Anda di halaman 1dari 4

Kedudukan, Fungsi Hadits dan Perbandingannnya dengan Al-

Quran

Pengertian hadits adalah segala bentuk perkataan, perbuatan, persetujuan serta beberapa
ketetapan dari Rasulullah SAW yang dijadikan sebagai suatu dasar ketetapan dalam hukum
agama Islam.Secara harfiah, hadits berarti perkataan atau percakapan. Sedangkan menurut
terminologi dalam agama Islam, hadits merupakan ketetapan dan hukum dalam agama Islam
yang berasal dari perkataan, perbuatan, berikut ketetapan dan juga persetujuan dari Rasulullah
SAW. Hadits termasuk salah satu sumber hukum dalam Islam selain Al-Qur’an, ijma dan juga
qiyas.

Menurut ahli hadits diantaranya adalah Al Hafidz dalam Syarh Al bukhary dan Al Hafizh dari
Shakawu, hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan juga keadaan dari Nabi Muhammad SAW
termasuk didalamnya segala macam keadaan beliau yang diriwayatkan dalam sejarah baik itu
tentang kelahiran beliau, tempat tempat tertentu dan peristiwa peristiwa tertentu yang berkaitan
dengan itu, baik sebelum dibangkitkan sebagai Rasulullah maupun setelahnya.

Kedudukan hadist dari segi statusnya sebagai dalil dan sumber ajaran islam, menurut jumhur
ulama adalah menempati posisi kedua setelah al-quran. Hal tersebut bisa dipahami dari hadits
yang berasal dari Mu’adz berikut :
Artinya:
Bahwasannya tatkala Rasulullah SAW hendak mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, beliau
bertanya kepada Mu’adz, “Bagaimana engkau memutuskan perkara jika diajukan kepadamu?”
Maka Mu’adz menjawab, “Aku akan memutuskan berdasarkan kitab Allah (Al-Quran).” Rasul
bertanya lagi, “Apabila engkau tidak menemukan jawabannya di dalam Kitab Allah ?” Mu’adz
berkata, “Aku akan memutuskannya dengan sunnah.” Rasul selanjutnya bertanya, “Bagaimana
kalau engkau juga tidak menemukannya di dalam sunnah dan tidak di dalam Kitab Allah ?”
Mu’adz menjawab, “Aku akan berijtihad dengan menggunakan akalku” Rasul SAW menepuk
dada Mu’adz seraya berkata, “Alhamdulillah atas taufik yang telah dianugerahkan Allah kepada
utusan RasulNya.”

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman dalam Qur’an surat an-nisa` ayat 59:

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَإ ِ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى هَّللا ِ َوال َّرسُو ِل إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ ِ‫تُ ْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر ۚ ٰ َذل‬
‫ك َخ ْي ٌر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِوي ًل‬
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Sedangkan Al Qur'an menepati tingkat paling atas karena di antara keistimewaan Al Qur'an itu
ialah perpindahan itu jelas, terang.Bukti bahwa Al Qur'an itu adalah hujah terhadap orang dan
hukum-hukum Al Qur'an itu merupakan undang-undang yang wajib bagi orang mengikutinya
yaitu datang dari Allah, berpindah kepada orang dari Allah dengan jalan qath'i,tidak diragukan
tentang sahnya itu.Jadi Al Qur'an sudah menempati jaminan keutuhannya, kesempurnaannya dan
kebenarannya oleh Allah sedangkan hadist tidak terjamin kemurnian maka dari itu hadist
menempati kedudukan kedua setelah Al Qur'an sebagai sumber dan dalil-dalil ajaran Islam.

Fungsi Hadist
Di dalam Al Qur’an Allah SWT telah mewajibkan banyak kewajiban-kewajiban terhadap
manusia yang mana kewajiban tersebut masih bersifat global dan tidak terjelaskan secara
terperinci.Seperti perintah shalat,zakat,puasa,haji dan lain sebagainya akan tetapi belum
dijelaskan bagaimana melaksanakan shalat,menunaikan zakat,berpuasa dan tata cara pelaksanaan
haji.Dalam hal demikian kita harus melihat kepada hadist karena hadist adalah sumber dalil
syar’i yang kedua.Allah SWT juga berfirman:

َ‫اس َما نُ ِّز َل إِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ‫َوأَ ْن َز ْلنَا إِلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(QS 16:44)

Apabila sekiranya,hadist itu bukan merupakan hujjah (argumen) dan tidak pula merupakan
penjelasan atas Al-Qur’an,sudah tentu kita tidak akan dapat melaksanakan bagaimana cara kita
beribadah dan melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an.Karena
itu,hadist,baik ia menjelaskan Al-Qur’an berupa penetapan sesuatu hukum,ummat islam wajib
mentaati.Apabila kita teliti,fungsi hadist terhadap Al-Qur’an minimal ada 3 fungsi:

1.Hadist dalam hal ini menetapkan dan mengokohkan ketentuan-ketentuan,hukum-hukum yang


sudah disebutkan di dalam Al-Qur’an.Hukum itu ada dua sumbernya yaitu dalil yang sudah pasti
dari Al-Qur’an dan dalil pendukung dari hadist-hadist nabi.Misalnya:perintah mendirikan
sholat,menunaikan zakat,melaksanakan puasa,melaksanakan haji,larangan syirik terhadap Allah
SWT,durhaka terhadap orang tua,sumpah palsu dan lain sebagainya diantara perintah-perintah
dan larangan-larangan yang ayat Al-Qur’an menginformasikan tentang hukum-hukum itu
kemudian hadist nabi ini mendukung atau menguatkan apa-apa hukum yang sudah terdapat
dalam Al-Qur’an maka kita bisa mengambil dalil dari Al-Qur’an atau pun hadist.

2.Hadist dalam aspek ini berupa penjelasan,merinci terhadap Al-Qur’an yang bersifat
global,menafsirkan serta membatasi keumuman hukumnya.Misalnya merinci waktu-waktu
shalat,jenis dan kadar ukuran nisab zakat,tata cara pelaksanaan haji dan umrah,ketentuan
transaksi yang halal dan haram dan lain-lain sebagainya.

3.Hadist juga menetapkan sesuatu hukum yang tidak terdapat di dalam Al-Qur’an.Hadist dalam
aspek ini bersifat mandiri dalam menetapkan hukum.Misalnya hukum larangan
memadu/poligami antara dua suadara perempuan,keharaman binatang buas,haram busana sutera
dan perhiasan emas bagi pria,keharaman saudara perempuan dan lain sebagainya.

Perbandingan Quran dan Hadits

Perbandingan dimaksud adalah persamaan dan perbedaan keduanya dari berasalnya dan
kedudukannya sebagai sumber ajaran Islam, yaitu

Persamaannya

Tentang persamaan Al Quran dan Hadits adalah sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
Hadits dan Al-Quran adalah sama-sama sumber ajaran Islam, dan bahkan pada hakikatnya
keduanya adalah sama-sama wahyu dari Allah SWT.

Perbedaannya

Meskipun Hadits dan Al-Quran adalah sama-sama sumber ajaran Islam dan dipandang sebagai
wahyu yang berasal dari Allah SWT, keduanya tidaklah persis sama, melainkan terdapat
beberapa perbedaan al Quran dan Hadits itu sendiri. Untuk mengetahui perbedaannya, perlu
dikemukakan terlebih dahulu pengertian dan karakteristik dari Al-Quran, sebagaimana halnya
dengan Hadits.

Kata Al-Quran dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar dari kata qara'a, yang berarti
"bacaan" (al-qira'ah). Di dalam QS Al-Qiyamah [75]: 17 disebutkan:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu


pandai) membacanya.”

Selanjutnya, kata Qur'an secara umum lebih dikenal sebagai nama dari sekumpulan tertentu dari
Kalam Allah yang selalu dibaca hamba-Nya. (Wahbah Al Zuhayli, Ushul al-Fiqh al-Islami;
Beirut Dar Al Fikr, 1986, juz. 1 hal. 420).
Dengan demikian, secara terminologis Al-Quran berarti:

“Dia (Al-Quran itu) adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan
bahasa Arab, mengandung mukjizat meskipun dengan suratnya yang terpendek, terdapat di
dalam mushhaf yang diriwayatkan secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, dimulai
dengan surai Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas”.

Shubhi al-Shalih memilih definisi yang lebih ringkas, yang menurutnya telah disepakati oleh
para ahli Ushul Fiqh, para Fuqaha, dan Ulama bahasa Arab yaitu sebagai berikut :

“Kalam Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, terdapat
di dalam mushhaf, yang diriwayatkan dari Nabi SAW secara mutawatir, serta membacanya
merupakan ibadah”.

Dari definisi di atas jelas terlihat kekhususan dan perbandingan antara Al-Quran dengan Hadits,
yaitu:

1. Bahwa Al Quran adalah Kalam Allah dan bersifat mukjizat. Kemukjizatan Al-Quran
tersebut di antaranya terletak pada ketinggian balaghah (kandungan sastra)-nya yang
mencapai tingkatan di luar batas kemampuan manusia, sehingga masyarakat Arab
khususnya dan manusia pada umumnya tidak mampu untuk menandinginya. Dari segi ini
terlihat perbedaan yang nyata antara Al-Quran dengan Hadits, yaitu bahwa Hadits
maknanya bersumber dari Allah (Hadits Qudsi), atau dari Rasul SAW sendiri
berdasarkan hidayah dan bimbingan dari Allah (Hadits Nabawi), dan lafadznya berasal
dari Rasul SAW serta tidak bersifat mukjizat, sedangkan Al-Quran makna dan lafadznya
sekaligus berasal dari Allah SWT, dan bersifat mukjizat."(Al-Zuhayli, Ushul al-Fiqh; juz.
I, hal.421-422)
2. Membaca Al-Quran hukumnya adalah ibadah, dan sah membacai ayat-ayatnya di dalam
shalat, sementara tidak demikian halnya dengan Hadits.
3. Keseluruhan ayat Al-Quran diriwayatkan oleh Rasul SAW periwayatan yang
menghasilkan ilmu yang pasti dan yakin keautentikannya pada setiap generasi dan waktu.
Ditinjau dari segi periwayatannya tersebut, maka nash-nash Al-Quran adalah bersifat
pasti wujudnya atau qath’i al-tsubut. Akanalnya Hadits, sebagian besar adalah bersifat
ahad dan zhanni al-wurud, yaitu tidak diriwayatkan secara wutawatir. Kalaupun ada,
hanya sedikit sekali yang mutawatir lafadz dan maknanya sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai