p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
Abstrak
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, tujuannya mengetahui penerapan metode
motivasi behavioristik dalam pembelajaran fisika serta hambatan dalam
pelaksanaan metode pada mahasiswa Semester II Prodi Pendidikan Fisika UIN
Alauddin Makassar. Informan dalam penelitian ini meripakan Dosen Matakuliah
Ffisika dasar II dan mahasiswa yang dikumpulkan dari wawancara, observasi,
dokumentasi, video. Hasil penelitiannya metode yang diterapkan Dosen yaitu (1)
Pemberian pujian,(2) penghargaan, (3) penghapusan kewajiban dilakukan oleh
dosen dalam proses belejar mengajar sementara langkah metode motivasi
pengakuan sosial dan hak istimewatidak dilakukan oleh Dosen. sementara
hambatan yang di rasakan dosen selama proses belajar mengajar mahasiswa
memiliki pengetahuan dasar konsep fisika yang lemah sehingga perlu dilakukan
pendalaman materi dalam bentuk praktikum yang dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
PENDAHULUAN
Motivasi adalah dorongan dasar yang mahasiswa. Sering kali guru mengabaikan
menggerakkan seseorang bertingkah laku. akan hal itu padahal memotivasi mahasiswa
Dorongan ini berada pada diri seseorang itu penting untuk menunjang keberhasilan
yang menggerakkan untuk melakukan dalam belajar mahasiswa dengan begitu
sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam mereka merasa dianggap ada dan ikut serta
dirinya. Motivasi dapat juga diartikan dalam proses perkuliahan.
sebagai proses untuk mencoba Dosen memiliki peranan yang sangat
mempengaruhi orang atau orang-orang yang penting dalam menentukan kuantitas dan
dipimpinnnya agar melakukan pekerjaan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.
yang diinginkan, sesuai dengan tujuan Oleh sebab itu, Dosen harus memikirkan dan
tertentu yang ditetapkan lebih dahulu (Uno, membuat perencanaan secara saksama dalam
2012: 1) meningkatakan kesempatan belajar bagi
Secara umum dapat dikatakan bahwa mahasiswanya dan memperbaiki kualitas
tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-
atau menggugah seseorang agar timbul perubahan dalam pengorganisasian kelas,
keinginan dan kemauannya untuk melakukan penggunaan metode mengajar, strategi
sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil belajar-mengajar, penggunaan media
atau mencapai tujuan tertentu (Purwanto, pembelajaran, maupun sikap dan
2011: 73). Dengan demikian motivasi karakteristik guru dalam mengelola proses
diperlukan untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
pembelajaran yang diinginkan. Pandangan behavioral menekankan
Dosen harus mampu berperan untuk hadiah dan hukuman dari luar adalah kunci
menigkatkan minat dan motivasi belajar yang menentukan motivasi mahasiwa.
siswa, sebab baik disadari atau tidak sebagian Dorongan adalah stimulus yang positif atau
besar dari waktu dan perhatian guru banyak negatif atau peristiwa yang dapat memotivasi
dicurahkan untuk menggarap proses belajar perilaku siswa.Yang menganjurkan untuk
mengajar dan berinteraksi dengan menggunakan penekanan dorongan adalah
P a g e | 79
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
mereka yang mengatakan tertarik untuk berjudul “Penerapan dan Hambatan Metode
mengaktifkan kelas, dan memusatkan Motivasi Behavioristik dalam Pembelajaran
perhatian pada prilaku yang pantas dan Fisika Dasar Program Studi Pendidikan
menjauhi prilaku yang tidak pantas Fisika”
(Santrock, 2004: 415). Metode Penelitian
Dorongan yang dimaksud adalah Penelitian ini merupakan jenis
guru/dosen di kelas menggunakan skor penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan
urutan angka dan kemudian menentukaan di pada Semester II Program studi
kualitas, yang memberikan umpan balik Pendidikan Fisika Fak. Tarbiyah dan
tentang kualitas kerja siswa yang mereka Keguruan UIN Alauddin Makassar,
tampilkan, dan menandai atau memberi penelitian ini dilakukan dengan
predikat bintang kepada pekerjaan yang menggunakan pendekatan fenomenologi.
selesai dengan baik. Dorongan lain yaitu Dari sudut pandang keilmuan pendekatan
memberikan siswa penghargaan, contohnya yang digunakan adalah pendekatan ilmu
memuji pekerjaan mereka,memberi mereka psikologi pendidikan dan strategi
sertifikat atau predikat, menempatkan mereka pembelajaran.
pada tempat terhormat atau memperhatikan Teknik pemilihan sumber data
prestasi mereka.Model dorongan lain yang dilakukan dengan purposive sampling.
dimaksudkan adalah yang mendorong Informan dalam penelitian ini dipilih
mereka untuk mendapatkan hal yang spesial, berdasarkan pada kriteria yaitu: 1) Dosen
misalnya hal yang sangat diinginkan seperti yang mengajar Fisika Dasar semester II, dan
hadiah atas pekerjaan yang baik. (Santrock, 2) sejumlah mahasiswa Semester II. Sumber
2004: 415). data dikumpulkan dengan metode yang
Pemberian penghargaan, pujian dan digunakan oleh peneliti untuk
hak istimewa merupakan metode dalam mengumpulkan data dari narasumber
memotivasi seseorang yang sudah cukup diantaranya, yaitu : 1) wawancara mendalam,
lama dikenal dalam dunia pendidikan. 2) observasi terbuka, 3) dokumentasi, 4)
Metode ini telah mampu memberikan bahan audiovisual. Dalam penelitian ini
peningkatan dalam minat dan motivasi peneliti menggunakan teknik analisis data
belajar siswa. model Miles dan Huberman dengan langkah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sebagai berikut : 1) reduksi Data (Data
penulis menyimpulkan bahwa peran guru Reduction), 2) Model Data (Data Display),3)
sangatlah penting dalam meningkatkan penarikan Kesimpulan/ verifikasi.
motivasi belajar mahasiswa di perkuliahan, Untuk menetapkan keabsahan data
yaitu dengan pelaksanaan metode motivasi yang diperoleh pada penelitian maka
yang tepat untuk merangsang motivasi diperlukan teknik pemeriksaan.Pelaksanaan
belajar mahasiswa. pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria
Kenyataan yang terjadi pada yaitu derajat kepercayaan (perpanjangan
mahasiswa di Program studi pendidikan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,
Fisika yang diperoleh dari hasil wawancara triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan
dengan Dosen dan mahasiswa, motivasi referensial, kajian kasus negatif, pengecekan
belajar Fisika mahasiswa sangatlah rendah. anggota), keteralihan (mengurakan informasi
Hal ini terjadi pada saat pelaksanaan proses penelitian secara rinci), kebergantungan
belajar mengajar. Hal yang biasa dilakukan (audit kebergantungan),konfirmabilitas
oleh dosen adalah menghentikan (pengecekan data penelitian).
pembelajaran sementara dan memilih untuk
mengembalikan minat belajar mahasiswa
dengan cara berbincang – bincang dengan
mahasiswanya. Berdasarkan permasalahan
yang ada, peneliti melakukan penelitian yang
P a g e | 80
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 81
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
diberikan pun tepat dilakukan oleh dosen pada saat proses pembelajaran mereka juga
sesuai bentuk usaha yang mereka lakukan. akan belajar bersungguh – sungguh.
Bentuk penghargaan yang diterapkan Pemberian pengakuan sosial dianggap
di bermacam-macam, penghargaan itu seperti dosen dapat mempeta–petakan mahasiswa,
tepuk tangan, nilai, paraf dosen dan bahkan metode ini dapat membuat adanya
cerita. Semua bentuk penghargaan itu diskriminasi dalam kelas dan akan membuat
diberikan oleh dosen ketika salah seorang mahasiswa yang merasa dirinya kurang
siswa atau sekelompok siswa menunjukan dalam mata pelajaran minder untuk berasing
prilaku yang baik dalam kelas selama proses dengan teman yang lain yang kemampuan
pembelajaran seperti mendapatkan nilai yang belajar fisikanya baik. Namun ada juga guru
tinggi, tertib dalam kelas, rajin mencatat dan yang berpendapat bahwa pengakuan sosial
dapat megerjakan soal yang diberikan oleh juga dapat meningkatkan usaha mereka untuk
Dosen. belajar karena ia akan merasa malu jika
Pemberian penghargaan akan melihat nilainya lebih rendah dari nilai
memberikan dorongan kepada mahasiswa temannya yang lain.
agar dapat lebih giat belajar atau bertanya Selain pengakuan sosial guru di
dalam proses pembelajaran dengan teman– Semester II Program studi Pendidikan Fisika
temannya. Penghargaan itu menurut Dosen kurang menyukai metode hak istimewa.
dapat berupa tepuk tangan atau tambahan Menurutnya semua mahasiswa memilki hak
nilai yang dapat meningkatkan ketertarikan dan kewajiban yang sama sehingga Dosen
mahasiswa untuk kembali berpartisipasi tidak perlu mempetakan mahasiswa dengan
dalam belajar, atau dapat pula berupa barang memberikan istimewa kepada mahasiswa.
seperti buku yang temanya untuk menambah Hal ini akan lebih mempertegas mahasiswa
motivasi mereka untuk giat belajar. mana yang tingkat kemampuan fisikanya
Pemberian penghargaan dapat tinggi dan mahasiswa mana yang tingkat
membangkitkan minat anak untuk kemampuan fisikanya rendah. Dosen
mempelajari atau mengerjakan sesuatu. berpendapat bahwa untuk bisa menerapakan
Tujuan pemberian penghargaan adalah metode hak istimewa dalam kelas siswa
membangkitkan atau mengembangkan minat. setidaknya memilki rata-rata tingkat
Tujuan pemberian penghargaan dalam kemampuan belajar fisika yang sama, jika
belajar adalah bahwa setelah seseorang hak istimewa diberikan sedangkan tingkat
menerima penghargaan karena telah kemampuan mahasiswa masih kurang dalam
melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia satu kelas maka penerapan metode hak
akan terus belajar sendiri di luar rumah istimewa itu tidak akan berjalan secara
(Hamalik, 2010: 184). efektif.
Pendapat dosen dan teori di atas Menurut Ellis (2008: 219) terkadang
tampak sejalan yang menunjukan bahwa persaingan antarkelompok siswa dapat
secara umum tujuan pemberian penghargaan bersifat produktif ika semua kelompok
kepada mahasiswa adalah untuk memiliki kesempatan menang yang sama
meningkatkan motivasi belajar mereka. (mis, jika setiap kelompok memiliki beragam
Metode penghapusan kewajiban bagi kemampuan dan talenta yang
Dosen di program studi pendidikan fisika direpresentasikan) dan jika hasil akhirnya
seperti bebas tes dianggap memilki unsur lebih ditentukan oleh usaha siswa ketimbang
untuk memotivasi mahasiswa. Jika guru oleh kecerdasan atau faktor-faktor yang lain
menjanjikan akan memberikan bebas tes jika yang tidak dapat dikendalikan.
nilai mahasiswa tinggi dalam tugas maka Ciri di atas tampak pada siswa saat
mahasiswa tidak hanya akan belajar pada guru menggunakan metode motivasi
saat akan ulangan saja tetapi dalam behavioristik. Sehingga, secara umum
mengerjakan tugas yang diberikan dosen penerapan metode motivasi behavioristik
yang dilakukan oleh guru dalam proses
P a g e | 82
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 83
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
dapat termotivasi untuk belajar terutama saat di semester II Program studi Pendidikan
guru menggunakan penguatan menggunakan Fisika adalah semua mahasiswa
metode motivasi behavioristik. menyukai mata pelajaran fisika. Upaya
Menurut Ellis (2008: 60) siswa paling yang dilakukan guru yaitu melakukan
mungkin menunjukan pengaruh motivasi kegiatan praktikum dan mengaitkan
yang bermafaat ketika mereka termotivasi pembelajaran dengan kegiatan sehari hari.
secara intrinsik untuk terlihat dalam
aktivitas-aktivitas kelas. Siswa yang
termotivasi secara intrinsik mengerjakan Daftar Pustaka
tugas dengan sukarela dan antusias
Departemen Agama RI, 2001, Al-Qur’an
mempelajari materi-materi di kelas, lebih dan Terjemahnya, CV Penerbit
mungkin memproses informasi dengan cara- Jumanatul Ali – Art, Bandung.
cara yang efektif (misalnya dengan terlibat
dalam pembelajaran yang bermakna) dan Moreno,Roxana,2010,Educational
lebih mungkin berhasil di level tinggi. Psychology, John Willey & Son Inc, ;
Sebaliknya, siswa yang termotivasi secara America.
ekstrinsik mungkin harus dibujuk atau Ngalim, M Purwanto, 2006, Ilmu Pendidikan
didorong dulu agar melakukan suatu tugas, Teori dan Praktis. Cet XX, Remaja
mungkin hanya memproses informasi Rosdakarya, Bandung.
sepintas lalu dan seringkali hanya tertarik
Rahman, Ulfiani, 2014, Memahami Psikologi
mengerjakan tugas-tugas yang mudah dan dalam Pendidikan Teori dan Aplikasi,
memenuhi persyaratan minimum kelas. Alauddin University Press, Makassar.
Sehingga agar pemberian dorongan
motivasi dalam bentuk metode behavioristik Santrock, John W, 2004, Educational of
Psikology, Mc GrawHill, New York.
dapat lebih efektif penting bagi guru untuk
menanamkan motivasi instrinsik mahasiswa Sardiman, 2000, Interaksi dan Motivasi
yaitu minat mereka untuk menyenangi mata Belajar Mengajar, Raja Grafindo
pelajaran yang diajarkan dosen. Persada, Jakarta.
Kegiatan belajar yang menyenangkan Slavin, E Robert, 2009, Psikologi
juga dapat mempengaruhi minat belajar Pendidikan: Teori dan Praktek, PT
mahasiswa. Upaya yang dilakukan dosen Indeks, Jakarta.
untuk menarik minat mahasiswa terhadap Uno, B Hamzah, 2012, Teori Motivasi dan
mata pelajara fisika agar penerapan metode Pengukurannya; Bumi Aksara,
motivasi behavioristik lebih efektif yaitu Jakarta.
dosen melakukan kegiatan praktikum dalam
proses pembelajaran.
Kesimpulan
P a g e | 84