MAKALAH
Oleh :
Ahmad Mahfud
Wisnu Gautama
FAKULTAS USHULUDDIN
SUMENEP MADURA
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
B. Riwayat Pendidikan.....................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Zaenal Abidin dalam kitabnya Sejarah dan Karya Sunan Al-Darimi
beliau menyebutkan ada sekitar 89 hadist Mursal yang disebar dibeberapa judul.
Untuk pengertian hadist Mursal ialah:
.براو معروف
1
Fadhilahis, Bahan Ajaran Ilmu Hadist Manhaj Muhadditsin, (UIN Medan: Sumatera Utara,
2018), 33.
2
Fadliammy, Marfu’, Mauquf, Maqthu’, (http://wp.me/p8nkkcd-1H, diakses pada tanggal 20
Agustus pukul 10:29)
1
2
3
.التابعي هو ما سقط من آخر إسناده َم ْن بعد:اصطالحا
ً
3
Abu Hafs mahmud ibn Ahmad ibn Mahmud Thahani An Na’imi, Taisir Musthalah Al Hadist (Al
Ma’arif: t.p. ,2004), 87.
4
Abidin Zaenal, Sejarah dan Karya Sunan Al-Darimi, Tsaqofah, Vol. 07 No. 20 (Juni-Desember,
2009
BAB II
PEMBAHASAN
B. Riwayat Pendidikan
Sejak kecil, beliau memang telah dianugerahi kecerdasan otak sehingga
beliau dapat degan mudah memahami dan menghafal ilmu pengetahuan. Ketika
menuntut ilmu beliau belajar kepada ulama yang lebih tua, teman sejawat dan
bahkan beliau juga belajar kepada ulama yang lebih muda dari beliau. Sehinga
beliau mengunjungi ulama-ulama pada masanya yang terdapat di daerah beliau.8
5
Abdul Aziz Al Khalidi Muhammad, Sunan Ad Darimi, Cet 1, (Pustaka Azzam: Jakarta, 2007),
hal. 6.
6
Muhammad Misbah dkk, Studi Kitab Hadis, (AHLIMEDIA : Malang, 2020) hal.41
7
Muhammad Qamarullah, Mengenal Kutub Tis’ah Dan Biografi Pengarangnya, (el-Ghiroh. Vol.
XII, No.01. Februari 2017) hal. 24
8
Muhammad Qamarullah, Mengenal Kutub Tis’ah Dan Biografi Pengarangnya, (el-Ghiroh. Vol.
XII, No.01. Februari 2017) hal. 24
3
4
Meski Samarkand termasuk negeri yang pada saat itu dikenal sebagai
negeri yang tidak pernah sepi akan ilmu pengetahuan, walaupun demikian ia tidak
merasa cukup dengan ilmu yang berada di Samarkand tersebut sehingga beliau
pergi ke khurasan untuk belajar kepada ulama yang berada disana. Tidak cukup
sampai disitu, beliau juga mengunjungi Irak, Baghdad, Syam, Mesir, Kufah,
Wasith dan Basrah untuk belajar kepada para ahli hadits yang berada di wilayah
tersebut.9
Ad-Darimi diakui oleh mayoritas ulama dalam kegigihannya dalam
mencari hadits. Salah satu kitabnya yang berjudul “al hadits al musnad al marfu’
wa al mauquf wa al maqthu” yang beliau susun berdasarkan bab-bab fikih
sehingga kitab ini popular dengan “sunan ad-darimi”10
Bidang keilmuan yang beliau tekuni tidak hanya sau bidang saja, namun
beliau juga menekuin beberapa bidang keilmuan, diantaranya tafsir dan fiqih.
Dalm bidang tafsir beliau menguasai beberapa pandangan ulama fiqih dalam
merumuskan sebuah hukum. Begitu juga dengan bidang tafsir, beliau menguasai
Ma’ani Al-Qur’an.11
9
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi, Musnad Al Imam Ad Darimi, Cet 1,
([t.t.] [t.p.], 2015)
10
Muhammad Qamarullah, Mengenal Kutub Tis’ah Dan Biografi Pengarangnya, (el-Ghiroh. Vol.
XII, No.01. Februari 2017) hal. 25
11
Muhammad Misbah dkk, Studi Kitab Hadis, (AHLIMEDIA : Malang, 2020) hal.42
5
12
Muhammad Misbah dkk, Studi Kitab Hadis, (AHLIMEDIA : Malang, 2020) hal.42
13
Abdul Aziz Al Khalidi Muhammad, Sunan Ad Darimi, Cet 1, (Pustaka Azzam: Jakarta, 2007),
hal. 7-8
6
Ishaq bin Daud As-Samarqandi berkata ‘Ada seorang kerabatku datang dari
Syam, dan ia berkata “Aku menemui Ahmad bin Hanbal lalu kuceritakan
kepadanya mengenai Abu Mundzir, dan Aku memujinya. Namun Ahmad bin
Hanbal berkata ‘Aku tidak mengenal orang itu. Sungguh, sudah lama kami tidak
bertemu dengan teman-teman kami. Akan tetapi bagaimana hubunganmu dengan
Abdullah bin Abdurrahman? Hendaknya kamu tetap bersama tuan itu, hendaknya
kamu tetap bersamanya’.”
Abu Bakar Al Khatib, berkata, “Dia termasuk orang yang suka merantau
dalam mencari hadits, serta salah seorang yang disebut hafizh hadits, pengumpul
hadits, dan teliti terhadap hadits, disamping memiliki ketsiqahan, kejujuran,
kewara’an dan kezuhudan. Dia pernah diminta menjadi qadhi di Samarkand,
tetapi dia menolaknya, namun sultan memintanya degan sangat sehingga dia
akhirnya menerimanya. Setelah menyelesaikan satu kali persidangan, dia
mengundurkan diri, dan sultan menerima pengunduran dirinya tersebut. Dia orang
yang sangat cerdas dan berperilaku sangat mulia. Dia dijadikan symbol
keberagaman, kesantunan, ketabahan, ijtihad, ibadah, kezuhudan, dan
kesederhanaan. Dia telah menyusun kitab dengan metode musnad, kitab tentang
tafsir, dan kitab jami’ (Kumpulan hadits)14
Muhammad bin Ibrahim bin Manshur Asy-Syairazi berkata, “Abdullah
adalsh sosok manusia yang memiliki akal yang tajam dan memiliki keteguhan
yang tinggi terhadap ajaran agama. Tidak satupun sosok yang menyamai
keunggulannya dalm sikap, ilmu dirayah, kekuatan hafalan, ibadah dan sikap
zuhudnya. Dialah yang berjuang kuat mempopulerkan ilmu hadits di wilayah
Samarkand dan mengikis habis para pendusta. Selain itu, ia adalah sosok ulama
yang piawai dalam bidang tafsir, fikih dan menguasai berbagai disiplin ilmu-ilmu
islam.
Ketika mengomentari sosok Imam Ad-Darimi, Imam Abu Hatim bin
Hibban mengatakan, “ Imam Ad-Darimi adalah sosok ulama hadits yang briian
dan menjalani kehidupan dengan zuhud. Ia termasuk ulama yang banyak
14
Muhammad Hasan, Ringkasan Siyar A’lam An-Nubala’,(Pustaka Azzam: Jakarta, 2008) hal. 43-
44
7
menghafal dan mengumpulkan hadits, memahami dan menyusun kitab hadits setra
meriwayatkannya. Beliulah yang telah mempopulerkan ilmu hadits di
negerinya.15
dalamnya hadist yang berstatus Mauquf, oleh karena itu kitab Ad Darimi ini
disebut Musnad karena di dalamnya juga menghinpun hadist Mauquf.19
Penamaan karya Ad-Darimi sebagai kitab Al-Musnad, bisa saja dalam
artian bahasa, bukan dalam artian terminologi Muhaddits, sehingga ia disebut
sebagai kitab Al-Musnad karena di dalamnya dihimpun hadits-hadits dengan
rentetan Sanad secara lengkap namun Imam As-Suyuthi mengatakan, “Musnad
Imam Ad-Darimi sebenarnya tidak seharusnya disebut sebagai Al Musnad. Sebab
penyusunan kitabnya didasari oleh bab-bab beliau cenderung menyebutnya As
Shahih Akan tetapi Imam Al Iraqi menyatakan, “Sudah Masyhur kitab ini disebut
dengan sebutan Al Musnad, sebagaimana Imam Al Bukhari menamakan kitabnya
dengan Al-Musnad karena keberadaan hadits-hadits yang terdapat di dalam
kitabnya memiliki sanad yang shahih, kemudian ia mengatakan, “Meski
demikian, dalam kitab Imam Ad-Darimi ini banyak terdapat hadits-hadits yang
mursal, mu’dhal, dan maqthu’.20
Kitab ini dikelompokan dalam Kutub As Sittah bertujuan untuk
pentakhrijan hadist yang sesuai dengan Mu’jam Al Fahras li Alfaz Al Hadist An
Nabawiyah. Para Huffadz Al Hadist seperti An Nawawi, Ibnu Salah, Shalahuddin
Al Ilai dan Ibnu Hajar Al Asqalani menjadikan Sunan Ad Darimi sebagai keenam
dari Kutub As Sittah. Ibnu Hajar Al Asqalani berpendapat bahwa dalam Sunan
Ibnu Majah secara komprehensif bagus karena banyak terdiri dari bab namun di
dalamnya juga banyak juga hadist Dho’ifnya tidak salah untuk mengecek kembali
karena di dalamnya tidak sedikit hadist mungkar.21
19
Ibid,
20
Ibid, Sunan Ad Darimi, 2.
21
Fuadi Ahmad, Studi Kitab Hadist Sunan Ad Darimi, (UIN Sunan Kalijaga : Yogyakarta, 2013),
4.
10
22
Muhammad Misbah dkk, Studi Kitab Hadis, (AHLIMEDIA : Malang, 2020) hal.44
BAB III
KESIMPULAN
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Zaenal, Sejarah dan Karya Sunan Al-Darimi, Tsaqofah, Vol. 07 No. 20
(Juni-Desember, 2009)
Abu Hafs mahmud ibn Ahmad ibn Mahmud Thahani An Na’imi, Taisir
Musthalah Al Hadist (Al Ma’arif: t.p. ,2004)
Fuadi Ahmad, Studi Kitab Hadist Sunan Ad Darimi, (UIN Sunan Kalijaga :
Yogyakarta, 2013)