Makalah
Ulumul Hadis II
Dosen Pengampu:
Oleh:
SARANG REMBANG
2021
ASBAB WURUD AL-HADIS
Oleh : Nuha Wahyudian Syahputri, Nur Alfi Muayyada, Alfiya Ilfa, Siti Maratus,
Sholikah, Siti Malichah, Asna Fithriya Salsabila
A. Pendahuluan
Hadis merupakan salah satu sumber ajaran kedua yang menduduki posisi
terpenting setelah al-Qur’an. Hadis secara fungsional berfungsi sebagai penjelas
terhadap beberapa ayat al-Qur’an yang masih bersifat umum (‘am), global (mujmal),
mutlaq.1 Adapun perintah Nabi Muhammad Ṣalla Allah ‘Alayhi wa Sallam
menerangkan apa maksud dari isi kandungan al-Qur’an melalui ucapan, perbuatan,
atau ketetapannya. Hal tersebut, membuktikan bahwa hadis berfungsi sebagai
penjelas ayat-ayat al-Qur’an.
Selain menjadi penjelas terhadap ayat al-Qur’an, hadis dapat membuat suatu
ketetapan yang tidak diatur dalam ayat al-Qur’an. Dengan demikian,
permasalahannya ialah bagaimana cara memahami suatu hadis tersebut tidak mudah.
Tetapi dibutuhkan beberapa metodologi khusus dalam memahami suatu hadis. Jika
memahami hadis hanya dengan melihat teksnya saja, maka tidak akan cukup.
1
M.hasbi ash- Shiddieqy, sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis( semarang pustaka Rizqi putra 19990, hal
142-143.
2
Munawir Munir pemahaman komprehensif Hadis Melalui Asbabul al-Wurud vol 7 no 2 agustus 2013
B. Pengertian Asbab al-Wurud
Secara etimologis, asbab al-wurud adalah bentuk idhofah dari lafad asbab dan
al-wurud. Kata “asbab” sendiri bentuk dari kata sabab yang diberi arti tali atau
penghubung. Sedangkan kata “wurud” barasal dari isim mashdar yaitu waroda
yuridu wurudan yang diberi arti datang atau tersampainya sesuatu. Dengan
demikian asbab al-wurud bisa diartikan secara bahasa tali atau penghubung yang
tersampainya sesuatu.3
اسبابadalah jamak dari kata dasar سببyang artinya sama dengan kata الحبل
memiliki arti tali atau saluran. Maksudnya adalah segala sesuatu yang
mnghubungkan benda satu diengan yang lain. Menurut istilah :
Yang berarti memiliki arti segala sesuatu yang dapat mengantarkan pada
tujuan. Atau dapat didefinisikan sebagai suatu jalan menuju terbentuknya suatu
hukum, tanpa adanya pengaruh apapun dalam hukum itu sendiri.
3
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadits Paradigma Interkoneksi, (Yogyakata: Idea Press Yogyakarta,
2016), 40.
4
M Ma’shum Zein , ILMU MEMAHAMI HADIS NABI cara praktis menguasai ulumul hadis dan
musthalah hadis, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2016), 90-91.
Secara umum makna asbab al-wurud adalah sesuatu yang menjadi sebuah
cara untuk membatasi suatu makna atau maksud dari sebuah hadis baik itu dalam
pemaknaan secara umum atau khusus, mutlak atau terbatas, naskh atau yang lainya.
Pengertian lain asbab al-wurud adalah segala sesuatu yang terjadi hadis tersebut
diriwayatkan atau disampaikan (Suyuthi, 1984 : 11)
Secara istilah asbab al-wurud adalah ilmu yang mengkaji tentang suatu hal yang
terjadi ketika hadis itu disampaikan oleh nabi baik bertupa peristiwa atau
pertannyaan. Hal itu, dapat membantu untuk menentukan muthlaq atau muqayyad,
atau untuk menentukan ada tidaknya naskh hadis.5
5
.Ibid, Hal 41.
6
.Ibid, Hal 48.
7
Ibid Hal 50.
6. Menjelaskan maksud hadis yang tidak atau sulit dipahami
D. Pembagian Asbab al-Wurud Makro dan Mikro
Adapun untuk mengetahui asbab al-wurud ada dua cara yaitu dengan melalui riwayat
dan ijithad. Dalam dua cara tersebut terbagi lagi menjadi dua yaitu melalui jalan riwayat untuk
asbab al-wurud mikro dan melalui ijtihad untuk asbab al-wurud makro.
Asbab al-wurud ini dilakukan melalui sebuah riwayat hadis nabi yang teks-teks
tersebut menunjukkan adanya suatu kejadian yang mendorong Rasulullah untuk bersabda.
Riwayat teks ini terbagi menjadi dua yaitu teks yang mengandung ungkapan tegas (sharih) yang
menunjukkan sebab dan teks yang mengandung ungkapan yang kurang tegas (ima’). Adapun
misal dari teks sharih yaitu ketika Rasulullah mengabaikan kurma, karena khawatir bahwa
kurma tersebut adalah bagian dari zakat. Sebab secara jelas Nabi dilarang untuk menerima
zakat. Sedangkan misal dari teks ima’ yaitu ketika Rasulullah melakukan sujud dua kali karena
lupa melaksanakan salat zuhur sejumlah lima rakaat. Riwayat ini menunjukkan isyarat secara
tidak langsung bahwa ketika ada seorang yang salat lupa sehingga melebihi rakaat salat, maka
dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi dua kali.
Asbab al-wurud ini dilakukan melalui jalan ijtihad. Cara ini dilakukan apabila tidak
ditemukan riwayat yang jelas mengenai asbab al-wurud. Ijtihad ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan teks-teks hadis lain yang memiliki tema yang sama. Cara lainnya adalah
dengan menganalisa sejarah atau dengan membaca keadaan sosio-kultural yang sudah
berkembang pada saat itu sehingga dapat menggabungkan antara ide dalam naskah hadis
tersebut dengan konteks munculnya hadis. Diantara karya-karya yang berkaitan dengan histori
Arab atau kondisi sosio-kultural penduduk Arab yaitu kitab-kitab Sirah Nabawiyah, kitab tafsir
al-Qur’an serta syarh hadis, kitab Rijal al-hadis, kitab Jarh wa al-Ta’dil dan kitab lainnya yang
berhubungan dengan ilmu asbab al-wurud.8
8
Widia Putri, “Asbab al-Wurud dan Urgensinya dalam Pendidikan”, al-Tarbawi al-Haditsah, 1 (2020), 10-
11.
1. Meringankan hafalan, mempermudah pemahaman, dan menetapkan teks hadis
dalam pikiran kepada setiap orang yang mendengarkannya.9
2. Membatasi kemutlakan suatu hadis
3. Merinci yang masih global
4. Menentukan ada tidaknya naskh mansukh dalam hadis
5. Menjelaskan ‘illat ditetapkannya suatu hukum
6. Menjelaskan hadis yang sulit dipahami.10
Ada beberapa ulama ahli hadis yang menyusun kitab-kitab yang membahas
mengenai asbab al-wurud antara lain:
3. Asbab al-Wurud al-Hadits atau al-Lumā’ fī Asbab al-Wurud al-Hadits, karya dari Jalal
G. Kesimpulan
Ketika akan memahami suatu hadis, salah satu caranya ialah dengan melalui
penelusuran dalam konteks historis mengenai sebab munculnya hadis tersebut atau yang
biasa dikenal sebagai asbab al-wurud. Asbab al-wurud ini sendiri memiliki peranan
yang sangat penting dalam memahami hadis diantaranya yaitu dapat menghindarkan
dari kekeliruan dalam pemahaman suatu teks hadis.
9
Yasri sa’ad ‘Abdullah, “Asbab wurud al-Hadis wa astruha fi Fahmi al-Sunnah”, Majalah Syari’at wa al-
Dirasat al-Islamiyyah, 14 (2009), 242.
10
Jalal al-Din al-Suyuti, al-Luma’ fi Asbab Wurud Hadis, (Berut Lebanon : Dar al-Kitab al-‘Alamiyyah,
1984), 11-17
Daftar Pustaka
Mustaqim, Abdul. Ilmu Ma’anil Hadits Paradigma Interkoneksi. Yogyakata: Idea Press
Yogyakarta, 2016.
Zein, Muhammad Ma’shum. ILMU MEMAHAMI HADIS NABI cara praktis menguasai
ulumul hadis dan musthalah hadis. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2016.
‘Abdullah, Yasri Sa’ad. “Asbab wurud al-Hadis wa astruha fi Fahmi al-Sunnah”,
Majalah Syari’at wa al-Dirasat al-Islamiyyah, 14, 2009.
Suyuti (al), Jalal al-Din. al-Luma’ fi Asbab Wurud Hadis. Berut Lebanon : Dar al-Kitab
al-‘Alamiyyah, 1984.
Putri, Widia. “Asbab al-Wurud dan Urgensinya dalam Pendidikan”, al-Tarbawi al-
Haditsah, 1, 2020.
M.hasbi ash- Shiddieqy, sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis( semarang pustaka Rizqi
putra 19990, hal 142-143.