Anda di halaman 1dari 6

4.

1 Hasil
Kelompok Uji Organoleptis Uji Uji Uji Hedonik
pH Homogenitas
Bau: Wangi Enak
Warna: Putih
1 Kekuningan - -
Tekstur: Mengangkat
kotoran, tapi kurang
Bau : Kopi Lembut, nggak
lengket di tangan,
2 Warna: Coklat 6-7 Homogen
baunya enak, mudah
Tekstur : Lembut dicuci

Bau: Lemon Bagus, enak, tapi


scrubnya kecil dan
Warna: Putih
berasa tajam
3 7 Homogen
Tekstur: Lembut dan
halus tetapi scrub
terlalu kecil
Bau: Susu kacang Lembut, scrub agak
hijau tidak terasa
4 6-7 Homogen
Warna: Putih
Tekstur: Lembut
Bau: Khas teh Lembut dan berbau
khas teh
Warna: Putih
5 4 Homogen
kecoklatan
Tekstur: Lembut
PEMBAHASAN

Body scrub adalah perawatan tubuh dengan menggunakan lulur. Produk lulur
berupa krem yang mengandung butiran – butiran kasar didalamnya. Bahan alami yang
dapat digunakan sebagai bahan lulur antara lain bengkoang, beras giling kasar,
belimbing, jeruk nipis, pepaya, bunga-bungaan, daun-daunan, biji cokelat, kopi dan
kedelai (Tranggono, 2007).

Scrub berfungsi mengangkat sel kulit mati dipermukaan kulit tubuh yang kasar
dan kusam, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit
tubuh yang baru, bersih dan sehat. Scrub/peeling atau lulur adalah perawatan yang
dilakukan oleh terapis dengan cara menggerakan telapak tangan memutar sambil
mnegusap permukaan kulit yang sudah diberi produk lulur. Perawatan ini dapat
dilanjutkan dengan perawatan body masker. Perawatan ini diakhiri dengan bath terapy,
dan pengolesan lotion, body cream atau body butter untuk memaksimalkan hasil
perawatan (Tranggono, 2007).

Krim body scrub yang akan dibuat adalah krim dengan tipe M/A dengan
menggunakan variasi konsentrasi emulgator nonionik, tipe emulsi ini dipilih karena
lebih mudah dicuci dengan air dan tidak berminyak selain itu tingkat iritasinya rendah
dan tidak dipengaruhi oleh pH (Lachman L, 1994).

Pada praktikum kali ini dalam pembuatan body scrib digunakan zat aktif berupa
susu kedelai, dengan khasiat berupa antioksidan. Disamping itu, bahan-bahan yang
digunakan emulgator pada formula 2 ini yaitu asam stearat. Asam stearat ini dalam
sediaan emulsi topical digunakan sebagai emulgator atau zat pengemulsi dan
solubilizing agent (Amstrong, 2006). Dan emulgator asam stearat disini di
kombinasikan dengan trietanolamin (TEA) yang dimana bahan kombinasian ini
merupakan pengemulsi anionic.

Tahapan pertama yang kelompok kami siapkan adalah menyiapkan butiran-butiran


sebagai scrub dalam sediaan. Kami memblender kacang hijau. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh ukuran partikel yang kecil sehingga scrub yang dihasilkan tidak terlalu
kasar.

Tahapan selanjutnya adalah penimbangan seluruh bahan yang digunakan. Setelah


ditimbang, kemudian disiapkan seluruh alat untuk membuat sediaan. Pembuatan body
scrub menggunakan sistem peleburan pada kedua massa. Massa A terdiri dari setil
alkohol, dan asam stearat dileburkan di atas penangas air hingga suhu 70˚C karena pada
suhu ini merupakan titik dimana menjadi titik leleh tertinggi untuk melelehkan atau
meleburkan bahan pada fase minyak yang berbentuk padat yaitu asam stearat dengan
titik leleh 69-700C dan setil alkohol dengan titik lelehnya 45-520C (Rowe Raymond C.,
2009).

Asam stearat berfungsi sebagai emulsifying agent atau emulgator. Asam stearat
akan membentuk emulsi M/A yang stabil dan homogen jika digabungkan dengan TEA
(Hamzah, 2014). Fungsi setil alkohol pada formula ini sebagai emulsifying agent dan
stiffening agent atau untuk meingkatkan viskositas dan konsistensi sediaan yang dibuat
(Rowe Raymond C., 2009).

Sedangkan massa B terdiri dari propilen glikol, gliserin, TEA, air yang dileburkan
di atas penangas yang lain hingga suhu 70˚C. Alasan dipanaskan pada suhu 70˚C untuk
meleburkan bahan-bahan yang berbentuk padatan agar mudah ketika proses
pencampuran kedua massa. Fungsi TEA pada formula ini sebagai alkalizing agent
(agen pembasa) sehingga pH sediaan akhir sesuai dengan yang diinginkan dan TEA
juga dapat berfungsi sebagai dapar agar pH tetap stabil selama penyimpanan,
emulsifying agent, emulgator (Rowe Raymond C., 2009). Penggunaan TEA yang
dikombinasikan dengan asam stearat akan membentuk emulgator golongan surfaktan
anionk yaitu triethanolamin stearat yang dibuat secara in situ dari penambahan asam
stearat dan juga TEA. Dengan kombinasi ini (asam lemak yang lebih tinggi),
triethanolamina akan membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki
karakteristik sabun. Sebenarnya TEA maupun asam stearat dapat digunakan sebagai
emulgator tanpa kombinasi dari keduanya. Namun apabila emulgator yang digunakan
hanya salah satu bahan dari kombinasi ini, maka emulgator yang terbentuk tidak sebaik
dari kombinasi kedua bahan ini. Triethanolamin stearat baik untuk produk
dermatologic (Aulton, 2013).

Penambahan Propilen glikol dan Gliserin berfungsi sebagai humektan dan emolien
(Rowe Raymond C., 2009). Mereka berfungsi untuk meminimalkan hilangnya air dari
sediaan dan mencegah kekeringan (kehilangan air) sehingga menjaga kelembaban juga
meningkatkan kualitas usapan dan konsistensi secara umum. Sedangkan air disini
berfungsi sebagai pelarut dan fasa air dalam pembuatan basis (Rowe Raymond C.,
2009).

Sambil menunggu kedua fase mencapai suhu yang diinginkan dan juga homogen,
mortar dihangatkan dengan menuangkan air mendidih kedalam mortar. Hal ini
bertujuan agar pada saat menghomogenkan, massa tidak langsung menjadi kaku serta
sulit diaduk dan juga untuk menutupi pori-pori pada lumpang agar massa yang
terbentuk tidak banyak menghilang. Tujuan lainnya juga untuk menjaga dan
mempertahankan suhu beberapa menit untuk mencegah kristalisasi dari lemak selama
proses pengadukan.

Setelah kedua fase berada pada suhu yang sama dan mortar siap digunakan, massa
B dimasukkan terlebih dahulu ke dalam mortar lalu disusul dengan massa A. Hal ini
dilakukan karena sistem emulsi yang digunakan adalah sistem emulsi minyak dalam
air. Setelah kedua massa masuk ke dalam mortar, kemudian diaduk terus secara
geometris dan searah hingga terbentuk massa putih seperti susu. Setelah suhu turun
menjadi 40°C, ditambahkan Susu Kedelai dan scrub kacang hijau. Setelah tercampur
rata, kemudian sediaan dimasukkan kedalam wadah dan diberi label.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sediaan


dengan organoleptis berbentuk setengah padat (semi padat), berwarna putih dengan
scrub yang sangat halus cenderung melunak dengan aroma khas kacang hijau.

Pada uji homogenitas, dilakukan dengan cara mengoleskan secukupnya sediaan


pada sekeping kaca objek/preparat yang bersih dan kering. Sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (DepKes RI, 1985).
Ketika kelompok kami melakukan evaluasi ini, tidak terdapat butiran kasar dan
gelembung pada kaca objek yang kami oleskan sediaan kosmetik kami dan sediaan
dapat dikatakan bahwa kedua fase antara minyak dan air telah bercampur dan tidak
membentuk bulir bulir gelembung yang memisah, dan membukrikan bahwa emulgator
yang digunakan telah sesuai.

Dari uji pH yang dilakukan, didapatkan pH antara 6-7, hal ini menunjukkan
bahwa pH berada dalam kisaran pH yang di harapkan untuk sediaan kulit (dermal).
Apabila sediaan bersifat basa (tidak masuk dalam rentang pH 4,5-6,5) akan
mengakibatkan kulit teras licin, cepat kering, dan dikhawatirkan akan mempengaruhi
elastisitas kulit, namun apabila sediaan bersifat asam dengan rentang pH dibawah
rentang pH kulit akan mengakibatkan kulit mudah teriritasi. (Maria Ulfa,dkk. 2016)

Daftar pustaka:
Ulfa, Maria., Nur Khairi., dan Fadillah Maryam. 2016. Formulasi dan Evaluasi Fisik
Krim Bosy Scrub dari Ekstrak the Hitam (Camellia sinensis), Variasi
Konsentrasi Emulgator Span-Tween 60. Jurnal. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed, Pharmaceutical Press dan The American Pharmacists
Association, USA.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985. Formularium Kosmetika Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Jakarta.
Aulton, M.E., dan Taylor K.M.G., 2013, Aulton’s Pharmaceutics: The Design and
Manufacture of Medicines, Fourth Edition, Churcihill Livingstone Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai