PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bahasa percakapan maupun bahasa tulisan, sering ditemukan kalimat
relatif yang dihubungkan dengan kata : dimana, yang mana, hal mana, di atas mana, dari
mana dengan siapa. Tanpa disadari telah terpengaruh oleh struktur bahasa asing.
Mengenai pembuatan berita hasil karya jurnalistik, tentu tidak lepas dari
pembahasan kalimat aktif dan pasif. Tetapi dalam pembuatan berita, jurnalis lebih
mengutamakan kalimat aktif karena lebih disukai oleh pembaca ketimbang kalimat pasif.
Mengenai kalimat aktif, pasti mengenal juga kata kerja transitif. Jika kata kerja
tersebut dipakai untuk membuat kalimat aktif, maka akan menjadi kata kerja transitif.
Dalam kehidupan sehari-hari, jurnalis masih banyak yang menggunakan kalimat
relatif dan kata kerja transitif pada penulisan berita. Hal itu tidak diperlukan karena
bersifat berlebihan, Jika hendak menerapkan ekonomi kata, maka sebagai jurnalis harus
memperhatikan penerapan kalimat relatif dan kata kerja transitif.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian kata kerja transitif
2. Menjelaskan contoh-contoh kata kerja transitif
3. Menjelaskan pengertian kalimat relatif
4. Menjelaskan contoh-contoh kalimat relatif
1
2
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah di paparkan sebelumnya, maka manfaat pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pembaca mengetahui pengertian kata kerja transitif dan contohnya
2. Pembaca mengetahui kalimat relatif dan contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kata Kerja
Menurut KBBI, verba dapat didefinisikan sebagai kata yg menggambarkan proses,
perbuatan, atau keadaan. Verba adalah kategori yang dominan berfungsi sebagai Predikat (P)
dalam klausa. Dengan kata lain verba dapat diartikan sebagai kata kerja yang biasanya berfungsi
sebai predikat (P) dalam kalimat.
Verba (kata kerja) dapat digolongikan menjadi 2, yaitu:
1. Verba transitif
2. Verba intransitif
3
4
Salah satu ciri kalimat aktif transitif adalah dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Perubahan itu bisa dilakukan apabila predikat yang berimbuhan Me- atau Memper-
diubah menjadi predikat yang berimbuhan Di- atau Diper-. Selain itu, objek pada kalimat
aktif ini bisa dirubah menjadi subjek saat kalimat tersebut berubah menjadi kalimat pasif.
Misalnya saja pada kalimat “Kucing memanjat pohon”. Predikat ‘Memanjat’ yang
berimbuhan Me- diubah menjadi Dipanjat saat kalimat tersebut menjadi kalimat pasif.
Adapun kata ‘Pohon’ yang semula merupakan objek, dirubah posisinya menjadi subjek
kalimat. Dengan begitu, kalimat tersebut akan berubah menadi “Pohon dipanjat kucing”.
Kaidah yang perlu diingat ialah dalam hal kata kerja transitif maka di antara kata
kerja dengan pelengkap / objek tidak boleh ada kata depan atau kata perangkai, preposisi.
Maka salah sekali kalau mengatakan:
5
Ungkapan di atas salah karena kata depan atau preposisi itu sebenarnya tidak
perlu, dan oleh karena itu bersifat berlebih-lebihan. Kalau hendak menerapkan ekonomi
kata maka yang benar ialah:
Membahas masalah politik
Membicarakan keputusan pemerintah
Menyatakan keputusan hakim itu tidak adil
Melaporkan keadaan daerahnya
Dr. Yus badudu menunjukan kalimat yang sering di jumpai berbunyi sebagai berikut:
Berdasarkan atas keputusan pemerintah .....
Akhiran –kan pada kata berdasarkan berfungsi sebagai pengantar objek. Dalam
kalimat di atas objeknya ialah ‘keputusan pemerintah’. Jadi, pemakaian kata ‘atas’ yang
fungsinya sama dengan akhiran -kan itu dianggap melebih-lebihan. Jika pakai akhiran -
kan sebagai pengantar objek, maka kata depan ‘atas’ tidak perlu lagi digunakan; atau
sebaiknya. Pemakaian -kan dan ‘atas’ sekaligus tidak tepat.
Seharusnya dikatakan:
Berdasarkan keputusan pemerintah ....
atau:
Berdasar atas keputusan pemerintah ...
Sekedar uraian tentang kata kerja transitif ini hanyalah bermaksud menjelaskan
bagaimana baik jurnalis maupun penyunting dapat mencegah jangan sampai kata mubazir
terselip ke dalam tulisan mereka.
Bukankah dalam praktek lazim dalam berita-berita luar negeri terdapat ungkapan berikut:
“Based on reliable sources …..”
Maka janganlah sampai menerjemahkannya menjadi :
6
Coba perhatikan susunan kalimat di atas dengan penggunaan kata yang mana itu. Jelaslah
bahwa kalimat itu tidak dapat digolongkan kepada kalimat efektif. Dapat disusun kembali
dengan cara yang lebih baik, singkat, tetapi jelas.
1a. Manusia membutuhkan makanan. Makanan itu harus cukup mengandung zat-zat
yang diperlukan oleh tubuh, agar tubuh tetap sehat.
1b. Manusia membutuhkan makanan yang harus cukup mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh, agar tubuh tetap sehat.
Pada 1a, hilangkan kata ‘yang mana’. Kalimat panjang itu dibagi menjadi dua kalimat.
jelas kata ‘yang mana’ tidak diperlukan sebagai kata yang berfungsi menghubungkan karena
pada kalimat kedua, unsur ‘makanan’ yang berfungsi sebagai objek pada kalimat pertama,
diulangi lagi dengan tambahan kata penunjuk itu dengan fungsi baru sebagai subjek.
Pada 1b, gunakan kata ganti penghubung ‘yang’. Fungsinya menunjuk kembali kepada
makanan, karena itu ‘makanan itu’ seperti pada kalimat 1 tidak diperlukan lagi. Kata ganti
7
penghubung ‘yang’ pada kalimat 1b menggantikan kedudukan frase ‘makanan itu’ pada 1a suku
kalimat kedua.
Dalam bahasa Indonesia baku, penggunaan kata ganti penghubung ‘yang mana’ selalu
salah. Kata itu hanya dapat digunakan sebagai kata ganti tanya.
Kalimat-kalimat tunggal seperti di bawah ini dapat diubah menjadi satu kalimat bersusun
yang dihubungkan oleh kata ganti penghubung yang.
1. Orang membunuh tadi malam.
Polisi telah menangkap orang itu.
2. Pulpen saya hilang kemarin.
Pulpen itu mahal sekali.
1a. Polisi telah menangkap orang yang membunuh tadi malam.
1b. Orang yang membunuh tadi malam telah ditangkap polisi.
2a. Pulpen saya yang mahal sekali itu hilang kemarin.
Melihat contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kata ganti penghubung yang selalu
dapat menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat relatif. Tidak perlu menggunakan kata
‘yang mana’ sebab kalimat yang anda hasilkan selalu merupakan kalimat tidak baku dan tidak
efektif.
Beberapa contoh yang salah karena menggunakan kalimat relatif yang di hubungkan
dengan kata ‘dimana’, ‘yang mana’, ‘di atas mana’, ‘dari mana’, ‘dengan siapa’ :
a. “kantor, di mana dia bekerja, tak jauh dari rumahnya”
b. “keadaan di iran sangat gawat, yang mana mengancam takhta shah”
c. “Daerah dari mana beras di datangkan terletak jauh di pedalaman”
d. “orang dengan siapa dia akan berunding ternyata bajingan”
Kalimat-kalimat di atas sebenarnya tidak mengikuti tata bahasa Indonesia semula.
Kalimat-kalimat itu sebaiknya berbunyi sebagai berikut:
a. “Kantor tempat dia bekerja tak jauh dari rumahnya”
b. “Keadaan di iran sangat gawat, dan mencekam takhta shah”
c. “Daerah yang menghasilkan terletak jauh di pedalaman”
d. “Orang yang akan berunding dengan dia ternyata bajingan”.
Dengan perbaikan demikian tidak perlu meniru jalan bahasa Belanda, bukan itu saja,
Membuat tidak boros dengan kata-kata. Jadi menggunakan bahasa jurnalistik yang baik.
8
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, jika menulis berita harus memperhatikan setiap
kata agar tidak ada kalimat relatif yang menghilangkan prinsip ekonomi kata. Selain
itu, penyusun juga menyarankan agar pembaca dapat mencegah jangan sampai terdapat
kata mubazir dalam penulisan berita dan menerapkan ekonomi kata.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, H. Rosihan. 2004. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta : Media
Abadi
Badudu, J.S. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang benar II. Jakarta : PT Gramedia Anggota
IKAPI