Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Mashadir Al-Tasyri’ dan Macamnya


Mashadir Al-Tasyri’ tersusun dari dua kata, yaitu mashadir jamak
dari mashdar yang berarti sumber dan tasyri’ yang berarti jalan, yaitu
jalan menuju ke air. Jalan yang dimaksudkan adalah jalan yang harus
ditempuh manusia dalam usaha menuju kepada Allah SWT.Dalam Al-
Qur’an terdapat lima kali disebut kata syara’ dalam artian ketentuan atau
jalan yang harus ditempuh.1
Kata mashdar atau mashadir lebih dekat kepada pengertian
“sumber”, seperti dalam ungkapan “mengambil air di mata air”.Mata air di
sini adalah sumber asli air tersebut.Sedangkan kata dalil lebih dekat
kepada pengertian “dasar”, misalnya dasar hukum, dasar pijakan dan
sebagainya.Oleh karena itu maka ungkapan “mashadir al-tasyri’, masadir
al-ahkam” biasanya digandengkan dengan al-Qur’an dan Sunnah
(wahyu).Sedangkan kata “dalil” dapat digandengkan dengan kata al-
Qur’an dan Sunnah,Ijma’, Qiyas, maslahat mursalah, isthisan, ‘Urf dan
lainnya.2
Ada dua sumber hukum dalam Islam yang tidak dapat dipisahkan
walaupun biasanya dibedakan yaitu: Al-Qur’an dan Sunnah.
B. Al-Qur’an
 Pengertian
Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan” dan menurut istilah
Ushul Fiqh Al-Qur’an berarti “kalam (perkataan) Allah yang diturunkan-
Nya dengan perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
dengan bahasa Arab serta dianggap beribadah membacanya”.
Al-Qur’an mulai diturunkan di Mekkah,tepatnya di Gua Hira pada
tahun 611 M, dan berakhir di Madinah pada tahun 633 M, dalam jarak
waktu kurang lebih 22 tahun beberapa bulan. Ayat pertama diturunkan
adalah ayat 1 sampai dengan ayat 5 Surat al-‘Alaq.

1
Eka Putra, “Adat Dan Syara’” 13 (2015): 119.
2
Putra, 120.
 Kehujjahan Al-Qur’an
Para Ulama’ sepakat menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber
pertama dan utama bagi penetapan hukum dalam Islam dan sebuah
kewajiban bagi setiap muslim mengikuti hukum hukumnya, taat terhadap
perintah di dalamnya, dan menjauhi larangan di dalam nya.
Abdul Wahab Khallaf mengatakan bahwa “ kehujjahan Al-Qur’an
itu terletak pada kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada
keraguan atasnya”. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang Artinya:
“Kitab (Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa” (Q. S. Al-Baqarah, 2 :2). Berdasarkan ayat tersebut yang
menyatakan bahwa kebenaran Al-Qur’an itu tidak ada keraguan padanya,
maka seluruh hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an
merupakan Aturan-Aturan Allah yang wajib diikuti oleh seluruh ummat
manusia sepanjang masa hidupnya.
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa seluruh Al-Qur’an sebagai
wahyu, merupakan bukti kebenaran Nabi SAW sebagai utusan Allah,
tetapi fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi seluruh ummat
manusia.
Mukjizat memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa
manusia membuatnya karena hal itu adalah di luar kesanggupannya.
Mukjizat merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada
para Nabi dan Rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan mereka,
dan untuk menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukanlah buatan
mereka sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah SWT. Seluruh
nabi dan rasul memiliki mukjizat, termasuk di antara mereka adalah
Rasulullah Muhammad SAW yang salah satu mukjizatnya adalah Kitab
Suci Al-Qur’an.
 Qat’I dan Zanni dalam Al-Qur’an
Qat’I adalah ayat yang menunjukkan makna satu (pasti) dan tidak
mengandung makna lain. Seperti lafadz “ )٦ : ‫ادة‬AA‫وهكم (الم‬AA‫ ”فاغسلوا وج‬yang
artinya “maka basuhlah mukamu”dan lafadz “)٣٢ :‫راء‬AA‫ا (االس‬AA‫”وال تقربوا الزن‬
yang artinya “dan janganlah kamu dekati zina”. Dua lafadz tersebut
menunjukkan arti yang jelas dan tidak mengandung makna lain.
Zanni adalah lafadz yang menunjukkan dua arti atau lebih. Seperti
lafadz ‫روء‬AA‫ ق‬dalam ayat "‫روء‬A‫ة ق‬A‫هن ثالث‬A‫ن بأنفس‬A‫ة يتربص‬AA‫ "والمطلق‬dalam lafadz
tersebut mengandung dua arti yaitu suci dan haid.
 Kandungan hukum dalam Al-Qur’an
Hukum I’tiqodiyah, adalah hukum-hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT,mengenai apa-apa yang harus
diyakini dan yang harus dihindari sehubungan dengan
keyakinannya,seperti keharusan mengesakan Allah dan larangan
mempersekutukan-Nya.
Hukum Khuluqiyah, adalah hukum-hukum yang mengatur
hubungan pergaulan manusia mengenai sifat-sifat baik yang harus dimiliki
dan sifat-sifat buruk yang harus dijauhi dalam kehidupan bermasyarakat.
Hukum Amaliyah, adalah hukum-hukum yang menyangkut tindak
tanduk manusia dan tingkah laku lahirnya dalam hubungan dengan Allah
SWT,dalam hubungan dengan sesama manusia,dan dalam bentuk apa-apa
yang harus dilakukan atau harus dijauhi.

Anda mungkin juga menyukai