Anda di halaman 1dari 9

MABĀHITH FĪ AL-TAFSIR AL-MAWD̩Ū’Ī KARYA MUS̩T̩ĀFA

MUSLIM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir Maudhu’i

Dosen Pengampu
Azzah Nurin Taufiqotuzzahro, M. A

Oleh:

Hayya Ruhama : 2020.01.01.1806


Lulu’atun Nisa’ : 2020.01.01.1604
Rahmawati Nur Hidayah : 2020.01.01.1598
Saniatun Niswah : 2020.01.01.1720
Siti Maratus Sholikah : 2020.01.01.1665

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-ANWAR
SARANG REMBANG JAWA TENGAH
2021
MABĀHITH FĪ AL-TAFSIR AL-MAWD̩Ū’Ī KARYA MUS̩T̩ĀFA
MUSLIM
Oleh: Hayya Ruchamma Luluatun Nisa’, Rahmawati Nur Hidayah, Saniatun
Niswah, dan Siti maratus sholikah.
A. Pendahuluan
Membahas seputar al-Qur`an, yang merupakan kitab suci dan sumber
pedoman bagi seluruh umat Muslim tanpa terkecuali. Setiap muslim dianjurkan
untuk mempelajari al-Qur`an itu sendiri, dan dalam mempelajarinya tentunya
dibutuhkan penafsiran mengenai suatu ayat dalam al-Qur`an dan saat
menafsirkannya seseorang tidak bisa melakukannya dengan sembarangan tanpa
terpenuhinya syarat-syarat seorang penafsir.
Dalam menafsirkan al-Qur`an, banyak para penafsir yang mengaplikasikan
salah satu metode dalam berbagai macam penafsiran itu sendiri, di antaranya ada
yang menggunakan metode tafsir maudhu’i. dan salah seorang mufasir yang
menafsirkan menggunakan metode tersebut ialah Mus̩ t̩ āfa Muslim yang
dipaparkan dalam kitabnya Mabāhith fī al-Tafsir al-Mawd̩ū’ī.
Sebagaimana yang akan dipaparkan dalam makalah ini, mengenai siapa
Mus̩ t̩ āfa Muslim?. Bagaiamana langkah-langkah yang beliau gunakan dalam
metode ini?. Mengapa menggunakan metode tersebut?. Dan apa kelebihan dan
kekurangan dari metode yang beliau gunakan?.
B. Profil Mus̩ t̩ āfa Muslim
Mustafa Musallam Muhammad yang biasa disebut Mus̩ t̩ āfa Muslim (1940
-17 April 2021) adalah seorang sarjana Suriah yang berspesialisasi dalam
interpretasi, lahir pada tahun 1940 AD di Ayn al-Arab di provinsi Aleppo di
Suriah utara dan meninggal kemarin Sabtu, 17 april 2021 dalam usia 81 tahun,
akibat terinfeksi virus Corona, di kota Gaziantep, Turki selatan. Ia dianggap
sebagai salah satu cendekiawan terkemuka di bidang interpretasi, dan pengawas
Encyclopedia of Objective Interpretation. Ia mempunyai saudara politik, Saleh
Muslim Mohammed yang pernah berjuang bersama mantan presiden dari Partai
Uni Demokratik (PYD). Meskipun Beliau tahu pandangan dan posisi nya
bertentangan dengan posisi dan pandangan saudaranya, yakni mendukung Turki.
Mus̩ t̩ āfa Muslim mendapat gelar Sarjana Syariah pada tahun 1965, dari
Sekolah Tinggi Syariah di Universitas Damaskus, gelar Master dalam bidang
tafsir dan ilmu Al-Qur'an pada tahun 1969, dari Fakultas Fundamental Agama
Universitas Al-Azhar, dan gelar doktor dari universitas yang sama pada tahun
1974. Ia bekerja sebagai guru di Arab Saudi selama 9 tahun dan asisten profesor
di Universitas Imam Muhammad bin Saud di Riyadh dari tahun 1974-1984,
seorang profesor di universitas yang sama dari tahun 1984-1994, dan seorang
profesor dari 1994-1997.
Mus̩ t̩ āfa Muslim juga pernah bekerja sebagai profesor di Universitas Sharjah
dari tahun 1997 hingga 2010, selain mengepalai jurusan al-Qur `an dan ilmu-ilmunya,
advokasi dan perhitungan, dan Jurusan Syariah di universitas yang sama, dan Ia pernah
menjadi rektor Universitas Al-Zahra di kota Gaziantep, Turki. Ia banyak membimbing
penelitian dan tesis di universitas, serta banyak simposium ilmiah dan memiliki banyak
penelitian, termasuk "Melihat Sekolah Mental Modern", "hambatan penerapan hukum
Islam", "kesempatan dan implikasinya terhadap keajaiban Al-Qur'an yang Mulia”,
“Pembacaan artikel surat kabar (dokumen) Nabi, dan “praktik yang salah dalam
membesarkan anak”.
Selama dua dekade terakhir, Mus̩ t̩ āfa Muslim telah menerbitkan banyak buku,
termasuk “Ekstrimisme dan Kekerasan dan Dampaknya terhadap Panggilan”,
“Keajaiban dan Utusan Tuhan”, “Jalan Visi di Kerajaan Negeri”, “Penafsiran dalam
Urutan Wahyu,” “Budaya Islam”, dan “Kejadian dan Dampaknya terhadap Penafsiran
Al-Qur`an”, dan “Keajaiban al-Qur`an Mulia di Zaman Komputer.
C. Latar Belakang Pendidikan Mus̩ t̩ āfa Muslim
Mus̩ t̩ āfa Muslim merupakan seorang pakar ahli dalam bidang ilmu al-
Qur`an dan tafsir. Lahir di Syiria pada tahun 1940. Riwayat pendidikan
Musthafa Muslim merupakan alumni S2 dan S3 dari Univertas al-Azhar Mesir.
Selesai pendidikan S2 dan S3 Musthafa Muslim bekerja atau mengejar di
pondok pesantren Saudi. Karirnya berkembang pesat hingga Musthafa Muslim
menjadi rektor di sebuah Universitas Zuharā Turki.1

Dalam kitabnya Mabāhits fī al-Tafsīr al-Mawdhū’ī Musthafa Muslim


membagi menjadi empat pokok bagian. Pertama, yaitu pembahasan terkait definisi
tafsir mawdhū’ī perkembangan, pertumbuhan serta corak dan urgensi tafsir
mawdhū’ī itu sendiri. Pembahasan kedua Musthafa Muslim menjelaskan terkait
metode tafsir mawdhū’ī yang digunakannya. Keempat yaitu membahas terkait
1
Miftah Ilmi Hidayatulloh, Konsep dan Metode Tafsir Tematik (Studi Komparasi antara Al-Kumi
dan Musthafa Muslim), (Yogyakarta: Al Bayan 2018), 134-135.
‫‪Ilmu Munāsabāt dan al-Tafsīr al- Mawdhū’ī. Terakhir atau pembahasan keempat‬‬
‫‪Musthafa Muslim baru membahas tentang implementasi atau contoh tafsir‬‬
‫‪mawdhū’ī.‬‬

‫‪D. Karya Mus̩ t̩ āfa Muslim‬‬

‫‪.‬مباحث في إعجاز القرآن – من منشورات دار القلم‪ -‬دمشق‬

‫‪.‬مباحث في علم المواريث – من منشورات دار المنارة‪ -‬جدة‬

‫‪.‬مباحث في التفسير الموضوعي – من منشورات دار القلم‪ -‬دمشق‬

‫‪.‬معالم قرآنية في الصراع مع اليهود – من منشورات دار القلم‪ -‬دمشق‬

‫مناهج المفسرين (التفسير في عهد الصحابة)‪ -‬من منشورات دار ا لمسلم‪ -‬ا‬
‫‪.‬لرياض‬

‫تفسير القرآن العظيم (لعبد الرزاق الصنعاني) تحقيق ‪ 3‬مجلدات مكتبة الرشد‪-‬‬
‫‪.‬الرياض‬

‫‪.‬تربية األسرة المسلمة في ضوء سورة التحريم‪ -‬دار المنار‪ -‬مكة المكرمة‬

‫مقرر التفسير للسنة الثالثة المتوسطة في المعاهد العلمية بالسعودية – مطابع‬


‫‪.‬جامعة اإلمام بالرياض‬

‫مقرر التفسير للسنة األولى المتوسطة الثانوية في المعاهد العلمية بالسعودية‪-‬‬


‫‪.‬مطابع جامعة اإلمام بالرياض‬

‫التفسير الميسر للقرآن الكريم (الجزء التاسع والعاشر) – طباعة مجمع الملك‬
‫‪.‬فهد بالمدينة المنورة‬

‫‪.‬المعجزة والرسول في ضوء سورة الفرقان – دار القلم – دمشق‬

‫مسالك األبصار في ممالك األمصار (لفضل هللا العمري) تحقيق مشترك‪،‬‬


‫‪.‬وزارة الثقافة‪ ،‬اإلمارات العربية المتحدة‬

‫الثقافة اإلسالمية‪ :‬تعريفها‪ ،‬مصادرها‪ ،‬مجاالتها‪ ،‬تحدياتها‪ -‬مشترك‪ ،‬دار‬


‫‪.‬البشير – الشارقة‬
(‫ مشترك – إعداد قسم )الزيادة واإلحسان في علوم القرآن‬-‫البن عقيلة المكي‬
2006 ‫ نشر جامعة الشارقة‬-‫ طبع في عشر مجلدات‬.‫الدراسة‬.

(‫ طبع في )جامع البيان في القراءات السبع‬.- ‫ مشترك‬-‫ألبي عمرو الداني‬


‫ م‬2007 ‫ نشر جامعة الشارقة‬.‫ثالث مجلدات‬.

(‫ مشترك (إشراف) )الهداية إلى بلوغ النهاية‬-‫لمكي بن أبي طالب القيسي‬


‫ م‬2008 ‫ نشر جامعة الشارقة‬.‫ طبع في ثالثة عشر مجلدًا‬.‫إعداد قسم الدراسة‬.
2
(‫)التفسير الموضوعي لسور القرآن الكريم‬- ‫ نشر جامعة‬.‫ طبع‬-‫مشترك‬
‫ م‬2010 ‫الشارقة‬.
E. Metode mawdhu’i Mus̩ t̩ āfa Muslim dan Alasan Menggunakan Metode
Tersebut
Metode penafsiran yang dilakukan Mus̩ t̩ āfa Muslim, pada intinya sama
dengan yang dirinci oleh al-Famawi, dan metode tersebut ialah sebagaimana
berikut:3
1. Memilih satu tema pokok untuk bahan kajian setelah menetukan batasan dan
kandungan tema dalam ayat-ayat al-Qur`an.
2. Mengumpulkan ayat-ayat yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
3. Menyusun ayat-ayat yang telah dikumpulkan sesuai dengan masa turunnya.
4. Memberikan penafsiran pada ayat-ayat tersebut dengan merujuk pada kitab
tafsir tahlili dan menjelaskan asbabun nuzulnya jika ayat tersebut memiliki
asbabun nuzul.
5. Menarik unsur-unsur pokok dari sebuah tema yang ada dalam ayat-ayat
tersebut setelah mufassir menguasai kandungan makna seluruh ayat.
6. Memberikan penafsiran pada ide-ide pembahasan secara global. Selain itu,
juga mengungkapkan kandungan ayat dengan dukungan hadis-hadis yang
sesuai dengan tema. Serta berusaha menghapus kesan antar ayat yang
kontradiksi dengan cara mengungkap hikmah keberadaan ayat-ayat yang
kontradiktif dalam al-Qur`an.
7. Mengacu kepada metodelogi ilmiah saat menetapkan pembahasan.

2
Diakses pada 25 oktober 2021 https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q= ‫مصطفى‬
‫ ويكيبيديا‬- ‫مسلم‬.html
3
Musthafa Muslim, Al-Mabāhits fī at-Tafsīr al-Maudhū’i, (Damaskus: Dār al-Qalam, 1421 H/
2000 M), 37-39.
8. Hendaknya seorang mufasir bertujuan untuk mengungkap kebenaran dengan
mengungkap hikmah penetapan hukum al-Qur`an dan mengemukakan
kebenaran tersebut secara tepat dan realistis agar pembaca dapat
menerimanya.4
Selain delapan langkah di atas, Mus̩ t̩ āfa Muslim juga memaparkan
tahapan-tahapan menafsirkan surah ataupun mengambil tema pokok dalam
surah, tahapan-tahapan tersebut yaitu:
1. Menjelaskan terlebih dahulu mengenai seluk beluk suatu surah yang akan
dibahas, seperti makkiyyah atau madaniyah, sebab turunnya surah atau ayat
dan sebagainya.
2. Mencari tahu tema poko yang paling utama dan juga paling menonjol dalam
surah tersebut.
3. Melakukan penafsiran dengan cara mengelompokkan ayat menjadi beberapa
bagian serta memberikan penjelasan mengenai ayat tersebut.
4. Menghubungkan bagian-bagian ayat tersebut, lalu diambil istinbatnya, tujuan
pokok yang mendasar dari suatu surah.
Mengenai tujuan atau alasan beliau mengapa menggunakan metode seperti
ini ialah karena metode seperti ini akan tetap actual seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan serta kehidupan manusia. Selain itu, dengan metode ini akan
mempermudah seseorang dan juga seorang mufasir mendapatkan gambaran
perspektif al-Qur`an yang memuaskan mengenai permasalahan-permasalahan
yang muncul.5
F.Tafsir Maudhui Karya Mustafa Muslim
Di daalam kitab tafsirnya, Dr. Mustafa Muslim menyebutkan bahwa, tafsir
maudhui adalah ilmu yang mengkaji satu surat atau lebih untuk memahami
sebuah pembahasan tentang suatu perkara berdasarkan perspektif maqhashid al-
Qur’an. 6Terdapat tiga macam metode tafsir maudhui, dintaranya yaitu:
1. Tafsir Tematik Kata
Tafsir tematik jenis ini fokus pada kata yang akan diteliti. Sehingga,
peneliti menentukan kata yang akan diteliti, kemudian mengumpulkan ayat-
4
Musthafa Muslim, Al-Mabāhits fī at-Tafsīr al-Maudhū’i, (Damaskus: Dār al-Qalam, 1421 H/
2000 M), 40.
5
Ibid, 28.
6
Mustafa Muslim, Mabahis, fi at-Tasir Maudhu’I, (Damaskus: Dar al-Qalam, 1989), 15.
ayat yang berhubungan dengan kata tersebut baik secara tekstual maupun
dalam bentuk derivasi kata. Setelah itu, peneliti menjelaskan penafsiran ayat-
ayat yang telah dikumpulkan serta menentukan konteks makna yang digunakan
dalam setiap ayat. Metode jenis ini akan emnyingkap makna dari suatu kata.
Karena tidak semua kata yang sama memiliki konteks makna yang sama, maka
metode dianggap sangat penting. Contohnya, seperti dalam kitab Islah al-
Wujud wa an-nadhair karya al-Damaghani tentang lafad ‫ خير‬yang empunya
delapan konteks makna yaitu, harta (Surat al-Baqarah), iaman (Surat al-Anfal,
Hud), islma (Surat al-Baqarah, Qof,, al-Mukminun), kesehatan (Surat al-
an’am), pahala (Surat al-hajj), makanan (surat al-qoshos), kemenangan dan
harta rampasan perang (Surat al-Ahzab)
2. Tafsir Tematik Al-Qur’an
Dalam metode ini, peneliti menenentuan topik yang akan dibahas.
Selanjutnya, penulis mengumpulkan ayat-ayat di dalam al-Quran yang
berkaitan dengan topik yang dibahas. Ayat-ayat tersebut kemudian diananlisis
penafsirannya.
3. Tafsir Tematik Surat Al-Qur’an
Metode ini hampir ssma dengan metode yang kedua. Namun, metode ini
hanya fokus pada satu surat saja. Peneliti mengkaji secara mendalam tema
tertentu dalam suatu surat tersebut mencakup asbabun nuzul, tartib surat
makkiyah dan madaniyah, gaya Bahasa, dan penjelasan tema serta munasabah
pada setiap potongan ayat.
Dr. Mustafa Muslim membagi manhaj tafsir maudhu’i dalam kitabnya
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Tafsir Mudhu’i Tema-Tema di Dalam Keseluruhan al-Qur’an
Dalam manhaj ini, peneliti memilih tema yang akan dikaji. Karena fokus
pada sebuah tema, maka wajib menggambarkan bagian-nagian tema tersebut.
Selain itu, mufassir juga harus mengelompokkan bahan-bahan ilmiah
disekitarnya dengan tetap memperhatikan langkah-langkah yang telah
ditetapkan.
Di dalam kitabnya, Mustafa menjelaskan tentang Uluhiyah. Ia
menjelaskan tentang uluhiyah dan fitrah, urgensi serta kelebihan al-Qur’an
dalam menjelaskan tentang tauhid, tingkatan hukum-hukum aqidah yang
disesuaikan dengan maslahat kehidupan masyarakat juga menyebutka macam-
macam dalil tentang tauhid kepada Allah.
2. Tafsir Maudhu’i Satu Surat
Sebagiamna ulama-ulama terdahulu maupun yang baru juga telah
mengarang tafsir tentang manhaj tafsir ini. Meskipun begitu, dalam
mengaplikasikan manhaj ini juga harus mengikuti langkah-langkah manhaj
ilmiah untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. Sebelum mulai
mengaplikaskan manhaj ini, mufassir perlu mengetahui asbabun nuzul surat
maupun potongan-potongan di dalam surat. Pengertian hadf asasi surat atau
yang berhubungan seputar surat. Di dalam manhaj ini, Mustafa mengambil
contoh tafsir maudhu’i surat al-Kahfi.
G. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tafsir karya Mus̩ t̩ āfa Muslim
Tafsir karya Mus̩ t̩ āfa Muslim memiliki metode tematik, atau pembahasan
ayat berdasarkan tema-tema yang akan dibahas dan tidak beralih pada
pembahasan lain kecuali pembahasan tersebut telah selesai. Dalam
pembahasannya juga ditambahkan pembahasan ilmiyah yang berkaitan dengan
tema yang sedang dibahas secara rinci.
Selain metode tematik, terdapat juga metode surat yang mana
pembahasannya dimulai secara runtut sesuai urutan dalam al-qur’an. Dalam
metode ini, Mustafa juga melengkapi asbabun nuzul dari surah yang dibahas.
Mustafa juga mencantumkan ayat-ayat al-qur’an yang berhubungan dengan
surah yang sedang dibahas, memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara
nama surat dan tema-tema yag ada didalamnya, terdapat pembahasan mengenai
pembuka surah da penutup surah, selain itu didalamnya juga ditambahkan
keterangan-keterangan yang berkaitan dengan pembahasan surat.
Adapun kekurangan tafsir karya Mus̩ t̩ āfa Muslim, dalam karya tafsirya juga
memiliki kekurangan terlebih dalam metode pembahasan surah, sebab pada metode ini
hanya ditemukan pembahasan pada surah al-kahfi saja.
Daftar Pustaka
Hidayatulloh, Miftah Ilmi. “Konsep dan Metode Tafsir Tematik (Studi Komparasi
antara Al-Kumi dan Musthafa Muslim”. Yogyakarta: Al Bayan 2018
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q= ‫ ويكيبي¨¨ديا‬- ‫مصطفى مسلم‬.html.
diakses pada 25 oktober 2021
Muslim, Musthafa. “Al-Mabāhits fī at-Tafsīr al-Maudhū’I”. Damaskus: Dār al-
Qalam, 1421 H/ 2000 M.

Anda mungkin juga menyukai