ibarat “pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki jiwa. Setiap anggota
masyarakat harus mengetahui “jiwa” setiap kata, agar ia dapat menggerakan orang lain
dengan “jiwa” dari kata-kata yang dipergunakannya[4].
Apabila kita menyadari bahwa kata merupakan alat penyalur gagasan, maka hal itu
semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang
ditangkapnya dan dikuasainya. Sehingga dapat dengan mudah dan lancar mengadakan
komunikasi dengan orang-orang lain, seperti yang kita ketahui, hanya karena kita tidak cukup
memiliki kata atau gagasan, sehingga lawan bicara kita tidak mengetahui secara jelas apa
yang dibicarakannya.
2. Jenis-jenis kata
a. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan,
tindakan, proses, atau keadaan. Contoh : membuat, menonton, makan, minum,
dan sebagainya.
b. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menjelaskan, mengubah, atau menambah arti
suatu kata benda yang diikutinya hingga menjadi lebih spesifik. Contoh : baju
baru, lukisan indah, rumah mewah, beruang besar, dan sebagainya.
c. Kata Benda (Nomina)
3
Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan
konsep atau pengertian. Contoh : murid, burung, kursi, dan batu, rumah,
pakaian, dan sebagainya.
d. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
benda (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Contoh : satu, kedua, suatu,
beberapa, berbagai, tiap-tiap, semua, sebagian, dan sebagainya.
e. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti adalah kata yang berfungsi untuk menggantikan orang, benda,
atau sesuatu yang dibedakan. Contoh : aku, , kamu, kita, mereka, ini, itu,
sesuatu, seseorang, siapa, dan sebagainya.
f. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya.
Contoh : paling, sedikit, banyak, sekarang, lusa, dan sebagainya.
Kata tunjuk adalah kata yang dipakai untuk menunjuk atau menandai
orang atau benda secara khusus. Contoh : ini, itu, disana, disitu, berikut, dan
sebagainya.
Kata sandang adalah kata yang digunakan untuk membatasi kata benda.
Contoh : si dia, si terdakwah, sang Merah Putih, sang mertua, dan sebagainya.
Kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk
frasa preposisional. Contoh : di, ke, dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh,
dengan, dan sebagainya.
4
m. Kata Ulang (Reduplikasi)
B. MAKNA KATA
1. Pengertiaan Makna Kata
Kata dalam bahasa Indonesia memiliki dua aspek, yaitu aspek bentuk dan aspek makna.
Aspek bentuk merupakan aspek yang dapat kita dengar atau dilihat. Aspek makna gambaran
yang muncul di dalam benak kita sesudah mendengar atau membaca kata tertentu. [5]
Jadi, makna kata adalah maksud yang terkandung serta tersimpul dari suatu kata.
Contoh sederhananya adalah kata rumah, kata rumah memiliki makna tempat tinggal. Jadi
setiap kata itu selalu terhubung dan saling berkaitan dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan
benda, ataupun berkaitan dengan suatu aktifitas, peristiwa, maupun keadaan.
Makna kata sendiri dalam kaidah bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis, secara
umum jenis-jenis makna kata adalah sebagai berikut :
a. Makna denotasi-konotasi
Makna kata denotasi adalah kata yang memiliki makna yang sebenarnya atau
sesuai dengan kenyataanya dan tidak memiliki makna ganda. Misalnya tikus itu
telah mati. Kata mati dalam kalimat tersebut hanya memiliki satu arti yang
langsung dan lugas, yaitu tak bernyawa.
Makna kata konotasi adalah kata yang memiliki makna tidak secara langsung
atau lebih pada kiasan. Misalnya : orang berlomba-lomba berebut kursi di
senayan. Kata kursi disini bukan berarti hanya sebuah kursi, tapi lebih
bermakna jabatan atau kedudukan[6].
5 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.
6 _ http://media-online.id/2014/09/pengertian-makna-kata-dan-jenis-jenisnya.html pukul 21.05 tanggal 20 Maret 2016.
7 _ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 29.
5
b. Makna Leksial dan Makna gramatikal
Makna leksial/makna kampus adalah makna kata secara lepas tanpa terkait
dengan kata lainnya dalam sebuah struktur bahasa. Misalnya : kata rumah
bermakna “bangunan untuk tempat tinggal”.
Makna gramatikal adalah makna baru yang timbul pada suatu kata karena
proses pembentukan kata. Misalnya : kata berumah berarti “mempunyai
rumah”[8].
Makna lugas adalah makna yang acuannya cocok dengan makna kata yang
bersangkutan. Misalnya kata kaki pada kaki ayam dan kaki kucing.
d. Makna Kontekstual
Namun dalam kalimat sebagai bunga kampus, mahasiswi itu tidak hanya
dijadikan topik pembicaraan dikalangan mahasiswa saja, tetapi juga dikalangan
para dosen.
Dalam memilih kata, kita harus waspada karena makna kata itu kerap sekali
berbeda. Perubahan ini dapat meluas atau menyempit, atau kadang-kadang berubah sama
sekali[9]. Misalnya kata “Ibu” dulu hanya mengandung arti “wanita yang telah melahirkan”,
sekarang maknanya menjadi meluas ke “wanita yang sudah dewasa”. Adapun faktor
penyebab perubahan makna adalah sebagai berikut :
a. Kebahasaan
1) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh
perubahan nada, irama, dan tekanan. Misalnya: kalimat ‘ia makan’ dapat
8 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.
9 _ Ibid, hal. 52.
6
berubah maknanya jika intonasi kalimat diubah ke dalam ‘ia makan?’ atau
‘ia makan!’ atau ‘ia makaaaan’.
2) Perubahan struktur frasa. Misalnya: kaleng susu (kaleng bekas tempat
susu) dan susu kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng)
3) Perubahan bentuk kata
b. Kesejarahan
c. Kesosialan
d. Kejiwaan
e. Bahasa asing
C. DIKSI
1. Pengertian Diksi
Dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (1997:233) disebutkan bahwa diksi
adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Hal ini senada dengan apa yang
diungkapkan oleh Kridalaksana (1993;44) bahwa diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang
mengarang. Dengan perkataan lain, diksi merupakan seleksi kata-kata untuk
mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan sehingga secara efektif dan tepat di dalam
makna, audiens, dan kejadian[10]
10 _ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.
7
Kata yang tepat akan membantu sesorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu harus
sesuai dengan situasi dan kondisi penggunaan kataa-kata itu.
Jelaslah bahwa seseorang yang luas kosakatanya dan mengetahui secara tepat batasan-
batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya[ 12].
Disisi lain mereka yang hanya memperhatikan ketepatan pilihan kata namun tidak
memperhatikan kondisi dsn situasinya dapat juga tidak diterima karena merusak suasana
yang ada. Jadi sebuah kata yang tepat untuk menyatakan maksud tertentu harus mengerti
akan ketepatan kata tersebut dan bagaimana situasi dan kondisinya.
2. Syarat Diksi
11 Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.
12 _ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal. 24.
13 _ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.
8
yang sama adalah ejaannya maka disebut homograf. Contoh : ke ranjang
(menuju tempat tidur) dan keranjang (alat)[14].
2) Kata Abstrak dan Konkret
Kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya
perdamaian dan gagasan.
Kata konkret adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh panca indera.
Misalnya : rumah, kampus, komputer, meja, dan sebagainya.
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Contoh : ikan.
Kata khusus adalah kata yaang acuannya lebih khusus atau sempit. Contoh :
mujair, gurami, gabus, koi, dan sebagainya.
Kata populer adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum.
Kata kajian/ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
Populer kajian/ilmiah
Wirausaha enterpreneurship
Penggantian konversi
pertanggungjawaban akuntabilitas
ahli pakar/eksper
pembuktian verifikasi
[16]
b. Kebenaran
1) Sesuai dengan kaidah pembentukan kata
14 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.
15 _ Ibid, hal. 48.
16 _ Ibid, hal. 49.
9
a. Luluh (me-/pe + kata dasar berhuruf awal /p/, /t/ /k/ /s/)
me + pakai = memakai
pe + tahap + an = penahapan
me + koreksi = mengoreksi
me + suplai = menyuplai
b. Tetap (me-/pe + kata berhuruf awal /c/, /r/, /l/, /pr/, /tr/, /kl/, /kt/, /st/, /sy/)
me + contoh = mencontoh
pe + rajin = merajin
pe + lepas + an = pelepasan
me + produksi = memproduksi
me + transfer = mentrasfer
me + klarifikasi = mengklarifikasi
me + kritik = mngkritik
me + stater = menstater
me + syarat + kan = mensyaratkan
me + cat = mengecat
pe + bom = mengebom
me + sah + kan = mengesahkan
Benar Salah
Akselerasi axelerasi
Hipotesis hipotesa
Nasihat nasehat
Grup group
Ijazah ijasah[17]
2) Kecermatan / Kehematan
17 _ Ibid, hal. 49-50.
10
a. Menghemat penggunaan kata bersinonim
b. Ungkapaan Idiomatik
Yakni kontruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya
tidak dapat dihilangkan atau diganti. Contoh : terdiri atas/dari, berbicara
tentang, bergantung pada, baik... maupun, dan bukan... melainkan[19].
c. Bentuk jamak
Benar Salah
d. Konteks kalimat
D. UNSUR SERAPAN
11
Kata serapan merupakan kata dari bahasa asing yang telah diterima
pemakaiannya. Menurut Chear, kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa
daerah atau bahasa yang yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilansir dari buku
Bahasa Indonesia Ceria (2021) karya Muhammad Khalidin dkk, penyerapan bahasa
terjadi karena adanya kontak beberapa penutur bahasa yang berbeda. Penyerapan kata
asing ini terjadi melalui audial yang artinya pendengaran, di mana orang Indonesia
yang mendengar akan ikut menirukannya. Bunyi bahasa asing yang keluar
menyesuaikan lidah orang Indonesia, hingga terbentuklah kata serapan.
Berdasarkan prosesnya, unsur serapan dibagi menjadi tiga jenis, yakni: Kata yang
diserap utuh ke dalam bahasa Indonesia Kata-kata ini tidak dirasakan lagi sebagai kata
serapan. Contoh, iklan, perlu, hadir, waktu, sekolah, kabar, sirsak, botol, dan
sebagainya.
Kata yang masih terdengar asing Jenis kata serapan ini digunakan dalam konteks
bahasa Indonesia, dan cara pengucapannya masih mengikuti pelafalan bahasa asing.
Misal, check in, door to door, shuttle cock, knock out, time out, dan lain-lain.
Kata-kata untuk kepentingan istilah Ucapan dan ejaan disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Perubahan ejaan digunakan seperlunya saja, sehingga masih bisa
dibandingkan dengan bentuk aslinya. Contoh, aku (accu), fase (phase), psikologi
(psychology), komisi (commission), dan sebagainya.
12
berbeda. Bahasa Indonesia diduga berasal dari perluasan bahasa Arab yang
relatif banyak sekitar 10 sampai 20 persen[22]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22 Simatupang, Rosmina, dkk. 2022. Analisis Serapan Dalam Bahasa Indonesia Pada Artikel. Jurnal Bahasa dan Sastra
Indonesia.
13
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa. Jadi, kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri dan memiliki arti sendiri. Misalnya: bunga, rumah, baju, cerdas, pintar, dan
sebagainya.
Kata yang tepat akan membantu sesorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata
itu harus sesuai dengan situasi dan kondisi penggunaan kataa-kata itu.
Kata serapan merupakan kata dari bahasa asing yang telah diterima
pemakaiannya. Menurut Chear, kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa
daerah atau bahasa yang yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilansir dari buku
Bahasa Indonesia Ceria (2021) karya Muhammad Khalidin dkk, penyerapan bahasa
terjadi karena adanya kontak beberapa penutur bahasa yang berbeda. Penyerapan kata
asing ini terjadi melalui audial yang artinya pendengaran, di mana orang Indonesia
yang mendengar akan ikut menirukannya. Bunyi bahasa asing yang keluar
menyesuaikan lidah orang Indonesia, hingga terbentuklah kata serapan.
DAFTAR PUSTAKA
14
_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal.46.
_Ibid, hal. 46-47.
_ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal.21.
_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.
_ http://media-online.id/2014/09/pengertian-makna-kata-dan-jenis-jenisnya.html pukul 21.05 tanggal 20 Maret 2016.
_ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 29.
_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.
_ Ibid, hal. 52.
_ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.
Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi
Pustaka, 2011), hal. 48.
_ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal. 24.
_ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.
_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.
_ Ibid, hal. 48.
_ Ibid, hal. 49.
_ Ibid, hal. 49-50.
_ Ibid, hal. 50.
_ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 44-45.
_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :
Edukasi Pustaka, 2011), hal. 50.
_ Ibid, hal. 51.
Simatupang, Rosmina, dkk. 2022. Analisis Serapan Dalam Bahasa Indonesia Pada Artikel. Jurnal Bahasa dan Sastra
Indonesia.
15