Anda di halaman 1dari 17

Cahaya, Cinta dan

Canda; M. Quraish
Shihab
PENULIS: MAULUDDIN ANWAR, LATIEF SIREGAR & HADI MUSTOFA
Komentar beberapa Tokoh

“Sekiranya rahim kaum


Muslim sedunia dapat lebih
M. Quraish Shihab adalah Ulama banyak melahirkan ulama  “Siapapun Anda, bila anda
besar yg produktif dalam semisal dan sekelas Quraish manusia normal, anda pasti
berkarya, santun dan mendalam Shihab yg selalu senang dan asyik berada
dalam menyampaikan menampilkan wajah Islam yg bersama manusia yang
keagamaan. Yang berkenalan teduh, cerah, mendalam dan menyenangkan ini. Anda
hatinya, akan langsung cocok. memikat, maka rasanya kita akan mendapat pencerahan
Yang tidak akan berjauhan. boleh bernafas lega.” Ahmad dan luberan ilmunya” KH.
(Sandiaga S. Uno) Syafi’i Maarif Musthofa Bisri
Beberapa Fragmen kehidupan MQS

 Bab 1: Masa Kecil


 Bab 2: Nyantri di Malang
 Bab 3: Ke Kairo Berburu Doktor
 Bab 4: Cinta dan Canda di tengah keluarga
 Bab 5 : Melayani Bangsa
 Bab 6 : Menjawab Kontroversi
 Bab 7 : Reproduksi Generasi Qur’ani
Bab 1: Masa Kecil MQS

 Arti nama ‘Quraish’: Selain tabarruk dengan nama suku terhormat di kota
Mekkah, dlm bhs Arab juga berarti ‘ikan hiu kecil’.

“Aba mengajarkan anak-anaknya dan sesama keturunan Arab untuk menyatu


dengan Indonesia. Karena itu, secara umum keluarga Shihab dan Shahab
tidak mengenakan peci putih khas orang Arab, melainkan peci hitam.
Mengenakan celana, bukan jubah.”

“Biarlah orang mengenali kita dari akhlak dan karya kita”


Habib Abdurrahman
“ Aba tidak akan meninggalkan harta buat kalian, tapi semoga Shihab; Ayah dari M.
bekal pendidikan dapat aba usahakan. Kalau perlu Aba jual gigi” Quraish Shihab.
Beliau seorang
pendidik, politisi dan
pengusaha.
Shihab adalah marga yang sudah melekat pada leluhur Quraish dari pihak Aba selama ratusan tahun.
Merujuk pada dua ulama besar, Habib Ahmad Syahabuddin al-Akbar (W. 946 H, Tarim) dan cucunya
Habib Syahabuddin al-Ashgar (W. 1036 H).

Arti Syihab dan Syahab sama yaitu “Suluh Api”. Tetapi, yg tepat adalah Syihab. Seperti dlm al-Qur’an:
Illa man istaraqa as-sam’a faatba’ahu syihabun mubin

Aba dan Emma’ tak hanya memperhatikan pendidikan putra-putrinya. Rumah mereka yang
bertingkat 3 dijadikan penampungan bagi pelajar-mahasiswa yang merantau ke Makassar.

“Jika saya marah kepada anak, saya tidak mengutuknya. Saya hanya berucap semoga Allah
memberinya petunjuk.” kata Emma’.
Emma’ sangat kontras dengan Aba dalam hal mendidik anak, Aba jarang menegur secara
langsung kalau anak-anaknya melakukan kesalahan, apalagi menimpakan hukuman fisik.
Pendidikan Moderat Sejak Dini
“Sejak kecil, Quraish memang selalu memilih jadi penengah, bila
kakak-adiknya berselisih. Dia tidak suka marah, tidak pernah
tersinggung. Kalau saudaranya berkelahi, dia menjadi pendamai”
tutur kakak Quraish.
“Saya bukan NU, Muhammadiyah, Sunni atau Syiah” .
Sayalah yang paling konsisten di antara kakak-adik. Berada di
tengah, dan memilih organisasi yang lebih menyatukan umat.

Pesan Aba, “kebenaran dalam rincian ajaran agama bisa beragam


dan satu-satunya cara untuk hidup harmonis adalah
mengedepankan tasamuh (toleransi), tanpa melunturkan
keyakinan dan tradisi yang kita anut” => sikap menjauhi
fanatisme.
Bab 2: Nyantri di Malang

“ Saya satu-satunya santri yang belajar di dua lembaga pendidikan sekaligus.


Ini membuat iri santri-santri lain”, kata Quraish.

Ada 4 tahapan pendidikan di pesantren darul hadis al-faqihiyah: i’dady,


ibtida’iyah, tsanawiyah dan ‘aliyah.
“Popularitas di mata manusia bukanlah tujuan. Siapa yg mengidamkannya,
sesungguhnya ia kecil belaka. Luruskan niat, hindari gemerlapnya dunia,
jauhilah aib dan keburukan”

Ajaran untuk selalu mencintai ahlul bait, “seandainya mencintai


keluarga Nabi dianggap Syi’ah, maka saksikanlah aku adalah seorang
syi’ah”. Imam al-Syafi’i

Pesan Habib kepada Quraish, “Jangan pernah pisahkan namamu


dari Muhammad. Sebutlah selalu Muhammad Quraish Shihab.”

Habib Abdul Qadir Bilfaqih. Pendiri


(12 Februari 1945) sekaligus
pimpinan Ma’had al-Faqihiyah. W.
19 November 1962.
Bab 3: Ke Kairo Berburu Doktor
Pesan dari Aba, “Jangan Pulang sebelum Doktor.”

‫ ولم أر في عيوب الناس عيبا َكنَ ْقص القادرين على التمام‬: ‫المتنبي‬
“al-Mutanabby: aku tidak pernah melihat aib manusia yang
paling buruk melainkan berhenti berusaha, padahal ia
mampu meraih kesempurnaan”

Syekh Abdul Halim Mahmud (dekan fakultas Ushuluddin)


membesarkan hati Quraish, karena ia sempat gagal masuk
jurusan Ilmu Tafsir karena memperoleh nilai Bahasa Arab 5.5,
sedikit di bawah ambang batas masuk jurusan Ilmu Tafsir
yakni nilai 6.

Sempat pulang ke tanah air setelah menyelesaikan Magister di


bidang tafsir, dengan judul Tesis: al-I’jaz at Tasyri’i li al-
Qur’an al-karim. Menjabat wakil rektor IAIN Alaudin
Makassar.
Bab 4: Cinta dan Canda di Tengah Keluarga

 “Pak Quraish, kalau mau kawin, jangan


tanya akal, tapi tanya hatimu. Karena kalau Þ Tanggal 17 Ramadhan (11 September 1976) lahirlah
tanya akal pasti ada saja kekurangan. Tapi, anak pertama yg diberi nama Najelaa (makna
kalau hati sudah mantap, carikan pembenaran harfiahnya, terbuka).
akal” Þ 16 September, satu tahun berikutnya lahirlah Najwa
 Tak lama sepulang Quraish ke Makassar (dari (makna harfiahnya, percakapan atau bisikan).
Solo bertemu Fatmawaty), surat pertama pun Þ 29 Agustus 1982 lahir Nasywa (puncak
datang ke Fatmawaty “Bolehkah aku kegembiraan).
memanggilmu, Mama”. Kalimat bersayap. Di Þ 1 Juli 1983 lahir Ahmad, jabang bayi laki-laki yg
keluarga, Fatmawaty dipanggil Mama, tapi diharap oleh Quraish.
Þ 30 Agustus 1986 lahir anak terakhirnya, Nahla
maksud Quraish sesungguhnya ingin bilang,
(sumber kebaikan).
Mama dari anak-anakku.
 Hanya berbilang bulan sesudah lamaran,
Quraish dan Fatmawaty menikah pada 2
Februari 1975. Usia Fatmawaty 10 tahun
lebih muda dari pada Quraish.
Pendidikan Quraish kepada Anak2nya

 “Engkau dapat berusaha menyerupai


anakmu, tapi jangan membuat mereka
menyerupaimu, karena kehidupan tidak
pernah berjalan mundur, tidak juga Meski sepanjang hidupnya belajar agama, tak ada anaknya
tenggelam di masa lampau.” yang mengikuti jejaknya sebagai ahli tafsir. Dia lebih suka
mendorong anak-anak mempelajari yang mereka sukai.
 “Jika orang tua mematok anak menjadi Quraish hanya memberi pertimbangan. Elaa pun menjadi
sosok yang dia inginkan, bisa jadi anak akan psikolog, Nana kuliah hukum, Chacha psikolog, Ahmad
mengikuti permintaan orang tua untuk menekuni IT dan Hala menjadi dokter.
menunjukkan ketaatan. Tapi itu hanya akan
menjadi beban bagi anak, dan tidak akan
mengantarkan dia menjadi manusia yg
sukses dan bahagia.”
 “Fondasi agama dan akhlak, tidak bisa
hanya dibentuk di sekolah, melainkan yang
utama dibangun di rumah.”
Bab 5: Melayani Bangsa Þ “Siapa yang dianugerahi pemahaman al-Qur’an, lalu
menduga ada yang lebih agung dari pada itu, maka
dia telah melecehkan yang teragung.”
Þ Menjabat sebagai Wakil Rektor IAIN Alauddin
Makassar
Þ Menjabat Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Þ Menjabat Ketua MUI Pusat sejak 1984.
Þ Anggota Lajnah Pentashih al-Qur’an Depag, 1989.
Þ Asisten Ketua Umum ICMI, 1990.

‘kalau kamu mau dihormati orang, berilmulah.


“Bukan hanya gedung dan perpustakaan yang
Jabatan itu penghormatan yang bersifat
dibutuhkan, tapi juga ahli yang mampu
sementara. Kekayaan juga demikian’
mengintegrasikan kedua bidang ilmu yang selama ini
seolah-olah terpisah.”
“Pengalaman masa lalu dan masa kini membuktikan,
“prinsip hidup: awalnya tak punya apa-apa, lalu banyak pemangku jabatan yang ketika menerimanya
saya diberi, kalau itu diambil lagi, saya tak rugi.” menduga bahwa jabatan itu ni’mat (anugerah), tetapi
berakhir dengan niqmat (murka dan kebencian)”
Bab 6: Menjawab
Kontroversi

Tuduhan Syi’ah; Adili Saya


seperti Abu Zayd
Sunni Syi’ah Bergandengan
Tangan, mungkinkah?
 “Bicaralah soal Syi’ah masa kini, kalau masa lalu memang ada syi’ah ghulat yang sesat,
yang percaya bahwa Ali itu Nabi”
 “Upaya mendekatkan adalah keniscayaan yang dituntut agama, demi kepentingan jangka
pendek dan panjang umat.... Pendekatan itu bukan bermaksud menjadikan mereka
menyatu, tapi mengundang mereka memahami sikap masing-masing secara objektif dan
adil, lalu bergandengan tangan tanpa melebur identitas.”
 Biarlah yang syiah tetap syiahnya dan yang sunni tetap sunni, namun, keduanya berjalan
mengarah ke depan menuju kejayaan.
Terhormat Tanpa Jilbab

 Sudahkah menutup “Banyak pihak yg menganggap bahwa Quraish berpendapat: wanita


aurat? muslimah tidak harus berjilbab. Anggapan seperti itu muncul dari
kesimpulan yang keliru atas pandangan qurais soal jilbab.”

“Sampai saat ini saya tidak punya pendapat soal Jilbab.


Itulah pendapat saya.” (tawaquf)

“Tugas saya bukan menyenangkan sekelompok orang.


Amanah ilmiah mendorong saya untuk menjelaskan
keragaman hidangan ilahi, termasuk soal jilbab.”
Bab 7: Reproduksi Generasi Qur’ani.

Semasa kuliah, Quraish mengidolakan  “Saya merasa tidak hidup kalau tidak menulis.
sejumlah penulis Mesir. Salah satunya Abbas Saya sangat nyaman di depan komputer, dan
Mahmud al-Aqqad, seorang jurnalis, saya tidak pernah kehabisan ide.
sejarawan, filosof, penyair, kritikus sastra dan
pengamat politik
“Ilmu itu ibarat hewan buruan, dan tulisan
adalah ibarat tali pengikatnya. Ikatlah hewan
Quraish punya rahasia di balik produktivitas buruanmu dengan tali yang kuat.”
kepenulisannya: secangkir teh manis yang
selalu menemani. Dan harus buatan sendiri,
bahkan teh racikan istrinya pun tak mempan
di lidah Quraish.
Al-Misbah, Karya monumental.

Þ Tugas yang awalnya nyaris ditolak Quraish, justru membawa berkah.


“Kalau bukan karena Pak Habibie, mungkin Tafsir al-Misbah tak akan
pernah terbit.”

Þ Kutipan terhadap karya mufassir lain: Muhammad Thanthawi. Al-


Sya’rawi. Sayyid Quthb. Ibnu ‘Asyur. Husein thabathaba’i.

Þ Perpaduan antara metode tahlili dan maudlu’iy serta bercorak Ijtima’i


(Kemasyarakatan), uraian-uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah kekinian di masyarakat (kontekstual).
Pusat Studi al-Qur’an (PSQ)

Lokasi : Pesantren Bayt al-Qur’an Pondok Cabe


Tangerang Selatan, Yayasan pimpinan Husein Ibrahim dan
Ibrahim (besan Quraish)

“Kami ingin membumikan pesan-pesan al-Qur’an


kepada masyarakat melalui kader-kader di PSQ,
dengan cara pandang Wasathiyyah yakni
mengedepankan kemudahan dalam beragama,
keterbukaan dan penghormatan terhadap keragaman.”

Anda mungkin juga menyukai