Anda di halaman 1dari 4

IDENTITAS

Nama : Ahmad Hariandy Harahap


Nim : 72153003
Prodi/Semester : Sistem Informasi 1/ III (Tiga)
Fakultas : Sains & Teknologi
Dosen Pengampun : Dr. Jafar, MA
Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)

TEMA : TOBAT, WARAK, ZUHUD

Buku 1 : Gerbang Tasawuf (Buku Utama)


Identitas Buku
Penulis : Dr. Jafar, M.A
Penerbit : Perdana Publishing
Bab 1 : Hierarki Al-Maqamat

A. Tobat (al-taubah)
Menurut DR. Jafar;Gerbang Tasawuf 57, Dalam bahasa Indonesia, tobat
bermakna sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah atau jahat) dan
berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.. Istilah tobat berasal dari
bahasa Arab, taba, yatubu,tobatan, yang berarti kembali.
Menurut al-Ghazali, tobat adalah meninggalkan dosa, dan tidak akan
mungkin akan dapat meninggalkan dosa bila tidak mengenal macam-macam dosa,
sedangkan hukum mengetahui macam-macam dosa adalah wajib. Manusia tobat
dibagi menjadi emapt tingkat. Pertama, seorang hamba melakukan maksiat dan
bertobat, serta istikamah sampai akhir hidupnya. Inilah tingkat tobat para nabi dan
rasul. Kedua, seorang hamba bertobat, istikamah menjalankan ibadah dan
meninggalkan dosa-dosa besar, tetapi tidak dapat terlepas dari dosa-dosa yang
dilakukan tanpa sengaja dan menyesali perbuatan dosa yang dilakukan tanpa sengaja
tersebut. Ketiga, seorang hamba bertobat secara terus menerus sampai akhir nafsu
syahwat mengalahkannya sehingga ia melakukan sebagian dosa. Hamba tersebut rajin
beribadah, meninggalkan sejumlah dosa, meskipun terkadang kalah dengan godaan
hawa nafsu sehingga melakukan sebagian dosa. Keempat, seorang hamba bertobat,
tetapi akhirnya kembali melakukan perbuatan dosa, dan ai sama sekali tidak
menyesali perbuatannya tersebut.
B. Warak (wara)
Menurut DR. Jafar;Gerbang Tasawuf 62, Kata warak berasal dari bahasa
Arab, waraa, yariu, waraan yang bermakna berhati-hati, tetapi dalam kamus
bahasa indonesia warak bermakna patuh dan taat kepada Allah.
Menurut Ibn Qayyim al-jauziyah, warak adalah menjaga diri dari perbuatan
dan barang haram dan syhubhat. Menurutnya, ada tiga derajat warak, yakni manjauhi
keburukan karena hendak menjaga diri, memperbanyak kebaikan dan menjaga iman;
menjaga hukum dalam segala hal yang mubah, melepaskan diri dari kehinaan, dan
menjaga diri agar tidak melampaui hukum; dan menjauhi segala sesuatu yang
mengajak kepada perpecahan.

C. Zuhud (al-zuhd)
Menurut DR. Jafar;Gerbang Tasawuf 63, Kata zuhud berasal dari bahasa
Arab, zahada, yazhudu,zuhdan yang artinya menjauhkan diri, tidak menjadi
berkeinginan, dan tidak tertarik. Dalam bahasa Indonesia, zuhud berarti perihal
meninggalkan keduniawian; pertapaan. Dalam Alquran, kata zuhud memang tidak
digunakan, melainkan kata al-zahidin sebanyak 1 kali yang disebutkan dalam Q..S
Yunus/12:20.
Para sufi memberikan banyak penjelasan mengenai hakikat zuhud. Menurut
Ibn Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa zuhud bermakna meniggalkan segala hal
yang tidak bermanfaat demi kepentingan akhirat, atau meniggalkan segala sesuatu
selain Allah Swt. Secara total tanpa menoleh kepadanya dan tidak mengharapkannya.
Zuhud dibagi menjadi tiga: zuhud terhadap hal-hal yang syubhat, zuhud terhadap hal-
hal yang berlebihan, dan zuhud terhadap zuhud. Menurutnya, tidak layak disebut
zahid kecuali menghindari harta, rupa, kekuasaan, manusia, nafsu, dan segala hal
selain Allah Swt.
Kesimpulan
Jadi dalam buku Gerbang Tasawuf penjelasan tobat, wara dan zuhud adalah
merupakan langkah awal seorang sufi dalam melakukan penyucian jiwa. Tobat ialah
meninggalkan dosa-dosa yang telah dilakukan baik kecil maupun besar dan tidak
akan mengulanginya lalu wara ialah menjauhi hal-hal yang mendekatkan pada
keburukan dan menghindari segala bentuk dosa dan zuhud adalah meninggalkan
sesuatu demi kepentingan akhirat.
Buku 2 : TASAWUF STUDIES (Buku Pendamping)
Identitas Buku
Penulis : Dr. H. Syamsun Niam, M. Ag
Penerbit : AR-RUZZ MEDIA
Bab 1 : Macam-macam Al-Maqamat

A. Macam-macam Al-Maqamat
Dalam Penyucian diri seorang sufi harus melakukan usaha yaitu langkah
pertama dilakukan seseorang adalah Taubat dari dosa-dosanya. Karena itu, stasion
pertama dalam tasawuf adalah taubat. Pada mulanya seorang calon sufi harus taubat
dari dosa-dosa besar yang dilakukannya. Kalau ia telah berhasil dalam hal ini, ia akan
taubat dari dosa-dosa kecil, kemudian dari perbuatan makruh dan selanjutnya dari
perbuatan syuhbhat. Taubat yang dimaksud adalah taubat an-nasuha, yaitu taubat
yang membuat orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan betul-betul
tidak berbuat dosa lagi walau sekecil apa pun. Jelaslah bahwa usaha ini memakan
waktu panjang. Untuk memantapkan taubatnya ia pindah ke stasion kedua, yaitu
zuhud. Di stasion ini ia menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia
mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca Al-
Quran, dan dzikir. Puasanya yang banyak membuat hawa nafsunya lemah, dan
membuat ia tahan lapar dan dahaga. Ia makan dan minum hanya untuk
mempertahankan kelanjutan hidup. Ia sedikit tidur dan banyak beribadat. Pakaiannya
pun sederhana. Ia menjadi orang zahid dari dunia, orang yang tidak bisa lagi digoda
oelh kesenangan dunia dan kelezatan materi. Hal yang dicarinya ialah kebahagiaan
ruhani, dan itu diperoleh dalam berpuasa, melakukan shalt, membaca Al-Quran dan
berdzikir.
Kalau kesenangan dunia dan keleztan materi tak bisa menggodanya lagi, ia
keluar dari pengasingannya masuk kembali ke dunia semula. Ia terus banyak
berpuasa, melakukan shalat, membaca Al-Quran dan berdzikir. Ia juga akan selalu
naik haji. Sampailah ia ke stasion wara. Di stasion ini ia dijauhkan Tuhan dari
perbuatan-perbuatan syuhbhat. Dalam literatur tasawuf disebutkan bahwa Al-
Muhasibi menolak makanan, karena di dalamnya terdapt syuhbhat. Bisyr al-Hafi tidak
bisa mengulurkan tangan ke arahh makanan yang berisi syuhbhat.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Macam-macam al-maqamat di dalam buku Tasawuf
Studies karangan Syamsun Niam merupakan langkah-langkah awal dalam mencapai
penyucian jiwa sorang sufi.Tobat yang di maksud disini ialah tobat yang membuat
orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan betul-betul tidak berbuat dosa
lagi walau sekecil apa pun. Lalu di tahap kedua ialah zuhud, yaitu ia mengasingkan
diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca Al-Quran, dan dzikir.
Dan wara adalah menjauh dari perbuatan Syubhat.
Perbandingan

1. Dalam buku karangan Dr. Jafar, MA : Tobat, Wara, dan Zuhud adalah penjelasan
dalam hierarki Al-Maqamat dan langkah awal yang harus dilalui salik. Didalam buku
ini Tobat, Wara dan Zuhud dijelaskan sendiri-sendiri sehingga pengertiannya juga
lengkap dan rapi.

2. Dalam buku karangan Dr. H. Syamsun Niam, M. Ag : Tobat, Wara dan Zuhud
merupakan macam-macam Al-Maqamat dan langkah-langkah dalam seorang sufi
dalam melakukan penyucian jiwa. Tetapi penjelasan mengenai Tobat, Wara dan
Zuhud cukup sedikit dijelaskan sehingga pengertiannya juga tidak banyak seperti di
buku Gerbang Tasawuf karangan Dr. Jafar, MA. Akan tetapi, penjelasannya juga
dapat dipahami dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai