Ny T wanita 40 tahun dating ke rumah sakit dengan keluhan batuk selama 2 bulan
yang akhir-akhir ini menjadi batuk yang produktif. Ny T juga mengalami fatigue,
berkeringat malam dan telah kehilangan berat badan sebanyak 8 kg. Masalah
kesehatan lain yang dialami nya adalah, mengalami diabetes melitus dengan
pengobatan insulin setiap hari serta status nutrisi yang buruk akibat seringnya
melakukan diet. Ny T bekerja sebagai sukarelawan pada sebuah rumah
perawatan beberapa hari dalam seminggu. Terakhir ditemukan dua orang pasien
di rumah perawatan tersebut yang sedang dalam penanganan karena
terdiagnosis TBC aktif. Pengamatan fisik Ny T normal tetapi hasil tadiogafi dada
memperlihatkan adanya infiltrate.
Jelaskan kemungkinan masalah kesehatan apa
yang sedang dialami oleh Ny T dengan melihat
riwayat yang sedang dialaminya!
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium
bovis.
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru
tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus. Infeksi TB adalah
ketika seseorang membawa bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam tubuhnya.
infeksi TB latent, yang artinya telah terinfeksi TB tetapi tidak atau belum sakit TB, dan
tidak dalam menularkan penyakit. Penyakit TB muncul pada seseorang dengan
infeksi TB ketika bakteri dalam tubuhnya mulai bertambah dan mencapai jumlah
yang cukup untuk merusak satu atau lebih organ dalam tubuh. Kerusakan ini
menyebabkan gejala klinik dan tanda-tanda yang menunjukkan TB aktif. Seseorang
dengan penyakit TB dapat menularkan dan dapat menyebarkan bakteri TB kepada
orang lain (WHO, 2014).
Jelaskan pemeriksaan apa saja yang harus
dilakukan terhadap Ny T untuk menegakkan
diagnose dengan benar?
Pemeriksaan fisik : suara khas pada perkusi dada, bunyi dda, dan peningkatan
suara yang bergetar lebih sering diamati pada auskulasi.
Pemeriksaan laboratorium : peningkatan pada perhitungan sel darah putih
dengan dominasi limfosit.
Radiografi dada :
infiltrasi nodus pada daerah apikal di lobus bagian atas dari bagian
superior dari lobus paling bawah
kavitasi yang menunjukkan kadar udara-air sebagai tanda perkembangan
infeksi.
Jika hasil pemeriksaan mempertegas diagnosis terhadap
NY T, rencana terapi apa yang tepat diberikan kepada
pasien (meliputi pemilihan obat frekuensi, lama terapi)
Pemberian konseling
Motivasi pada pasien TB dan anggota keluarga tentang penyakit dan
perlunya pengobatan teratur sampai selesai.
Meningkatkan istirahat selama fase akut perawatan
Diet tinggi kalori dan tinggi protein untuk mengembangkan kekurangan
gizi dan meningkatkan respon imun terhadap TBC
Isolasi di ruang tekanan negatif dengan penggantian dan sirkulasi udara
volume tinggi, dengan penyedia layanan kesehatan yang mengguakan
respirator dengan filter 0,5-1 mikron, sampai 3 apusan AFB dahak berturut-
turut negatif TBC.
Perbedaan TB laten dan TB Aktif
TB aktif TB LATEN
1. Mempunyai bakteri TBC aktiff 1. Mempunyai bakteri TBC tetapi
dalam tubuh anda bakteri tersebut tidak aktif.
2. Sedang sakit dan mungkin 2. Tidak sakit
mengalami gejala, seperti batuk, 3. Tidak dapat menularkan bakteri
demam, penurunan berat badan, TBC kepada orang lain
kecapaian dan berkeringat pada 4. Dapat minum obat untuk
waktu malam. mencegah terkena TBC aktif kelak.
3. Mungkin menularkan bakteri TBC
kepada orang lain.
4. Dapat minum obat untuk
menyembuhkan penyakit ini
KASUS 2
KASUS
Dari data diatas beberapa keluhan merupakan gejala yang biasa terjadi
pada pasien penderita penyakit infeksi saluran kemih (ISK)
b. Jelaskan apa saja yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi saluran kemih?
(ACCP, 2013)
Kekambuhan (recurrent cystitis)
Relapse: Reinfection:
Kekambuhan yang disebabkan oleh Kekambuhan yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang sama selama masa mikroorganisme yang berbeda.
putus obat kurang dari 14 hari
(kasus ini yang umumnya ditemui)
(ACCP, 2013)
Diagnosis
Karena UTI tidak memberikan gejala yang spesifik, maka diperlukan hasil
lab, berupa:
Pyuria (Sel darah putih lebih dari 5-10x 103 sel/mm3)
Bacteriuria (> 102 CFU [colony-forming units]/ml)
Adanya sel darah merah pada urin
Positif nitrit
Positif leukosit esterase
(ACCP, 2013)
TERAPI (ACCP, 2013)
Regimen dosis
Sistitis ringan 3 hari pemberian TMP/SMZ atau Fluoroquinolon
Hamil 7 hari pemberian amoxicillin, nitrofurantoin, cephalexin, atau SMZ/TMP
Hindari Fluoroquinolone, tetrasiklin, aminoglikosdia, dan TMP/SMZ (bila
sudah 3 trimester terakhir)
Recurrent cystitis
a. Relapse • Menganalisis alasan kegagalan terapi
• Perpanjang masa terapi (2-6 minggu)
b. Reinfection • Jika pasien memiliki UTI 2 atau kurang dalam setahun 3 hari treatment
seperti sistitis ringan
• Jika pasien memiliki 3 atau lebih UTI dalam setahun;
• Berkaitan dengan aktivitas seksual TMP/SMZ single strength,
cephalexin 250 mg atau nitrofurantoin 50-100mg
• Tidak berkaitan dengan aktivitas seksual gunakan tiap hari atau
3xseminggu TMP 100 mg, TMP/SMZ single strength, cephalexin 250
mg, norfloxacin 200 mg, atau nitrofurantoin 50-100 mg
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien diketahui memiliki riwayat
recurrent infection. Lalu, putus obat dan kembali kambuh dengan gejala
lain. Maka dapat dikatakan pasien memiliki lebih dari 2 UTI (1 dari riwayat,
dan 1 lagi dari kekambuhan).
Dalam ACCP 2013, dikatakan bila lebih dari 2 maka harus diketahui lebih
dulu apakah ada kaitannya dengan aktivitas seksual atau tidak. Bila ya,
maka pasien dapat diberikan TMP/SMZ single strength. Jika tidak maka
pasien dapat diberikan TMP 100 mg tiap 3xseminggu
NONKASUS
URINARY TRACT INFECTION (UTI)
PATOGENESIS INFEKSI SALURAN KEMIH
Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa
saluran yang berkelanjutan mulai dari ginjal hingga uretra. Pada sebagian
infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Kemudian
dapat diikuti oleh naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur
umum kebanyakan infeksi jalur parenkim renal.
Pada perempuan yang mudah mengalami sistitis, didapatkan organisme
usus gram negative yang biasa terdapat dalam usus besar pada introitus,
kulit periuretra, dan uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi
bakteriuria
(Ferdhyanti, U, 2019)
Pada keadaan normal, bakteri yang terdapat dalam kandung kemih dapat
segera hilang. Sebagian akibat efek pengenceran dan pembilasan ketika
buang air kecil. Selain itu juga diakibatkan adanya daya antibakteri urin dan
mukosa kanudng kemih.
Urin dalam kandung kemih normalnya dapat menghambat atau membunuh
bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas urin yang tinggi.
Sekresi prostat juga mempunyai daya antibakteri. Leukosit polimorfonuklear
dalam dinding kanudng kemih tampaknya juga berperan dalam
membersihkan bakteriuria
(Ferdhyanti, U, 2019)
Sistem Pertahanan Saluran Kemih
Terhadap Mikroorganisme Patogen
ACCP, 2013
Ferdhyanti, Ulfa. 2013. Teknik Hitung Leukosit dan Erittrosit Urin. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia