SHALAT
Dikerjakan Oleh:
Dea Nasyahta NIM 11161020000042
Hikmah Nurul F NIM 11161020000044
Eureka Qurrotul A NIM 11161020000047
Alifia Fauziyyah H NIM 11161020000082
Zulva Liqoul A NIM 11161020000085
Siti Khadijah K NIM 11161020000087
Khairinnisa NIM 11161020000089
Muhammad Maftukhin NIM 11161020000094
Kelas : BD Semester 2
1.1 Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat dan ilmunya sehingga kami bisa mengerjakan makalah yang ditugaskan
dalam mata kuliah praktikkum ibadah ini. Sesuai dengan yang tercantum dalam Satuan Acara
Perkuliahan (SAP), kelompok kami mendapatkan bagian untuk mengetahui lebih dalam serta
mengingat kembali tentang apa itu pengertian shalat, macam-macam shalat baik shalat wajib
maupun shalat sunnah dan semua yang berkaitan dengan shalat yang akan kami bahas dalam
makalah ini. Selain itu, tugas ini juga menambah wawasan serta pengetahuan yang belum
kami ketahui sebelumnya menjadi bertambah pengetahuannya mengenai shalat ini.
Shalat merupakan tiang agama bagi umat muslim, dimana agama tidak akan tegak
kecuali dengan shalat. Mengerjakannya wajib serta jika meninggalkannya akan mendapatkan
dosa. Shalat merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim yang beriman kepada Allah.
Shalat wajib dilakukan oleh siapapun dan dimanapun kita berada. Orang
yang sedang sakit ataupun yang buta sekalipun wajib melaksanakannya.
Sebagai rukun Islam yang kedua, shalat ini merupakan salah satu ibadah yang tidak
ada tandingannya jika dibandingkan dengan ibadah yang lain. Karena amalan ibadah yang
akan ditanya pertama kali nanti ketika kita meninggal adalah shalat. Maka dari itu jangan
sampai melalaikan shalat apalagi meninggalkannya.
BAB II
A. Pengertian Shalat
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara. Sesungguhnya shalat adalah doa secara
keseluruhan yaitu:
Doa masalah, maksudnya adalah doa yang berarti permintaan untuk mendatangkan
manfaat dan menyingkirkan bahaya serta meminta berbagai kebutuhan kepada Allah
SWT dengan ungkapan lisan.
Doa ibadah, yaitu mengharap pahala dari amal sholeh yang dilakukan dengan berdiri,
duduk, ruku, sujud. Siapa yang melakukan ibadah tersebut maka dia tengah meminta
kepada RabNya dengan ungkapan perbuatan agar Allah mengampuninya.1
1 DR. Said bin Ali. Kajian Lengkap Tentang Shalat. (Riyadh: Al-Maktub At-Taawuni
Liddahwah Wal-Irsyad bis-Sulay, 2008). Hal. 7
Dalil ayat-ayat Al-Quran dan hadist yang mewajibkan shalat antara lain:
1. Q.S. Al-Baqarah:43
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.
2. Q.S. Al-Anam:72
dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepada-Nya. Dan Dialah Tuhan yang
kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.
B. Shalat Wajib
Shalat wajib ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu-waktu yang ditentukan.
Kita diperintahkan menunaikan shalat-shalat itu didalam waktunya masing-masing. Jika
ditinggalkan maka hukumnya dosa.
Didalam hadits Bukhari disebutkan pada zaman dahulu shalat wajib bukanlah 5 waktu
melainkan 50 waktu, hingga Nabi Muhammad SAW meminta keringanan kepada Allah
berkat saran dari Nabi Musa AS. "Kemudian diwajibkan atasku shalat 50 waktu setiap hari,
maka aku kembali dan aku lewat dihadapan Musa a.s. Dia bertanya 'Apa yang diperintahkan
atasmu?' Aku menjawab 'Aku diperintahkan shalat 50 waktu setiap hari'.
Musa pun berkata 'Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakan shalat
50 waktu setiap hari'. Demi Allah, aku telah mencoba orang - orang sebelummu, dan aku
berpengalaman mengurus Bani Israil dengan sekuat tenaga. Maka kemabalilah engkau (hai
Muhammad kepada Tuhanmu) dan mintalah kepada-Nya keringanan untuk umatmu. Maka
aku pun kembali dan dikurangi untukku 10 waktu. Aku kembali lagi ke Musa AS , dia pun
mengatakan seperti yang ia katakan sebelumnya. Lalu aku kembali lagi dan dikurangi 10.
Aku kembali ke Nabi Musa, ia pun mengatakan seperti apa yang ia katakan sebelumnya. Lalu
aku kembali dan dikurangi 10 lagi. Aku kembali ke Musa, ia pun mengatakan seperti apa
yang dikatakan sebelumnya. Lalu aku kembali dan aku diperintahkan untuk melakukan 10
waktu shalat dalam sehari. Aku kembali. Musa pun mengatakan seperti apa yang dikatakan
sebelumnya. Lalu aku kembali dan aku diperintahkan untuk melakukan 5 waktu shalat dalam
sehari. Aku kembali ke Musa, maka ia pun bertanya, 'Apa yang diperintahkan atasmu?'. Aku
menjawab 'Aku diperintahkan shalat 5 waktu dalam sehari'. Ia pun berkata , 'Sesungguhnya
umatmu tidak akan sanggup melaksanakan shalat 5 waktu dalam sehari dan aku telah
mencoba terhadap orang - orang sebelummu dan telah aku urus Bani Israil dengan sekuat
tenaga. Maka kembalilah dan mintalah keringan dari-Nya untuk umatmu.' 'Aku pun berkata ,
'Aku telah memohon pada Tuhanku sampai aku malu, akan tetapi aku ridha dan
menerimanya'. Ketika telah kulalui, terdengar suara berkata, 'Sesungguhnya Aku telah
menetapkan kewajiban-Ku dan telah Aku beri keringanan kepada hamba - hamba-Ku'. (HR
Bukhari)
Allah pun meluluskan kewajiban tersebut dan telah memberikan keringanan kepada
hamba-Nya. Maka shalat itu dari segi bilangan menjadi lima waktu dan dar segi pahala dan
ganjaran menjadi lima puluh kali lipat, karena satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat
pahalanya. Rasulullah SAW bersabda: "Aku berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-
Mu ini sangat lemah dari segi fisik , hati, pendengaran, penglihatan dan raga mereka, maka
berilah kami keringanan". Allah yang Mahagagah berkata, "Ya Muhammad". Aku pun
menjawab, "Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah". Lalu Allah pun berkata "Sesungguhnya
tidak ada perubahan dalam firman-Ku sebagaimana telah Aku fardukan kepadamu di Ummul
Kitab". Allah berkata lagi "Tiap tiap kebaikan akan aku lipat gandakan pahalanya menjadi
sepuluh kali lipat. Maka pahala shalat itu tetap tertulis lima puluh di Ummul Kitab, namun
kewajiban kamu hanya lima (waktu shalat)" ". (HR Bukhari)
1. Shalat Subuh
Shalat Subuh terdiri dari 2 rakaat. Waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit
matahari. Dua rakaat Subuh melambangkan penyatuan jasad dan ruh. Shalat Subuh adalah
sholat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam AS, dua raka'at Subuh dijalankan oleh
Nabi Adam AS di bumi setelah diturunkan dari surga. Waktu itu pertama kalinya Nabi Adam
AS melihat kegelapan, begitu gelapnya sehingga ia merasakan ketakutan yang amat sangat.
Namun kemudian kegelapan itu secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan
terbitlah terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua raka'at
Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas datangnya
kecerahan.
Artinya :
"Aku sengaja shalat fardu Dzuhur empat rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karena
Allah".
3. Shalat Ashar
Shalat Ashar dilakukan sebanyak 4 rakaat. Waktunya mulai dari habisnya waktu
dzuhur sampai terbenamnya matahari. Empat rakaat Ashar melambangkan dua punggung
(kanan dan kiri), dada dan kemaluan. Riwayat shalat Ashar berhubungan erat dengan Nabi
Yunus AS. ketika diselamatkan oleh Allah SWT dari perut ikan Hut. Hut adalah nama ikan
yang menelan Nabi Yunus mengarungi lautan. Dikisahkan, bahwa bentuk ikan hut hampir
menyerupai burung, namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hut itu Nabi Yunus AS
merasakan empat macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air,
gelap malam dan gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus AS keluar ketika
matahari mulai condong ke barat dan shalatlah beliau empat rakaat sebagai penanda terbebas
dari empat macam kegelapan itu.
Niat Shalat Ashar:
Artinya :
"Aku sengaja shalat fardu Ashar empat rakaat menghadap kiblat (makmum/imam)karena
Allah".
4. Shalat Maghrib
Shalat maghrib dilakukan sebanyak 3 rakaat. Waktunya dari terbenamnya matahari
sampai hilangnya syafaq (awan senja) merah. Tiga rakaat Maghrib melambangkan dua
lubang hidung dan mulut. Tiga rakaat shalat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri yang
tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa AS ketika berhasil keluar dari kaumnya di
penghujung senja. Tiga rakaat sangat bermakna bagi Nabi Isa AS. Satu rakaat menandai
perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk sesembahan kecuali
Allah. Satu rakaat untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang
melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik
Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu rakaat yang terakhir.
Niat Shalat Maghrib:
Artinya :
"Aku sengaja shalat fardu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat (makmum/imam)karena
Allah".
5. Shalat Isya
Shalat Isya didirikan sebanyak 4 rakaat. Waktunya dari mulai terbenam syafaq
hingga terbit fajar. Empat rakaat Isya melambangkan dua mata dan dua telinga.
Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa AS oleh Allah SWT ketika
meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah ditetapkannya shalat Isya empat rakaat. Tercatat
empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Nabi Harun AS,
anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Firaun. Dan ketika semua kesedihan itu
diangkat oleh Allah Swt di waktu malam, Nabi Musa AS pun melaksanakan sholat empat
rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.
Niat Shalat Isya:
Artinya :
"Aku sengaja shalat fardu Isya' empat rakaat menghadap kiblat (makmum/imam)karena
Allah".
Waktu-waktu yang dilarang untuk Shalat:
- Setelah Shalat Subuh hingga terbenamnya matahari
- Ketika terbitnya matahari hingga sempurna dan naik sekurang-kurangnya setinggi tombak
(lebih kurang sepuluh derajat dari permukaan bumi)
- Ketika matahari rembang (diatas kepala) hingga condong sedikit ke barat
- Setelah Shalat Ashar hingga terbenamnya matahari
- Ketika mulai terbenamnya matahari hingga sempurna
Tidak sedikit muda-mudi dizaman sekarang yang tidak peduli dengan shalat.
Terutama pada kaum wanita, namun pada kaum laki-laki juga tidak sedikit yang tidak peduli
dengan shalat. Pada kenyataannya Allah sudah memberitahukan kepada umat manusia
melalui Al-Quran bahwa shalat hukumnya wajib bagi wanita dan laki-laki yang sudah aqil
baligh. Selain kita diperintahkan untuk selalu mendirikan shalat Allah dan Rasul-nya juga
menegaskan hukumanbagi mereka yang meninggalkan shalat.
Sayyid sabiq dalam Fiqhus Sunah menyampaikan bahwa orang yang meninggalkan
shalat fardhu dengan sengaja dan mengingkari kewajibannya berarti telah kufur atau keluar
dari islam2. Banyak ayat Al-Quran dan hadits yang menjadi sumber peringatan bagi orang-
orang yang suka meninggalkan shalat, Berikut adalah Firman Allah SWT dan Sabda
Rasulullah;
2 Amirulloh Syarbini & Novi Hidayat Afsari, Rahasia Superdahsyat dalam sabar &
shalat (Jakarta: QultumMedia, 2012), hlm 62
Firman Allah :
()
( ) ( )
() ( )
Mereka saling bertanya mengenai orang-orang berdosa. Apa yang menjerumuskan
kalian ke dalam neraka Saqor, mereka menjawab;Kami tidak tergolong orang-
orang yang menunaikan shalat.(Q.S. Al-Muddatsir, 40-43)
()
Dan ia tidak mau membenarkan (rasul dan Quran) dan tidak mau mengerjakan
shalat.(Q.S. Al-Qiyamah 31)
Apa siksa bagi yang meremehkan shalat, baik ia lelaki maupun perempuan?
Beliau saw menjawab : Wahai Fathimah, barang siapa yang meremehkan shalatnya, lelaki
maupun perempuan, maka Allah akan memberinya petaka ssebanyak 15 siksa. Enam di
antaranya di dunia, tiga di dalam kubur nya, dan tiga pada hari kiamat di saat ia bangun dari
kuburnya.
Yang menimpanya di dunia yaitu:
3. Matinya kehausan.Yang sekiranya ia diberi minum satu sungai hausnya tidak akan
hilang
2. Kuburnya menjepitnya
3. Kubrnya gelap-gulita
Adapun yang akan menimpanya pada hari kiamat, jika dia keluar dari kuburnya:
Dalam shalat kita harus mengikuti rukun shalat dan tidak meninggalkan
salah satupun dari rukun, namun sebelum shalat kita harus mengetahui
syarat-syarat daldam shalat. Adapun syarat-syarat shalat dibagi 2, yaitu
syarat wajib shalat dan syarat sah shalat .
1. Islam
Orang yang bukan islam tidak di wajibkan shalat. Ia tidak di tuntut
mengerjakan shalat, dan apabila dia mengerjakan shalat maka shalatnya
tidak sah kecuali dia masuk agama islam.
2. Suci dari haid dan nifas
Rasulullah berkata kepada fatimah binti abi hubaisy, apabila
datang haid, maka tinggalkanlah shalat . (H.R Bukhari).
3. Berakal
Orang yang berakal tidak wajib dan tidak sah shalatnya.
4. Baligh
Adapun tanda baligh adalah :
- Keluar mani
- Mimpi basah
- Keluar haid bagi perempuan
5. Telah sampai dakwah kepadanya.
Orang yang belum menerima perintah shalat tidak dituntut oleh
hukum. Ini maksudnya adalah sebelum Allah SWT memerintahkan shalat
pada nabi muhammad, maka belum wajib menerjakan shalat.
6. Jaga
a. Orang yang sedang tidur tidak di wajibkan untuk shalat, namun apabila
ia terbangun maka ia harus menyegerakan shalatnya.
Rasulullah SAW bersabda :
:
( )
" Yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga ia
dewasa , orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh.4
C. Rukun shalat.
1. Niat
Niat dalam shalat adalah sengaja mengerjakan shalat agar berbeda
dengan perbuatan yang lain, dan menentukan shalat yang dikerjakan.
Seperti shalat dzihur dengan niat shalat dzuhur dan sebagainya.
Sebaiknya niat itu dinlafadzkan ketika menganggkat tangan saat takbiratu
ihram.
2. Berdiri bagi yang mampu
Rasulullah SAW bersabda :
.
.
shalatlah sambil berdiri, apabila tidak sanggup maka shalatlah sambil
duduk, apabila tidak kuasa maka shalatlah dengan berbaring. (riwayat
bukhari, dan Nasai menambahkan, kalau tidak sanggup juga shalatlah
sambil telentang. Allah tidak memberati seorang melainkan sekuasanya).
3. Takbiratul ihram (mengucapkan Allahu akbar).
.
.
.
<
,
.
11. Membaca shalat atas nabi .
1. TAKBIR
: ,
: ,
Dari Abu humaid as-sadi ra, ia berkata : Rasulullahh saw apabila berdiri
untuk shalat, beliau menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya, dan
mengucapkan: Allahu Akbar (AllahMahabesar).
, , )) :
((
Dari Ali ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: kunci shalat itu adalah
bersuci yang mengharamkannya (dari pekerjaan di luar shalat) adalah takbir,
5
dan yang menghalalkannya adalah ucapan salam.
:
...
Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: Aku melihat Nabi saw memulai
takbir dalam shalat, maka beliau mengangkat kedua tangannya ketika
bertakbir sehingga menjadikan keeduanya sejajar dengan kedua bahunya...6
5 Hasan shahih: HR. Asy-syafii dalam al-umm (no. 196-cet. Darul wafa), Ahmad
(1/123/129), Abu dawud (no. 61,618) dan selaimmya, lihat irwaul ghalil
6 Shahih: HR. Albukhari (no. 738), al- baihaqi (II/26) an-Nasai (II/121)
:
, ...
...
Dari malik bin al-huwairist :Bahwa Rasulullah bila telah bertakbir, beliau
mengangkat kedua tangannya hingga mensejajarkan keduanya dengan kedua
tangannya...8
:
( ) ,
7 Shahih: HR. Muslim (no 390[22]), Abu Dawud (no. 722) an-Nasai (II/122), dan
selainnya
, : :
, :
..
Dari wail ibn hujr ra, ia mengatakan: Aku berkata :sesungguhnya, aku
akan melihat shalatnya Rasulullah , bagaimana beliau melakukan shalat.
Maka aku melihat berdiri lalu takbir dan mengangkat kedua tangannya hingga
keduannya sejajar dengan telingannya,kemudian beliau meletakkan tangan
kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya, pergelangan tangan, dan
lengan bawah...10
:
.
Dari wail bin hujr ra, beliau berkata: Aku pernah shalat bersama
Rasulullah dan beliau meletakkan kedua tangannya di atas tangan kirinya di
dadanya.11
9 Shahih: HR. Abu dawud (no. 753), an-nasai (II/124) ibnu khuzaimah (no.
460,473), al hakim (I/215,234). Alhakim menshahihkan hadist ini, dan di sepakati
oleh adz-dzahabi, tambahan dalam kurung [] adalah milik al-hakim dan al-
baihaqi
10 Shahih: HR. Muslim (no. 401), Ahmad (IV/328) lihat Irwaul ghalil
, ,
,
,
7. Membaca Alfatihah
)) :
(( , , , ,
13 Lihat al-mughni (II/21) tahqiq DR. Muhammad syarfuddin khathab dan DR. Asy
syyid Muhammad as-sayyid , cet. Darul Hadist
: ,
,
1) Kasus
Dewasa ini, tingkat ketertarikan masyarakat dalam mempelajari ilmu agama islam
bisa dikatakan masih tergolong rendah. Padahal ilmu agama islam sangat penting untuk
dipelajari karena diaplikasikan setiap hari. Selain itu, ada sebagian ilmu agama islam
yang hukumnya wajib untuk dipelajari oleh setiap muslim. Diantaranya adalah ilmu
tentang aqidah, tauhid, ibadah dan muamalah.
Ibadah wajib yang paling sering dilakukan oleh seorang muslim adalah shalat.
Meskipun sering dilakukan, masih banyak orang yang ternyata shalatnya belum
sempurna. Masih banyak yang melakukan hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat.
Misalnya saja, ditemukan beberapa orang yang sedang shalat dengan mata terpejam.
Namun apakah hal tersebut diperbolehkan? Bagaimana pula hukumnya jika ada yang
shalat sambil menahan lapar? Lalu, bagaimana jika shalat dilakukan dengan tergesa-
gesa?
2) Pembahasan
a. Sebelum Shalat
1. Menahan Lapar
Untuk tercapainya target shalat (khusuk), selain dilarang makan dan minum
juga dilarang menahan lapar. Sebagaimana ditegaskan dalam hadits berikut:
Tiada shalat bagi orang yang telah dihidangkan makan, dan tidak pula (shalat)
bagi orang yang kebelet ke belakang (buang air kecil atau besar). (HR Muslim)
2. Menahan Buang Air (Kebelet)
Selain berdasarkan hadits diatas juga berdasarkan hadits berikut:
Jika shalat telah qamat padahal diantara kalian ada yang kebelet, maka buang
airlah dahulu sebelum kalian shalat. (HR Bukhori dan Muslim)
3. Menahan Kantuk
Dalam suatu hadits diungkapkan:
Jika seseorang mengantuk hendaklah ia tidur, hingga hilang rasa kantuknya.
Sebab jika ia meneruskan shalat juga, yang seharusnya meminta ampun kepada
Allah tetapi ia justru memaki-maki dirinya sendiri. (HR Jamaah)
b. Dalam Shalat
1. Berkata
Dalam suatu hadits, dari Zaid bin Arqam disebutkan:
Dalam suatu (kesempatan) shalat, akmi berkata-kata. Masing-masing berkata-
kata dengan teman di sampingnya, sehingga turun ayat: wa quumuu lillaahi
qaanitiin (Dan lakukanlah shalat dengan khusuk), maka kami pun diperintahkan
untuk diam dan dilarang berkata-kata. (HR Jamaah, selain Ibnu Majah)
2. Banyak Gerak
Dalam suatu haditsnya Rasulullah bersabda:
Nabi SAW melarangku (ketika aku melakukan shalat) dalam tiga hal: mencotok-
cotok (perubahan yang sangat cepat pada takbir intiqal) seperti ayam, duduk
nongkrong seperti anjing (ketika duduk diantara dua sujud) dan clingak-clinguk
(berpaling seperti anjing hutan). (HR Ahmad, Baihaqi dan Thabrani dari Abu
Hurairah RA)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
Bahwasannya Allah memerintah kalian shalat. Maka jika kalian shalat janganlah
kalian berpaling-paling (memperhatikan sekitar). Sebab sesungguhnya Allah
berhadapan dengan hamba-Nya saat hamba itu shalat selama hamba itu tak
berpaling daripada-Nya. (HR Turmudzi)
Dalam hadits lain juga diingatkan:
Janganlah engkau menyembunyikan (ruas) jari-jari tangan ketika engkau tengah
shalat. (HR Ibnu Majah)
3. Meludah
Nabi SAW bersabda:
Jika kalian sedang shalat, mengingat kalian sedang bermunajat kepada Allah
maka janganlah meludah ke depanmu, dan jangan pula ke samping kananmu,
tetapi (jika terpaksa) ke samping kirimu ke bawah kakimu. (HR Bukhari dan
Muslim)
4. Menguap
Dalam suatu haditsnya Rasulullah bersabda:
Menguap itu merupakan sifat setan. Jika diantara kalian ada yang menguap
dalam shalat, maka tutuplah sebisa mungkin.
5. Memejamkan Mata
Memejamkan mata dalam shalat termasuk yang dimakruhkan oleh sebagian
ulama, namun dibolehkan oleh sebagian lainnya. Adanya perbedaan pendapat ini
disebabkan hadits mengenai larangan memejamkan mata dalam shalat tidaklah
kuat. Kemungkinan lainnya, makruhnya memejamkan mata dalam shalat adalah
karena orang yang memejamkan mata lazimnyatidak dapat berkonsentrasi, hingga
ia lupa akan bacaan atau rakaat shalatnya.
Namun menurut Ibnu Qayyim pendapat yang benar adalah jika membuka mata
tidak mengurangi kekhusukan shalat, maka itu yang dijadikan pegangan. Namun
jika membuka mata menyebabkan tidak khusuk dalam shalat karena banyaknya
gambar di sekitar tempat shalat, maka memejamkan mata tidaklah makruh,
bahkan dianjurkan (Hasbi, Pedoman Shalat, 1977 :186)
6. Mencuri dalam Shalat
Sebagaimana diungkapkan dalam hadits berikut:
Sejahat-jahatnya orang adalah yang mencuri dalam shalat. Para sahabat
bertanya: Bagaimana orang mencuri dalam shalat? Jawab Nabi: Ia tidak
menyempurnakan rukuknya dan tidak pula menyempurnakan sujudnya. Atau
dalam sabdanya yang lain: Ia tidak meluruskan puggungnya ketika rukuk dan
ketika sujud. (HR Bukhari)
7. Sikap seperti unta (ketika hendak sujud atau bangkit dari sujud)
Yang dimaksud sikap seperti unta adalah mendahulukan tangan dari lutut
ketika hendak sujud, dan mendahulukan pantat dari badan ketika bangkit dari
sujud. Sebagaimana diungkapkan dalam hadits berikut:
Jika diantara kalian sujud, maka janganlah seperti unta: meletakkan tangannya
sebelum lututnya. (HR Khamsah, selain Ahmad)
8. Sikap Tergesa-gesa
Jika iqamah shalat telah dikumandangkan, maka datanglah dengan berjalan kaki
biasa dan jangan tergesa-gesa. Tetaplah tenang dan sopan. Jika kalian tertinggal
maka sempurnakanlah. (HR Bukhori dan Muslim)
Demikian pula yang dapat dipahami dari ungkapan hadits berikut:
Jika engkau hendak shalat maka sempurnakan wudhumu kemudian menghadap
kiblat, bertakbir kemudian membawa bacaan yang mudah (Al-Fatihah) bagimu,
kemudian rukuklah dengan tenang hingga lurus punggungmu kemuduan
mengangkat badanmu (iktidal) hingga badanmu tegak, kemudian sujudlah dengan
tenang hingga lurus punggungmu (dalam posisi sujud), kemudian bangkit (untuk
duduk) dengan tenang hingga dudukmu lurus, kemudian kerjakan seperti itu
dalam shalatmu seluruhnya. (HR Bukhari)
9. Mendahului Imam
Sesungguhnya aku ini imam kalian. Karena itu, janganlah kalian mendahuluiku
ketika rukuk, ketika sujud, ketika berdiri dan ketika salam. Karena sebenarnya aku
melihat kalian dari muka dan dari belakangku. Kemudian mereka berkata: Demi
Tuhan, yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya: sekiranya kalian melihat apa
yang aku lihat, tentulah kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. (HR
Muslim).17
3. Terbuka aurat
17HE. Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, ( Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2008), 92-98
Yang dimaksud adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus
dan bukan merupakan gerakan yang terdapat dalam shalat. Mazhab Imam
Syafii memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut, jika
lebih dari tiga kali maka shalatnya batal.
8. Tertawa
9. Berubah niat
Yang wajib baginya adalah meyakinkan jumlah yang lebih kecil, sepert
dalam contoh di atas, ia meaknkan bahwa ia telah shalat tiga rakaat, lalu
ia menambahkan rakaat yang keempat, kemudian ia sujud sahwi (sujud
karena lupa), lalu salam. Berdasarkan sabda Nabi SAW :
Artinya :
jika seseorang dari kalian ragu dalam shalatnya, lalu ia tidak tahu berapa
rakaat shalat yang telah ia kerjakan, tiga atau empat rakaat, maka
hendaklah ia membuang keraguan dan membangun atas apa yang ia
yakini, kemudian hendaklah ia sujud dua kali sebelum salam. Jika ternyata
ia shalat lima rakaat, kedua sujud itu menggenapkan shalatnya, dan jika
ia shalat sempurna (empat rakaat), maka kedua sujud itu merupakan
kemenangan atas syetan. (Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Muslim
dalam shahihnya dari hadits Abi Said Al-Khudri)
Adapun, jika salah satu di antara dua kemungkinan itu lebih ia yakini, baik
kurang ataupun sempurna, maka ia memilih yang ia lebih yakini,
kemudian salam, lalu sujud sahwi dua kali. Berdasarkan sabda Nabi:
Artinya:
18 Abdul Aziz ibn Abdullah bin Baz, Tanya Jawab Tentang Rukun Islam, Terj.
Mudzakkir Muhammad Arif ( Jakarta: Kantor Atase Agama), hal 88-89.
Jika seorang di antara kalian ragu dalam shalatnya, maka hendaklah ia
memilih yang benar yakin dengan seksama, lalu ia sempurnakan,
kemudian ia salam, lalu sujud dua kali selesai salam. (Hadits ini
dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Ash-Shahih dari hadits Ibnu
Masud)
Masalah ini longgar. Kedua bentuk ini boleh, yaitu sujud sebelum salam
atau sesudahnya. Karena hadits-hadits dari Nabi menerangkan hal itu.
Tapi lebih afdhal sujud sahwi sebelum salam, kecuali dalam dua keadaan:
Kedua: Ketika ia ragu dalam shlatnya, lalu ia tidak tahu berapa rakaat
ia telah shalat, tiga atau empat rakaat pada shalat ang jumlahnya empat
rakaat, dua atau tiga rakaat pada shalat maghrib, satu atau dua raat pada
shalat subuh, tapi ia lebih cenderung pada salah satu dari dua pilihan
yang kurang, atau telah sempurna, lebih afdhalnya, ia sujud setelah
salam.
Tidak ada sujud sahwi bagi makmum, jika ia lupa, kewajibannya adalah
mengikuti imam, jika ia mulai shalat bersama imam, dari awal shalat
hingga selesai. Adapun masbuq, maka ia sujud sahwi bila ia lupa, baik di
kali ia masih bersama imamnya, ataupun di kala ia shalat sendiri (setelah
imam salam). Sujud sahwinya itu setelah ia menyempurnakan shalatnya.
Jika ia membaca satu ayat atau lebih, atau satu surat pada dua rakaat
terakhir dari shalat rubaiyah atau pada salah satunya, karena lupa, tidak
disyariatkan baginya sujud sahwi karena telah diriwayatkan dari Nabi SAW
yang menunjukkan bahwa beliau membaca surat tambahan setelah Al-
Fatihah pada rakaat ketiga dan keempat dari shalat zhuhur. Dan telah
diriwayatkan pula bahwa beliau memuji seorang anak yang membaca qul
huwallahu ahad setiap selesai membaca surat Al-Fatihah, pada seluruh
rakaat shalatnya. Namun yang dikenal dari Nabi SAW bahwa beliau tidak
membaca pada rakaat ketiga dan keempat, selain Al-Fatihah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Ash-Shahihain dari hadits Abu
Qatadah. Dan telah diriwayatkan pula dari Abu Bakar Ash-Shiddiq bahwa
beliau membaca pada rakaat ketiga shalat Maghrib setelah Al-Fatihah
Artinya:
Namun dzikir sujud sahwi di atas hanya anjuran saja dari sebagian
ulama dan tanpa didukung oleh dalil. Ibnu Hajar rahimahullah
mengatakan :
: :
: -
Artinya :
Artinya :
I. Shalat-Shalat Sunnah
B. Keutamaan Tathawwu
1. Shalat tathawwu dapat menyempurnakan shalat wajib dan menutupi
kekurangannya.
: :
19 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 100
:
:
)
(
Sesungguhnya yang pertama kali dihisab (dihitung) dari amal
perbuatan manusia pada hari kiamat adalah ibadah shalat.
Tuhan kita berfirman kepada Malaikat-Nya sedangkan Ia Maha
lebih Mengetahui: periksalah shalat hamba-Ku sempurnakah
atau cukupkah (shalatnya) atau kurang?. Maka jika shalatnya
sempurna/cukup dicatatlah sempurna. Tetapi jika terdapat
kekurangan, Allah berfirman (lagi) periksalah (lagi) apakah
hamba-Ku mempunyai amalan shalat Sunnah? Jika ia memiliki
amalan shalat Sunnah , Allah berfirman lagi: sempurnakanlah
kekurangan shalat fardhu hamba-Ku itu dengan shalat
sunnahnya. Selanjutnya amal perbuatan dihitung menurut cara
demikian. (HR. Imam Abu Dawud)
2. Shalat tathawwu dapat mengangkat derajat seseorang dan
menghapuskan kesalahannya.
3. Memperbanyak shalat sunnah merupakan sebab terbesar masuknya
seseorang ke dalam surga.
4. Shalat tathawwu adalah amalan sunnah zahir yang paling utama
setelah jihad dan ilmu, baik mempelajari maupun mengajarkannya.
5. Shalat tathawwu di rumah dapat melahirkan keberkahan.
Imam an-Nawawi menyatakan, Shalat sunnah dianjurkan di
rumah, karena dengan demikian akan lebih jauh dan lebih
terhindar dari sikap riya serta lebih menjaga dari hal-hal yang
membatalkan ibadah, agar rumah pun dipenuhi berkah shalat,
dituruni rahmat dan para malaikat, serta dijauhi oleh setan.
6. Shalat tathawwu dapat menanamkan kecintaan seorang hamba
terhadap Allah.
7. Kesempurnaan ibadah tathawwu dapat menambah rasa syukur
seorang hamba kepada Allah SWT.
21 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 103
2. Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud adalah shalat Sunnah yang dikerjakan pada
malam hari, setelah shalat Isya dan setelah bangun tidur (walaupun
sekejap/sebatas hilang kesadaran). Jumlah rakaatnya paling sedikit
dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas.
Shalat Tahajjud bisa dikerjakan bukan di hanya sepertiga
malam terakhir. Tetapi shalat Tahajjud mempunyai tiga waktu yaitu
waktu utama, waktu lebih utama dan waktu paling utama. Waktu
utama dilakukan setelah shalat Isya sampai dengan pukul 22.00
WIB atau bisa disebut sepertiga malam pertama. Waktu yang lebih
utama kira-kira pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 01.00 WIB
atau bisa disebut sepertiga malam kedua. Sedangkan waktu yang
paling utama untuk shalat Tahajjud yaitu sekitar pukul 01.00 WIB
sampai dengan masuknya waktu sahur dan waktu Subuh atau yang
biasa kita sebut dengan sepertiga malam terakhir.22
Aku niat shalat sunnah Tahajjud dua rakaat karena Allah Taala.
22 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 106
Ya Allah, bagimu segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi
dan segala macam isinya. Bagi-Mu segala puji, bagi-Mu kerajaan langit
dan bumi besereta segala macam isinya. Bagi-Mu segala puji,
Engkaulah pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mu segala puji,
Engkaulah yang Haq, janji-Mu adalah benar, perjumpaan dengan-Mu
adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga-Mu adalah benar, neraka-
Mu adalah benar, para Nabi adalah benar, dan Nabi Muhammad SAW
adalah benar, dan saat hari kiamat adalah benar. Ya Allah kepada-Mu
lah hamba berserah diri, dengan-mu lah hamba beriman, kepada-Mu
lah hamba berserah diri, kepada Engkaulah hamba akan kembali,
kepada-Mu lah hamba rindu dan kepada-Mu lah hamba berhukum.
Maka ampunilah hamba atas kesalahan yang telah hamba lakukan dan
yang belum hamba lakukan, baik yang hamba sembunyikan dan yang
terang-terangan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang
terakhir. Tiada Tuhan selain Engkau atau tiada Tuhan selain-Mu. Tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah yan Maha
Tinggi lagi Maha Agung.
3. Shalat Hajat
Shalat Hajat adalah shalat sunnah yang dikerjakan karena
mempunyai hajat atau keinginan agar dikabulkan oleh Allah SWT.
Shalat ini dilakukan dua rakaat hingga dua belas rakaat. Waktu
untuk mengerjakannya bisa dilakukan kapan saja, baik siang
maupun malam asalkan bukan di waktu-waktu yang diharamkan
untuk shalat. Namun, shalat Hajat ini lebih diutamakan jika
dikerjakan pada malam hari terutama sepertiga malam terakhir.23
Aku niat shalat sunnah Hajat dua rakaat karena Allah Taala.
.....
Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Penyantun dan Maha
Mulia, Maha Suci Allah pemilik Arsy yang Agung, segala puji hanya
bagi Allah, Tuhan sekian alam, aku mohon curahan rahmat-Mu dan
kepastian ampunan-Mu dan perolehan segala kebaikan dan
keselamatan dari segala dosa, jangan biarkan dosa ada pada diriku
melainkan Engkau telah mengampuninya, dan jangan biarkan
kesusahan ada pada diriku melainkan Engkau talah
menghilangkannya, dan jangan biarkan hajat yang Engkau ridloi
melainkan Engkau telah memenuhinya, wahai Dzat yang Maha
Penyayang diantara para penyayang .. (disebut hajat dan
maksudnya).
4. Shalat Dhuha
23 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 109
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
waktu matahari sedang naik, waktunya kira-kira ketika matahari
sedang naik setinggi satu tombak (7 hasta) atau kira-kira pukul
07.00 sampai masuk waktu dzuhur. Shalat Dhuha ini pun memiliki
waktu yang paling utama untuk mengerjakannya yaitu dilakukan
pada seperempat siang atau kira-kira pukul sembilan pagi.
Sekurang-kurangnya shalat Dhuha dikerjakan yaitu dua rakaat dan
paling banyak yaitu dua belas rakaat, tetapi yang paling utama
adalah delapan rakaat. Dikerjakan dua rakaat dalam sekali salam.24
Aku niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Taala.
24 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 112
Ya Allah sesungguhnya waktu Dhuha itu adalah waktu
Dhuha-Mu, kemegahan itu adalah kemegahan-Mu, keindahan itu
adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, kekuasaan
itu adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu adalah
perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, maka
turunkanlah, dan jika masih di dalam bumi maka keluarkanlah, jika
sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh
maka dekatkanlah dan jika sedikit maka perbanyaklah. Berkat
waktu Dhuha-Mu, kemegahan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan
kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku (hamba) segala yang telah
Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.
5. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah adalah salat sunnah untuk memohon kepada
Allah SWT ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua pilihan
yang belum dapat ditentukan baik buruknya. Waktu pelaksanaannya
bisa dilakukan kapan saja, bisa siang maupun malam asalkan bukan
di waktu-waktu yang diharamkan untuk shalat.25
Aku niat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Taala.
25 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 114
-
-
-
-
Ya Allah, aku (hamba) memohon pilihan menurut
pengetahuan-Mu, dan memohon ketetapan menurut kekuasaan-Mu,
dan aku memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya
Engkaulah yang kuasa dan saya tidak kuasa, Engkaulah yang maha
mengetahui dan aku tidak mengetahui apa-apa, Engkau yang maha
mengetahui segala yang ghoib. Ya Allah, jika Engka mengetahui
bahwa urusanku ini (..) baik untukku dalam agamaku,
kehidupanku, duniaku, serta akibat urusanku, di waktu dekat atau
masa belakangan (masa yang akan datang), maka takdirkanlah
untukku dan mudahkanlah, serta berikanlah keberkahan kepadaku
di dalamnya. Sebaliknya, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini
() jelek (tidak baik) untukku, agamaku, kehidupanku, duniaku,
serta akibat urusanku, di waktu dekat atau waktu yang akan
datang, maka jauhkanlah hal itu dariku, dan jauhkanlah aku
darinya, serta takdirkanlah untukku hal-hal yang baik dimana saja
adanya, kemudian puaskanlah hatiku dengan takdir-Mu.
6. Shalat Tarawih
Menurut istilah syari shalat Tarawih adalah shalat sunnah
muakkad yang dikerjakan khusus di malam-malam bulan
Ramadhan. Di zaman Rasulullah SAW. orang-orang menyebutnya
Shalat Qiyam Ramadhan, karena Nabi SAW. dalam hadits-
haditsnya tidak pernah menyebut istilah Tarawih. Menurut sebagian
Fuqoha, istilah Tarawih mulai muncul pada zaman khalifah Umar bin
Khattab RA.
( /
)
Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah Taala.
26 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 124
"Ya Allah, jadikanlah kami golongan orang-orang yang
sempurna imannya, dapat menunaikan segala yang fardhu (wajib),
menjaga shalatnya, menunaikan zakat, selalu mencari segala
kebaikan di sisi-Mu, selalu mengharap ampunan-Mu, selalu
memegang teguh petunjuk-petunjuk-Mu, selalu terlepas dari segala
penyelewengan, bersikap zuhud di dunia, dan mencintai amal untuk
bekal di akhirat, rela/ikhlas terhadap qadha, selalu bersyukur
terhadap nikmat-Mu, tabah (sabar) menerima cobaan, dan nanti
pada hari kiamat kami dalam satu barisan di bawah naungan panji
panji junjungan kita Nabi Muhammad saw dan melalui telaga yang
sejuk, masuk di dalam surga, terhindar dari api neraka dan duduk di
tahta kehormatan, menjadi suami/istri dari bidadari dan bidadari
surga, mengenakan baju-baju kebesaran dari sutera berwarna-
warwi, menikmati santapan surga yang lezat, minum susu dan
madu yang suci dari gelas-gelas dan kendi-kendi yang tak kering-
kering bersama-sama dengan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat pada mereka, yaitu golongan para Nabi, para Shiddiqin,
para Syuhada dan parah shalihin, dan baik sekali mereka menjadi
teman-teman kami. Demikianlah kemurahan dari Allah swt. dan
kecukupan dari Allah Yang Maha Mengetahui. Dan segala puji bagi
Allah, Tuhan seluruh alam.
7. Shalat Witir
Shalat Witir adalah shalat sunnah muakkad yang dilakukan
dengan jumlah rakaat ganjil. Paling sedikit shalat Witir ini
dikerjakan satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat, dalam
pelaksanaannya bisa dilakukan dengan
sat/tiga/lima/tujuh/sembilan/sebelah rakaat. Waktunya sesudah
shalat Isya sampai terbit fajar. Lebih utama shalat ini dikerjakan
sebagai penutup shalat malam.
Sebagian Fuqoha menghukumi makruh berwitir tiga rakaat
dengan satu salam, karena ada Hadits Rasulullah SAW yang
berbunyi:Janganlah kamu samakan (shalat Witir) dengan shalat
Maghrib (HR. Imam ad-Daruquthni)
Oleh sebab itu, bagi yang hendak Witir dengan tiga rakaat
dianjurkan agar tidak mengerjakannya seperti shalat Maghrib agar
tidak tasyabbuh (menyerupai) dengan shalam Maghrib. Ada dua
kaifiyah (cara) untuk membedakan Witir dengan Maghrib, yaitu:
1. Bertasyahhud, lalu mengucapkan salam pada rakaat
kedua (kemudian melanjutkan satu rakaat lagi), inilah cara
yang paling tepat dan paling afdhal.
2. Tidak bertasyahhud awal pada rakaat kedua (yaitu dengan
sekali tasyahhud saja dan salam pada rakaat ketiga).27
27 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 128
Disunnahkan bertajammul (memperindah) dan berhias
sewaktu hari raya, yaitu dengan memakai wangi-wangian
dan pakaian yang paling bagus diantara sekian pakaian
yang dimiliki.
Aku niat shalat sunnah Tahiyyatul Masjid dua rakaat karena Allah
Taala
J. Shalat Jama'
Shalat jama' adalah mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu. Shalat jama' dalam
pelaksanaannya ada dua yaitu:
28 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 136
b. Jama' Ta'khir
Jama' ta'khir adalah apabila dilakukan dalam waktu shalat yang kedua, seperti jika
shalat dzuhur dengan ashar dikerjakan pada waktu ashar.
1. Tertib, artinya mengerjakan shalat yang pertama dahulu baru shalat yang kedua.
Misalnya mengerjakan shalat dzuhur dahulu kemudian shalat ashar.
2. Niat jama' saat melakukan shalat yang pertama, niat dilakukan saat bersamaan dengan
takbiratul ihram.
3. Muwalah, yaitu melaksanakan shalat yang pertama dan yang kedua secara langsung
tanpa ada pemisah yang lama.
4. Dilaksanakan masih dalam masa perjalanan sampai melaksanakan shalat yang kedua.
Saya niat shalat fardlu dzuhur empat rekaat dijama bersama ashar
dengan jama taqdim karena Allah Taala.
Saya niat shalat fardlu maghrib tiga rekaat dijama bersama isya
dengan jama taqdim karena allah Taala.
Kemudian ketika mengerjakan shalat sebelum selesai salam mushalli harus niat dalam hati
menjama shalat Ashar dengan shalat Dzuhur, atau menjama shalat Isya dengan Maghrib.
Setelah salam mushalli segera melakukan shalat ashar atau isya dengan niat seperti biasa,
tanpa niat jama.
Saya niat shalat fardlu maghrib empat rekaat dijama bersama ashar
dengan jama, takhir karena Allah Taala.
Saya niat shalat fardlu maghrib tiga rekaat dijama bersama isya
dengan jama takhir karena Allah Taala.
30
Setelah salam mushalli disunahkan langsung mengerjkn shalat yang kedua (Ashar atau
Isya) dengan niat seperti biasa.
K. Shalat Qashar
Shalat yang diringkas, yaitu shalat fardhu yang 4 (empat) rakaat (Dzuhur,
Ashar dan Isya)
Hukum Shalat Jama' dan Qashar Menurut mazhab Syafi'i hukum shalat
jama' dan qashar
adalah jaiz (boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan
dan telah mencukupi syaratsyaratnya. Allah SWT berfirman :
Berkata Anas bin Malik radhiallahu anhu : Kami pergi bersama Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun
shalat dua-dua (qashar) sampai kami kembali ke kota Madinah. (HR. Bukhari
dan Muslim).
30 Isa Nasih Abbas, Panduan Ibadah Sehari-hari (Pandeglang: 2012), hlm. 84-86
Rasulullah SAW tidak bepergian, melainkan mengerjakan shalat dua rakaat
saja sehingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah
bermukim di Mekkah di masa Fathul Mekkah selama delapan belas malam, beliau
mengerjakan shalat dengan para Jamaah dua rakaat kecuali shalat Maghrib.
Kemudian bersabda
Jadi, qashar hanya dapat dilakukan pada safar yang dibenarkan oleh syariat,
meliputi:
2. jarak kepergiannya harus mencapai 16 farsakh (80 Km, lebih 640 m) atau 48
mil yang sama dengan 76, 80 Km.
3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, dan bukan shalat
qadha.
6. Perjalanan itu dilakukan menuju ke suatu tempat tertentu, orang yang berjalan
tanpa tujuan, sekalipun jarak yang ditempuhnya jauh tidak dibenarkan
mengqashar shalat.
7. Shalat itu dilakukan setelah musafir melampaui batas kota atau desa yang
menjadi awal safarnya. Diriwayatkan dari Anas, katanya: Saya shalat zuhur
bersama Rasulullah di Madinah empat rakaat dan Zul Hulaifah dua rakaat
(Hadits Jamaah)
Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: Shalat itu difardhukan atau diwajibkan atas lidah
Nabimu didalam hadlar (mukim) empat rakaat, didalam safar (perjalanan) dua
rakaat dan didalam khauf (keadaan takut/perang) satu rakaat. (HR. Muslim)
Shalat jama qashar adalah dua shalat fardhu yang dikerjakan secara
secara berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Selain bisa
menjamaatau mengqashar. Seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh
juga diperbolehkan melakukan shalat jama qashar sekaligus.
Tata cara shalat jama qashar
1. Shalat jama qashar (jama taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan
shalat dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu
dikerjakan pada waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian
melakukan shalat yang ashar dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 rakaat dan
ashar 2 rakaat.Usholli fardho dzzuhri rokataini qashron majmuan ilaihil ashru
adaaan lillahi taalaaa Usholli fardol ashri rokataini qosron majmuan
ilaihilddzuhri adaaan lillahi taala
2. Shalat jama qashar (jama takhir) magrib dan isya berarti menggabungkan
shalat magrib dan dan ashar dalam satu waktu (waktu magrib dan isya) serta
meringkas shalat isya dan tidak meringkas shalat magrib sebab magrib hanya 3
rakaat dan tidak bisa diqashar, bisanya dengan dijama cara pelaksanaannya
yaitu dikerjakan pada waktu magrib atau isya, kemudian niat, setelah salam ,
kemudian melakukan shalat yang magrib atau isya dengan melaksanakan shalat
maghrib 3 rakaat dan isya 2 rakaat.
Niat maghrib
Usholli fardol magribi tsalatsa rokaatin majmuan ilaihil isya u adaaan lillahi
taalaa
Shalat adalah sesuatu kegiatan yang wajib bagi semua umat muslim
yang sudah baligh dan sudah bisa membedakan mana yang baik serta
mana yang buruk. Seperti yang kita ketahui, shalat merupakan tiang
agama bagi setiap mukmin. Dengan menjalankan shalat tepat waktu,
maka kita telah mengokohkan pondasi agama kita. Syarat sah dan rukun
shalat yang telah tertera di makalah ini, harus dipahami kembali agar
shalat yang kita telah lakukan selama hidup kita ini tidak sia-sia karena
tidak sah. Selain itu, kita juga bisa lebih memahami bagaimana praktik
shalat yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Shalat wajib yang lima waktu itu wajib dilakukan oleh setiap muslim
dengan tambahan shalat Sunnah jika merasa kurang dalam shalatnya.
Melaksanakan shalat Sunnah itu sendiri juga banyak keutamaan yang
akan didapat selain untuk menyempurnakan shalat wajib. Kemudian yang
harus ditekankan kembali yaitu hal-hal yang membatalkan shalat dan ha-
hal yang makruh dilakukan dalam shalat. Dengan begitu seharusnya kita
bisa lebih memperbaiki shalat kita yang semisalnya selama ini belum
terlalu baik.
DAFTAR PUSTAKA