1
Eka Putra, “Adat Dan Syara’” 13 (2015): 119.
2
Putra, 120.
Kehujjahan Al-Qur’an
Para Ulama’ sepakat menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber
pertama dan utama bagi penetapan hukum dalam Islam dan sebuah
kewajiban bagi setiap muslim mengikuti hukum hukumnya, taat terhadap
perintah di dalamnya, dan menjauhi larangan di dalam nya.
Abdul Wahab Khallaf mengatakan bahwa “ kehujjahan Al-Qur’an
itu terletak pada kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada
keraguan atasnya”. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang Artinya:
“Kitab (Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa” (Q. S. Al-Baqarah, 2 :2). Berdasarkan ayat tersebut yang
menyatakan bahwa kebenaran Al-Qur’an itu tidak ada keraguan padanya,
maka seluruh hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an
merupakan Aturan-Aturan Allah yang wajib diikuti oleh seluruh ummat
manusia sepanjang masa hidupnya.
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa seluruh Al-Qur’an sebagai
wahyu, merupakan bukti kebenaran Nabi SAW sebagai utusan Allah,
tetapi fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi seluruh ummat
manusia.
Mukjizat memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa
manusia membuatnya karena hal itu adalah di luar kesanggupannya.
Mukjizat merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada
para Nabi dan Rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan mereka,
dan untuk menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukanlah buatan
mereka sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah SWT. Seluruh
nabi dan rasul memiliki mukjizat, termasuk di antara mereka adalah
Rasulullah Muhammad SAW yang salah satu mukjizatnya adalah Kitab
Suci Al-Qur’an.
Qat’I dan Zanni dalam Al-Qur’an
Qat’I adalah ayat yang menunjukkan makna satu (pasti) dan tidak
mengandung makna lain. Seperti lafadz “ )٦ : ادةAAوهكم (المAA ”فاغسلوا وجyang
artinya “maka basuhlah mukamu”dan lafadz “)٣٢ :راءAAا (االسAA”وال تقربوا الزن
yang artinya “dan janganlah kamu dekati zina”. Dua lafadz tersebut
menunjukkan arti yang jelas dan tidak mengandung makna lain.
Zanni adalah lafadz yang menunjukkan dua arti atau lebih. Seperti
lafadz روءAA قdalam ayat "روءAة قAهن ثالثAن بأنفسAة يتربصAA "والمطلقdalam lafadz
tersebut mengandung dua arti yaitu suci dan haid.
Kandungan hukum dalam Al-Qur’an
Hukum I’tiqodiyah, adalah hukum-hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT,mengenai apa-apa yang harus
diyakini dan yang harus dihindari sehubungan dengan
keyakinannya,seperti keharusan mengesakan Allah dan larangan
mempersekutukan-Nya.
Hukum Khuluqiyah, adalah hukum-hukum yang mengatur
hubungan pergaulan manusia mengenai sifat-sifat baik yang harus dimiliki
dan sifat-sifat buruk yang harus dijauhi dalam kehidupan bermasyarakat.
Hukum Amaliyah, adalah hukum-hukum yang menyangkut tindak
tanduk manusia dan tingkah laku lahirnya dalam hubungan dengan Allah
SWT,dalam hubungan dengan sesama manusia,dan dalam bentuk apa-apa
yang harus dilakukan atau harus dijauhi.