Anda di halaman 1dari 10

ASBABUL WURUD

Disusun Oleh : Kelompok XII

1. Annisa Chairani : 0304181022


2. Nur Shadila : 0304182116
3. Tria Aulia : 0304181037
4. Zihan Aprilia : 0304182123

DOSEN PENGAMPU : Dr. M. ROZALI, MA

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN

TA 2018/2019
A. Pendahuluan
Dalam Bahasa Arab, Asbabul Wurud berarti sebab-sebab kedatangan. Yang
dimaksudkan adalah, beberapa hal yang menyebabkan lahir atau munculnya hadis Nabi
Muhammad SAW. Dalam kajian ilmu-ilmu hadis (ulumul hadis). Asbab Al-wurud Al-hadis
(sebab-sebab munculnya hadis) sudah menjadi salah satu cabang ilmu yang amat penting
dalam memahami hadis-hadis Rasulullah SAW.

Hadis atau As-Sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki
posisi sangat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural, hadis
menduduki posisi kedua setelah al-Qur’an, namun jika dilihat secara fungsional, hadis
merupakan bayan (menjelaskan) terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat umum.

Disamping sebagai bayan terhadap al-Qur’an, hadis dapat menetapkan suatu


ketetapan yang belum diatur dalam al-Qur’an. Namun, dalam memahami suatu hadis itu
tidaklah mudah. Ketika mencoba memahami hadis, tidak cukup hanya melihat teks hadisnya
saja, maka perlu mengetahui asbabul wurud nya.

Dan perlu dicatat bahwa hadis ada yang mempunyai asbabul wurud dan juga tidak
mempunyai asbabul wurud. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari asbabul wurud untuk
dapat memahami suatu hadis. Sedangkan untuk hadis yang tidak mempunyai asbabul wurud,
kita mungkin dapat menggunakan pendekatan historis, sosiologis, dan lainnya sebagai
analisis dalam memahami hadis.

B. Pengertian Ilmu Asbabul Wurud

Para ahli bahasa mendefinisikan sebagai dikutip al-Suyuthi, bahwa yang dimaksud
dengan “sebab” (Arab: sabab) adalah “al-Habl”: tali, yang menurut lisan al-
‘Arab dinyatakan bahwa: kata ini dalam bahasa Arab berarti “saluran”, yang artinya
dijelaskan sebagai: “segala sesuatu yang menghubungkan satu benda ke benda lainnya”. Para
ahli istilah memaksudkannya sebagai: “segala sesuatu yang mengantarkan pada tujuan”.
Sementara itu, para ahli hukum Islam mendefinisikannya dengan: “suatu jalan menuju
terbentuknya suatu hukum tanpa adanya pengaruh apapun dalam hukum itu”.
Sedangkan menurut Said Agil Husin Munawwar, secara etimologis, “asbab al-
wurud” merupakan susunan idhafah (kata majemuk) yang berasal dari kata asbab dan al-
Wurud. Kata “asbab”adalah betuk jamak dari kata “sabab”, yang berarti segala sesuatu yang
dapat menghubungan kepada sesuatu yang lain. Atau penyebab terjadinya sesuatu.
Sedangkan kata “wurud” merupakan bentuk isim masdar (kata benda abstrak) dari “warada,
yaridu, wurudan” yang berarti datang atau sampai.
Sementara ahli mengatakan bahwa al-wurud berarti “air yang memancar, atau air
yang mengalir”.
Dari uraian definisi itu, kita dapat menarik arti Wurud sebagai: “sesuatu yang
membatasi arti suatu hadits, baik berkenaan dengan arti umum atau khusus, mutlak atau
terbatas, dinasikh (dihapus) dan seterusnya”, atau, “suatu arti yang dimaksud oleh sebuah
hadits saat kemunculannya”.
Secara sederhana dapat diartikan bahwa asbab al-wurud adalah sebab datangnya
sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam diskursus ilmu hadits, maka asbab al-
wurud bisa diartikan sebagai sebab-sebab atau latar belakang (background) munculnya suatu
hadits.
Menurut Imam al-Suyuthi sebagai dikutip Said Agil Husin Munawwir, secara
terminologi asbab al-wurud diartikan sebagai,

.‫أنه ما يكون طريقا لتحديد المرد من الحديث من عموم أو خصوص أو اطالق أو تقييد أو نسخ أو نحو ذالك‬
“Sesuatu yang menjadi thariq (metode) untuk menentukan maksud suatu hadits yang bersifat
umum, atau khusus, mutlaq atau muqayyad, dan untuk menentukan ada tidaknya nasakh
(pembatalan) dalam suatu hadits.

Ilmu Asbabul Wurud al-Hadits ialah:

‫علم يعرف به السبب الذى ورد الجله الحد يث والزمان الذى جاءفيه‬
“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya Nabi
menuturkan”.
Ilmu Asbabil Wurudil Hadits atau Sababul Atsar, ialah ilmu pengetahuan yang
menerangkan sebab lahirnya hadits.
Ilmu ini mempunyai kaitan erat dengan ilmu Tawarikh al-Mutun. Akan tetapi karena
ilmu ini mempunyai sifat-sifat yang khusus yang tidak seluruhnya tercakup dalam ilmu tarikh
dan mempunyai faedah yang besar sekali dalam lapangan ilmu hadits, maka kebanyakan
Muhadditsin menjadikan ilmu itu suatu ilmu pengetahuan tersendiri, sebagai cabang ilmu
hadits dari jurusan matan.
Sementara menurut pendapat Hasbi al-Shiddiqie, beliau mendefinisikan asbabul
wurud sebagai berikut:
.‫علم يعرف به السبب الذى ورد الجله الحديث والزمان الذى جاءفيه‬
“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masa Nabi
menuturkannya.”
Ada pula ulama yang mendefinisikan asbabul wurud dengan pengertian yang agak
mirip dengan pengertian asbabun nuzul, yaitu:

.‫ما ورد الحديث أيام وقوعه‬


“Sesuatu (baik berupa peristiwa-peristiwa atau pertanyaan-pertanyaan) yang terjadi pada
waktu hadits itu disampaikan oleh Nabi.”
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik benang merah bahwa asbabul
wurud adalah konteks historisitas, baik berupa peristiwa-peristiwa atau pertanyaan atau
lainnya yang terjadi pada saat hadits itu disampaikan oleh Nabi. Ia dapat berfungsi sebagai
pisau analisis untuk menentukan apakah hadits itu bersifat umum atau khusus, mutlak atau
Muqayyad, Nasakh atau Mansukh dan lain sebagainya.
Berdasarkan ada dan tidaknya asbab, hadis Nabi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu hadis yang memiliki sebab wurud dan hadis yang tidak memiliki sebab wurud. Hadis
yang memiliki sebab wurud dapat dicontohkan seperti hadis tentang Jibril yang datang
menanyakan perihal islam, iman, dan ihsan kepada Nabi. Sedangkan hadis yang tidak
memiliki sebab wurud sangat banyak jumlahnya, misalnya hadis tentang khutbah Nabi, dan
sebagaidnya.
Hadis yang memiliki sabab wurud, dapat terbagi menjadi dua; hadis yang sebab
wurud-nya disebutkan di dalam redaksi hadis tersebut, dan hadis yang sebab wurud-nya tidak
disebutkan dalam hadis, atau yang sebab wurudnya disebutkan dalam redaksi hadis lain.
Contoh hadis yang sebab wurud-nya disebutkan di dalam redaksi hadis tersebut adalah hadis
tentang Jibril yang bertanya tentang islam, iman, dan ihsan. Sedangkan contoh hadis
yang sebab wurud-nya tidak tampak dalam suatu redaksi hadis misalnya hadis tentang Niat,
dan sebagainya.
C. Urgensi Ilmu Asbabul Wurud dalam Studi Hadis

Dirasa menarik untuk mengutip pernyataan As-Suyuthi sebagai dasar tentang


urgensi sabab wurud dalam memahami hadis Nabi. As-Suyuthi, memberikan statement
terkait asbabul wurud sebagai berikut :

‫أنه ما يكون طريقا لتحديد المرد من الحديث من عموم أو خصوص أو اطالق أو تقييد أو نسخ أو نحو ذالك‬

Statement di atas memberikan informasi bahwa asbab wurud memiliki urgensi dalam
mengetahui ‘am dan khas, muthlaq-muqayyad, dan nasikh-mansukh. Dengan demikian,
urgensi asbabul wurud adalah untuk; melakukan takhsis pada kasus tertentu
terhadap lafadh yang ‘am, melakukan pembatasan makna (taqyid) terhadap lafadh hadis yang
mutlak, menentukan ada tidaknya penggunaan metodenasikh-mansukh. Di samping itu,
urgensi asbab al wurud dapat menjelaskan ‘illat(alasan hukum) terkait hukum perkara
tertentu, dan menyingkap musykil (sulitnya pemaknaan) terhadap suatu hadis (Said Agil
Husin Munawar dan Abdul Mustaqim, 2001: 13).

D. Perkembangan Ilmu Asbabul Wurud Hadis Dan Para Perintisnya

Dr. Yahya Ismail menuturkan bahwa “terlihat dari apa-apa yang telah ditinggalkan
oleh orang-orang terdahulu dan dari masa para sahabat hingga zaman kita sekarang ini,
bahwa ilmu ini berkembang sangat lambat.” Kemudian beliau meneruskan, “kemungkinan
besar ilmu ini telah mulai tersebar semenjak masa sahabat dan para tabi’in.”

Hal itu diperjelas dengan riwayat berikut yang diceritakan oleh az-Zarkasyi dalam al-
Burhan mengenai firman Allah surah al-Maidah ayat 93. Dia mengatakan bahwa diceritakan
dari Qudmah bin Madh’un dan Amr bin Ma’di karib, keduanya pernah berkata: “khamar
adalah mubah” mereka berhujjah dengan ayat ini. Dan mereka tidak mengetahui sebab
turunnya ayat ini, padahal Allah melarang hal tersebut, dan ini merupakan pendapat al-Hasan
dan yang lainnya.

Maka ketika turun ayat pengharaman khamar, mereka berkata “bagaimana dengan
saudara-saudara kami yang sudah mati sementara di perut mereka terdapat khamar, sementara
Allah telah memberitahu bahwa itu dalah najis?” maka Allah menurunkan ayat (yang
artinya): “tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh
karena memekan makanan yang telah mereka makan dahulu.(Q.S al-maidah :5)
Maka dari itu jelaslah kebenaran bahwa sebab wurud merupakan bagian dari ilmu
hadis dan telah mendapat perhatian sejak dini dari para ulama.

Prof Dr. Endang Soetari AD dalam bukunya ilmu hadis. Kajian riwayah dan dirayah,
menyebutkan bahwa perintis ilmu asbabul wurud al-hadis adalah Abu Hamid bin Khaznah al-
Jubaniy dalam tempat lain nisbatnya adalah al-Jubairy kepada kota Jubrah 538H. Kemudian
al-Hafiz Adz Dzahahabiy 748H menuturkan bahwa tidak ada sebelumnnya kepada hal itu
(asbabul wurud), lalu setelah itu Abu Hafs al-Ukbariy (399H/417H) salah seorang diantara
guru Abu Yala bin al-Fara menyusun tulisannya mengenai sebab wurud.

Ibnu al-Mulaqqin berkata dalam dalam Syarh al-Umdah “ketahuilah bahwa sebagian
ahli hadis mutakhirin yang berikutnya berupaya untuk menyusun sebab-sebab keluarnya
hadis. Demikianlah yang disandarkan Syaikh Izzuddin kepada sebagian orang orang zaman
sekarang”.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya penyusunan
karya tulis di bidang ilmu asbabul wurud al-hadis telah ada sejak masa sahabat dan tabi’in.
Namun kemungkinan, penyebaran ilmu ini nampaknya lambat dan tidak merata karena
sedikitnya karya-karya ulama mengenai asbabul wurud ini dalam sebuah karya khusus di luar
pembahasan ilmu hadis secara keseluruhan, dan juga kemudian sebagian ulama sesudah abad
keempat hijrah mengklain bahwa ilmu ini berkembang pads masa mereka dengan adanya
upaya penyusunan karya tulis mengenai sabab al-wurud.

E. Macam-Macam Asbabul Wurud

Al-Suyuthi menjelaskan bahwa Asbabul Wurud dapat dikategorikan menjadikan tiga


macam, yaitu:

Pertama, sebab yang berupa ayat al-qur’an, artinya adalah bahwa ayat al-qur’an itu
menjadi penyebab Nabi SAW, mengeluarkan sabdanya. Contohnya Q.S Al-An’am: 82

yang artinya: “orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampur adukan iman mereka
dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu
orang-orang yang mendapatkan petunjuk”.
Kedua, sebab yang berupa hadis, artinya pada waktu itu terdapat suatu hadis, namun
sebagian sahabat merasa kesulitan memahaminya. Maka kemudian muncul hadis lain yang
memberikan penjelasan terdapat hadis tersebut.

Yang artinya : “sesungguhnya Allah SWT, memiliki para malaikat di bumi yang dapat
berbicara melalui mulutr manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang”.

Ketiga, sebab yang berupa sesuatu yang berkaitan dengan para pendengar di kalangan
sahabat. Demikian pula dengan kalangan para sahabat, saat mereka mempunyai permasalahan
dalam kehidupan masyarakat dan beragama. Lantas kemudian mengahadap kepada Nabi,
mencari duduk persoalan dan sebuah solusi. Maka apa yang dijawab Rasul SAW. Dapat
berupa hadis untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut.1

F. Contoh Aplikasi Ilmu Asbabul Wurud

Contoh yang pertama:

."‫ "ذلك صريح اإليمان‬:‫ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة قال‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:’Rasulullah shallallahu 'alaihi


wasallam bersabda:”Itulah iman yang sebenarnya.”’

Asbabul Wurud (sebab munculnya sabda Nabi tersebut):


Datang beberapa orang dari Sahabat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka
bertanya kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam:”Kami mendapati dalam diri kami
sesuatu yang kami merasa berat (sukar) untuk mengucapkannya (karena menganggap hal itu
adalah sesuatu yang besar)?” Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Kalian telah
mendapatkannya?” Mereka menjawab:”Benar.” Beliau bersabda:”Itulah iman yang
sebenarnya.”

1
M.rozali, pengantar ilmu hadis(medan: CV MANHAJI :2019) h.57
Contoh yang kedua:

‫ ثم‬،‫ وكان عرشه على الماء‬،‫ "كان الله ولم يكن شيء قبله‬:‫ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‬:‫عن عمران بن حصين قال‬
"‫خلق السموات واألرض وكتب في الذكر كل شيء‬

Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:”Allah ada, dan tidak ada sesuatupun sebelum Dia. Dan Arsy
(singgasana) Allah berada di atas air, kemudian Dia menciptakan langit dan bumi dan
menulis segala sesuatu di dalam Adz-Dzikr (lauhul mahfuzh).”(HR. Al-Bukhari, dan At-
Tirmidzi)

Asbabul Wurud (sebab munculnya sabda Nabi tersebut):


Sesungguhnya beberapa orang dari Bani Tamim mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, maka Nabi bersabda:”Terimalah oleh kalian kabar gembira wahai Bani
Tamim.”Mereka menjawab:”Kami terima wahai Rasulullah”kemudian mereka
berkata:”Kami datang untuk mendalami agama ini, dan untuk bertanya kepadamu tentang
permulaan dari perkara ini, apa dahulunya?”Beliau bersabda:”Allah ada dan tidak ada
sesuatu pun sebelum Dia.”

Contoh yang ketiga:

."‫" إنكم لن تزالوا في صالة ما انتظرتم الصالة‬:‫ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‬:‫عن أنس قال‬

Dari Anas radhiyallahu'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi


wasallam bersabda:”Sesungguhnya kalian senantiasa berada dalam shalat (seperti yang
sedang shalat) selama kalian menunggu shalat.”(HR. Al-Bukhari di kitabul Mawaqit Ash-
Shalat, Muslim di kitab Al-Masajid wa Mawadhi’ Ash-Shalat)

Asbabul Wurud (sebab munculnya sabda Nabi tersebut):


Anas radhiyallahu 'anhu berkata:”Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengakhirkan shalat ‘Isya hingga tengah malam, kemudian beliau menghadapkan
wajahnya kepada kami, dan bersabda:’Sesungguhnya orang-orang sudah halat dan sudah
tidur, dan sesungguhnya kalian tetap senantiasa dalam shalat…(al-hadits)2

G. Simpulan

Asbabul wurud adalah sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai
dalam diskursus ilmu hadits, maka asbabul wurud bisa diartikan sebagai sebab-sebab atau
latar belakang munculnya suatu hadits.

Berdasarkan ada dan tidaknya asbab, hadis Nabi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu hadis yang memiliki sebab wurud dan hadis yang tidak memiliki sebab wurud. Hadis
yang memiliki sebab wurud dapat dicontohkan seperti hadis tentang Jibril yang datang
menanyakan perihal islam, iman, dan ihsan kepada Nabi. Sedangkan hadis yang tidak
memiliki sabab wurud sangat banyak jumlahnya, misalnya hadis tentang khutbah Nabi, dan
sebagainya.

2
syukronrofiq, asbabul wurud, tanggal http://syukronrofiq.blogspot.com/2014/10/asbabul wurud.html.
Daftar pustaka

Imam asy syakir, Muhammad, asbabul wurud, tanggal akses 1 juli 2019,
academia.edu/24993022/Asbab_wurud

Rojali, M. Pengantar kuliah Ilmu hadis, Medan: CV.MANHAJI: 2019

Blogspot, syukronrofiq, asbabul wurud, tanggal akses 1 juli 2019,


http://syukronrofiq.blogspot.com/2014/10/asbabul wurud.html.

Anda mungkin juga menyukai